19. Kejahilan Adel

Terkadang meminta maaf untuk sebagian orang terasa sulit. Biasanya dipengaruhi oleh gengsi atau takut sakit hati karena permintaan maafnya tidak diterima.

Hal itulah yang sedang Adel rasakan, namun alasannya bukan karena gengsi. Adel terlalu takut untuk mengirim pesan, walaupun hanya sekedar maaf ditambah emot bersalah, tetap saja dirinya takut. Takut tidak dibalas.

Entah sudah hampir berapa kali Adel mengetik, lalu menghapus kembali pesan yang akan dikirimkannya. Dia benar-benar tidak percaya diri. Adel menghela napas berat. Ponselnya dilempar sembarangan di kasur.

"Nggak dichat kepikiran terus," keluhnya sedih Adel menatap Boneka Panda yang sedari tadi berada dipelukannya. "Pingky gimana dong? Adel bingung."

Di kamarnya hanya ada satu boneka kesayangannya, Pingky. Nama itu tercetus ketika Adel tertarik untuk membelinya di salah satu pusat perbelanjaan. Sementara di ruang yang berbeda Adel juga punya puluhan boneka yang sengaja untuk dikoleksi.

Saat sedang menguatkan mental, tiba-tiba ponselnya berdering. Betapa kagetnya ketika nama Dokter Tomi muncul di layar ponselnya. Adel mengigit bibirnya angkat atau biarkan? Otaknya terus memproses kata-kata itu, membuatnya semakin bingung.

Jika tidak dipencet tombol hijau Adel belum siap, tapi kalau dibiarkan nanti Adel menyesal.

Deringnya terus berbunyi, tangan Adel gemetaran ketika mengambil ponsel itu. Adel terlihat berlebihan, tapi sungguh ini memang sedang dirasakannya.

Adel hanya menatap ponsel yang berada digengamannya tanpa mengangkatnya. Dering mati, tanpa sadar Adel menghela napas, serba salah.

Namun belum beberapa detik berlalu ponselnya kembali berdering, dengan penelpon yang sama. Adel berdecak, dengan mental yang masih dicoba untuk ditata. Dia memencet tombol hijau, lalu menempelkan ponselnya di telinga.

"Ha.lo?" suara Adel terdengar tertahan ditenggorokan.

"Kenapa Del? Dari tadi saya perhatiin kamu ngetik lama banget, tapi setelah itu malah off."

Adel menepuk jidatnya, lupa kalau Dokter Tomi malam begini sering online.

"Eng__"

"Kamu mau konsultasi?"

"Itu.anu apasih__" Adel sedang mencari kata-kata yang pas untuk minta maaf, tapi otaknya malah blank.

"Ada apa?"

"Kejadian tadi sore..."

"Udah saya maafin, kamu takut saya marah banget? Tenang aja saya pemaaf." Terdengar suara terkekeh di sebrang sana.

"Iya, habisnya tadi Dokter serem."

"Hmm...Udah itu aja kan?"

"Dokter lagi sibuk ya?"

"Iya."

"Yaudah Adel matiin sambungannya."

Tanpa mau mendengar jawaban dari Dokter Tomi. Adel langsung memencet tombol merah. Akhirnya Adel merasa lega, namun bercampur sedih. Padahal dia masih ingin berbincang, tapi ia harus ingat kata-kata Dokter Tomi. Jangan melewati batas, anggap saya hanya sebatas Dokter kamu.

Ceklek!

Pintu kamar Adel terbuka, menampilkan Alfi sang adik. "Ke bawah, makan," titahnya, setelah itu balik badan tanpa menutup pintu. Alfi merasa tugasnya sudah selesai untuk memanggil kakaknya, jadi dia tidak perlu berlama-lama apalagi pakai basa-basi.

Sedangkan saat melihat tingkah adiknya Adel menggerutu. Dasar nggak pernah berubah! Sopan dikit kek sama kakak sendiri!

Meski begitu Adel tetap berdiri dari kasurnya, sebelum melangkah keluar kamar ia menyimpan ponselnya di meja rias.

Ponsel yang sudah ditinggal pemiliknya itu tiba-tiba bergetar sebanyak dua kali. Ada seseorang yang mengirimkan pesan.

