"Haloo Pak Arsel dan Bu Kayla kenalin nama saya Adel calon istrinya Dokter Tomi, salam kenal." Adel tiba-tiba muncul di belakang membuat Pak Tarmi kaget.
Adel tersenyum manis sebagai tanda persahabatan. Dia belum sadar siapa yang berada di dalam mobil itu.
"Adela?"
"Loh Kak Acel?" kagetnya, mulut Adel menganga tidak percaya. "Kak Acel udah nikah?"
Arsel Wardhana, nama lengkapnya. Dia adalah keponakan dari mama Adel. Mereka berdua sudah lama tidak bertemu.
Mungkin hal itu terjadi karena Adel memang tidak akrab dengan keluarga Almarhumah mamanya. Ditambah papahnya selalu meralang Adel untuk berkunjung ke rumah neneknya, alasannya Adel tidak akan diterima di sana.
Terakhir Adel bertemu dengan Kak Arsel saat pernikahan Kak Albar sekitar tujuh tahun lalu, Adel pun sempat mendengar bahwa keponakan dari mamanya itu pergi keluar negeri untuk bekerja.
Setelah sekian lama Adel bertemu lagi, tentu dengan keadaan yang berbeda. Kak Arsel terlihat lebih mapan dan berkharisma, kulitnya semakin putih. Ah, perubahan yang sangat signifikan.
"Gimana kabar keluarga kamu, Del? Sudah lama Kakak nggak bertamu," tanyanya membuyarkan lamunan Adel, dia membuka pintu mobilnya.
Adel menggaruk tengkuknya, kemudian mengangguk senang. "Eum, alhamdulillah keluarga semuanya sehat. Kak Albar udah punya anak tiga, terus Alfi udah mau masuk SMA. Adel lagi sibuk kuliah! Ayah karirnya makin bersinar...." Adel menghentikan ucapannya.
"...Oiya, Kak Arsel parah nih masa nikah nggak ngundang-ngundang! Sejak kapan juga Kak Arsel pulang? Bukannya Kakak tinggal di Amerika ya?"
"Bingung mau jawab apa dulu, mending kita ngobrolnya di dalem. Masa ada tamu berdiri gini," balasnya dengan nada ramah.
Peka terhadap kode, Pak Tarmi langsung membukakan pintu gerbang.
Meliahat itu, Arsel dan Adel mulai berjalan masuk. Sebelumnya Arsel sudah menyuruh Pak Tarmi unruk mngambil alih kemudi mobil karena istrinya tidak bisa mengendarainya.
Sementara di dalam mobil Kayla masih nampak kaget dan tidak enak hati dengan apa yang diucapkan gadis muda itu. Benarkan Tomi sudah memiliki calon istri? Kenapa hatinya merasa tidak terima?
***
"Jadi kamu kesini karena ikut Tomi nganterin Kiki?" tanya Arsel, mereka sudah hampir lima belas menitan berbincang. Namun, Adel tunggu-tunggu Dokter Tomi belum muncul dari informasi Si Mba, katanya Kiki menangis dan menahan ayahnya untuk pergi.
"Iya, Kak. Kakak belum jawab pertanyaan Adel loh, tentang kapan pulang ke Indo terus kenapa bisa nikah sama mantan istrinya pacar Adel?" Pertanyaan itu membuat Arsel tersenyum.
"Kakak di luar negeri cuman bertahan dua tahun. Kakak memutuskan pulang karena nggak betah. Untuk alasan kenapa kakak menikah dengan Kayla, ya karena berjodoh," balasnya membuat Adel sedikit tidak puas, kurang rinci. Namun, tetap mengangguk menghargai.
"Kapan kakak mau silaturahmi ke rumah? Kak Albar pasti seneng kakak berkunjung."
Arsel tersenyum tipis. "Dari dulu kan, keluarga kita memang nggak akur. Sungkanlah, kakak mau ke sana."
Adel mengangguk, benar juga yang dikatakan oleh Kak Arsel. Ayahnya dan neneknya memiliki problem yang lumayan serius. Sehingga membuat semua sanak keluarga kena imbasnya.
Dulu ketika ayahnya menikah dengan almaruhmah mama, mereka tidak direstui, tapi dengan modal nekad dan cinta. Ayahnya membawa kabur mama ke kota lain dan setelah Kak Albar lahir, waktu itu umurnya masih dua tahun. Ayah memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya dan meniti karier dari nol hingga menjadi seperti sekarang. Itulah sekilas penyebab nenek dan ayahnya bersitegang, mereka berdua belum bisa berdamai dengan masalalu, mungkin sampai sekarang. Buktinya, ketika pernikahan Kak Arsel tidak ada undangan satupun yang diterima oleh keluarganya.
"Iya sih, ayah masih keras kepala padahal Adel sering maksa pengen main ke rumah nenek," katanya dengan nada sedih. "Oiya, keadaan nenek gimana?"
"Dua hari lalu kakak sempat jengkuk lagi sakit, darah tingginya naik."
Adel berdecak menyesal. "Jadi pengen jengkuk."
