4. Kebetulan atau Takdir?

Keesokan harinya di kamar rawat, Adel kedatangan satu orang yang membuatnya terus mendesah sebal.

Entah, apa motif tante itu menjenguknya, tapi dari gelagatnya Adel yakini seperti penjilat.

Mendekatinya, lalu menyerepet menanyakan sang Ayah yang memang sampai sekarang masih sendiri semenjak ditinggalkan oleh sang Mama beberapa tahun lalu, kepangkuan Maha Kuasa.

Pasti sama dengan tante-tante sebelumnya yang sering sekali berlagak seperti itu membuat Adel muak.

Ah, kenapa Tante Alin memiliki teman seperti ini sih, membuat kesal saja.

"Gimana keadaan kamu? Kapan nih kita bisa jalan bareng." Tante yang tidak Adel ketahui namanya itu tersenyum ramah.

"Ayah Adel nggak akan mau sama Tante," balasnya tanpa memikirkan perasaan Ibu-ibu yang sebaya dengan Papahnya.

Adel tidak tahu dia ini janda atau sudah memiliki suami, keliatannya sudah. "Adel tahu kok, dibalik jalan-jalan bareng Tante pasti nantinya nyuruh Adel buat ngajak Papah."

"Del nggak boleh gitu," tegur sang Tante yang sedang mengupas buah apel.

"Tante Riska niatnya baik mau lihat kondisi kamu pas tadi ketemu di depan. Dia itu teman Papahmu sekaligus kakak kelas Tante waktu SMA," beritahu Tante Alin. Dia memang tidak sengaja bertemu Riska saat di lobby rumah sakit. Mengetahui Adel sedang sakit, teman lamanya itu langsung berkata ingin menjenguk keponakannya seraya mengobrol ringan karena lama tidak bertemu.

"Tapi bisa kan nggak usah bawa-bawa Papah?" balas Adel kesal, tangannya yang memegang buah kupasan Tantenya, langsung dimasukan ke mulut.

"Siapa yang bawa-bawa Papah kamu. Tante Riska cuman ngajak jalan, apa salahnya? Kamu tuh, sama orang lain jangan suka berprasangka buruk."

"Tetep aja, Adel nggak suka kalau nanti ujung-ujungnya nanya soal Papah."

"Biasa, Ris Adel kayak gitu dia trauma sama temen Papahnya yang sering mendekat tapi ujungnya ngedeketin Papahnya." Tatapan Tante Alin beralih ke Tante Riska yang sedang duduk di sampingnya.

"Pesona Alfa emang nggak bisa hilang, udah tua aja masih dikejar-kejar cewek, padahal menurutku mukanya biasa aja," katanya seraya tertawa.

"Maksud Tante apa bilang gitu?" sinisnya dengan bibir mengerucut sebal.

"Yang sopan sama orangtua Del nanti kualat." Tante Alin yang memang memiliki sifat ramah itu menegur kembali. "Tante Riska cuman becanda, kamu nih sensi banget."

"Iya Tante becanda kok, kamu nggak usah marah gitu."

"Minta maaf sama Tante Riska!" titahnya kepada Adel.

Adel mengangguk saja. "Maafin Adel Tan. Adel cuman nggak suka ada yang menjelekan Papah."

Tante Riska tertawa maklum. Tidak nampak tersakiti dengan ucapan Adel. "Nggak apa-apa, mungkin tadi becandaan Tante udah kelewatan."

"Oiya, sekarang kamu sibuk apa, Del?" Tante Riska mengalihkan topik, mencoba lebih akrab dengan Adel yang sedang merebahkan diri di ranjang rumah sakit.

"Dia lagi sibuk kuliah Ris, tapi gara-gara sakit jadi cuti dulu." Bukan Adel yang menjawab melainkan tante Alin. Anak itu sudah sibuk dengan ponselnya. Tidak sopan sekali.

"Adel cantik, yah. Cocok nih kalau sama anakku Putra."

"Putra anakmu yang ganteng itu? Sekarang berapa umurnya, gara-gara sibuk sama keluarga dan kerjaan aku sampe lupa nggak berkunjuk ke rumah kamu."

Adel mengangguk tanpa sadar, meski tangannya memegang ponsel. Telinganya setia mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Putra umurnya dua puluh satu tahun, sekarang kuliah di luar negeri, bentar lagi lulus dan mau balik Indo. Katanya mau meneruskan usaha Ayahnya."