*From: 0812xxxxxxxx

Dead*.

***

Setelah makan malam Adel sengaja tidak langsung tidur, dia terlebih dahulu bergabung bersama keluarga kakaknya yang sedang menonton di ruang Televisi.

"Adel mau cerita," katanya seraya duduk di samping kiri sang kakak. Sementara di samping kanan ada Kak Friska yang sesekali menyuapi suaminya dengan cemilan.

Pemandangan yang sungguh mengenaskan bagi Adel yang jomblo ini.

"Cerita apa?" sahut Kak Friska lebih perhatian, soalnya Kak Albar malah pokus melihat Televisi yang menampilkan sebuah sinetron yang banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia, mungkin karena mengambil tema kehidupan sehari-hari di sebuah kampung.

"Kak Friska kenal sama Kak Arsel ga? Ituloh keponakan almarhumah mama yang muncul dipernikahan Kakak waktu itu."

Kak Friska terlihat berpikir keras, namun sedetik kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak inget."

"Kalau Kak Albar inget nggak?" tanyanya beralih ke kakak kandungnya.

"Ngapain kamu ketemu dia?" bukannya menjawab Albar malah bertanya balik dengan nada terdengar tidak suka.

"Loh? Dulu kan Kak Albar satu sekolah sama Kak Arsel."

"Jangan ketemu dia lagi."

"Kenapa?" Adel jadi penasaran. Ada sesuatukah? Yang Adel tahu, keluarganya tidak akur hanya masalah restu di masalalu. Masa terus berkelanjutan sih?

"Pokonya, inget kata-kata Kakak jangan temuin dia lagi."

"Kalau nggak ada alasan yang logis, ngapain Adel nurutin Kakak. Toh, Kak Arsel baik kok."

Adel merasa Kak Arsel baik tidak menampakan sinyal bahaya, mereka tadi berlaku selayaknya keponakan yang sudah lama tidak bertemu, tidak ada tatapan saling membenci apalagi pengusiran paksa.

Heum, pasti Kak Albar sudah termakan omongan Papah yang memang tidak suka dengan keluarga neneknya. Padahal seru sekali, memiliki keluarga yang anggotanya lebih banyak.

"Awas aja kalau ketauan kamu ketemu sama dia."

"Nggak jelas dasar!" deliknya sebal.

"Biarin," balasnya sambil memeletkan lidah, setelah itu menyender manja pada Kak Friska. "Sayang, suapin aku lagi."

"Manja deh!" jawab Kak Friska, sebelum menyuapi tangannya terlebih dahulu memencet hidung suaminya.

Adel bergidik melihat tingkah suami istri itu, iri dan jijik bercampur menjadi satu. Daripada semakin gedek, Adel memutuskan untuk menghampiri Gema, Gemi dan Gilang yang berada di karpet. Terlihat sang abang sedang menyusun lego, sementara kedua adiknya hanya menonton.

"Emi!" seru Adel langsung mengangkat keponakannya itu, kemudian membubuhi ciuman di sekitar mukanya. Membuat Gemi menggeliat, menghindar.

"Ate! Jangan ganggu dedek!"

Adel salut dengan kasih sayang Gilang pada adik-adiknya. Anak kecil itu, selalu memarahi siapapun termasuk orangtuanya jika Gema dan Gemi menangis.

"Ate kangen sama Gemi, seharian nggak ketemu. Gilang jahat nggak ajak Ate maen ke rumah oma," balas Adel menanggapi ucapan Gilang.

"Ate bukan cucu oma, jadi nggak boleh main."

"Kok gitu? Gilang nggak sayang sama Ate?" Adel menurunkan Gemi untuk kembali duduk bergabung bersama kembarannya.

Ia menghampiri Gilang dengan tatapan pura-pura sedih. "Gilang Ate sakit hati loh. Ate bilangan ke kakek Gilang jahat sama Ate."

"Biarin, Ate suka galak sama dedek jadi Gilang nggak sayang."

Adel pura-pura menangis, ingin mengambil perhatian ketiganya. "Huuu, kamu jahat banget sih!"

Namun tidak ada yang peduli.

Tuk!