"Del," panggil Arsel membuat gadis itu langsung menyahut.
"Kenapa kak?"
"Kamu beneran pacaran sama Tomi?"
"Iya, kenapa emangnya?"
Bukannya menjawab, Arsel malah tertawa. "Baguslah, dia bisa moveon dari Kayla."
"Moveon? Emang Dokter Tomi, eh maksud Adel Kak Tomi masih cinta sama mantan istrinya?" Adel hampir keceplosan, jangan sampai Kak Arsel tahu bahwa dirinya sedang berbohong.
Arsel mengangguk, sementara Adel malah sedih. Kasian banget Dokter Tomi cintanya bertepuk sebelah tangan!
"Terus kenapa mereka pisah?"
"Kamu bener pacarnya Tomi kan?" Arsel jadi curiga pada Adel. "Masa kamu nggak tahu alasannya."
Adel jadi kikuk. "Kan, baru jadian."
"Oh gitu pantesan. Kalau kamu mau alasannya, tanyain langsung aja sama Tomi."
Adel mengangguk, menerapkan pertanyaan ini di otaknya. Jangan sampai lupa, dia nanti harus memaksa Tomi untuk menjawab hal ini sebab dirinya penasaran sekali.
"Del? Kamu kok di sini?" tanya seseorang dengan suara bariton membuat Adel langsung berdiri, lalu menatapnya.
"Udah, Kak?"
"Kak?" tanya Tomi tidak mengerti. Kenapa juga Adel mengobrol dengan Arsel, membutnya bingung. Mereka saling kenal?
"Selamat, bro! Semoga langgeng sampai nikah dan bisa moveon dari istri gue." Arsel juga berdiri, kemudian menyalami Tomi lebih bersahabat.
Sebenarnya ada apa? Kenapa Arsel tiba-tiba baik padanya bahkan sampai tersenyum seperti itu. Bukannya, ketika Tomi mengunjungi rumah mereka secara paksa Arsel selalu marah. Pikir Tomi kebingungan.
"Makasih Kak Arsel buat jamuannya. Kita duluan ya." Sebelum Tomi membocorkan kebohongannya, Adel langsung mendorong punggung Tomi untuk berjalan menuju gerbang.
"Papah udah nelpon terus, Adel di suruh pulang," bohongnya dengan nada pelan. Bagaimana bisa menelpon, Adel saja mematikan ponselnya.
Mau tidak mau, Tomi menuruti meski masih kebingungan.
***
"Jelasin kenapa Arsel bilang gitu sama saya? Kamu nggak ngomong yang macem-macem kan?" tanya Tomi saat sudah berada di dalam mobil. Mereka sudah meninggalkan kediaman Arsel dan Kayla.
Adel cemberut. "Dokter Tomi lebih penasaran sama ini daripada hubungan aku sama Kak Arsel ya?"
"Saya nggak peduli," ucapnya membuat Adel sedikit sakit hati. "Saya tanya sekali lagi kamu ngomong apa sama Arsel?"
Adel bungkam, menatap Dokter Tomi yang menampilkan wajah serius beda sekali seperti dia yang biasanya. Bahkan Adel bisa melihat, Dokter Tomi memegang setir mobil dengan kuat, terbukti dari urat-urat tangannya yang muncul. Adel jadi ketakutan. Jika Adel bilang, dirinya mengaku-ngaku menjadi pacarnya? Apa Dokter Tomi akan marah?
"Adel..."
"Jangan memancing amarah saya, cepet jawab yang jujur," ucapnya dengan nada suara tertahan, pasti sedang mengontrol emosinya.
"Maaf, Dok tadi Adel bilang kalau kita pacaran..."
Setelah kata-kata itu meluncur, Tomi langsung menggeram kesal lalu menghentikan mobilnya mendadak membuat Adel yang lupa memakai seatbelt terkantuk, jidatnya menyentuh dasboard mobil, Adel meringis
"Udah cukup saya diamkan sifat kamu yang semakin melewati batas ini. Kamu hanya pasien saya, tidak lebih. Jangan mencoba untuk masuk karena saya tidak akan pernah membukanya."
Kata-kata itu terngiang-ngiang di telinga Adel membuat dadanya kian sesak. Adel suka dengan Dokter Tomi, tapi dia tidak bermaksud membuat Dokter itu tidak nyaman dengan sifat dan kehadirannya.
Toh, Adel mengatakan hal itu spontan tidak direncanakan. Dipikir-pikir itu menguntungkan untuk Dokter Tomi, jika ada Adel dia tidak akan malu datang sendirian ke rumah mantan istrinya. Apa Adel salah?
***
Jangan lupa Rate5 dan likenya. Coment juga kalau ada yang nggak nyambung biar bisa langsung diperbaiki, hehe. Makasih sudah membaca:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Rio peseg
lanjutt,,,,,,,
2021-09-23
0
Ima Yuliantina
radain
2021-08-13
0
Lilik Anah
lanjut ....greget cinta duda & bujang..
2020-06-25
3