Mendengar itu laki-laki tersebut pun terdiam dan mengalihkan pandangannya,bagi nya Haikal cukup menyeramkan.
Entah apa yang di rasakan Haikal saat ini sehingga dia menjadi marah karena ada yang berusaha memperhatikan Yuri dari jarak jauh, entah itu rasa cemburu atau rasa kesal karena orang itu membuat nya risih.
Bahkan laki-laki itu mengira jika Haikal adalah kakak nya Yuri, karena wajah Yuri yang terlihat mengemaskan seperti berumur dua puluh tahun meskipun nyatanya umur Yuri sudah dua puluh empat tahun.
Karena perjalanan yang masih jauh Haikal pun ikut terlelap dengan wajah yang mengarah ke arah Yuri.
"Laki-laki itu cukup galak."Batin laki-laki tadi yang ternyata masih menatap dan mengamati Yuri dari jauh.
Beberapa jam pun berlalu, Yuri membuka mata nya pelan dan melihat Haikal yang tidur dengan pulas.
"Mimpi apa aku semalam, bangun-bangun sudah melihat wajah tampan laki-laki ini."Batin Yuri sambil menatap lekat wajah Haikal.
"Astaga, jangan Yuri, sadar lah, kau hanya menjadi istri nya selama enam bulan, ya tuhan jauh kan rasa kagum dan rasa suka ini dari diri ku, aku benar-benar takut."Batin Yuri yang kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela pesawat.
Rasa takut akan jatuh cinta kepada Haikal membuat Yuri tak bisa menatap lama wajah suaminya.
Namun tepat di saat itu pengumuman pesawat akan segera mendarat di bandara kota Paris pun menyadar kan Yuri.
"Sudah mau mendarat saja ya?"Batin Yuri.
Ia pun mau tidak mau harus membangun kan Haikal meskipun ia agak sedikit takut untuk melakukan hal itu.
"Em, hey, bangun eh, mas,mas Haikal."Ucap Yuri dengan perasaan gugup nya berusaha membangun kan Haikal dengan semua keberanian yang dia punya.
"Emhh."Leguh Haikal sambil membuka matanya.
"Kita sudah mau sampai."Ucap Yuri.
"Kau sudah tidak takut?"Tanya Haikal melihat Yuri sudah melepas genggaman tangan nya.
"Em, iya."Jawab Yuri singkat.
Dua puluh menit pun berlalu, pesawat yang mereka tumpangi pun mendarat dengan selamat di bandara kota Paris.
Hal ini tentu saja membuat Yuri lega karena dia tidak lagi merasa kan takut.
Setelah turun dari pesawat mereka pun menaiki taxi untuk mencari hotel terdekat karena sudah benar-benar lelah akan perjalanan hari ini.
"Kita mau ke mana tuan?"Tanya sopir taxi tersebut.
"Hotel terdekat."Ucap Haikal singkat.
"Hotel terdekat dari sini hanya hotel xxx tuan, dan itu pun sangat dekat dengan pantai, saya sarankan jangan ke hotel itu karena suara ombak dan angin sangat kuat terdengar jika malam."Jelas sang sopir taxi yang seperti nya sangat ramah dan baik.
"Itu malah lebih bagus, bisa menikmati udara segar."Ucap Yuri terlihat bersemangat.
"Seperti nya nyonya menyukai hal-hal yang bersangkutan dengan alam ya."Ucap sang sopir lagi.
"Sudah lah, jangan banyak bicara lagi, cepat antar kan kami ke hotel mana pun itu,aku sudah pusing dan lelah."Ucap Haikal kesal dengan sang sopir yang melambatkan waktu dengan mengobrol.
"Baik tuan."Jawab sang sopir yang kemudian tidak berkata apapun lagi dan fokus mengemudi.
Tidak butuh waktu lama mereka pun tiba di sebuah hotel yang cukup besar,malam itu membuat suasana di sekeliling hotel terlihat indah dengan banyak nya lampu-lampu, seolah membuat para pengunjung terkesima dan selalu nyaman di sana.
"Sudah sampai tuan,nyonya."Ucap sang sopir taxi.
Haikal pun membayar ongkos taxi dan kemudian turun dari taxi tersebut.