Satu bantal lumayan besar mengenai kepalanya, Adel menghentikan tangisannya dan menoleh ke belakang melihat sang pelaku.

"Kak! Sakit tau!"

"Berisik! Pergi sono!" bentak Albar merasa terganggu dengan kehadiran adiknya itu.

Adel mengepalkan tangannya, ingin membalas dendam. Dia punya rencana bagus, yaitu membuat suasana semakin berisik, bahkan bisa dalam waktu yang lama. Biar tau rasa kakaknya.

Adel mendekat ke arah Gema, ponakan yang paling anti terhadap dirinya. Kemudian menciumi Gema seperti halnya pada Gemi. Bocah itu tidak kegelian, malah menangis kencang. Membuat Gilang melemparkan legonya ke arah Adel. Tapi sedetik kemudian dia juga ikut menangis.

"AYAH LEGOO ABANG RUSAK! ATEEEE NAKALLLLL!"

"ADELLL SINI KAMU!"

"ABANG JANGAN NANGIS NANTI MAMA MARAHIN ATE ADELNYA!"

Jadilah suasana di ruangan itu benar-benar kacau. Ditambah Gemi yang melihat kedua saudaranya menangis, dia jadi ikutan menangis.

Adel tertawa dalam hati seraya melarikan diri dari amukan sang kakak.

***

Semoga nyambung dan makin terhibur, terima kasih sudah membaca:)

Jangan lupa Rate5, vote, like dan coment.

