Saat dia masih tertidur, Anna merasakan keadaan sekelilingnya terasa berubah. Ruangan yang tadinya terus bergerak menghempaskan tubuhnya tanpa henti, berangsur-angsur tenang.
Sampai akhirnya tubuhnya seakan menabrak sebuah balon berukuran besar yang sangat empuk di bawahnya. Itulah gerakan terakhir dari lantai yang Anna rasakan.
Dia oleng beberapa kali sampai akhirnya bisa menguasainya tubuhnya dan dapat berdiri dengan seimbang di lantai yang seperti memiliki pegas di baliknya.
Gadis itu menendang-nendang lantai tempatnya berpijak dan merasa aneh karena lantai itu tiba-tiba mengeras.
Saat dia akhirnya menyerah untuk menebak-nebak mengapa lantai itu tiba-tiba bisa menjadi keras, Anna mengalihkan pandangannya ke sekeliling tempat dimana dia kini berada dan hampir melupakan bahwa dia berada di sebuah ruangan yang dulunya memang tidak bergerak-gerak secara kacau, seperti keadaan saat ini.
“Apakah ini sudah selesai?” pikir Anna yang sudah merasa terbiasa pada ‘amukan’ ruangan yang selama ini membuat tubuhnya terpantul kesana kemari tanpa pernah berhenti.
Saking terbiasanya, dia bahkan sudah bisa tidur dalam keadaan seperti itu.
Anna masih merasakan tubuhnya seakan bergoyang-goyang lembut karena belum terbiasa dengan keadaan yang tenang itu.
Anna menatap pada pakaiannya untuk pertama kalinya selama ratusan tahun tanpa terganggu gerakan dinding.
“Kenapa pakaian ku robek-robek seperti ini?” pikirnya, merasa heran dengan penampilannya. Gaunnya robek di bagian bawahnya, dan banyak robekan kecil diseluruh gaunnya. Juga banyak bercak darah disana.
Anna sepertinya sudah melupakan apa yang dia alami sebelum dia di pindahkan ke ruangan putih itu.
“Akhirnya kau datang juga.”
Sebuah suara yang berhasil mengejutkan Anna tiba-tiba terdengar dari arah salah satu dinding ruangan. Anna segera berbalik ke arah datangnya suara, tapi tidak ada siapapun disana dan itu membuatnya merinding.
"Aku sudah lama menunggumu."
Anna mengernyitkan alisnya. Perasaan takutnya berubah seketika menjadi kesal.
“Ayolah, aku sudah disini dalam waktu yang lama dan kau katakan itu seakan aku baru datang?” tapi dia hanya berani mengeluh di dalam hatinya.
Dinding itu melengkung. Dari permukaannya, terbentuklah sebuah tubuh yang menyerupai sebuah mannequin yang seluruh tubuhnya berwarna putih.
Tubuh tanpa rambut, mata, mulut dan telinga itu kemudian berjalan menghampiri Anna yang dengan refleks melangkah mundur untuk menjaga jarak.
Pemandangan itu membuat Anna ketakutan.
Saat mannequin itu semakin mendekat, dengan memaksakan mulutnya yang seakan tidak sanggup dia gunakan untuk berbicara, Anna akhirnya berhasil mengajukan pertanyaannya. “S-siapa k-kau...?” tanya Anna dengan suara bergetar.
“Apakah ini Dungeon? Apakah dia monster Dungeon?” tebak Anna dalam hatinya dan tebakannya itu membuatnya lebih ketakutan lagi karena dia sama sekali belum pernah masuk kedalam gerbang Dungeon yang menurut cerita keluarganya, yang sudah bolak-balik masuk kedalamnya, bahwa monster-monster disana sangat menakutkan dan sangat ganas. “Tunggu, tapi bukankah dia bilang tadi ‘akhirnya kau datang juga?’ Apakah dia mengenal ku?” pikir Anna berusaha menenangkan dirinya.
“Apakah kau mengenal ku?” tanya Anna akhirnya, sambil masih terus melangkah mundur berusaha menjauhi patung itu.
Mannequin itu tidak menjawab pertanyaan gadis itu dan terus berjalan perlahan menghampiri Anna yang juga terus melangkah mundur untuk menjauh.