"Hmm, gitu. Dulu pas ketemu dia masih kecil. Oiya, yang satu lagi gimana?"

"Ah, iya aku belum bilang sama kamu, aku kesini mau ke anakku. Eh, nggak sengaja ketemu kamu. Dia baru dipindah tugaskan ke rumah sakit ini."

Tante Riska terlihat mengangguk. "Wah, hebat dong. Dia menuruni bakat kamu jadi seorang dokter."

"Iya, aku bersyukur banget punya anak dua dan sudah pada sukses."

"Nanti kalau ketemu Alfa, aku mau nagih janjinya..." Tante Riska terlihat tersenyum geli.

Adel mempokuskan telinganya, dia penasaran dengan janji tersebut. Namun, Tante Riska berkata tanpa suara. Lalu, setelahnya malah disusul tawa Tante Alin. Mereka tidak sedang membicarakannya kan? Kenapa Adel merasa tidak enak.

Ceklek!

Tiba-tiba pintu rumah kamar rawatnya terbuka, Adel melihat jam yang berada di dinding. Jadwal check kesehatan tubuhnya dan benar saja muncul Dokter Tomi bersama salah satu perawat.

Namun, ekspresinya tidak pernah Adel bayangkan, dia terlihat kaget dan berkata sesuatu kepada Tante Riska.

"Mama ngapain di sini?"

Adel mengerutkan keningnya, Mama?  Jadi yang dimaksud Tante Riska itu adalah Dokter Tomi. Adel menelan ludahnya, dirinya sudah berburuk sangka duluan. Jadi benar yang dibilang Tante Alin, kalau Tante Riska bukan seperti apa yang Adel pikirkan. Hah, mati dia kalau Dokter Tomi tahu dia sudah menganggap mamanya tidak baik.

"Loh, kebetulan banget. Kamu yang urus Adel," Tante Riska heboh, mungkin lebih ketidakpercaya dengan kebetulan ini.

"Ini anak kamu?" tanya Tante Alin dengan mulut menganga. Dia memang baru hari ini kedapatan berjaga di kamar rawat Adel jadi tidak pernah bertemu dengan Dokter Tomi.

"Ganteng banget, yaampun!" pujinya gemas.

Tante Riska langsung berdiri di samping Dokter Tomi. "Kenalin ini anak sulungku namanya Tomi Bagus Alamsyah."

"Wah, Tomi. Dulu kita pernah ketemu loh, tapi waktu kamu kecil."

Dokter Tomi mengangguk tersenyum ramah, Adel baru sadar senyuman itu sama seperti Tante Riska. "Salam kenal, Tan."

"Nggak nyangka bisa reuni gini," kata Tante Alin terlalu berlebihan.

"Umur Tomi kalau nggak salah sama kayak Albar kakaknya Adel yah? Berarti sudah nikah dong?" tanya Tante Alin, membuat raut wajah Tante Riska berubah tidak enak.

"Saya___"

"Dia udah nikah dan sekarang sudah punya anak satu," balas Tante Riska memotong omongan Tomi.

Adel yang sedari tadi hanya menyimak, jantungnya serasa berhenti beberapa detik dia terlalu kaget dengan fakta ini. Jadi dokter ganteng yang sempat mengirimkan sinyal gombalan padanya sudah punya istri? Adel tidak habis pikir, Dokter Tomi sama saja dengan pria hidung belang, apalagi dia menyasar daun muda seperti dirinya.

Bolehkan Adel menarik ucapannya? Tenyata Dokter itu tidak manis sama sekali, malah sekarang Adel terkesan jijik.

"Tante bilangin sama istri Dokter Tomi. Suaminya ganjen, Adel aja mau diajak jalan." Adel mengadu pada Tante Riska, lelaki seperti ini tidak boleh hanya didiamkan harus diberi pelajaran, minimal oleh istrinya.

"Tomi! Apa-apaan kamu ini!" Tante Riska terlihat melotot kesal. "Kamu nggak boleh dekat sama Adel!"

"Ma..." Dokter Tomi berdecak. "Mama sekarang pulang yah, Tomi lagi kerja nanti kita bahas di rumah."

"Tapi kamu__"

"Ma please..."

