Waktunya Malika pulang sekolah, ternyata Tuan Kiel sudah stay di parkiran. Ia berdiri di dekat mobil, menunggu kemunculan Malika.
"Malika, itu Om Kiel udah stay aja. Ih itu sebenarnya pacar kamu apa Om kamu sih Malika?" Bahu Nesya menyenggol bahu Malika, sedari tadi si Nesya itu terus kepo.
"Om gue!" tegas Malika, bola matanya melirik jengah kepada teman sebangkunya yang mulai kepo tingkat dewa-dewi.
"So sweet loh! Pagi diantar, pulang pun dijemput. Gue mau kok jadi pacar Om Kiel!" cetus Nesya yang terus memuji Tuan Kiel membuat Malika tidak suka mendengarnya. Bukan karena cemburu, menurut Malika laki-laki itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Riki.
Malika dan Nesya sudah bertatap muka dengan Tuan Kiel. Pengusaha muda itu pun langsung menyambut Malika dengan sangat manis, meski sambutannya tidak dibalas oleh Malika.
Tuan Kiel membukakan pintu mobilnya, gegas Malika pun masuk ke dalam mobil dengan bibir yang mengerucut sampai Malika mengabaikan Nesya juga.
"Uuummm ... Om Kiel, boleh kita tukeran nomer telepon? Aku Nesya teman sebangkunya Malika!" kata Nesya tanpa basa-basi, bahkan Nesya sudah mengulurkan tangan kanannya mengajak Tuan Kiel kenalan.
Tuan Kiel membalas uluran tangan dari Nesya. "Salam kenal, Nesya. Uuummm ... nomer telepon ya? Lain kali saja ya!" Tuan Kiel pun tersenyum kemudian masuk ke dalam mobil meninggalkan Nesya yang masih berdiri mematung.
Bibir Nesya langsung manyun, dia kesel karena sudah diabaikan oleh Tuan Kiel.
***
Syakiel sudah mengantar Malika ke rumah orang tuanya Malika, kedatangan Syakiel dan Malika disambut hangat oleh Mama Maria. Setelah cium tangan, Malika buru-buru melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas.
"Nak Kiel, maafkan suka Malika yang masih begitu. Masih belum bisa menghargai kamu sebagai suami," ucap Mama Maria lirih.
Miris sekali melihat sikap Malika seperti itu kepada suami, Malika masih acuh, masih ketus. Mama Maria hanya takut nantinya Tuan Kiel tidak sabar menghadapi Malika, Mama Maria tidak mau jika putrinya janda di usianya yang masih remaja.
"Tidak apa-apa, Mah. Syakiel paham kok, mungkin Malika masih belum menerima pernikahan ini. Mama tenang saja, Syakiel akan selalu sabar sampai Malika bisa menerima pernikahan ini," kata Syakiel santai.
Malam ini Syakiel tidak akan bermalam di sini, Syakiel masih banyak pekerjaan mungkin akan bermalam di kantor.
Mama Maria bernapas lega, dia senang sekali karena Tuan Kiel mau sabar menghadapi sikap Malika. Semoga saja suatu saat nanti Malika bisa mencintai Syakiel, toh ternyata Tuan Kiel baik juga dan sepertinya sangat menyayangi Malika.
Setelah itu Tuan Kiel pun pamit, namun sebelum itu dirinya akan ke kamar Malika dulu. Syakiel akan pamit dulu kepada istri kecil kesayangannya.
Tap tap tap
Tuan Kiel pun berjalan menaiki anak tangga hingga sampai di kamar Malika. Pintu kamar Malika tidak dikunci, Syakiel pun masuk saja karena beberapa kali diketuk pintu tidak ada sahutan dari Malika.
"Ternyata dia lagi di kamar mandi," gumam Syakiel.
Syakiel pun duduk di tepi ranjang, Syakiel menunggu Malika yang tengah membersihkan tubuhnya.
Klek
Malika pun keluar dari dalam kamar mandi menggunakan handuk saja. Malika membulatkan mata ketika dirinya melihat ada Tuan Kiel di kamarnya.
"Kau—? Ngapain di situ?" pekik Malika buru-buru menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang hanya dililit oleh handuk.
Syakiel malah tersenyum tipis melihat Malika yang ketakutan seperti itu.
"Aku ini suami kamu loh Malika."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
blm tau klee...klo suami nya udah di lirik mantan nya kiel
2023-07-30
0
Yulia Prihatin91#SoLo#
màlikà malu yà
2023-03-03
0