Bab 7. Protes Nilai

Hari demi hari terus berganti, tanpa terasa sudah hampir menuju akhir semester di perkuliahan semester ini. Sama seperti mahasiswa pada umumnya, hari-hari Wiia banyak dihabiskan untuk kuliah, mengerjakan tugas, dan sesekali mencari hiburan untuk merefresh otak.

Minggu ini adalah jadwal Wilia melaksanakan ujian akhir semester. Gadis yang terkenal bar-bar, ceroboh, suka mangkir, banyak ulah, suka pecicilan, bertingkah bodoh, dan masih banyak lagi kekurangan nya ini mampu mengerjakan ujian dengan baik.

Memang tak ada yang heran jika Wilia mendapatkan nilai sempurna meski sering mangkir dari pelajaran. Karena nyatanya orak bar-bar nya ini mampu mempelajari materi-materi dalam satu kali bacaan dan langsung faham. Itu pula sebab beberapa dosen tak mempermasalahkan Wilia dengan segala tingkahnya, karena faktanya dia mampu mengerjakan soal-soal ujian dengan benar.

Namun, bukan berarti semua dosen memaklumi sikap mahasiswa satu ini. Jika mereka hanya mengukur kemampuan anak didik dilihat dari nilai ujian, maka tak ada guna anak yang sudah bersusah payah belajar sungguh siang malam hanya demi meraih nilai yang terkadang tak sesuai harapan. Mr. Davio tak akan menolerir semua tindakan konyol Wilia yang bahkan hanya masuk mata kuliah satu kali dari keseluruhan pertemuan di semester ini.

Davio tahu, meski Wilia terlihat bodoh dengan segala tingkahnya dan sering membuat onar, tetapi memiliki daya tangkap sedikit lebih maju dari mahasiswa lain. Oleh karena itu, dia memikirkan bagaimana cara menyiksa mahasiswa nya agar jera telah meninggalkan mata kuliah Davio.

Sebagai dosen, tentu saja Davio merasa tak dihargai. Hanya berangkat satu kali, itu pun saat pertemuan pertama, lalu seterusnya susah tak pernah lagi berangkat. Padahal, bersama dosen lainnya Wilia masih sering berangkat walau kadangkala juga bolos, tapi tetap saja tak separah bersamanya.

Davio mulai menerka-nerka, kenapa mahasiswa nya yang satu ini tak pernah mengikuti kelas nya? Apakah karena kejadian itu?

Tentu saja kejadian yang dimaksud Davio adalah saat Wilia mencoba menggoda setelah terjatuh di atas tubuh nya. Tetapi, itu sangat mustahil! Mana mungkin gadis seperti dia memiliki rasa malu?

Sangat-sangat tidak mungkin! Batinnya.

Dan kali ini, Wilia sedang menghadap pada Mr. Davio di ruangan. Gadis itu sedang protes karena mendapatkan nilai D di mata kuliah nya. Padahal saat ujian, dia mendapatkan nilai yang bagus. Tentu saja dia tak terima karena menurut nya ini curang.

"Tidak bisa begitu, Mr. Anda tidak bisa bertindak sesuka hati pada mahasiswa nya. Saat ujian saya mendapatkan nilai bagus, tapi kenapa ini nilainya sangat jelek?"

"Ini namanya tidak adil! Anda akan saya laporkan sebagai dosen tidak profesional supaya dikeluarkan dari kampus!" Ancam Wilia menggebu-gebu. Dia bahkan tak bisa menahan amarah di depan sang Dosen.

Wajahnya memerah dengan nafas terdengar memburu, sedangkan Mr Davio hanya menatap santai mahasiswa di depan nya yang bahkan hampir membalikkan meja miliknya.

"Sudah?" Tanya nya dengan wajah santai. Kedua tangan nya di lipatkan ke dada dengan pandangan masih tertuju pada wajah Wilia yang terlihat memerah.

"Sudah apanya? Anda ini sebagai dosen sama sekali tidak bertanggung jawab! Anda tidak profesional! Kalau memang Anda benci dengan saya, ya jangan seperti ini caranya!" Mulut kecil itu masih terus mengomel tak jelas seperti mulut ikan yang gelagapan karena tenggelam.

Ingin sekali rasanya Davio menguncir bibir itu dengan tangan nya agar berhenti komat-kamit.

