Part 10

"Aku ingat kok, Sayang. Tapi ... Kalau aku sudah tidak tahan gimana? Malika, kamu adalah istri kecil kesayanganku. Maka dari itu, saya tidak akan membiarkan kamu lepas dariku. Aku akan membuat gadis kecilku candu dengan sentuhanku," bisik Tuan Kiel tersenyum nakal.

Tuan Kiel akan memberikan Malika obat, obat itu akan membuat rahim Malika tertutup asal Malika rutin meminumnya sebelum tidur. Malika pasrah, semakin dia berontak malah membuat Tuan Kiel semakin nekad saja.

"Ya sudah, sekarang bersihkan tubuh kamu. Apa kita bersihkan sama-sama?" Lagi, Syakiel tersenyum nakal. Dia mengajak istri kecilnya untuk mandi bareng.

"Ogah! Aku bisa sendiri!" tolak Malika ketus.

Melihat istri kecilnya ketus seperti itu malah membuat Syakiel semakin gemas saja, hingga Syakiel pun mengecup punggung sampai tengkuk Malika tanpa jeda membuat Malika kembali merinding.

'Bagaiman pun caranya, aku harus bisa membuat Malika jatuh cinta. Aku terlanjur mencintai gadis satu malamku. Aku akan melakukan apa pun agar dia nyaman berada di sisiku. Tak akan aku biarkan dia pergi, apalagi sampai kembali lagi kepada Riki yang jelas-jelas hanya menginginkan tubuhnya Malika saja,' batin Syakiel bermonolog.

Gegas Syakiel pun beranjak dari tempat tidur, Syakiel masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sekali akibat permainan panas hingga keringatnya dan keringat Malika menyatu.

'Aarrghhh ... Kenapa hidup aku sial banget sih? kenapa aku harus terjerat Pernikahan paksa seperti ini!' pekik Malika dalam hati.

Malika pun mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya saat ini, tak munafik memang sentuhan dari suaminya sangat sangat lembut hingga dirinya ikut menikmati. Malika hanya kesal dengan nasib buruknya sampai dirinya harus menikah dengan laki-laki yang usianya terpaut jauh darinya.

Tak lama kemudian, Syakiel pun ke luar dari kamar mandi. Syakiel tersenyum tipis ketika dia melihat Malika yang sudah tertidur lelap.

"Ternyata dia sudah tidur!"

***

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, hari ini adalah hari masuk sekolah setelah dua Minggu libur. Sebenarnya, Malika belum siap untuk masuk sekolah, belum siap bertemu dengan Riki, terlebih Riki yang belum menerima hubungannya harus berakhir. Mulai hari ini, Tuan Kiel yang akan antar jemput Malika ke sekolah. Tuan Kiel tidak akan memberikan celah sedikitpun kepada Malika untuk dekat dengan Riki.

"Ingat ya, Malika. Status kamu adalah sebagai istri. Hargai saya sebagai suami. Itu pun kalau kamu tidak takut, apa yang aku ucapkan itu serius. Aku akan menarik sahamku di perusahaan Papamu jika kamu berani macam-macam Malika. ingat, ancaman saya ini tidak main-main," kata Tuan Kiel mengingatkan Malika. Tuan Kiel akan terus memberikan tekanan kepada Malika, agar Malika bisa nurut padanya.

"Iya, Tuan. Saya paham!" Sahut Malika, bola matanya melirik sinis ke arah Syakiel.

"Ya sudah, ayo ke luar. Saya akan antar kamu sampai ke dalam kelas."

Hah??

Malika langsung membulatkan mata sempurna, Malika benar-benar syok ketika mendengar jika Syakiel akan mengantar dirinya sampai masuk ke dalam kelasnya.

"Enggak usah, Tuan. Saya bisa sendiri, tidak perlu mengantar aku sampai ke dalam kelas. Aku tidak mau sampai mereka curiga," tolak Malika.

Namun, Tuan Kiel tidak peduli. Ia pun ke luar dari dalam mobil lebih awal. Gegas Syakiel pun membukakan pintu mobilnya untuk Malika.

Dengan sangat terpaksa, Malika pun ke luar dari dalam mobil. Malika berjalan beriringan masuk ke dalam menyusuri koridor sekolah. Tentu saja kedatangan Malika menjadi sorotan publik.

"Eh, ganteng banget! siapanya Malika sih?"

Mereka sampai bertanya-tanya siapa laki-laki yang berjalan beriringan dengan Malika. Bisik-bisik tetangga mulai terdengar, Malika jadi risih mendengarnya.

