Bab. 14

Ruangan yang tadinya dingin karena udara AC, kini menjadi gerah dan panas melihat betapa ganasnya dua bibir itu beradu. Bahkan tangan Davio sudah tak bisa dikondisikan lagi, dia memegang bagian-bagian tubuh terlarang yang seharusnya tak dia sentuh. Davio benar-benar menggebu-gebu dan sangat merindukan hal seperti ini setelah sekian lama dia tak pernah lagi berciuman dengan sembarang wanita. Setelah dia memiliki rasa cinta pada kakak ipar nya, Davio memang berubah. Dia tak lagi mencari pacar sana-sini dan melakukan hubungan dengan satu wanita pun.

Dan ini adalah pertama kalinya dia berciuman dengan wanita semenjak dia pindah ke sini. Rasanya benar-benar manis dan membuat nya candu. Ini sangat nikmat hingga dia seperti tak bisa mengendalikan diri. Sedangkan Wilia, wanita itu juga terhanyut dalam ciuman memabukkan ini. Ini bukan pertama kalinya dia melakukan ciuman, Wilia sudah sangat sering melakukan ciuman, itu sebabnya dia sangat terampil membalas ciuman Davio. Bahkan saat tangan Davio lancang meraba-raba ke sisi tubuh yang lain, dia semakin menikmati nya hingga tak sadar jika dirinya sedang melakukan dengan dosen nya sendiri.

Setelah Wilia hampir kehabisan nafas, akhirnya dia baru sadar apa yang sedang mereka lakukan. Dia menggerak-gerakkan tubuh nya memberi isyarat Davio agar menghentikan tindakan nya. Tetapi Davio bahkan tak menyadari nya, dia justru semakin bergairah dan ingin melakukan lebih, hingga ciuman itu itu turun ke leher dan dada Wilia yang sudah terbuka.

Dan disaat itu pula, Wilia berteriak meminta Davio berhenti meskipun teriakan nya diiringi dengan suara-suara aneh yang semakin membuat Davio bersemangat melakukan lebih.

"Shitt ... Apa yang ku lakukan!" Davio langsung tersadar akan kesalahannya setelah tangan Davio semakin turun, hingga memegang bagian paling terlarang Wilia bukan berhenti karena teriakan Wilia.

"Dasar me sum! Cepat lepaskan ikatan ku!" Teriak Wilia berusaha memberontak dengan nafas masih terengah-engah. Ah, rasanya benar-benar campur aduk antara marah dan malu.

Dia benar-benar merasa bodoh! Bisa-bisa nya dia menikmati ciuman itu padahal jelas-jelas tadi sedang ketakutan dengan Davio. Dan saat ini bukan hanya takut, tapi juga malu yang teramat mengingat dia sangat agresif membalas ciuman Davio. Oh astaga, mau di kemanakan muka nya ini?

Davio yang sudah tersadar dari keterkejutan nya, dia segera melepaskan ikatan tangan dan kaki Wilia setelah berhasil membantu Wilia menutupi dadanya yang sudah terpampang nyata, bahkan di dua dada itu terlihat banyak sekali tanda yang dia buat tadi. Davio yang terus menatap ke arah dada sintal itu, membuat wajah Wilia memerah, bagaimana pun dia masih memilki rasa malu.

"Cepat, lepaskan tangan ku!" Dan jika tidak segera menutupi, Davio takut akan khilaf lagi karena entah mengapa tubuh Wilia benar-benar membuat nya berhasrat.

Dia sangat shock dengan apa yang dilakukan nya tadi. Entah kenapa saat melihat bibir Wilia ini dia menjadi berhasrat untuk mencium nya. Bahkan setelah mencium seakan dia tak puas hanya melakukan itu, hingga akhir nya melakukan nya lebih lama dan menyentuh bagian yang lain. Bahkan andai dia tak tersadar akan kesalahannya, mungkin dia akan melakukan yang lebih jauh dari ini mengingat bagian tubuh yang lain sudah memberikan respon yang sangat bagus dan harus segera diatasi jika tidak ingin kepala nya pusing terus-terusan.