Tante Riska menatap anaknya tidak percaya, tanpa pamit wanita paruh baya itu keluar. Apakah Tomi seprustasi itu bercerai dengan istrinya sampai Adel yang masih kecil juga diembat. Sampai kapanpun dirinya tidak setuju, jika Tomi memilih pasangan yang umurnya terpaut jauh.

"Hmm, biar saya periksa perkembangan kesehatan kamu," katanya setelah mamanya tidak ada. Tomi sama terkejunya dengan kebetulan ini, ia bertanya-bertanya mengapa mamanya bisa ada di kamar rawat Adel.

"Biar suster aja yang periksa, sekarang Adel nggak suka dipegang sama Dokter Tomi."

"Loh?" Dokter itu keheranan sendiri.

"Eum, maaf Tomi tururin saja kemauannya." Tante Alin tidak mau ada perdebatan lagi, dirinya meminta Tomi untuk mengalah kepada Adel. "Adel nggak bisa dipaksa."

Dokter Tomi mengangguk, meski canggung. "Sus kamu yang periksa, nanti bawa laporannya ke ruangan saya."

"Oh, baik Dok." Perawat wanita itu mengangguk dan menuruti perintah Dokter Tomi.

Adel menatap kepergian Dokter Tomi dengan perasaan campur aduk. Awalnya Adel memang tidak suka dengan perlakuan Dokter Tomi yang menggombal padahal sudah punya istri. Namun, lama-kelamaan dirinya merasa bukan hanya itu alasannya. Ada rasa kecewa yang dirasakan oleh hatinya. Ah, jangan-jangan Adel sudah jatuh pada pesonanya.

Adel menggelengkan kepalanya memikirkan hal itu, dirinya tidak boleh seperti ini. Inget, Dokter Tomi sudah beristri!