Riki melihat Malika dan Tuan Kiel, Riki tidak suka melihatnya. Gegas Riki pun menghampiri Malika, dia langsung menarik narik paksa tangan Malika agar ikut dengannya.

"Riki! Lepas! Tangan aku sakit, jangan tarik-tarik aku kek gini!" pekik Malika, namun tdiak dipedulikan oleh Riki.

Tuan Kiel juga tidak tinggal diam begitu saja, Tuan Kiel juga mengikuti Malika dan Riki.

"Lepas!" sentak Malika menepis kasar tangan Riki yang memegang tangannya.

Riki pun langsung memeluk tubuh Malika, dia akan berusaha membujuk Malika agar hubungan ini tidak berkahir.

"Please ... Aku mohon. Jangan akhiri hubungan kita." Riki sampai memelas. Tuan Kiel masih memantau dari jauh, dia hanya ingin mendengarkan apa yang akan Malika sampaikan kepada Riki.

"Riki ... please hargai keputusan aku. Aku tidak bisa menjalani hubungan ini sama kamu. Aku harap kamu mengerti, kamu tidak paksa aku lagi."

"Tapi ... alasan kamu apa Malika? Apa? Aku hanya butuh kejelasan saja. Terus? Laki-laki yang tadi siapa? Apakah dia bodyguard kamu? Tapi kok penampilannya seperti pengusaha!" Riki akan terus menekan Malika. Riki hanya ingin mengetahui alasan Malika, Riki juga penasaran siapa laki-laki itu.

"Jangan tanya alasannya apa? Aku gak bisa jelaskan. Mungkin karena memang kita sudah gak cocok aja, Ki. Soal laki-laki itu, dia keponakan Papa aku."

Setelah mengatakan itu, Malika pun buru-buru pergi meninggalkan Riki. Ketika Riki hendak mengejar Malika, namun tdiak jadi karena Tuan Kiel menahannya.

"Jangan ganggu dia! Jika kau berani ganggu dia, kau akan berurusan denganku. Orang tua Malika sudah menitipkan Malika kepadaku. Hargai keputusan Malika, karena memang orang tua Malika tidak mau sampai putrinya menjalani hubungan, apalagi dengan kau! Maka dari itu, saya ingatkan kamu. Jangan coba macam-macam atau berani menantunya!" ucap Tuan Kiel penuh penekanan.

"Aaaaarrrggghhhhh!" kesal Riki.

Padahal Riki masih penasaran, dia masih penasaran. Malika sudah janji akan memberikannya, tapi malah Malika sendiri yang mengingkari dan malah mengakhiri hubungan.

Namun, Riki tidak akan menyerah sampai di sini saja. Riki tak peduli dengan ucapan palsu yang dilontarkan oleh pengusaha itu.

Malika sudah berada di dalam kelas, Malika digandrungi oleh para siswi. Mereka bertanya tanya tentang laki-laki tampan itu, mereka hanya ingin tahu siapanya Malika?

"Dia adalah Om aku! Namanya Om Syakiel. Dia pengusaha muda, usianya 25 tahun. Kalian kenapa sih? Menurut aku Om Kiel biasa saja," kata Malika santai. Namun sebenarnya Malika sangat panik, dia takut kalau mereka tidak percaya kalau Tuan Kiel adalah Om nya.

"Eh Malika, kamu katarak atau gimana? Apa mata kamu lagi minus? Om Syakiel itu ganteng parah. Masa dibilang biasa saja. Kamu aneh-aneh saja," kata teman sebangku Malika yang tidak terima dengan pengakuan Malika yang mengatakan kalau Syakiel yang bagaikan berkuda putih dibilang biasa saja.

"Emang faktanya begitu. Kalian lebay deh!"

Bukan hanya Malika yang tidak suka mereka memuji Tuan Kiel, begitu juga Riki. Dia merasa tersaingi ketika kemunculan pria pengusaha itu.

Biasanya Malika duduk satu bangku dengan Riki, kini sekarang Malika pindah posisi tidak lagi duduk bersama Riki. Malika hanya tidak mau dirinya kena masalah saja, jangan dianggap ucapan Tuan Kiel, dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan.

***

Syakiel susah berada di kantornya, soal statusnya yang sudah menjadi seorang suami memang belum diketahui oleh siapapun. Selama Malika masih status pelajar SMA, sebisa mungkin Syakiel akan merahasiakan nya. Tidak mau sampai pernikahan ini merusak masa depan Malika, banyak impian yang ingin Malika gapai sebagai seorang suami sebisa mungkin Syakiel akan mendukung yang terbaik untuk Malika.

