"Iya, alasan nya apa?" pekik Riki kembali memegang kedua tangan Malika.
"Alasannya, karena kita memang sudah tidak cocok. Jadi .. aku mohon sama kamu, Rik. Hargai keputusan aku, lupakan semua tentang kita. Sekali lagi, aku minta maaf!!" Malika kembali menepis tangan Riki. Gadis itu pun memutar tubuhnya membelakangi Riki. Ia hanya tidak ingin sampai Riki melihat air mata yang terus mengalir.
lantas Malika buru-buru berlari menuju ke arah tangga.
"Malika!!" teriak Riki memanggil nama gadis yang bernama Malika itu.
Namun, teriakan Riki tidak membuat Malika menengok. Malika terus berlalu sampai menghilang dari pandangan kedua mata Riki.
Aaarrgghhh....
Riki mulai geram. Untuk saat ini mungkin Riki akan mengalah. Suatu saat nanti dirinya akan kembali datang lagi menemui Malika. Riki tidak akan menyerah sampai di sini saja, dirinya tidak mau sampai putus dengan Malika.
Di dalam kamar, Malika terus menangis. Dadanya terasa sangat sesak sekali karena masih tidak menyangka kalau Riki akan datang menemuinya di rumah.
"Kenapa dia harus datang sih? Kenapa dia sampai tahu tempat tinggal ku? Untung saja Mama dan Papa tidak ada di rumah. Coba kalau ada?" Malika mengusap air matanya, kedua matanya mulai terlihat membengkak.
"Kalau dia datang lagi ke sini bagaimana?" Malika malah jadi panik sendiri. Ia hanya tidak ingin sampai Riki mengetahui pernikahan ini. Pernikahan paksa hanya untuk menyelamatkan perusahaan Papanya agar tidak gulung tikar.
Malika pun mencoba untuk tenang, mengatur napasnya terlebih dahulu. Menghela napas dalam, perlahan-lahan ia keluarkan. Malika pun merebahkan tubuhnya, ia berusaha untuk tetap rileks.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, sebentar lagi waktunya jam makan siang. Lantas Syakiel pun buru-buru menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi. Setelah ini dirinya akan bergegas menuju ke tempat tinggal istri kecil kesayangannya.
[Assalamualaikum, Pa. Bolehkah Syakiel minta nomer ponselnya Malika?].
Pekerjaan sudah selesai, Syakiel mengirim chat kepada Pak Tama (Mertuanya) hanya untuk meminta nomer ponselnya Malika. Sebab sebelumnya, Syakiel dan Malika memang belum sempat tukeran nomer telepon. Karena semalam Malika keburu syok dengan apa yang sudah ia ketahui, jika Malika sudah tidak lagi suci sebelum ikatan halal dengan Syakiel.
[Walaikum salam. Tentu saja boleh, Nak Syakiel.]
Pak Tama membalas chat dari menantunya, buru-buru beliau pun mengirimkan nomer ponsel Malika.
[Terima kasih, Pa], Syakiel kembali membalas pesan masuk dari Papa mertuanya setelah kontak Malika sudah ia dapatkan.
Lantas Syakiel pun menghubungi Malika lewat sambungan telepon. Telepon masuk dari Syakiel pun langsung mendapat jawaban.
"Siapa?" Tanya Malika ketus.
"Suami kamu," jawab Syakiel santai.
"Ish ... mau ngapain lagi sih?" Nada suara Malika masih terdengar sangat ketus sekali. Syakiel berusaha untuk sabar saja.
"Mau mengajak istri kecil kesayangan ku makan siang. Mau, ya? Sekarang aku akan jemput kamu. Bersiaplah.... " Syakiel masih bersikap manis, suaranya pun terdengar lembut.
"Gak mau!" tolak Malika yang langsung mematikan teleponnya..
Malika juga mematikan ponselnya agar Tuan Kiel tidak lagi menghubungi dirinya lagi. Malika emang sudah ganti nomer, dan baru orang tuanya saja yang mengetahui kontak baru Malika.
Syakiel mengusap bidang dadanya. Tapi Syakiel akan tetap ke rumah Malika, ia akan paksa Malika sampai tidak ada kata penolakan lagi dari Malika.
"Kamu selalu saja membuat aku gemas, Malika." Syakiel senyum-senyum sendiri, dia kembali teringat kejadian malam itu, meskipun berkali-kali hanya nama Riki yang Malika sebut ditengah pertempuran panasnya.
Sedangkan Malika, gadis itu sudah sangat yakin sekali kalau Syakiel akan datang ke rumah. Buru-buru Malika pun ke luar dari rumah, Malika tidak mau sampai makan siang bersama suaminya. Entah deh, Malika mau pergi ke mana sekarang yang terpilih bisa menghindar dulu untuk sementara.
"Jangan harap deh, Tuan Kiel. Meskipun kamu sangat ganteng, cool dan tubuhmu yang kekar. Tidak akan membuat aku jatuh cinta sama kamu. Meskipun kehormatan ku sudah kau nikmati, tidak akan membuat aku luluh. Cih!!!" Malika bermonolog di dalam hatinya.
Tuan Kiel baru saja sampai di halaman rumah kediaman mertuanya. Lantas Tuan Kiel pun segera bergegas menuju ke pintu utama. Ia begitu yakin sekali kalau Malika pasti ada di dalam rumah.
"Malika nya ada?" Tanya Tuan Kiel kepada sang pembantu yang sudah membukakan pintu rumah untuknya.
"Ada, Tuan," jawab sang pembantu. Karena sang pembantu tidak tahu kalau Malika pergi, Malika memang tidak bilang.