Terpopuler

Comments

Naoki Miki

Naoki Miki

haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘

2020-10-22

1

Khalis Naufazha

Khalis Naufazha

duda

2020-10-03

3

IG @nasyamahila

IG @nasyamahila

Salam PPM FC kak 😘😘 semangat

2020-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prakata
2 1. Kesan pertama bertemu dokter Tomi
3 2. Awal yang manis
4 3. Masalalu dokter Tomi
5 4. Kebetulan atau Takdir?
6 5. Kambuh lagi
7 6. Bertemu Mantan Istri
8 7. Kemarahan Tuan Wijaya
9 8. Penawaran
10 9. Rencana Makan Malam
11 10. Kecewa
12 11. Heels yang patah
13 12. Teror
14 13. Jalan-jalan
15 14. Tidak Sengaja Bertemu
16 15. Terjebak
17 16. Baper
18 17. Ngaku-ngaku jadi Calon Istri
19 18. Marah
20 19. Kejahilan Adel
21 20. Berita mengejutkan
22 21. Koma
23 22. Mimpi
24 23. Kebenaran
25 24. Hanya Adik
26 25. Terpaksa
27 26. Bangun
28 27. Lelaki tidak jelas
29 28. Tidak mau saling menyakiti
30 29. Will You Marry Me?
31 30. Rencana Piknik
32 31. Marah
33 32. Alasan Bercerai
34 33. Apa yang terjadi pada Dea?
35 34. Dea:(
36 35. Bocah Edan
37 36. Kelakuan Adit
38 37. Teror (2)
39 38. Gaun Pernikahan
40 39. Mencari Bukti
41 40. H-2
42 41. H-1
43 42. Wedding
44 43. Wedding (2)
45 44. Baper (2)
46 45. Berita Putra
47 46. Malam itu
48 47. Bingung
49 48. Flashback (Masalalu Dea dan Putra)
50 49. Putra Bertemu Ana
51 50. Bertemu Adit Lagi
52 51. Titik terang
53 52. Tentang Lana
54 53. Cemburu
55 54. Gagal
56 55. Masak dan Adnan
57 56. Lana harus mati
58 57. Pembunuh Dea, bukan Lana.
59 58. Mencari Adnan dan perceraian
60 59. Sudahi
61 60. Superhero
62 61. Rencan yang gagal
63 62. Ternyata
64 63. Permintaan Kayla
65 64. Bohong
66 65. Kedatangan Arsel
67 66. Kambing hitam
68 67. Khawatir
69 68. Pencarian
70 69. Pencarian (2)
71 70. Akankah?
72 71. Harus Selamat
73 72. Kabar baik dan buruk
74 73. Berniat Pergi
75 74. Benar Pergi
76 1 Menjadi Sosok baru (S2)
77 2 Saling merindu (S2)
78 3 Sakit Hati (S2)
79 4 Sheira Namira (S2)
80 5 Rasa yang mulai hadir (S2)
81 6 Privasi (S2)
82 7 Sosial media (S2)
83 8. Balasan (S2)
84 9 Kehilangan Kontrol (S2)
85 10 Bukan Bercanda (S2)
86 11. Akhirnya (S2)
87 12 Melepas rindu (S2)
88 13 Bertemu Mama (S2)
89 14 Rasa yang tidak salah (S2)
90 15. Ketakutan terdalam (S2)
91 16. Terkejut dan Bingung (S2)
92 17. Tentang Percaya (S2)
93 18 Pilihan (S2)
94 19. Pada akhirnya semua mencoba menerima (S2) END
95 BONCHAP
96 Lihat dulu, kuy
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Prakata
2
1. Kesan pertama bertemu dokter Tomi
3
2. Awal yang manis
4
3. Masalalu dokter Tomi
5
4. Kebetulan atau Takdir?
6
5. Kambuh lagi
7
6. Bertemu Mantan Istri
8
7. Kemarahan Tuan Wijaya
9
8. Penawaran
10
9. Rencana Makan Malam
11
10. Kecewa
12
11. Heels yang patah
13
12. Teror
14
13. Jalan-jalan
15
14. Tidak Sengaja Bertemu
16
15. Terjebak
17
16. Baper
18
17. Ngaku-ngaku jadi Calon Istri
19
18. Marah
20
19. Kejahilan Adel
21
20. Berita mengejutkan
22
21. Koma
23
22. Mimpi
24
23. Kebenaran
25
24. Hanya Adik
26
25. Terpaksa
27
26. Bangun
28
27. Lelaki tidak jelas
29
28. Tidak mau saling menyakiti
30
29. Will You Marry Me?
31
30. Rencana Piknik
32
31. Marah
33
32. Alasan Bercerai
34
33. Apa yang terjadi pada Dea?
35
34. Dea:(
36
35. Bocah Edan
37
36. Kelakuan Adit
38
37. Teror (2)
39
38. Gaun Pernikahan
40
39. Mencari Bukti
41
40. H-2
42
41. H-1
43
42. Wedding
44
43. Wedding (2)
45
44. Baper (2)
46
45. Berita Putra
47
46. Malam itu
48
47. Bingung
49
48. Flashback (Masalalu Dea dan Putra)
50
49. Putra Bertemu Ana
51
50. Bertemu Adit Lagi
52
51. Titik terang
53
52. Tentang Lana
54
53. Cemburu
55
54. Gagal
56
55. Masak dan Adnan
57
56. Lana harus mati
58
57. Pembunuh Dea, bukan Lana.
59
58. Mencari Adnan dan perceraian
60
59. Sudahi
61
60. Superhero
62
61. Rencan yang gagal
63
62. Ternyata
64
63. Permintaan Kayla
65
64. Bohong
66
65. Kedatangan Arsel
67
66. Kambing hitam
68
67. Khawatir
69
68. Pencarian
70
69. Pencarian (2)
71
70. Akankah?
72
71. Harus Selamat
73
72. Kabar baik dan buruk
74
73. Berniat Pergi
75
74. Benar Pergi
76
1 Menjadi Sosok baru (S2)
77
2 Saling merindu (S2)
78
3 Sakit Hati (S2)
79
4 Sheira Namira (S2)
80
5 Rasa yang mulai hadir (S2)
81
6 Privasi (S2)
82
7 Sosial media (S2)
83
8. Balasan (S2)
84
9 Kehilangan Kontrol (S2)
85
10 Bukan Bercanda (S2)
86
11. Akhirnya (S2)
87
12 Melepas rindu (S2)
88
13 Bertemu Mama (S2)
89
14 Rasa yang tidak salah (S2)
90
15. Ketakutan terdalam (S2)
91
16. Terkejut dan Bingung (S2)
92
17. Tentang Percaya (S2)
93
18 Pilihan (S2)
94
19. Pada akhirnya semua mencoba menerima (S2) END
95
BONCHAP
96
Lihat dulu, kuy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!