Mannequin akhirnya menghentikan langkah kakinya seakan tahu bahwa Anna akan berusaha untuk terus menjauhinya jika dia berusaha mendekat.
“Aku sudah bosan menunggumu. Sekarang aku akan memberikan inti Mana yang telah dititipkan padaku, untukmu.” Ucap Mannequin.
Dari sudut pandang Anna, dia hanya melihat sebuah patung dan mendengar sebuah suara yang berasal dari patung tersebut. Suaranya terdengar. Namun dia tidak tahu patung itu bicara menggunakan apa, karena ia tidak memiliki mulut.
“Mari kita buang energi Mana buruk yang ada di dalam tubuhmu terlebih dahulu.”
Seakan sedang berbicara pada dirinya sendiri dan tidak menunggu tanggapan dari lawan bicaranya, begitu kata-katanya selesai, mannequin itu langsung mengulurkan tangannya pada Anna yang masih kebingungan dengan apa yang ia bicarakan sejak tadi.
Saat salah satu tangan mannequin mengarah ke tubuh Anna, tubuhnya tiba-tiba terasa panas. Gadis itu merasakan pusing dan mual yang terjadi tiba-tiba dan tak lama kemudian dia terbatuk dan muntah-muntah.
Dari mulut, hidung, telinga dan pori-pori di seluruh tangan dan wajahnya, asap hitam keluar secara bersamaan yang semakin lama semakin membuat seluruh tubuhnya seakan hendak meledak.
Asap hitam itu adalah energi Mana yang selama ini berada di dalam tubuh Anna.
Energi Mana yang didapatkannya secara alami setelah dia mengalami kebangkitan alami sebagai seorang Hunter pemula saat masih berusia 16 tahun.
Energi Mana pada tubuhnya yang pada saat itu di anggap sebagai sebuah anugerah, karena dia akan terverifikasi sebagai seorang Hunter nantinya.
Merasakan mual dan sakit di perutnya, membuat Anna jatuh berjongkok. Dia dapat merasakan energi Mana yang berada di dalam tubuhnya berangsur-angsur terkuras dan dia akhirnya mengerti arti dari asap hitam yang saat ini sedang pergi meninggalkan tubuhnya dengan perlahan.
“Ini... energi Mana ku?”
Di sela-sela menahan rasa sakit, pusing dan mual yang tak kunjung hilang, Anna mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah mannequin dengan marah.
“Ini pasti perbuatannya!”
Walaupun ingin sekali mengumpat, namun dia tidak memiliki nyali untuk mengucapkan kata-katanya.
Dia berpikir bahwa makhluk yang mirip mannequin itu berbahaya dan dia sendiri merasa tenaganya semakin lama semakin terkuras dan tidak mungkin dapat bertarung melawan mannequin yang tampak menakutkan.
Kejadian itu berlangsung lumayan lama. Saking sakitnya, Anna sampai menangis saat dia sudah tak tahan dengan rasa sakit disekujur tubuhnya.
Saat asap hitam mulai menghilang dari sekitarnya, Anna dapat merasakan seluruh tubuhnya terasa berat.
Saat dia kehilangan semua energi Mana-nya, gadis itu kini kembali menjadi manusia normal.
Karena dia sudah terbiasa hidup berdampingan dengan energi Mana di tubuhnya, maka saat energi Mana itu kini hilang, maka dia merasa seluruh tubuhnya menjadi lebih berat.
Semakin banyak energi Mana yang seseorang miliki, maka akan membuat seluruh tubuh orang itu menjadi semakin ringan, itulah prinsip yang dia ketahui.
Mannequin itu kembali menghampiri Anna yang kini terkulai lemah di lantai.
Saat mannequin mengangkat salah satu tangannya, tubuh Anna tiba-tiba melayang terangkat ke udara. Tubuhnya tidak terbang, mannequin itu hanya membuatnya berdiri dan kini mereka berdiri berhadapan.
Dari telapak tangan mannequin tiba-tiba muncul sebuah bola kristal seukuran bola pingpong yang bersinar terang dengan cahaya keemasan.