Dia mengambil koper nya dan berjalan masuk ke dalam hotel, begitu juga dengan Yuri,dia juga mengambil koper nya sendiri dan berjalan mengikuti Haikal.
Haikal pun memesan satu kamar yang ukuran besar khusus untuk dua orang.
"Ada yang bisa kami bantu pak?"Tanya menejer hotel tersebut.
"Satu kamar untuk dua orang, ingat aku ingin ranjang terpisah."Jelas Haikal.
"Ada pak, silahkan melakukan pembayaran terlebih dahulu."Ucap sang menejer.
Haikal pun dengan wajah dingin nya mengambil kartu ATM dan membayar biaya untuk tiga malam menginap di hotel tersebut.
Sementara itu Yuri hanya diam dan berkedip tenang sambil berdiri di belakang Haikal.
"Terima kasih tuan, ini kunci nya. Kamar nomer 009 ya tuan."Ucap sang menejer menyerahkan kunci kamar berbentuk kartu itu kepada Haikal.
"Sama-sama."Jawab Haikal singkat dan kemudian berjalan menuju lift setelah mengambil kunci kamar tersebut.
Tidak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di kamar itu dan benar saja, itu kamar yang cukup luas dengan fasilitas yang lengkap, memang orang kaya begitu berbeda.
"Apa yang kau lakukan seperti patung di sana? Itu ranjang mu dan letakkan barang-barang mu di sana? Apa itu juga harus menunggu perintah dari ku?"Ucap Haikal kepada Yuri.
"Iya aku mengerti."Ucap Yuri yang sebenarnya merasa gugup harus satu kamar lagi dengan Haikal meskipun mereka pisah ranjang.
"Cepat mandi, setelah itu aku, karena nanti aku akan melakukan panggilan video dengan Oma."Jelas Haikal yang saat ini sedang berusaha membuka kancing kemeja dan juga jam tangan nya.
"Mau aku bantu?"Tanya Yuri menatap Haikal yang terlihat kesusahan.
"Masih bertanya, cepat lah!"Ucap Haikal kesal karena istri nya itu bertanya apakah Haikal membutuhkan bantuan atau tidak padahal jelas-jelas Haikal sedang kesusahan.
Yuri mengeleg kepada nya melihat kesabaran Haikal yang hanya setipis kulit bawang itu karena dia begitu mudah marah dan emosional.
Yuri pun berjalan menghampiri Haikal.
"Menuduk sedikit."Ucap Yuri mendekati Haikal untuk membuka dasi dan kancing kemeja Haikal yang lekat.
"Mengapa?"Ucap Haikal menaikkan satu alisnya kebingungan.
"Astaga."Kesal Yuri yang kemudian mencubit perut Haikal pelan dan membuat Haikal menuduk dan meringis kesakitan.
"Ahhh!"Leguh Haikal sambil memegang perutnya yang di cubit oleh Yuri.
Yuri yang melihat wajah lucu Haikal pun hanya bisa tersenyum jahil dan mulai membuka kancing baju Haikal satu persatu.
"Apa kau gila?!"Ucap Haikal kesal.
"Tidak begitu tidak mau menuduk,aku ini tidak setinggi dirimu tuan."Ucap Yuri sambil melepaskan dasi Haikal dan membuka kancing kemeja pertama Haikal.
Haikal yang kesal pun tidak bicara lagi, namun dirinya begitu bingung dengan sikap wanita yang ada di depan nya itu, karena dia bisa mengubah mood Haikal yang awalnya ingin marah menjadi diam seketika.
"Bau tubuh nya. Mengapa begitu harum?"Batin Haikal sambil menatap Yuri.
Tiba-tiba Haikal memegang tangan Yuri dan menahan nya agar tidak lagi melanjutkan untuk membuka kancing baju milik nya.
"Ada apa?"Tanya Yuri mendongakkan kepalanya menatap Haikal.
Namun Haikal malah menatap nya dengan tatapan yang aneh seolah sedang menahan sesuatu.
Bersambung ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ𝐀𝐍𝐈𝐍 🌾
cie kek nya mulai ada rasa tanpa disadari si haikal
2023-12-25
0
Mery Andriayani
mulai rasa rasa
2023-12-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
widdiiihh... ada yg tergoda euuyyy ....
2023-10-08
0