Bab 7

...Guys mohon supportnya ya, semoga karya ini bisa menghibur kalian...

...****************...

"Oh iya ini yang kemaren aku temukan di bukit" gumam Wirmi yang baru teringat tentang kantong hitam yang ia dapat dari bukit. "sepertinya ada isinya" ucap Wirmi yang merasakan ada pergerakan di dalam kantong hitam itu.

Wirmi lantas membuka kantong hitam itu dan menemukan sebuah cincin yang memiliki batu bewarna hijau di tengahnya. "batu ini berkilau" gumam Wirmi saat merasakan batu itu seperti bercahaya.

Wirmi yang merasa cincin itu sangat indah lantas langsung mencobanya namun saat mencobanya tiba tiba Wirmi merasakan tubuhnya seperti tersengat listrik.

"Apa yang terjadi" ucap Wirmi yang kaget saat merasakan sengatan tadi. "eh dimana cincinnya itu" gumam Wirmi bingung dan juga tak menemukan kantong hitam itu juga.

'Wahai manusia aku adalah penunggu dari cincin itu yang sudah berada ribuan tahun'

Wirmi yang mendengar suara sangat terkejut dan ketakutan. "siapa itu?" tanya Wirmi yang melihat segala arah tapi tak ada tanda tanda keberadaan orang.

'Jangan takut, aku adalah penjaga cincin itu aku hanya ingin memberi tahu mu bahwa kamu adalah penerus ke 100 cincin ini jadi aku mohon jaga kerahasiaan cincin ini dari siapapun'

"apakah cincin ini sakti?" tanya Wirmi bingung.

'Cincin ini bisa dikatakan sakti, karena cincin ini mempunyai segalanya'

"Seperti apa, bisakah aku meminta sesuatu atau menggunakannya dan apakah kamu bisa berwujud?" tanya Wirmi yang mulai mode kepo.

'Kamu bisa menggunakannya namun kamu harus mencari tahunya sendiri aku hanya akan menjaga dan mendampingi mu dan cincin ini memiliki pantangan terhadap hal negatif jadi kamu tidak bisa melakukan hal negatif dan untuk pertanyaan yang terakhir bisa iya dan bisa tidak'

"Huh, okelah lebih baik aku membangunkan Liam saja" gumam Wirmi yang menuju kekamarnya. "cincin apakah kamu punya nama dan apakah pembicaraan kita dapat di dengar orang lain?" tanya Wirmi dengan suara kecil.

'Namaku adalah fafa dan pembicaraan kita tak bisa di dengar siapapun dan kamu bisa bicara denganku lewat pikiran'

Setelah mengetahui hal itu Wirmi menuju sang suami yang masih tertidur pulas. "Liam ayo bangun, kita harus bergegas kekota agar tak memakan waktu lama" ucap Wirmi yang langsung membuat Liam tersadar.

Wirmi yang melihat Liam sudah bangun, lantas pergi untuk menyiapkan sarapan bersama. Wirmi juga menyiapkan makanan yang akan di bawa dalam perjalanan. Wirmi hanya menyiapkan kentang dan ubi bakar untuk perjalanan dan air yang ditaruh dalam bambu yang berukuran lumayan panjang.

"Ibu, Liam ayo makan" ucap Wirmi yang sudah menyiapkan makananya dan mereka makan dengan hikmat. "apakah kamu akan berangkat sekarang Wirmi?" tanya ibu Jiali saat sudah selesai makan.

"Iya ibu dan aku sudah menyiapkan makanan untuk ibu selama kita pergi" ucap Wirmi yang tadi memasak cukup banyak dimana ia memasak 2 ekor ikan yang berada di kolam.

"Kapan kamu akan pulang, apakah kamu akan menginap disana?" tanya ibu Jiali yang terlihat khawatir. "ibu tenang saja, aku dan Liam akan pergi ke kota sebentar saja dan kalau perjalanan jauh mungkin akan menginap 1 hari dan bisakah aku minta tolong agar ibu menyiram sayuran kita dan memberi makan ikan selama aku pergi" ucap Wirmi yang di angguki oleh ibu Jiali.

"Ya sudah kalau semua sudah siap, ayo suamiku kita berangkat" ucap Wirmi yang sudah siap dengan barang bawaannya dimana saat ini Liam membawa keranjang gendong yang berisi semua jamur dan Wirmi membawa persediaan makanan dan minuman.