Mannequin itu mengarahkan kristal tersebut ke mulut Anna yang terbuka lebar tanpa gadis itu inginkan. Seperti ada kekuatan yang membuka mulutnya dan memerintahkannya untuk tetap seperti itu, sampai akhirnya tangan mannequin memasukkan bola kristal itu kedalam mulutnya, barulah mulutnya tertutup secara alami.
Anna mengerang tanpa bisa bersuara saat bola kristal tersebut masuk ke mulutnya lalu tersangkut di tenggorokannya. Hal itu sama menyakitkannya seperti saat sebelumnya dia harus kehilangan energi Mana-nya. Terutama saat bola kristal tersebut mendesak, memaksa masuk melalui tenggorokannya. Anna merasa seakan tenggorokannya mau pecah.
Dengan refleks dia memegangi leher dengan kedua tangannya sambil berusaha untuk memuntahkan bola kristal tersebut, namun hal itu sia-sia karena bola kristal terus mendesak masuk dan akhirnya tertelan olehnya.
Beberapa saat kemudian, Anna dapat merasakan ledakan yang terjadi di dalam tubuhnya. Seperti ada sebuah energi yang merangsek masuk ke seluruh otot, darah dan urat-uratnya.
Kali ini rasa sakit yang dirasakannya akibat ledakan energi didalam tubuhnya itu jauh lebih hebat dari yang sebelumnya, hingga dia jatuh terkapar dan bergulingan di lantai, menggelepar seperti ikan yang baru saja di ambil dari dalam kolam dan di lemparkan ke tanah.
Anna berteriak-teriak dengan suara yang sangat menyedihkan.
“Mengapa aku sangat sial? Apakah ini neraka? Apa ini siksaan neraka? Apa aku sejahat itu saat aku hidup?” Pikir Anna sambil terus menggelepar kesakitan.
Kali ini, rasa sakitnya berlangsung sangat lama. Anna menebak mungkin beberapa hari telah berlalu. Andai di tempat itu ada siang dan malam, mungin dia bisa menghitung berapa lama waktu yang dia habiskan untuk bergulingan di lantai yang seputih salju itu dengan siksaan menahan rasa sakitnya.
Anehnya, dia tidak pingsan sama sekali selama prosesnya.
Setelah waktu berjalan cukup lama, yang sebenarnya sudah 20 tahun berlalu, rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang.
Saat rasa sakit itu sudah benar-benar menghilang, Anna mulai bangkit dari lantai dan berjongkok menatap mannequin yang sejak awal berdiri diam di tempatnya tanpa bergerak sama sekali setelah dia memasukkan bola kristal itu ke dalam mulut Anna Lloyd.
Dengan perasaan penuh dendam dan kehilangan rasa takutnya pada makhluk itu, Anna bergerak cepat dan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk memukul wajah mannequin tersebut, saat dia merasa patung itu pasti sedang lengah.
Saat pukulannya sudah berjarak beberapa inchi dari kepala mannequin, mannequin menghindarinya dengan mudah.
Sementara itu Anna, yang pukulannya berhasil dihindari, tubuhnya setengah melayang berputar-putar seperti gasing. Tubuhnya terus berputar sampai dia akhirnya menghantam salah satu sisi dinding dengan keras.
“A-apa ini?!” Anna kaget saat merasakan kekuatan energi yang sangat besar yang berada di dalam tubuhnya. Tubuhnya pun terasa amat ringan.
Dia mulai berjalan berputar-putar dan merasakan tubuhnya yang seringan bulu.
Merasakan keajaiban tersebut, Anna berlari mengelilingi ruangan itu dan melupakan niatnya untuk memukul mannequin.
Dia merasa tubuhnya kini benar-benar sangat ringan. Dia berlarian mengelilingi ruangan itu dengan kecepatan yang mengerikan. Gadis itu bahkan tidak ragu bahwa dia mungkin akan mengalahkan sebuah mobil F1 dalam sebuah balapan hanya dengan berlari.
Setelah puas berlari, Anna akhirnya berhenti dan pergi menghampiri mannequin yang tetap berdiri diam di tempatnya sejak awal.
“Apa yang terjadi padaku? Apakah energi Mana ini berasal dari bola kristal itu?"
•••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Groofy
loh baru sampai sini?
2023-01-23
2