"Sudah?" Tanya Mr. Davio lagi. Meksi hatinya sedikit memanas dikatai dosen tak profesional dan tak bertanggung jawab, tapi dia harus tetap bisa mengontrol emosi. Mengingat saat ini dia sedang berprofesi sebagai dosen, tak etis rasanya jika harus meladeni muridnya yang sedang kesurupan ini dengan ke-setenan pula.

"Saya butuh penjelasan! Bukan sudah, sudah, gitu aja." Amarah Wilia benar-benar sudah dipuncak nya. Gadis tak memiliki sopan santun ini semakin tak sopan pula saat hatinya diliputi kedongkolan. Dia sudah terlanjur kesal pada dosen dihadapannya karena memberikan nilai jelek.

Apa dia buta ya? Masa iya, mahasiswa secantik Wilia diberi nilai jelek? Eh, maksudnya dia mendapatkan nilai bagus saat ujian dan dosen yang lain saja memberikan nilai bagus. Lalu kenapa Mr. Davio tidak? Apa dia kurang seksi ya? Haissh... pikiran apa itu, Wilia??

"Saya ingin menjelaskan, makanya saya tanya, kamu sudah belum ngomelnya?" Tanya nya sedikit kehilangan kesabaran. Sorot matanya terlihat sekali jika Davio sedang kesal pada mahasiswa di depannya.

"Ck, saya itu tidak ngomel-ngomel. Hanya menjelaskan agar Anda faham kesalahan yang Anda perbuat." Elaknya. Dia tak akan terima dikatai ngomel karena sejak tadi hanya bicara sedikit menurut nya. Yaz sedikit, sangat sedikit.

"Baiklah, akan saya jelaskan kenapa saya memberikan nilai D kepada mu."

"Yang pertama... Kamu tidak pernah berangkat di jam mata kuliah saya. Dan tentu kamu tahu konsekuensi apa yang didapat jika mahasiswa tidak berangkat di jam kuliah saya, kan?" Davio sedikit mengingatkan Wilia. Memang saat awal pertemuan, Davio menjelaskan peraturan-peraturan mahasiswa yang wajib dipatuhi saat mata kuliah nya. Dan salah satunya adalah ketertiban mahasiswa. Davio tidak hanya mengambil nilai dari ujian-ujian yang diberikan.

"Apa? Saya tidak mengingatnya! Yang saya tahu, Anda mengambil nilai dari dua segi. Dan itu bukan dari banyak nya kehadiran." Katanya yakin. Wilia memang sangat ingat, Mr Davio tidak pernah menegaskan pada mahasiswa nya untuk berangkat di jam kuliah nya.

Davio menyeringai lebar mendengar penjelasan mahasiswa nya. Memang tidak salah lagi, makhluk seperti ini seharusnya di musium kan. Otaknya memang cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ceroboh dalam mengamati segala tindakan yang lain. Dan kecerobohan seperti ini memang sering terjadi pada orang yang sering meremehkan hal-hal sepele sehingga tak dipikirkan karena menganggap tidak penting.

"Kamu ingat? Saya mengambil nilai dari dua macam itu apa saja?" Tanya nya sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu saja saya ingat!" Jawabnya cepat membuat Davio seketika terkekeh. Bukan karena kesal, tapi menurut nya ekspresi Wilia ini sangat lucu dan ingin sekali mengulek nya, namun tentu saja niat itu hanya sekedar niat dan tak terealisasikan.

"Apa saja itu?" Tanya nya lagi sembari mencondongkan tubuh sedikit lebih dekat dengan wajah Wilia hingga dua bola mata itu menatap intens wajah cantik di depan nya.

Dipandangi seperti itu tak sekalipun membuat Wilia gugup karena sudah banyak kesal nya dibanding grogi yang dia miliki.

"Yang pertama, Mr. Davio akan mengambil nilai ujian murni kita sejumlah 30%. Dan 70% nya adalah keaktifan." Jelasnya lantang. Tanpa menyadari kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai-sampai mendapat nilai seburuk itu.

"Sudah tahu?" Bukannya menjawab, Mr. Davio bahkan kembali bertanya. Dan itu sukses membuat Wilia dongkol bukan main.

"Ck! Menyebalkan!" Gumamnya lirih namun masih bisa di dengar Davio.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

😂😂😂

2023-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!