Keesokan harinya di kamar rawat, Adel kedatangan satu orang yang membuatnya terus mendesah sebal.
Entah, apa motif tante itu menjenguknya, tapi dari gelagatnya Adel yakini seperti penjilat.
Mendekatinya, lalu menyerepet menanyakan sang Ayah yang memang sampai sekarang masih sendiri semenjak ditinggalkan oleh sang Mama beberapa tahun lalu, kepangkuan Maha Kuasa.
Pasti sama dengan tante-tante sebelumnya yang sering sekali berlagak seperti itu membuat Adel muak.
Ah, kenapa Tante Alin memiliki teman seperti ini sih, membuat kesal saja.
"Gimana keadaan kamu? Kapan nih kita bisa jalan bareng." Tante yang tidak Adel ketahui namanya itu tersenyum ramah.
"Ayah Adel nggak akan mau sama Tante," balasnya tanpa memikirkan perasaan Ibu-ibu yang sebaya dengan Papahnya.
Adel tidak tahu dia ini janda atau sudah memiliki suami, keliatannya sudah. "Adel tahu kok, dibalik jalan-jalan bareng Tante pasti nantinya nyuruh Adel buat ngajak Papah."
"Del nggak boleh gitu," tegur sang Tante yang sedang mengupas buah apel.
"Tante Riska niatnya baik mau lihat kondisi kamu pas tadi ketemu di depan. Dia itu teman Papahmu sekaligus kakak kelas Tante waktu SMA," beritahu Tante Alin. Dia memang tidak sengaja bertemu Riska saat di lobby rumah sakit. Mengetahui Adel sedang sakit, teman lamanya itu langsung berkata ingin menjenguk keponakannya seraya mengobrol ringan karena lama tidak bertemu.
"Tapi bisa kan nggak usah bawa-bawa Papah?" balas Adel kesal, tangannya yang memegang buah kupasan Tantenya, langsung dimasukan ke mulut.
"Siapa yang bawa-bawa Papah kamu. Tante Riska cuman ngajak jalan, apa salahnya? Kamu tuh, sama orang lain jangan suka berprasangka buruk."
"Tetep aja, Adel nggak suka kalau nanti ujung-ujungnya nanya soal Papah."
"Biasa, Ris Adel kayak gitu dia trauma sama temen Papahnya yang sering mendekat tapi ujungnya ngedeketin Papahnya." Tatapan Tante Alin beralih ke Tante Riska yang sedang duduk di sampingnya.
"Pesona Alfa emang nggak bisa hilang, udah tua aja masih dikejar-kejar cewek, padahal menurutku mukanya biasa aja," katanya seraya tertawa.
"Maksud Tante apa bilang gitu?" sinisnya dengan bibir mengerucut sebal.
"Yang sopan sama orangtua Del nanti kualat." Tante Alin yang memang memiliki sifat ramah itu menegur kembali. "Tante Riska cuman becanda, kamu nih sensi banget."
"Iya Tante becanda kok, kamu nggak usah marah gitu."
"Minta maaf sama Tante Riska!" titahnya kepada Adel.
Adel mengangguk saja. "Maafin Adel Tan. Adel cuman nggak suka ada yang menjelekan Papah."
Tante Riska tertawa maklum. Tidak nampak tersakiti dengan ucapan Adel. "Nggak apa-apa, mungkin tadi becandaan Tante udah kelewatan."
"Oiya, sekarang kamu sibuk apa, Del?" Tante Riska mengalihkan topik, mencoba lebih akrab dengan Adel yang sedang merebahkan diri di ranjang rumah sakit.
"Dia lagi sibuk kuliah Ris, tapi gara-gara sakit jadi cuti dulu." Bukan Adel yang menjawab melainkan tante Alin. Anak itu sudah sibuk dengan ponselnya. Tidak sopan sekali.
"Adel cantik, yah. Cocok nih kalau sama anakku Putra."
"Putra anakmu yang ganteng itu? Sekarang berapa umurnya, gara-gara sibuk sama keluarga dan kerjaan aku sampe lupa nggak berkunjuk ke rumah kamu."
Adel mengangguk tanpa sadar, meski tangannya memegang ponsel. Telinganya setia mendengarkan percakapan mereka berdua.
"Putra umurnya dua puluh satu tahun, sekarang kuliah di luar negeri, bentar lagi lulus dan mau balik Indo. Katanya mau meneruskan usaha Ayahnya."
"Hmm, gitu. Dulu pas ketemu dia masih kecil. Oiya, yang satu lagi gimana?"
"Ah, iya aku belum bilang sama kamu, aku kesini mau ke anakku. Eh, nggak sengaja ketemu kamu. Dia baru dipindah tugaskan ke rumah sakit ini."
Tante Riska terlihat mengangguk. "Wah, hebat dong. Dia menuruni bakat kamu jadi seorang dokter."
"Iya, aku bersyukur banget punya anak dua dan sudah pada sukses."
"Nanti kalau ketemu Alfa, aku mau nagih janjinya..." Tante Riska terlihat tersenyum geli.
Adel mempokuskan telinganya, dia penasaran dengan janji tersebut. Namun, Tante Riska berkata tanpa suara. Lalu, setelahnya malah disusul tawa Tante Alin. Mereka tidak sedang membicarakannya kan? Kenapa Adel merasa tidak enak.