"Pulang lah, hari ini kau bebas. Aku memaafkan kesalahan mu hari ini karena telah berbuat curang dengan membawa orang lain untuk membersihkan apartemen. Tapi ingat, ini adalah terakhir kali saya berbuat baik padamu. Besok-besok saya tak akan mentolerir kesalahan mu."

Wilia tak menjawab apa-apa, dia segera duduk dan kembali merapikan tangtop yang sudah dirapikan oleh Davio. Bukan merapikan sih, sebenarnya i itu hanya gerakan refleks karena salah tingkah dan tak tahu harus melakukan apa. Dia bahkan tak berminat untuk menanggapi perkataan Davio, melihat wajah nya saja enggan. Dia terlalu malu untuk mendapatkan diri.

Sebenarnya bukan hanya Wilia yang malu, Davio sebenarnya lebih malu, tapi dia tetap bisa mengendalikan diri sehingga terlihat biasa-biasa saja meski sebenarnya ingin menceburkan diri ke samudra terdalam si palung Mariana.

"Satu lagi, jangan pernah berpikiran untuk berbuat licik karena saya tidak bisa dibohongi. Semua ruangan di sini sudah dilengkapi cctv, jadi apapun yang kau lakukan akan terus dalam pantauan ku." Kata nya tanpa ekspresi sembari memerhatikan punggung Wilia yang siap berjalan keluar. Wanita itu sangat terlihat gugup dan tak ingin menatap wajah Davio. Andai dia juga sedang tidak gugup, mungkin sangat menyenangkan jika menggoda Wilia. Sayangnya bukan hanya wanita itu saja yang terlihat demikian, diri nya lebih merasa bersalah dan justru bisa dikatakan cabul jika

Wilia hanya bisa mengangguk tanpa menatap Davio, dia segera meraih tas selempang di atas meja dan berjalan keluar tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

"Ck, dasar tidak sopan santun." Gumam Davio yang melihat Wilia benar-benar pergi tanpa berkata apapun.

Dia kemudian memperhatikan bagian bawah diri nya yang ternyata celana nya itu sudah mengembung. Pantas saja dia merasa sesak dan tak nyaman.

"Shitt, kenapa dia bangun?"

Arrghh .... Davio mengacak-acak rambut nya saat merasa tubuh nya kembali nyut-nyutan tak karuan. Dia segera masuk ke kamar dan melucuti pakaian nya. Terpaksa deh, dia harus menyelesaikan dengan tangan nya sendiri.

Ck, harusnya dia tadi menyuruh gadis itu untuk membantu menyelesaikan yang satu ini, dari pada menggunakan tangan sendiri pasti akan sangat pegal. Huft, tapi ya tidak apa lah. Anggap saja ini adalah kemalangan yang mengenakan.

Andai saja tadi dia tak iseng membuka cctv, mungkin dia belum pulang karena tak mengetahui kebohongan Wilia yang ternyata menyuruh seseorang untuk membersihkan ruangan. Padahal semalam dia sudah berniat mengerjainya dengan membawa banyak teman-teman nya untuk party di rumah sendiri. Padahal sih biasa nya Davio tak suka melakukan kegiatan semacam itu karena kegiatan setelah party pasti akan dilanjutkan dengan melakukan adegan ranjang, sedangkan Davio sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berubah tak akan bermain wanita seperti dulu. Dan semalam meski telah melakukan party dengan banyak teman gila nya, tapi dia berhasil lolos dari kegiatan itu. Dia bahkan tam berdekatan dengan satu wanita pun meksi semalam teman-teman nya membawa banyak wanita cantik sebagai objek hiburan. Tetapi karena dia tahan akan godaan dan kuat iman, dia tak menyentuh satu wanita pun. Dan untuk mengantisipasi lebih jauh, bahkan Davio rela semalam pergi dan tidur di hotel karena teman-teman gila nya ini melakukan kegiatan di banyak sudut ruangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!