"Wirmi tunggu, ini ibu ada simpanan untuk kamu, jika ada sesuatu kamu bisa menggunakannya" ucap ibu Jiali yang memberikan 1 perak ke tangan Wirmi. "ibu tidak usah, ini punya ibu aku tak mau mengambilnya" ucap Wirmi yang jelas menolak pemberian ibu Jiali, namun dengan paksaan mau tak mau Wirmi menerimanya.

"Ibu ingin kalian aman, dan Liam anak ku satu satunya jaga istri mu dengan benar dan ibu minta jadi anak baik dan penurut ya dan jadi suami yang bijaksana dan dapat melindungi istrinya" ucap ibu Jiali yang memberi petuah kepada Liam.

"Baik bu, Liam pamit berangkat dulu ya" ucal Liam dan setelah berpamitan mereka pergi meninggalkan rumah menuju kota.

Saat ini Wirmi dan Liam berjalan cukup jauh hingga sampai di pemukiman dan Wirmi dapat melihat banyak rumah warga dan orang orang yang sedang beraktivitas.

"Liam apakah kita gunakan uang ini saja untuk menyewa kereta agar tak memakan waktu lama, aku tak ingin meninggalkan ibu terlalu lama" ucap Wirmi yang langsung disetujui Liam.

Fyi kereta itu seperti delman

"Ayo segera, aku juga merasa takut meninggalkan ibu sendirian, istriku" ucap Liam karena tak pernah jauh dari ibunya. Karena telah sepakat mereka menuju kereta yang biasa disewakan untuk bepergian.

"Selamat pagi pak, apakah kereta ini bisa disewakan?" tanya Liam yang menghampiri kereta yang berada dipinggir jalan pemukiman. "hm.. Bisa, tujuan anda kemana?" tanya seorang pak tua, pemilik kereta tersebut.

"Saya dan istri saya ingin ke kota dan kami berencana menyewa kereta ini" ucap Liam yang menggandeng tangan sang istri agar mendekat. "baiklah harga menyewa ini 30 perunggu menuju desa" ucap pak tua itu lantas Wirmi menyerahkan 1 keping perak.

"Aku ingin menyewa kereta ini selama 1 hari" ucap Wirmi yang langsung menaiki kereta itu. "anda serius?" tanya pak tua itu dengan kaget. "iya, apakah kamu setuju suamiku?" tanya Wirmi pada Liam namun Liam ragu. "iya terserah padamu istriku, bisakah kita segera berangkat" ucap Liam pada akhrinya dan mereka menaiki kereta menuju kota dengan di kendarai oleh pak tua.

Dalam perjalanan menuju ke kota membutuhkan waktu sekitar 5 jam sehingga kesempatan itu di gunakan Wirmi untuk tidur dan kebetulan kereta yang di gunakan tertutup sehingga yang di lakukan Wirmi tak dapat di lihat. "Liam aku ingin tidur, bisakah kau memeluk ku?" tanya Wirmi dan Liam langsung memeluk istrinya dari samping.

.

Tiba di kota saat matahari sudah di atas kepala tak membuat semangat mereka luntur. "pak, kau bisa menunggu ku disini aku ingin ke pasar" ucap Liam yang telah turun di pintu gerbang kota. "baiklah, aku akan menunggu kalian disini" ucap pak tua itu yang langsung berpindah tempat untuk beristirahat.

Wirmi dan suami memasuki kota dan sebelum itu dilakukan pengecekan. "apa yang kau bawa?" tanya penjaga itu. "ini adalah jamur yang akan aku jual" ucap Liam yang langsung di periksa oleh para pengawal. "baiklah silahkan masuk" ucap pengawal itu yang tak menemukan hal hal berbahaya yang dapat mengancam ketenangan kota.

"Liam apakah kamu tau dimana letak pasar?" tanya Wirmi yang mendapat gelengan dari sang suami. "tunggu sebentar disini aku akan menanyakan pada penduduk sekitar" ucap Liam yang pergi dan tak terlalu lama Liam kembali dan mengarahkan pasar pada sang istri.

"Wahh ramenya" gumam Wirmi yang melihat banyaknya aktivitas disini. "Liam kita ke tempat sayuran terlebih dahulu" ucap Wirmi yang menarik tangan sang suami.

"Permisi ibu, sayur ini dan cabe berapa?". "sayur bayam 2 perunggu dan cabe 5 perunggu, mau berapa?" tanya pedagang itu. "oke sebentar ya bu, saya akan kembali" ucap Wirmi yang meninggalkan pedagang tersebut dan menghampiri Liam.

