Bab 4. Berangkat Kuliah Terlambat

Hari ini Wilia memutuskan berangkat kuliah. Ah, rugi sekali rasanya jika tidak berangkat kuliah, dia tidak bisa melihat para laki-laki tampan yang sering menggodanya.

Ya, memang seperti itu. Wilia seringkali mendapat godaan-godaan dari beberapa mahasiswa. Tentu saja dia tak akan menghindari, justru Wilia lebih memilih meladeni gombalan para pria yang menurutnya sangat menyenangkan.

Wajah cantik Wilia memang berhasil menghipnotis para laki-laki untuk mendekatinya. Ya, meskipun mereka hanya mendekati dan melayangkan sebuah gombalan receh, tapi sudah membuat mereka terhibur. Meskipun Wilia terlahir dari keluarga mampu dan memiliki kedudukan tinggi, tapi pergaulannya tak pernah pilah-pilih. Bahkan dia selalu supel terhadap semua orang, dan itu berhasil membuat nya disukai banyak orang selain karena fisik nya yang sempurna.

Ting ... Tong ...,

Bel apartemen Wilia berbunyi, tetapi sang empunya masih terlelap di tidur panjangnya.

Ting tong Ting Ting ..

Lagi-lagi bel berbunyi beberapa kali. Dan kali ini bukan hanya suara bel apartemen yang berbunyi, ponsel Wilia yang tertindih tubuhnya pun terus saja berbunyi, hal itu berhasil mengusik tidurnya yang seperti kerbau. Tetapi itu hanya sebentar, karena setelah nya Wilia kembali tidur dengan posisi tengkurap dan juga bantal yang diletakkan di kepala untuk menutupi suara bising itu.

"Haissh ... berisik!" Pada akhirnya Wilia meraih ponsel yang ada di bawah perut. Meski dengan ogah-ogahan dia melihat nama si pemanggil yang tak henti-hentinya mengganggu tidur cantik nya.

"Halo," Sapanya dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya kembali terpejam setelah menempelkan ponsel itu di atas telinga karena posisi tidur saat ini menjadi menyamping.

"Heh sialann kau, Wil! Bangun! Aku sudah menunggu mu dari setengah jam yang lalu!" Sahut sahabat nya bernama Alice. Dia sangat kesal pada sahabat laknat nya ini hingga memberikan banyak umpatan karena telah membuatnya menunggu di depan pintu dari setengah jam yang lalu.

"What?!" Mendengar hal itu Wilia baru saja terkejut. Matanya yang sudah terbuka lebar melihat jam yang ada di layar ponsel. "Oh, shitt!" Wilia mengumpat seraya mengusap wajahnya. Dia lupa kalau hari ini sudah janjian akan berangkat ke kampus bersama Alice. Tapi nyata nya, jam mata kuliah akan dimulai lima belas menit lagi dan dia belum melakukan apapun.

"Hey, sialan! Tunggu apalagi? Cepat buka pintunya atau ku dobrak!" Ancam Alice yang masih terjebak di luar ruangan.

Alice benar-benar kesal karena temannya mengubah pin apartemen, padahal sebelumnya Alice bisa keluar masuk dengan mudah.

"Iya, sebentar." Wilia segera berlari menuju pintu tanpa memperdulikan penampilan nya yang hanya memakai pembungkus dada dan celana bagian dalam. Memang sudah menjadi kebiasaan Wilia yang tidur hanya mengenakan pakaian dalam karena menurut nya tidak ribet dan memang senang kalau dirinya terlihat se k si.

Puk puk puk

"Au ... au .. au..!" Wiliam memekik kaget saat tiba-tiba tubuhnya dibombardir oleh timpukan menggunakan tas yang membuat nya kesakitan.

"Apa sih!" Sungut Wilia setelah Alice menghentikan pukulan nya. Wilia mengusap-usap kulit tubuhnya yang terasa sakit akibat ulah kekerasan yang dilakukan teman nya.

"Hei! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu! Kenapa kau mengganti pin apartemen tanpa memberitahu ku?!" Katanya dengan bersungut-sungut. Dia sangat kesal karena Wilia mengganti kode apartemen tak memberi tahu nya. Hingga membuatnya terjebak menunggu si putri tidur sampai setengah jam lamanya. Dia harus berdiri sampai kaki nya kebas demi menunggu.