Syakiel pun menunggu di depan rumah, sang pembantu sudah menawarkan masuk. Hanya saja Syakiel menolaknya, laki-laki itu ingin menunggu Malika di luar saja. Lantas sang pembantu pun segera menuju ke lantas atas di mana letak kamar Malika berada.
Hampir beberapa menit menunggu, sang pembantu pun datang lagi menghampiri Tuan Kiel.
"Maaf, Tuan. Non Malika kok tidak ada ya di dalam kamarnya," kata sang pembantu.
"Hah?? Tidak ada? Serius? Lalu ke mana perginya dia?" Tuan Kiel begitu tercengang sekali ketika mendengar kalau Malika tidak ada di dalam kamarnya.
Sang pembantu hanya menggelengkan kepalanya, sebab dirinya memang tidak mengetahui perginya Malika.
Tuan Kiel pun memutuskan untuk menghubungi Malika lewat telepon. Lagi, Tuan Kiel dibuat kesal karena nomer ponsel Malika tidak bisa dihubungi. Lantas, Syakiel pun segera menghubungi seseorang untuk mencari keberadaan Malika.
"Aku tidak mau jika Malika pergi menemui Riki."
Tuan Kiel begitu takut sekali jika istri kecil kesayangannya bertemu dengan Riki. Maka dari itu, ia sampai menyuruh seseorang untuk mencari keberadaan Malika.
***
Saat ini Malika sedang berada di sebuah taman kota. Gadis itu tengah merenungi nasib sial yang sedang ia jalani saat ingin, terlebih setelah dirinya mengetahui apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Syakiel malam itu. Di mana saat itu dirinya sedang dalam keadaan mabuk parah.
SEBELUMNYA,
"Aku ingin tubuhmu," bisik Riki membuat Maika membulatkan kedua matanya.
"Maksudnya?" Malika sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Riki barusan padanya.
"Iya aku ingin bibirmu, dan semua milik kamu yang selalu kamu sembunyikan dibalik helaian busana yang selalu kamu gunakan." Riki memperjelas ucapannya.
"Hah!!!" Malika benar-benar terkejut sekali dengan permintaan Riki, sekarang Malika paham apa yang diinginkan kekasihnya itu.
"Riki, aku tidak mau! Kau gila? Kita masih sekolah. Lagian, kita masih pacaran. Aku enggak mau, Rik." Malika menolak mentah permintaan Riki yang konyol itu. Meskipun Malika sangat mencintai Riki, tapi tidak harus juga dirinya menyerahkan semua miliknya kepada Riki.
"Kalau kamu tidak memberikannya, berarti kamu tidak cinta sama aku," ucap Riki begitu kesal sekali karena ditolak oleh Maika. "Ya sudah, kita putus!" Dengan gampangnya Riki mengatakan putus membuat Malika benar-benar syok.
"Riki, kamu ngomong apa sih? Kenapa kamu mengatakan putus? Aku enggak mau putus sama kamu, aku sayang sama kamu, Rik." Malika tidak terima diputuskan oleh Riki hanya karena Malika tidak mau memberikan kesuciannya kepada Riki.
"Karena kamu tidak mau memberikan apa yang aku mau! Yasudah, kita putus!"
Lagi, Riki berkata dengan sangat enteng sekali. Malika pun menangis, dia tidak mau putus dengan Riki. tapi dia juga tidak mau sampai menyerahkan itu. Riki meninggalkan Malika sendirian di Bar. Malam ini memang Riki mengajak Malika ke Bar, sengaja memang karena niatnya malam ini Riki ingin merampas apa yang Malika miliki.
"Riki!!!" teriak Malika.
Namun, teriakan Malika sama sekali tidak dihiraukan oleh Riki. Laki-laki itu tetap meninggalkan Malika sendirian di Bar. Malika yang patah hati karena diputusin oleh kekasihnya sampai nekad meminum minuman yang membuat dirinya mabuk. Setelah itu, Malika tidak lagi mengingat apa pun lagi. Yang ia ingat, bangun pagi sudah berada di dalam hotel. Dan ada seorang wanita baik yang mengantar Malika pulang sampai ke rumahnya.
"Kalau malam itu aku tidak nekad mabuk, mungkin sekarang aku masih suci. Dan aku, tidak akan terjerat lebih dengan laki-laki itu. Aaarrgghhh... Kenapa hidup aku sangat mengenaskan seperti ini sih?" pekik Malika sampai menguap wajahnya secara kasar.
Sampai detik ini, Tuan Kiel dan orang suruhannya belum berhasil menemukan Malika. Tuan Kiel sampai stres sendiri, ia hanya takut sampai Malika ketemuan dengan Riki. Laki-laki yang baru saja menjadi suaminya Malika memiliki pengaruh buruk kepada Riki, dia sangat yakin kalau Riki bukan laki-laki yang baik.
"Malika, kamu ke mana sih?" Saking fokus mencari keberadaan Malika, Syakiel sampai melupakan waktu makan siangnya. Mana bisa Syakiel makan dengan tenang kalau dirinya belum menemukan sang istri.
Lantas Syakiel mencoba untuk menghubungi Malika lewat telepon, namun tetap saja nomer ponsel Malika masih tidak aktif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Lyana Gunawan
malika kok bodoh ya, dah tau riki cuma mau icip"doang kok masih mau masih cinta
2023-04-18
0
Yulia Prihatin91#SoLo#
màlikà ada di taman kiel cepet cari takut keduluan riki
2023-03-03
0