Ceklek!
Tiba-tiba pintu rumah kamar rawatnya terbuka, Adel melihat jam yang berada di dinding. Jadwal check kesehatan tubuhnya dan benar saja muncul Dokter Tomi bersama salah satu perawat.
Namun, ekspresinya tidak pernah Adel bayangkan, dia terlihat kaget dan berkata sesuatu kepada Tante Riska.
"Mama ngapain di sini?"
Adel mengerutkan keningnya, Mama? Jadi yang dimaksud Tante Riska itu adalah Dokter Tomi. Adel menelan ludahnya, dirinya sudah berburuk sangka duluan. Jadi benar yang dibilang Tante Alin, kalau Tante Riska bukan seperti apa yang Adel pikirkan. Hah, mati dia kalau Dokter Tomi tahu dia sudah menganggap mamanya tidak baik.
"Loh, kebetulan banget. Kamu yang urus Adel," Tante Riska heboh, mungkin lebih ketidakpercaya dengan kebetulan ini.
"Ini anak kamu?" tanya Tante Alin dengan mulut menganga. Dia memang baru hari ini kedapatan berjaga di kamar rawat Adel jadi tidak pernah bertemu dengan Dokter Tomi.
"Ganteng banget, yaampun!" pujinya gemas.
Tante Riska langsung berdiri di samping Dokter Tomi. "Kenalin ini anak sulungku namanya Tomi Bagus Alamsyah."
"Wah, Tomi. Dulu kita pernah ketemu loh, tapi waktu kamu kecil."
Dokter Tomi mengangguk tersenyum ramah, Adel baru sadar senyuman itu sama seperti Tante Riska. "Salam kenal, Tan."
"Nggak nyangka bisa reuni gini," kata Tante Alin terlalu berlebihan.
"Umur Tomi kalau nggak salah sama kayak Albar kakaknya Adel yah? Berarti sudah nikah dong?" tanya Tante Alin, membuat raut wajah Tante Riska berubah tidak enak.
"Saya___"
"Dia udah nikah dan sekarang sudah punya anak satu," balas Tante Riska memotong omongan Tomi.
Adel yang sedari tadi hanya menyimak, jantungnya serasa berhenti beberapa detik dia terlalu kaget dengan fakta ini. Jadi dokter ganteng yang sempat mengirimkan sinyal gombalan padanya sudah punya istri? Adel tidak habis pikir, Dokter Tomi sama saja dengan pria hidung belang, apalagi dia menyasar daun muda seperti dirinya.
Bolehkan Adel menarik ucapannya? Tenyata Dokter itu tidak manis sama sekali, malah sekarang Adel terkesan jijik.
"Tante bilangin sama istri Dokter Tomi. Suaminya ganjen, Adel aja mau diajak jalan." Adel mengadu pada Tante Riska, lelaki seperti ini tidak boleh hanya didiamkan harus diberi pelajaran, minimal oleh istrinya.
"Tomi! Apa-apaan kamu ini!" Tante Riska terlihat melotot kesal. "Kamu nggak boleh dekat sama Adel!"
"Ma..." Dokter Tomi berdecak. "Mama sekarang pulang yah, Tomi lagi kerja nanti kita bahas di rumah."
"Tapi kamu__"
"Ma please..."
Tante Riska menatap anaknya tidak percaya, tanpa pamit wanita paruh baya itu keluar. Apakah Tomi seprustasi itu bercerai dengan istrinya sampai Adel yang masih kecil juga diembat. Sampai kapanpun dirinya tidak setuju, jika Tomi memilih pasangan yang umurnya terpaut jauh.
"Hmm, biar saya periksa perkembangan kesehatan kamu," katanya setelah mamanya tidak ada. Tomi sama terkejunya dengan kebetulan ini, ia bertanya-bertanya mengapa mamanya bisa ada di kamar rawat Adel.
"Biar suster aja yang periksa, sekarang Adel nggak suka dipegang sama Dokter Tomi."
"Loh?" Dokter itu keheranan sendiri.
"Eum, maaf Tomi tururin saja kemauannya." Tante Alin tidak mau ada perdebatan lagi, dirinya meminta Tomi untuk mengalah kepada Adel. "Adel nggak bisa dipaksa."
Dokter Tomi mengangguk, meski canggung. "Sus kamu yang periksa, nanti bawa laporannya ke ruangan saya."
"Oh, baik Dok." Perawat wanita itu mengangguk dan menuruti perintah Dokter Tomi.
Adel menatap kepergian Dokter Tomi dengan perasaan campur aduk. Awalnya Adel memang tidak suka dengan perlakuan Dokter Tomi yang menggombal padahal sudah punya istri. Namun, lama-kelamaan dirinya merasa bukan hanya itu alasannya. Ada rasa kecewa yang dirasakan oleh hatinya. Ah, jangan-jangan Adel sudah jatuh pada pesonanya.
Adel menggelengkan kepalanya memikirkan hal itu, dirinya tidak boleh seperti ini. Inget, Dokter Tomi sudah beristri!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-22
1
Khalis Naufazha
duda
2020-10-03
3
IG @nasyamahila
Salam PPM FC kak 😘😘 semangat
2020-07-08
0