...Guys mohon supportnya ya, semoga karya ini bisa menghibur kalian ...
...****************...
"Makanan siap" ucap Wirmi sambil membawa sepanci sayur sup kelor ke ruang tamu untuk makan bersama. Ibu Jiali dan Liam langsung bergegas menuju keluar kamar dan menghampiri Wirmi.
"Wah tampaknya enak" ucap Liam penuh kegembiraan dan begegas duduk cantik disamping Wirmi untuk menerima makannya. "iya ini tampak sangat enak" ucap ibu Jiali yang juga duduk disamping Wirmi.
Jangan pikir mereka duduk dimeja makan atau apalah itu, mereka duduk langsung diatas lantai lebih tepatnya tanah liat tanpa alas.
Wirmi dengan telaten mengambil makanan untuk ibu dan suaminya dengan menaruh di mangkok yang terbuat dari batok kelapa. tak butuh menunggu lama mereka langsung menyantapnya dan jangan tanya soal rasa pastinya 'HAMBAR !' itu yang dirasakan mereka karena tidak ada penyedap yang bisa ia gunakan bahkan rempah rempah juga tak ada, namun mereka sangat menikmati karena mereka dalam keadaan lapar yang hanya makan 1 kali dalam sehari itupun tak menentu.
.
.
"Liam bisakah kita bicara sebentar?" tanya Wirmi sambil memadang wajah suaminya yang penuh dengan kebahagian. "iya, bicaralah" ucap Liam dengan masih memejamkan mata sambil mengelus perutnya.
"Ayo kita kekamar sebentar" ucap Wirmi yang langsung menarik suaminya agar mengikutinya. "jangan menarikku, kamu membuatku tak seimbang berjalan" keluh Liam yang harus menyeimbangkan tubuhnya.
"Aku ingin bicara serius dengan mu" ucap Wirmi dengan penuh ketegasan yang membuat Liam kicep seketika. "apakah boleh aku yang mengatur kegiatan yang akan kita lakukan, maksudku apakah bisa aku mengambil keputusan dalam rumah tangga kita ini dan juga untuk keluarga?" tanya Wirmi dengan sesopan mungkin karena ia tak ingin sang suami memiliki fikiran bahwa ia merendahkan dan tak menghargainya.
"Iya tak masalah, emang ada apa ?" tanya Liam yang merasa tak masalah dengan itu karena ia sadar ia juga tak mengerti apa. "tapi bisakah kita selalu membicarakan suatu hal terlebih dahulu, apapun itu?" ucap Liam yang merasa itu adalah hal yang harus agar mereka tidak memiliki masalah.
"Iya tentu, aku akan selalu memberitahukan apapun kepada mu, dan aku sekarang ingin kita mengubah hidup kita ini lebih baik" ucap Wirmi sungguh sungguh yang diangguki semangat oleh Liam. "bisakah kamu mengikuti saran ku, aku ingin kamu menemani ku berkeliling bukit untuk mencari tumbuhan yang bisa kita tanam" ucap Wirmi yang langsung diangguki Liam. "tapi apa yang ingin kamu harapkan dengan tanah yang kering dan tak bisa membuat tumbuhan hidup?" tanya Liam penuh kebingungan karena emang benar tanah yang dimiliki keluarga Liam mengalami kekeringan namun karena kekurangan pengetahuan yang Liam ketahui membuat tanahnya terbengkalai.
"Aku bisa mengurusnya, intinya besok kamu temani aku untuk menjelajahi bukit" uap Wirmi tanpa mau ditentang sehingga Liam mengangguk mengerti.
.
.
"Liam punyakah kamu keranjang yang lebih besar?" tanya Wirmi yang melihat keranjang yang Liam bawa terlalu kecil. 'apakah segini masih kurang?' tanya Liam bingung namun tetap menuruti kemauan istrinya. Wirmi dan Liam membawa 2 keranjang besar menuju bukit.
Saat memasuki bukit Wirmi dan Liam mengikuti jalan setapak yang digunakan untuk masuk kebukit. Wirmi yang memang mengenal banyak tumbuhan sangat gembira saat masuk banyak melihat sayur sayuran yang berada di dekat tahan basah.
Wirmi yang sangat gembira sampai lupa membawa suaminya, ia hanya terus menerus mencabut, memetik dan mengambil sayuran yang ia temui. "ASTAGA ini kan bawang bawangan!" kaget Wirmi yang menemukan benda berharga setelah memasuki lebih dalam bukit ini. "apakah yang kamu temukan itu" tanya Liam penuh kebingungan. "ini adalah bumbu untuk membuat masakan kita lebih enak, kita bakalan makan makanan enak" ucap Wirmi penuh kegembiraan. Tak sampai disitu Wirmi terus meminta Liam untuk semakin masuk kedalam bukit agar ia mengetahui jalan pulang seandainya ia menjelajahi sendiri bukit ini.
"Liam apakah ini tanaman kentang dan ubi merah?" tanya Wirmi dengan jantug berdetang hebat. "IYA, ini adalah ubi" ucap gembira Liam saat melihat itu. "ya sudah, bisakah kamu cabut ini semua, aku ingin mencoba menanamnya ditanah kita" ucap Wirmi antusias. Perjalanan mereka mencabut kentang dan ubi pun sangat menguntungkan karena Wirmi berhasil menemukan berbagai macam sayuran dan buah yang bisa untuk dimakan dalam jangka waktu lama dan bisa ia tanam kembali.