"Apakah yang kamu tanyakan?", "harga cabe dan bayam, aku ingin agar tau berapa harga yang aku berikan pada jamur kita" ucap Wirmi yang di angguki oleh Liam. "terus apa yang akan kamu lihat lagi?" tanya Liam menunggu keputusan sang istri. "aku ingin menuju ke tempat daging" ucap Wirmi yang berjalan menuju penjual daging.

fyi lagi nih, disini penjual selalu menjual barangnya dalan ukuran 1 kilo jadi kalau sayur 2 perunggu berarti itu 1 kilonya

"Permisi bu berapa harga ayam, sapi dan babi ini?". Tanya Wirmi yang melihat banyak jenis daging. "harga ayam 4 perunggu, harga sapi 9 perunggu dan harga babi 11 perunggu" jawab pedagang itu dengan sinis karena melihat penampilan Wirmi yang sangat sederhana. "oh baiklah bu, saya akan kembali nanti dan terima kasih" ucap Wirmi pamit pergi.

"DASAR MISKIN, kalau tak mampu jangan sok sokan menanyakan harga" ucap ibu penjual daging itu dengan emosi. "HEI kamu tak pernah di ajarkan orang tuamu untuk menghargai orang berbicara hah?" ucap penjual itu yang sudah emosi sampai keubun ubun dengan sikap Wirmi yang membuatnya malu.

"Aku tak perlu menghiraukan nyamuk bersuara " ucap Wirmi dengan lantang dan pergi menuju suaminya. "apa yang terjadi, apakah kamu terluka?" tanya Liam yang panik karena mendengar keributan. "tidak masalah Liam, tadi hanya ada banyak nyamuk yang mengganggu" ucap Wirmi yang menarik Liam menuju penjual ternak.

"Liam bisakah kamu menanyakan harga sapi dan kuda, aku ingin mengetahuinya" ucap Wirmi. "baiklah dan kamu tetap disamping ku" ucap Liam sambil terus menggenggam tangan istrinya.

"Permisi pak harga sapi disini berapa ya?" tanya Liam saat melihat penjual ternak hewan yang sudah sangat tua dan lemah. "harga sapi jantan ini 16 perak dan betina 14 perak karena ukuran sapi yang kurus jadi aku memberi harga murah" ucap pedagang itu dengan lesu.

"Kalau kuda berapa harganya?" tanya Liam lagi

"harga kuda ini 25 perak sebenarnya kuda ini sangat tangguh dan seekor kuda pelari namun karena saya sudah tak bisa merawatnya jadi saya menjualnya" ucap pedagang itu sambil mengelus kudanya dengan penuh kasih sayang.

"Baiklah pak, saya akan kembali sebentar untuk membeli sapi dan kuda ini, bisakah bapak tunggu sebentar" ucap Wirmi dan sang bapak tua itu hanya mengangguk lemah yang menganggap mereka hanya membual.

"Berarti harganya sama jadi aku bisa menetapkan harga yang sama juga" gumam wirimi penuh gembira. "Liam ayo kita kesebuah rumah makan terkenal karena kita akan menjualnya pada mereka" ucap Wirmi.

(perkiraan perbandingan uang sekarang dan zaman itu tidak berbeda 1 keping perunggu bisa dihargai 10 ribu dan seterusnya)

"Apakah mereka mau?, dan apakah kamu tau rumah makan itu?" tanya Liam yang sedikit bingung. "aku tidak tau tapi aku dengar disekitar sini ada rumah makan mahal jadi kita jalan saja kedepan" ucap Wirmi.

Wirmi dan Liam lantas berjalan sekitar 10 menit dan melihat ada rumah makan yang sangat besar dan mewah. "Liam ayo, kita harus cepat" ucap Wirmi yang ingin keadaan jamurnya tetap segar.

"Permisi tuan, bisakah saya bertemu dengan pemilik atau tangan kanan rumah makan ini?"tanya Wirmi pada penjaga namun bukan sikap ramah yang didapat Wirmi.

"SIAPA KALIAN...

...****************...

...Terima kasih yang udah baca sampai ini, mohon bantuannya untuk komen dan juga beri tanda suka untuk setiap babnya untuk mensupport saya. saya mohon maaf kalau cerita ini banyak kurangnya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!