Episode 15

Setelah beberapa kali mengelakson mereka pun akhirnya berhasil melewati tempat kecelakaan itu.

Yuri yang tidak kuat menahan rasa trauma dan kesedihan nya pun mulai menangis.

Merasa telapak tangan nya basah akan air mata Yuri Haikal pun melepaskan nya.

"Apa yang kau pikirkan? Jika kau memiliki trauma sebaiknya jangan menatap nya tadi."Tegur Haikal yang seperti nya mengerti akan apa yang di alami Yuri.

Sementara itu Yuri masih merasa gemetar dan tidak kuat untuk angkat bicara, dia mengalihkan pandangannya dengan air mata yang terus menetes.

"Tuan muda, seperti nya nyonya memiliki trauma dengan darah atau kecelakaan."Ucap sopir peribadi Haikal yang sedang mengemudi mobil.

"Sudah lah, kau fokus saja ke jalan, dan cepat sedikit,jika tidak kami akan ketinggalan pesawat."Jelas Haikal lagi.

"Baik tuan."Jawab sang sopir.

Sementara itu Haikal membiarkan Yuri tenang dan tidak menggangu nya, entah kenapa dia merasa kasihan kepada Yuri,ini perasaan yang tidak seharusnya dia rasakan.

Tidak lama kemudian mereka pun akhirnya tiba di bandara.

"Kau pulang lah, ingat jika ada apa-apa yang terjadi kepada Oma, kabari aku."Ucap Haikal yang saat ini sudah turun dari mobil bersama dengan Yuri.

"Baik tuan."Jawab sang sopir pribadi.

"Huh,aku takut sekali, ini adalah pertama kalinya aku naik pesawat, benar-benar tidak ku duga hal ini akan terjadi,aku sangat takut."Batin Yuri dengan keringat dingin nya.

Belum tenang dengan rasa trauma nya akan kecelakaan yang dia lihat tadi, Yuri kembali di serang rasa takut nya karena ini adalah pertama kalinya dia naik pesawat.

Mereka pun berjalan masuk ke dalam bandara dan duduk di kursi tunggu Menunggu jadwal keberangkatan mereka.

Haikal terus memperhatikan Yuri yang sedari tadi duduk di samping nya dengan tangan nya berkeringat.

"Kau ini kenapa?"Tanya Haikal sedikit khawatir takut jika Yuri tiba-tiba pingsan.

"Aku, aku takut, aku tidak pernah naik pesawat."Jawab Yuri dengan sorot mata khawatir.

"Astaga,aku kira kau sedang sakit dan arghh, bodoh sekali, apa yang harus kau takut kan? Tingal duduk saja."Ucap Haikal furstasi akan tingkah laku istri nya.

"Tapi bagaimana jika pesawat nya jatuh?"Ucap Yuri polos.

"Jangan berbicara seperti itu!'Tegur orang di samping Yuri.

"Maaf Bu, dia sedikit kampungan."Ucap Haikal merasa malu akan tingkah laku Yuri yang benar-benar jadul sekali.

"Kau diam lah, jangan bicara lagi,dan jangan membuat orang lain tau jika aku ini suami mu ini akan membuat aku malu karena perilaku bodoh mu itu,dasar kandungan."Bisik Haikal.

Yuri pun akhirnya terdiam dengan ucapan Haikal, dia memilih untuk menahan brasa takut nya dan tetap terlihat baik-baik saja meskipun dia sedikit gemetar.

Beberapa menit kemudian pesawat mereka pun sudah waktunya bernagkat, seluruh penumpang berjalan menuju pesawat.

Begitu juga dengan Haikal dan Yuri.

"Astaga, ini lebih besar dari apa yang aku bayangkan dulu tuhan,aku memang ingin sekali naik ke pesawat, tapi mengapa sekarang aku jadi takut?"Batin Yuri yang kemudian tiba-tiba memberhentikan langkah nya.

Haikal yang menyadari Yuri tidak ada di samping nya pun kebingungan dan melihat kebelakang.

"Yuri, Astaga apa yang kau lakukan? Mengapa tidak bergerak? Ayo cepat pesawat nya sudah mau berangkat!"Ucap Haikal kembali menghampiri Yuri.

"Aku benar-benar takut, bisa kah aku tidak pergi?"Tanya Yuri dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Tidak pergi apanya? Ya tuhan kau ini bandar-bandar! Cepat genggam tangan ku."Perintah Haikal yang sudah kesal.

"Maksud nya?"Tanya Yuri bingung.

