Bab 10. Kedatangan Orang Tua Wilia

"Saya mau membersihkan apartemen." Katanya seraya memejamkan mata. Dia berharap semoga bisa melalui penderitaan selama dua bulan ini. Bersih-bersih merupakan sebuah penderitaan yang tak terkira menurut Wilia. Mengingat, sepanjang hidup nya belum pernah sekalipun Wilia memegang sapu apalagi menggunakan alat itu sebagaimana mesti kegunaannya.

"Yes!" Davio bersorak ria dalam hati. Dia sudah menduga Wilia akan mengiyakan perintah nya. Bukannya terlalu percaya diri, tapi dia tahu, mana ada mahasiswa yang mau mengulang mata kuliah jika masih ada pilihan untuk memperbaiki? Hehehe ... Lumayan, dua bulan punya budak gratis, cantik pula hahaha.

Ah, bahagia sekali rasanya memiliki asisten cantik dan tubuh yang plus-plus.

"Kamu bilang apa? Saya tidak mendengar!" Tanya Edo pura-pura tidak mendengar dengan wajah yang dibuat-buat seakan benar-benar tak mendengar. Padahal sih, hati nya sudah bersorak-sorai seperti sedang merayakan tahun baru.

"Saya menerima tawaran Anda, membersihkan apartemen selama libur semester demi perbaikan nilai." Jawabnya tegas dengan menekankan setiap kalimat nya seolah agar Davio puas dengan jawaban nya.

"Baiklah, berarti mulai senin besok kau sudah menjalankan tugas mu." Jelasnya seraya keluar ruangan disusul dengan Wilia yang berlari dibelakang nya karena takut terkunci dalam ruangan.

Dug.

Awh. Wilia sedikit memekik saat dahi nya terasa sakit karena menabrak tembok. Ah, bukan tembok lebih tepatnya punggung Davio yang tak sengaja ditabrak saat sudah di depan pintu.

Pandangan Davio tertuju pada Wilia setelah membalikkan badan dengan tatapan menghunus tajam, sedangkan wanita yang ditatap itu masih sibuk mengusap-usap kening nya yang terasa ngilu.

"S-sorry." Kata Wilia gugup setelah mendongakkan kepala dan menyadari dirinya sedang ditatap Davio. Cih, menyebalkan sekali! Hanya tak sengaja tertabrak punggung nya saja tatapan nya sudah seperti ingin menelan nya hidup-hidup.

"Ck! Ceroboh." Gumamnya seraya berbalik badan yang masih di dengar jelas oleh Wilia.

Setelah mengatakan itu, Davio benar-benar keluar dari ruangan dengan tangan masih memegang gagang pintu yang dapat dipastikan pintu itu akan segera ditutup, dan hak utu sukses membuat Wilia yang tadinya berdiri di tempat nya kembali terburu-buru keluar menyeruduk pintu yang akan ditutup Davio.

Ingin sekali rasanya Wilia memaki-maki Davio, tapi hanya bisa dilakukan nya dalam hati karena tak ingin semakin memperpanjang perdebatan.

.

.

.

Malam harinya, Wilia yang baru saja pulang ke apartemen setelah menghabiskan waktunya pergi hang out bersama teman-temannya setelah pulang dari kampus dikejutkan dengan kedatangan orang tuanya yang tiba-tiba sudah ada di apartemen tanpa memberitahu lebih dulu.

"Mom, Dad?" Sapanya sedikit tak percaya saat baru saja membuka pintu mendapati kedua orang tuanya sedang duduk di sofa.

"Dasar, anak nakal. Habis dari mana, hm?" Mom Sandra langsung bangkit dari tempat duduk dan menjewer telinga Wilia yang tak memberikan rasa sakit sama sekali.

"Awh! Sakit, mom." Teriak Wilia dengan wajah meringis pura-pura kesakitan.

"Tidak usah pura-pura kesakitan jika tak ingin mommy benar-benar membuat telinga mu sakit." Ancam nya.

"Dasar, anak bandel! Dari mana saja jam segini baru pulang? Dan apa ini?" mom sandra menatap pakaian yang dikenakan putri nya. "Pakaian mu sangat kekurangan bahan! Bagaimana jika banyak laki-laki yang melirik dan berminat dengan tubuh mu? Bukan kah sudah mom bilang pakai baju yang wajar."

"Ck, mom ... ini gaun dengan model terbaru, bagus kan?" Wilia nampak tak menanggapi kekhawatiran mommy nya. Dia bahkan tersenyum senang seraya memutar-mutar tubuh nya memperlihatkan betapa indah tubuh Wilia dibalut dengan gaun yang saat ini dipakai untuk putri nya.

