Bab. 18

Sekali lagi, Davio menghabiskan waktu nya di night club. Setelah pembahasan bisnis otomotif nya dengan salah satu klien, Davio memutuskan untuk menghilangkan penat dengan pergi ke club.

Akhir-akhir ini dia memang sering merasa kesepian, terlebih setelah tadi dia kembali berinteraksi dengan Ana dan Dave melalui sambungan telepon. Hal itu membuat nya kembali tak bisa melupakan rasa kecewa nya terhadap Ana.

Walau sudah banyak kata-kata motivasi untuk membangkitkan luka nya, tapi entah kenapa akhir-akhir ini dia kembali teringat.

Dan disinilah dia, di sebuah club langganan Davio dan beberapa teman nongkrong nya.

"Sebenernya kau ada masalah apa? Kenapa terlihat seperti sedang patah hati? Bukan kah kau sedang tak berhubungan dengan siapa pun setelah patah hati dengan kakak ipar mu?" Tanya teman Davio bernama Skala, dia merupakan satu-satunya teman yang berasal dari negara asal Davio. Disini Skala sedang membangun bisnis keluarga dari ibu nya yang kebetulan asli keturunan sini.

Skala sudah banyak tahu tentang kehidupan Davio sebelum nya, karena memang jika sedang ada masalah Davio sering bercerita. Mereka memang sering bertukar cerita seputar kehidupan sebelumnya karena merasa cocok, sama-sama mantan play boy yang saat ini sedang menenangkan hati karena rasa kecewanya terhadap wanita.

Namun bedanya, jika Davio adalah mantan play boy yang memang benar-benar sudah bertaubat, maka Skala adalah mantan play boy yang berubah menjadi seorang casanova dan pemburu wanita. Dia bahkan sering tidur dengan wanita-wanita yang sama sekali tak di kenali, yang hanya bertemu satu di satu kesempatan.

"Aku memang tidak sedang berhubungan dengan siapapun. Dan aku tidak sedang patah hati." Sahut Davio seraya meneguk minuman beralkohol itu untuk kesekian kali. Siapa pun yang melihat, pasti sudah mengira kalau Davio sedang patah hati.

"So, ada masalah apa? Apa terjadi sesuatu?"

"Haha... Mana ada? Aku baik-baik saja. Tidak ada apapun yang mengganggu ku. Aku ini sedang bahagia karena tadi berhasil melakukan kerja sama dengan Tuan Moren. So, rayakan kemenangan ini. cheers..." Kata Davio seraya mengangkat gelas kecil yang sudah kembali dipenuhi minuman beralkohol.

Memang seperti ini lah, meski laki-laki juga kadang bertukar cerita atau mengutarakan masalah nya pada yang lain, tapi tak semua hal yang mengganggu pikiran nya itu diceritakan kepada yang lain. Akan di rasa konyol jika hal sekecil ini saja diceritakan pada orang lain apalagi sampai membuat nya galau? Hanya karena tadi dia kembali melihat wajah bahagia Ana dan keluarga nya. Itu benar-benar membuat nya malu.

"Ayolah bro! Ekspresi mu yang seperti ini tidak bisa membohongi siapapun.Aku tahu kau sedang sedih, ayolah cerita." Sahut Skala seraya terkekeh. Dia bahkan sampai geleng-geleng kepala, melihat kondisi Davio yang tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja lalu dia mengatakan tidak ada masalah apa pun? Hehe... Dia bukan anak kecil berumur lima tahun yang bisa dibohongi begitu saja.

"Apa ini tentang kakak ipar mu?" Tanya Skala lagi. Sepertinya dia mencium bau-bau kegalauan karena mantan, dan setahu nya, Davio memang belum pernah membuka hati nya untuk yang lain semenjak kedatangan nya kesini. Jadi fiks, Davio galau karena kakak ipar.

Dan melihat kebungkaman Davio semakin menguatkan dugaan nya. Dia menghela nafas berat seraya meneguk minuman yang sejak tadi di genggam.

