Part 6

"Mom, maaf ya. Istri kecilku ternyata belum siap untuk di ajak dan tinggal di sini selama dia libur sekolah. Uumm ... tapi nanti Syakiel akan coba untuk bujuk dia ya Mom, siapa tahu dia nanti mau diajak ke sini dikenalkan sama Mommy," kata Syakiel setelah selesai menghabiskan sarapannya.

"Kamu sih ada-ada saja, kenapa coba wanita yang kamu nikahi harus gadis remaja?" protes Mommy Sarah. Terlebih, Nyonya Sarah sangat tidak sabar sekali ingin segera menimang cucu. Jika menantunya masih remaja, otomatis beliau harus ekstra sabar menunggu lagi. Dan, entah sampai kapan?

"Mom, maaf!" Syakiel menyatukan kedua telapak tangannya. "Ini masalah hati dan perasaan. Jadi, Syakiel mohon sekali agar Mommy tidak protes," pinta Syakiel ramah.

Bagaimanapun, Syakiel akan terus menghormati Mommy Sarah. Berharap ketika nanti bertemu dengan Malika Salsabila Aditama, Mommy Sarah akan tertarik.

"Oke! Mommy paham kalau ini memang urusannya dengan hati," ucap Mommy Sarah yang tidak mau memperkeruh keadaan. "Mungkin Mommy harus sabar lagi menunggu punya Cucu. Sebab istri kamu yang masih berusia 18 tahun mana mau hamil."

"Siapa tahu setelah dia ke luar dari sekolah, dia mau hamil, Mom. Kan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini," kata Syakiel ngasal.

Padahal saat ini dirinya tengah berjuang untuk mendapatkan cinta dari sang istri, setelah berhasil kemungkinan Syakiel akan meminta kepada Malika tentang program hamil, tapi setelah nanti Malika dinyatakan lulus dari Sekolahnya.

"Ya, ya, ya. Semoga saja begitu." Mommy Sarah merasa tidak yakin saja. Ia memang akan berusaha sabar menunggunya, berusaha untuk mengerti.

Setelah itu, Syakiel pun pamit kepada Mommy Sarah karena dirinya memang harus segera ke kantor. Nanti siang, sekitar pukul sebelas lewat lima belas menit. Ia akan datang lagi ke rumah Pak Tama yang sekarang sudah menjadi Papa mertua. Laki-laki itu akan mengajak Malika makan siang, berharap istri kecil kesayangannya itu tidak menolak ajakannya.

'Aku tidak akan menyerah untuk meluluhkan hatinya. Sekarang dia adalah milikku, dan laki-laki bernama Riki itu tidak akan aku biarkan mendekati Malika di sekolah nanti. Aku harus tetap awasi, jangan sampai kecolongan. Aku harus memberikan ultimatum kepada Malika agar dia sedikit jera dan patut padaku,' ucap Syakiel dalam hati.

***

Setelah semalam dirinya mencari tahu di mana kediaman Malika Salsabila Aditama. Sekarang Riki pun segera bergegas ke sana, Riki tidak terima jika Malika mengakhiri hubungannya begitu saja. Terlebih, laki-laki itu belum mendapatkan apa yang dia inginkan dari Malika. Mungkin dewi keberuntungan lagi berpihak kepada Riki, pasalnya di rumah Malika hanya ada Malika dan pembantu. Orang tua Malika sudah pergi setelah sarapan tadi, akan ada acara syukuran di kantor. Tapi Malika malas untuk hadir di acar tersebut. Malika memutuskan untuk berdiam diri saja di dalam rumah.

"Non, ada tamu," kata sang pembantu yang menghampiri Malika.

Malika sedang di teras belakang rumah, duduk santai sembari membaca sebuah novel karya Queen Mikayla, di rumah hitam orange.

"Siapa, bi?" Tanya Malika penasaran.

"Bibi tidak tanya, Non. Tapi ... sepertinya seusia dengan Non Malika," jawab sang pembantu.

Malika penasaran, kalau pun yang datang teman-temannya kemungkinan sang pembantu akan mengenalnya. Lantas Malika pun buru-buru ke ruang tamu saking penasarannya.

ketiak Malika sampai di ruang tamu, Malika begitu terkejut sekali ketika dirinya sosok laki-laki yang saat ini berhadapan dengan dirinya, rasanya Malika ingin berlari saja. Tapi tidak bisa!

"Riki? Kau--??"

Lantas Riki pun langsung saja memeluk tubuh Malika dengan sangat-sangat erat sekali sampai Malika merasa sesak napas.

"Sayang, aku tidak terima kamu akhiri hubungan kita. Tolong kamu jelaskan sama aku, alasannya apa?" tanya Riki yang masih memeluk tubuh Malika.

Namun, Malika tidak bergeming. Gadis itu masih nyaman berada dalam pelukan Riki.

"Riki, aku---!!" Malika jadi bingung sendiri apa yang harus dirinya katakan kepada Riki. Ia hanya tidak mau sampai Riki dan teman sekolahnya mengetahui kalau dirinya sudah menikah.

Riki melepaskan pelukannya, lak-kaki remaja itu menatap netra raut wajah Malika. Kedua tangannya kini memegang kedua tangan Malika, "Apa yang akan kamu katakan? Katakan saja? Terlebih tentang alasan kamu yang memutuskan hubungan kita?" Lagi-lagi pertanyaan itu yang Riki ajukan kepada Malika, karena memang itu tujuannya.

Bulir bening itu pun tak terasa ke luar begitu saja. Namun, segera mungkin ia seka. Malika menepis kedua tangan Riki yang memegang kedua tangannya. "Maaf!" hanya kata itu yang bisa Malika katakan.

"Maaf?" Riki semakin tidak mengerti kenapa Malika hanya mengatakan kata maaf saja. "Sayang, ngomong yang jelas dong. Maksud kamu maaf karena apa?"

"Maaf! Karena memang kita harus putus!"

Terpopuler

Comments

Lyana Gunawan

Lyana Gunawan

malika harus cari alasan dong masa dengan kata maaf aja, ya pasti si riki makin penasaran

2023-04-18

0

Yulia Prihatin91#SoLo#

Yulia Prihatin91#SoLo#

qkwkwmmmm
riki makin penasaran kenapa diputusin

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!