Tampa menunggu lama Haikal pun mengambil tangan Yuri dan kemudian mengengam nya lalu mengajak Yuri naik ke pesawat bersama dengan nya agar Yuri tidak tertinggal lagi.

Benar saja , tangan itu dingin, dan basah karena keringat.

"Aku kira dia hanya berakting untuk mendapatkan perhatian dari ku, ternyata dia benar-benar takut."Batin Haikal.

Dua puluh menit pun berlalu.

Saat itu pesawat yang di tumpangi oleh Yuri dan Haikal untuk ke Paris sudah berhasil lepas landas dari bandara X.

"Kau sudah tidak takut kan?"Tanya Haikal kepada Yuri.

"A,em."Gugup Yuri yang yang sebenarnya masih berdebar-debar.

"Kalau begitu lepas kan tangan ku."Haikal mencoba melepaskan tangan nya dari genggaman Yuri.

"Aku mohon, setidaknya sampai aku tertidur."Lirih Yuri sambil menatap wajah suaminya.

"Huh, ya sudah, tidur lah, perjalanan masih jauh."Ucap Haikal.

Lagi-lagi Haikal bingung karena dirinya menuruti permintaan Yuri padahal menurut dirinya sendiri dia membenci Yuri yang bodoh itu.

Selang beberapa menit kemudian Yuri pun akhirnya tertidur.

Haikal yang menyadari itu pun mencoba untuk melepaskan genggaman tangan nya. Namun ia salah besar, Yuri tetap mengengam tangan nya dengan kuat meskipun dia sedang tertidur.

"Astaga."Lirih Haikal kesal.

Ia pun mencoba lebih dekat lagi agar bisa melongar kan jari Yuri agar bisa melepaskan genggaman tangan tersebut.

Namun apa yang terjadi, dia malah fokus melihat rambut Yuri yang menutupi wajah Yuri yang sedang tertidur pulas itu.

"Hmm, seharusnya melihat bagaimana awan-awan di atas, malah tertidur dan ketakutan seperti mama saja."Batin Haikal karena dulu Haikal saat pertama baik pesawat dia selalu mendambakan awan-awan.

Tampa sadar Haikal mengucapkan kata seperti mama saja saat melihat Yuri yang ketakutan dan sampai ketiduran.

"Huh,apa yang aku ucapkan? Dia benar-benar beda, dia bukan mama, bukan."Batin nya.

Rasanya Haikal ingin sekali berpaling dari Yuri saat itu juga untuk tidak menatap wajah yang sedang tertidur dengan damai itu, namun dia malah mengerahkan tangan satu nya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Yuri.

"Mengapa dia terlihat begitu cantik?"Batin Haikal saat menatap Yuri lebih dekat.

Sementara itu penumpang yang ada di kursi sebelah melihat tingkah laku Haikal.

"Tuan, apa yang anda lakukan?"Tanya laki-laki tersebut yang seperti nya lebih muda dari Haikal.

Haikal pun tersadar dan akhirnya kembali ke posisi awal nya.

Sementara laki-laki tadi malah sebaliknya, dia malah menatap Yuri dari kursi nya bahkan terlihat aneh.

"Hey, mengapa kau menatap nya seperti itu?"Tanya Haikal merasa kesal.

"Dia cantik. Apa itu adik mu? Apa aku boleh meminta nomer ponsel nya?"Tanya sang laki-laki yang seperti nya seumuran dengan Yuri.

Entah mengapa mendengar ucapan laki-laki tersebut membuat hati Haikal memanas, dia merasa kesal jika ada orang yang naksir Yuri.

"Tuan, mengapa kau diam? Apa kau mendengar ku?"Tanya laki-laki itu lagi.

"Tidak, dia tidak memiliki ponsel."Ucap Haikal dengan tatapan yang menakutkan.

"Aku paham seorang kakak pasti akan sangat menjaga adik nya, tapi aku ini orang baik."Ucap si laki-laki.

"Aku tidak peduli itu, ingat jangan coba-coba memaksa ku,atau kau akan tau akibat nya."Ucap Haikal dengan tatapan tajam.

Mendengar itu laki-laki tersebut pun terdiam dan mengalihkan pandangannya,bagi nya Haikal cukup menyeramkan.

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ𝐀𝐍𝐈𝐍 🌾

🍌 ᷢ ͩ𝐀𝐍𝐈𝐍 🌾

ck cemburu ya lo

2023-12-25

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

jngn jngn yuri ank mmh haikal, sdngkn haikal ank angkt , dan mmh yuri yg skit mmh angkt

2023-07-28

6

Mila Nuur

Mila Nuur

benih cinta akan tumbuh perlahan

2023-07-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!