"Ayolah bro, move on. Banyak wanita-wanita cantik selain dia. Hidup ini hanya sekali, so enjoy it. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu mu hanya digunakan untuk bersedih karena masa lalu. Lebih baik tatap masa depan, seperti aku menatap wanita-wanita cantik di sini." Goda nya seraya menatap satu persatu wanita-wanita cantik yang berkeliaran di ruangan ini, ada yang sedang berjoget ria ada pula yang hanya sekedar minum dan mengobrol dengan beberapa teman nya. Pakaian yang digunakan mereka super indah sehingga hanya menutupi sedikit bagian tubuh mereka, membuat Skala ingin segera menerkam salah satu di antara mereka.

"Ck, pikiran hanya selang-kangan saja." Sahut Davio dengan nada ketus. Memang teman nya yang satu ini benar-benar jahanam, tiap malam selalu berganti-ganti wanita tak di kenal dan paginya masih berhubungan dengan sekertaris sekksi nya di kantor. Benar-benar tak takut mati akibat penyakit menular mungkin.

"Sudah ku bilang hidup itu harus di nikmati. Bahagiakan selalu diri mu. Apa yang membuat mu bahagia maka lakukan lah selama tak merugikan orang lain, kenapa harus repot meyakini berhubungan harus dengan pasangan? Lagi pula ya, pasangan yang kau bangga-banggakan akan setia. Contoh nya, sudah ratusan wanita yang rela ku tiduri tanpa di bayar bro, mereka hanya mencari kesenangan. Dunia ini hanya sebagai pemburu kenikmatan. Tak usah lah dibuat pusing-pusing dengan menahan godaan wanita lain hanya untuk menghormati yang kelak menjadi pasangan mu. Lagian belum tentu juga wanita yang akan kau nikahi itu sedang menjaga kesucian nya. Ck, jaman sekarang ini mana ada wanita sesuci itu? Sekarang wanita di obral murah, buktinya disini banyak sekali wanita. Yang aku jamin, siapapun yang kau ajak tidur pasti mau." Jelas nya menggunakan mulut tak disaring nya itu.

Sudah konslet memang. Ini lah kalau laki-laki pernah merasakan dikhianati, dia akan benar-benar menganggap wanita sebagai mainan yang bisa dia hancurkan begitu saja dan lebih parahnya dia menyalahkan tradisi berhubungan hanya dengan pasangan. Padahal tak semua wanita bisa diperlakukan seperti itu.

Dia bahkan menganggap bahwa wanita hanya lah sebuah lubang yang memberi nya kenikmatan sesaat dan selain itu, tak ada gunanya lagi wanita.

"Terserah kau saja," Sahut Davio. Sebenarnya dia sangat tak setuju dengan kata-kata Skala, tapi dia tak mau berdebat hanya karena omongan ngelantur teman gila nya yang memang sudah gila sejak awal mereka berjumpa. .

Bagaimanapun, mami yang menjadi kebanggaan nya adalah seorang wanita. Bukan itu saja, Ana alias wanita yang sempat singgah di hati nya juga bukan wanita seperti itu , dia terhormat dan memiliki karisma yang terpancar dalam diri sehingga membuat orang lain menyukai nya.

Jika dipikir-pikir, bukan wanita nya yang hina. Tapi laki-laki lah yang suka merusak wanita. Dan bila di lihat dari sudut pandang ini, maka laki-laki lah sebenarnya yang lebih hina karena hanya menganggap hidup adalah sebuah kesenangan untuk memburu lubang kenikmatan wanita yang bisa dia dapat di mana-mana tanpa perlu komitmen rumah tangga atau komitmen yang membelenggu.

Sebenarnya hal semacam ini hanya bisa dikatakan oleh para lelaki yang memang tak bertanggung jawab dan tak mau menjadi penanggung beban keluarga.

"Ayo ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!