"Virna, kamu—?" Syakiel terkejut dengan kedatangan mantan kekasihnya dulu waktu masa-masa putih-abu.

Virna tersenyum tipis, "Ternyata kamu masih mengenali aku. Apa kabar, Kiel?" Virna terlihat sangat manis lebih cantik waktu dulu saat menjalin asmara.

"Uummm ... baik!" jawab Syakiel singkat.

"Apakah siang ini ada waktu? Aku ingin mengajak kamu makan siang? Ya ... sekalian kita nostalgia," ajak Virna tanpa basa-basi.

"Sorry, aku sibuk. Sepertinya tidak akan bisa deh. Lain kali saja," tolak Syakiel. Ia teringat status nya yang sudah menjadi suami, dia hanya ingin menghargai Malika, toh dia sendiri ingin dihargai oleh Malika sebagai suami.

"Apakah kamu tidak bisa luangkan waktumu sedikit saja?" Virna memaksa.

Syakiel menggelengkan kepalanya, dia tetap tidak mau.

Virna pun akhirnya ke luar dari ruang kerja Syakiel, 'Sepertinya sekarang Syakiel susah di bujuk.'

Di sekolah, sudah waktunya istirahat. Malika pun ke kantin dengan Nesya, biasanya selalu dengan Riki.

"Malika, apakah kamu sama Riki udah putus?" Tanya Nesya penasaran.

Malika hanya bisa mengangguk saja, Malika berharap si Nesya tidak kepo alasan Malika harus putus dengan Syakiel.

"Uummm... Pantas saja. kenapa harus putus sih? Kamu dan Riki itu sangat cocok sekali."

Malika hanya balas tersenyum saja, Malika tidak mau banyak cerita apa pun. Bisa saja Malika cerita kepada Nesya alasan dia harus putus dengan Riki, akan tetapi dia takut kalau nanti malah Nesya yang membocorkan rahasianya yang sudah menikah dengan Tuan Kiel.

[Sudah waktunya jam istirahat kan? Jangan lupa makan ya. Nanti aku akan jemput, jangan macam-macam]

Mendapat chat dari Syakiel, entah kenapa tidak membuat Malika senang sedikit pun. Padahal Syakiel begitu perhatian sekali padanya. Malika tidak membalas sama sekali chat dari suaminya.

[Apakah Riki mengganggu kami lagi]

Lagi, Syakiel kembali mengirim chat kepada Malika.

[Enggak], balas Malika singkat.

Sepertinya Syakiel memang harus ekstra sabar lagi menghadapi Malika.

[Syukurlah kalau begitu. Aku akan kirim seseorang untuk memantau kamu di sekolah, jadi kamu jangan pernah macam-macam]

Astaga!

Malika menghela napas kasar, hidupnya merasa tidak bebas sekarang. Merasa terpantau, tidak sebebas dulu.

[Kenapa kamu over protektif banget sih? aku merasa tidak bebas kalau begini]

Malika tampak kesal sampai dirinya tidak mood buat makan, padahal bakso dan teh manis sudah Malika pesan dan sudah tersedia di atas meja.

"Kamu chat sama siapa Malika? Kok tiba-tiba muka kamu kesal kek gitu?" Nasya kepo, sedari tadi Nesya terus memperhatikan Malika.

"Chat sama Monster!" Cetus Malika.

[Aku melakukan ini karena aku sudah jatuh hati sama kamu, gadis kecilku]

Malika tidak lagi membalas chat dari Syakiel dari pada nantinya malah semakin naik tensi darahnya. Malika pun tidak memakan bakso nya, emosinya lagi naik. Gegas Malika pun pergi meninggalkan Nesya.

"Si Malika kenapa sih? Kok dia aneh banget?" gumam Nesya.

Riki duduk termenung di kantin, Riki juga malah memainkan makanan yang dia pesan, Nesya pun menghampiri Riki, tak lupa membawa bakso dan teh manis miliknya.

"Ki, kamu sama Malika kenapa harus putus?" Tanya Nesya, dia memang terkenal Miss kepo.

Riki malah diam saja, tak menjawab pertanyaan dari Nesya.

"Ish .... " Nesya jadi kesal sendiri.

Terpopuler

Comments

Yulia Prihatin91#SoLo#

Yulia Prihatin91#SoLo#

gem3s

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!