Terpopuler

Comments

Lia

Lia

Cakep dhel

2021-02-01

0

Lilis Andayani

Lilis Andayani

seru thor

2020-10-20

1

Carmelia Sake

Carmelia Sake

Aku mampir lagi thor, bersama 10 like

2020-07-03

3

lihat semua
Episodes
1 Prakata
2 1. Kesan pertama bertemu dokter Tomi
3 2. Awal yang manis
4 3. Masalalu dokter Tomi
5 4. Kebetulan atau Takdir?
6 5. Kambuh lagi
7 6. Bertemu Mantan Istri
8 7. Kemarahan Tuan Wijaya
9 8. Penawaran
10 9. Rencana Makan Malam
11 10. Kecewa
12 11. Heels yang patah
13 12. Teror
14 13. Jalan-jalan
15 14. Tidak Sengaja Bertemu
16 15. Terjebak
17 16. Baper
18 17. Ngaku-ngaku jadi Calon Istri
19 18. Marah
20 19. Kejahilan Adel
21 20. Berita mengejutkan
22 21. Koma
23 22. Mimpi
24 23. Kebenaran
25 24. Hanya Adik
26 25. Terpaksa
27 26. Bangun
28 27. Lelaki tidak jelas
29 28. Tidak mau saling menyakiti
30 29. Will You Marry Me?
31 30. Rencana Piknik
32 31. Marah
33 32. Alasan Bercerai
34 33. Apa yang terjadi pada Dea?
35 34. Dea:(
36 35. Bocah Edan
37 36. Kelakuan Adit
38 37. Teror (2)
39 38. Gaun Pernikahan
40 39. Mencari Bukti
41 40. H-2
42 41. H-1
43 42. Wedding
44 43. Wedding (2)
45 44. Baper (2)
46 45. Berita Putra
47 46. Malam itu
48 47. Bingung
49 48. Flashback (Masalalu Dea dan Putra)
50 49. Putra Bertemu Ana
51 50. Bertemu Adit Lagi
52 51. Titik terang
53 52. Tentang Lana
54 53. Cemburu
55 54. Gagal
56 55. Masak dan Adnan
57 56. Lana harus mati
58 57. Pembunuh Dea, bukan Lana.
59 58. Mencari Adnan dan perceraian
60 59. Sudahi
61 60. Superhero
62 61. Rencan yang gagal
63 62. Ternyata
64 63. Permintaan Kayla
65 64. Bohong
66 65. Kedatangan Arsel
67 66. Kambing hitam
68 67. Khawatir
69 68. Pencarian
70 69. Pencarian (2)
71 70. Akankah?
72 71. Harus Selamat
73 72. Kabar baik dan buruk
74 73. Berniat Pergi
75 74. Benar Pergi
76 1 Menjadi Sosok baru (S2)
77 2 Saling merindu (S2)
78 3 Sakit Hati (S2)
79 4 Sheira Namira (S2)
80 5 Rasa yang mulai hadir (S2)
81 6 Privasi (S2)
82 7 Sosial media (S2)
83 8. Balasan (S2)
84 9 Kehilangan Kontrol (S2)
85 10 Bukan Bercanda (S2)
86 11. Akhirnya (S2)
87 12 Melepas rindu (S2)
88 13 Bertemu Mama (S2)
89 14 Rasa yang tidak salah (S2)
90 15. Ketakutan terdalam (S2)
91 16. Terkejut dan Bingung (S2)
92 17. Tentang Percaya (S2)
93 18 Pilihan (S2)
94 19. Pada akhirnya semua mencoba menerima (S2) END
95 BONCHAP
96 Lihat dulu, kuy
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Prakata
2
1. Kesan pertama bertemu dokter Tomi
3
2. Awal yang manis
4
3. Masalalu dokter Tomi
5
4. Kebetulan atau Takdir?
6
5. Kambuh lagi
7
6. Bertemu Mantan Istri
8
7. Kemarahan Tuan Wijaya
9
8. Penawaran
10
9. Rencana Makan Malam
11
10. Kecewa
12
11. Heels yang patah
13
12. Teror
14
13. Jalan-jalan
15
14. Tidak Sengaja Bertemu
16
15. Terjebak
17
16. Baper
18
17. Ngaku-ngaku jadi Calon Istri
19
18. Marah
20
19. Kejahilan Adel
21
20. Berita mengejutkan
22
21. Koma
23
22. Mimpi
24
23. Kebenaran
25
24. Hanya Adik
26
25. Terpaksa
27
26. Bangun
28
27. Lelaki tidak jelas
29
28. Tidak mau saling menyakiti
30
29. Will You Marry Me?
31
30. Rencana Piknik
32
31. Marah
33
32. Alasan Bercerai
34
33. Apa yang terjadi pada Dea?
35
34. Dea:(
36
35. Bocah Edan
37
36. Kelakuan Adit
38
37. Teror (2)
39
38. Gaun Pernikahan
40
39. Mencari Bukti
41
40. H-2
42
41. H-1
43
42. Wedding
44
43. Wedding (2)
45
44. Baper (2)
46
45. Berita Putra
47
46. Malam itu
48
47. Bingung
49
48. Flashback (Masalalu Dea dan Putra)
50
49. Putra Bertemu Ana
51
50. Bertemu Adit Lagi
52
51. Titik terang
53
52. Tentang Lana
54
53. Cemburu
55
54. Gagal
56
55. Masak dan Adnan
57
56. Lana harus mati
58
57. Pembunuh Dea, bukan Lana.
59
58. Mencari Adnan dan perceraian
60
59. Sudahi
61
60. Superhero
62
61. Rencan yang gagal
63
62. Ternyata
64
63. Permintaan Kayla
65
64. Bohong
66
65. Kedatangan Arsel
67
66. Kambing hitam
68
67. Khawatir
69
68. Pencarian
70
69. Pencarian (2)
71
70. Akankah?
72
71. Harus Selamat
73
72. Kabar baik dan buruk
74
73. Berniat Pergi
75
74. Benar Pergi
76
1 Menjadi Sosok baru (S2)
77
2 Saling merindu (S2)
78
3 Sakit Hati (S2)
79
4 Sheira Namira (S2)
80
5 Rasa yang mulai hadir (S2)
81
6 Privasi (S2)
82
7 Sosial media (S2)
83
8. Balasan (S2)
84
9 Kehilangan Kontrol (S2)
85
10 Bukan Bercanda (S2)
86
11. Akhirnya (S2)
87
12 Melepas rindu (S2)
88
13 Bertemu Mama (S2)
89
14 Rasa yang tidak salah (S2)
90
15. Ketakutan terdalam (S2)
91
16. Terkejut dan Bingung (S2)
92
17. Tentang Percaya (S2)
93
18 Pilihan (S2)
94
19. Pada akhirnya semua mencoba menerima (S2) END
95
BONCHAP
96
Lihat dulu, kuy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!