"Salah sendiri kenapa selalu membawa teman pria mu kesini. Kalian melakukan nya di seluruh ruangan apartemen tanpa memikirkan pemilik apartemen!" Jelas Wilia kesal. Rasanya dia masih sangat kesal dengan sahabat nya jika mengingat tiga hari yang lalu saat Alice pulang dari mini bar membawa seorang pria satu malam nya kesini. Mereka bahkan melakukan persetubuhan di berbagai sudut ruangan hingga pagi. Padahal saat itu Wilia sudah tertidur lelap, sayangnya dia harus terbangun akibat suara-suara laknat begitu keras dari dua manusia tak beretika itu yang sialnya adalah sahabat nya.

"Hehehe ... sorry. Kemarin itu kita sudah tidak kuat menahan, dan kalau menunggu sampai ke hotel itu akan memakan waktu yang sangat lama. Jadi ku sarankan pulang kesini." Jelas nya sembari tertawa tanpa dosa. Hal itu semakin membuat Wilia ingin mengumpat banyak kata-kata.

"Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Sebaiknya kau segera bersiap jika ingin ke kampus." Kata Alice seraya melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan kiri nya.

Seakan tersadar kalau dia sudah tidak punya banyak waktu, Wilia lari terbirit-birit menuju kamar. Meskipun dia urakan dan suka pecicilan, tapi Wilia tetap memperhatikan prestasi. Beruntung nya, meksipun dia tak pernah belajar, tapi otak kotor nya itu mampu menangkap penjelasan para dosen tanpa harus bersusah payah mengulang pelajaran. Hal itu membuat bebannya begitu diringankan oleh kecerdasan nya. Huh, beginilah kalau dari lahir sudah memiliki banyak kelebihan, hidup nya sangat lah beruntung dibanding teman-temannya yang lain.

Karena waktu nya tinggal 12 menit, Wilia hanya mandi ala kadarnya. Tidak apa-apa mandi cepat, yang penting parfumnya satu botol biar tetap wangi seperti bidadari. Pikir Wilia.

Secepat kilat Wilia masuk ke kamar setelah menghabiskan waktu selama dua menit di kamar mandi. Cih, benar-benar pembohongan publik! Mana mungkin ada manusia mandi hanya dua menit? Dan yang sebenarnya Wilia hanya mencuci muka dan gosok gigi, jadilah 2 menit selesai.

Dia segera meraih gaun super ketatnya seperti biasa, lalu menyemprotkan parfum seluruh isi botol hingga tandas, tapi berhubung waktu nya tidak cukup jadi dia hanya menyemprotkan beberapa kali saja, dan itu pun wanginya sudah seperti malaikat. Hah?

"Wilia..! Buruan..!" Suara cempreng Alice begitu menggelegar di seluruh ruangan.

Bukan tanpa apa-apa mereka takut telat, dosen yang akan mengajar nanti adalah dosen yang sangat disiplin. Mereka tidak akan mentolerir mahasiswa telat apalagi mangkir saat pelajaran. Meksi begitu, dosen yang satu ini sangat murah nilai pada mahasiswa yang rajin walaupun secara akademik tidak memuaskan.

Jadi, sebenarnya mudah sekali untuk mendapatkan nilai bagus dari dosen ini, hanya perlu berangkat, pura-pura mendengarkan dan tidak pernah telat, maka dijamin akan mendapat nilai A.

"Wil-" Kata-kata nya tertahan saat melihat Wilia sudah keluar kamar dengan rambut yang diikat asal, tubuh moleknya hanya terbungkus gaun super ketat yang terlihat sangat menggoda.

Sedangkan tangan nya sibuk memasukkan alat make up nya di tas selempang nya karena tak sempat berdandan, dan Wilia akan berdandan jika mereka sudah berada di dalam mobil.

"Apa aku tidak salah lihat?" Tanya Alice dengan tatapan tak percaya. Dia bahkan sampai terbengong-bengong dengan mulut terbuka lebar melihat penampilan temannya ini.

"Sudahlah, tidak perlu memperhatikan ku. Sekarang kita berangkat!" Ujar Wilia serata menyeret Alice yang masih saja terbengong-bengong. Dia bahkan menurut begitu saja saat Wilia menyeret dengan begitu cepat sampai masuk ke dalam lift.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!