Wilia memang baru saja membeli gaun itu tadi saat di mall dan tak sabar langsung dipakai. Gaun yang sangat ketat seperti biasa yang Wilia pakai. Dan parahnya, gaun ini bukan hanya ketat, tapi juga sangat minim dengan bagian kanan dan kiri pinggang nya bolong seperti belum di jahit, paha mulus nya benar-benar terekspos sempurna karena ukuran nya sangat minim dengan belahan di kanan kiri yang hanya di sambung dengan benang kecil di kanan kirinya.

Apalagi bagian atas itu sangat tak wajar dipandang, sepertinya memang gaun yang dipakai Wilia belum selesai dijahit, tapi karena penjual nya sangat membutuhkan uang jadinya dijual begitu saja. Buktinya, bagian atas gaun itu hanya mampu menutupi sebagian dada Wilia, sedang bagian pinggir dan tengah hingga pusar nya masih belum dijahit sampai-sampai belahan dada itu terekspos sempurna hingga perut. Oh astaga, siapapun laki-laki yang melihat pasti akan menatap lapar dirinya. Gaun yang sangat tak wajar melebihi gaun dinas para istri.

"Bagus apanya! Gaun belum selesai dijahit saja dibilang bagus! Sudah mom bilang berulang kali, ganti kebiasaan berpakaian mu. Disini tak ada siapa pun yang mengenal mu, bisa saja ada laki-laki berniat jahat jika kau memakai pakaian seperti ini." Cerca mom Sandra. Mommy nya memang sudah berkali-kali mengingatkan putri agar berpakaian sopan.

"Issh ... Mommy ... Wilia nyaman berpakaian seperti ini. Lagian teman-teman Wilia juga sama. Nanti Wilia dikatai kuno malah kalau memakai baju seperti mommy." Sahutnya kesal. Mommy nya ini memang tak mengerti anak zaman sekarang yang sukanya berpakaian sekksi, padahal kan sekarang dia hidup di negara bebas, mau tak berpakaian pun seperti nya tak akan ada yang komen.

"Ah, mommy pusing menasehati mu. Dad, bujuk putri manja mu untuk berpakaian sopan." Adu mom Sandra pada sang suami yang memang sudah menyerah menasehati putri nya. Putri nya memang sangat keras kepala, jika sudah memiliki kemauan sendiri, maka tak ada yang bisa mengubah.

"Sudah lah, mom. Biarkan saja, lagian daddy tahu, putri kita tak akan melakukan hal-hal lebih." Sahutnya santai. Jika kebanyakan orang tua lain, sang daddy yang lebih posesif pada putrinya, tetapi ini justru berkebalikan, mom Sandra lah yang lebih posesif dari nya.

Bukan tanpa alasan mom Sandra bersikap posesif, dulu dia pernah muda seperti Wilia yang senang nya menggunakan pakaian yang memancing gairah laki-laki. Hingga suatu tragedi terjadi, dimana teman dekat nya sendiri menjebak mom Sandra dengan obat perangsang. Tapi untung lah saat itu minuman yang akan diberikan ke mom Sandra itu sudah ditukar oleh teman mom Sandra yang lain yang kebetulan melihat niat busuk Matheo, justru diminum teman laki-laki yang menjebaknya.

Saat itu mom Sandra tak langsung menyalahkan Matheo, dia bertanya lebih dulu kenapa tega hampir menjebaknya. Dan Matheo menjawab dengan entengnya karena mom Sandra selalu memancing gairah nya dengan memakai pakaian-pakaian super menggoda tetapi tak mau saat di ajak melakukan hubungan secara baik-baik.

Kejadian itu sebagai bentuk pelajaran mom Sandra, dia tak mampu menyalahkan Matheo sepenuhnya. Karena mom Sandra akui, dia memang selalu menggunakan pakaian super menggoda meski di kamar hanya bersama Matheo yang sudah dia anggap sebagai sahabat terbaik kala itu.

Dan sampai saat ini, mom Sandra tak berani lagi menggunakan pakaian-pakaian terbuka jika tak sedang dikamar dan hanya ada dad Andrew.

"Ada apa ini? Apa si cungkring bikin ulah lagi?" Tiba-tiba suara berat laki-laki yang bersumber dari arah dapur itu berhasil mengalihkan perhatian anak dan orang tua yang sedang berdebat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!