Tak puas hanya menemukan itu mereka terus berjalan semakin ke dalam sampai memakan waktu cukup lama namun karena keadaan yang mulia gelap membuat mereka membatali untuk melanjutkan perjalanan sehingga mereka putar balik. Sebelum mereka pulang Wirmi sempatkan ke air terjun mengambil air untuk dirumah.
"Liam apakah disini tidak ada ikan hidup?" tanya Wirmi bingung karena sungai yang sangat luas masa tidak ada kehidupan. "ada istriku, namun aku tidak bisa menangkapnya karena tidak memiliki tombak" ucap Liam agak menyesal karena tidak dapat membuat istrinya makan daging.
'Apakah dia tidak tau cara memancing' pikir Wirmi dalam hati. "Liam apakah kamu bisa mencari cacing?" tanya Wirmi memastikan. "bisa cacing sangat banyak di bukit ini dan untuk apa kamu membutuhkan cacing?" bingung Liam melihat istrinya tiba tiba menginginkan cacing.
"Aku akan membuat alat untuk mendapatkan ikan jadi bisakah kamu mencarikan ku cacing dan juga batang pohon utuh tak perlu besar culup yang kecil saja" ucap Wirmi yang sudah banyak ide dikepalanya.
"Baiklah jika kamu mebutuhkannya, aku akan mencarikannya terlebih dahulu, jadi kamu tunggu sebentar disini ya" ucap Liam yang meninggalkan Wirmi dengan 2 keranjangnya dan tamban 1 ember air.
Wirmi yang melihat Liam sudah menjauh memilih berkeliling di sekitar danau untuk mencari lokasi yang bagus untuk menaruh perangkap ikan. Ya rencana Wirmi adalah membuat perangkap ikan sehingga tak perlu menunggu untuk mendapatkan ikan cukup taruh dan tinggal selama 1 hari.
Tak sampai setengah jam ternyata Liam sudah datang dengan memikul batang pohon kecil dan segenggam cacing. "ini barang yang kamu inginkan istriku" ucap Liam sambil menaruh kayu dan ulat ditanah. "terima kasih Liam, dan bisakah kamu menolongku?" tanya Wirmi yang sudah duduk di tanah dan Liam mengangguk beranda bisa juga mengikuti Wirmi yang duduk ditanah.
"Bisakah kamu kuliti batang pohon ini, dan potong tipis tipis kulit pohon ini seperti tali" ucap Wirmi mengarahkan Liam. Dengan arit yang Liam punya, ia mengikuti intruksi dari istrinya.
Hanya memerkuan waktu sekitar satu jam perangkap ikan telah jadi. "hebat Liam, dan bisakah kamu mengangkat batu ini" ucap Wirmi meminta agar Liam mengangkat batu yang lumayan berat untuk menjadi pemberat dari perangkapnya.
"Baiklah" ucap Liam dan mereka langsung menyiapkan perangkap ikan yang sudah berisi ulat untuk ditaruh disungai yang airmya mengalir pelan. "sudah beres suamiku, sebaiknya kita pulang dan mengunjungi tempat ini besok dan semoga kita bisa mendapat ikan yang banyak" ucap Wirmi penuh semangat sambil menggandeng tangan suaminya dan menarik satu keranjang.
Liam yang mendapat perlakuan itu hanya bisa terdiam dan salting.
.
Sampai dirumah Wirmi meminta Liam untuk menaruh barang barangnya di belakang rumah sehingga memudahkan Wirmi utuk memasak dan mempersiapkan tanah untuk menanam.
"Makanan sudah siap" ucap Wirmi yang sudah memasak sayur bening dengan menggunakan bayam dari bukit dan kentang yang ia oleh seperti fufu.
"Wah ini sangat wangi" ucap Liam yang sudah dari tadi menunggu masakan istrinya jadi. "wah tampaknya kalian menemukan banyak makanan dari bukit" ucap ibu Jiali yang melihat makanan yang menurutnya sangat banyak dan enak.
"Iya bu, mari kita makan" ucap Wirmi yang menyiapkan makan ibu dan suaminya terlebih dahulu. ibu Jiali dan Liam yang baru menyicipi pertama kali langsung tak bisa berkata kata. Makanan yang memiliki rasa, dan harum adalah makanan yang menurut mereka dari surga karena terakhir kali mereka makan makanan enak tak tau kapan mungkin hanya 1 kali dalam hidup.
Mereka makan dengan lahap, sampai tak menyadari kalau mereka terus menambah tak hanya ibu Jiali dan Liam tapi juga Wirmi karena merasa nikmatnya tiada tara.
"Enaakk"
...****************...
...Terima kasih yang udah baca sampai ini, mohon bantuannya untuk komen dan juga beri tanda suka untuk setiap babnya untuk mensupport saya. saya mohon maaf kalau cerita ini banyak kurangnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Didi
Semangat thor
2023-02-09
1