Di dalam rumah, Mommy Sarah tengah duduk santai di ruang tengah sembari membaca sebuah majalah. Sebelumnya, Syakiel belum mengabari Mommy Sarah terlebih dahulu tentang dirinya yang akan membawa istri kecilnya ke rumah ini. Memang sengaja karena Syakiel ingin membuat kejutan untuk Mommy-nya yang menanyakan tentang istrinya Syakiel.
"Assalamualaikum, Mom," ucap Syakiel mengucapkan salam. Malika tidak ikut mengucapkan salam, gadis itu terus cemberut saja.
"Walaikum salam." Mommy Sarah menjawab salam dari Syakiel.
Syakiel pun mencium punggung tangan Mommy Sarah, Malika masih diam bagaikan patung. Dia tidak mau sama sekali mengucapkan salam, bahkan tidak mencium juga punggung tangan Mommy Sarah.
"Syakiel, gadis cantik ini siapa?" tanya Mommy Sarah. Beliau begitu takjub sekali dengan pesona gadis cantik yang berdiri disebelah Syakiel putranya.
"Dia Malika Salsabila, Mom. Istrinya Syakiel, menantu Mama." Dengan bangganya Syakiel pun memperkenalkan Malika kepada Mommy Sarah.
"Masya Allah, jadi ini istri kecil kamu. Sangat cantik. Pantas saja, anak Mommy sampai tergila-gila," seru Mommy Sarah. Malika tetap acuh, dan tetap membisu.
Syakiel pun tersenyum. "Sayang, ayo salam sama Mommy. Bagaimana pun, Mommy aku sekarang akan menjadi Mommy kamu juga." Syakiel menyuruh Malika untuk salam kepada Mommy Sarah. Namun, Malika tetap acuh. tidak ada satu kata pun yang ke luar dari mulutnya.
Mommy Sarah pun mengerti. Beliau tidak akan memaksa Malika. "Sudah Syakiel, tidak apa-apa. Mungkin istri kamu masih malu-malu."
Syakiel menghela napas dalam, perlahan membuangnya secara kasar. Harus bagaimana lagi menghadapi sikap Malika? Untung saja Mommy Sarah bisa paham. Coba kalau tidak? Mungkin Mommy Sarah sudah menyuruh Syakiel untuk mengusir Malika.
"Syakiel, lebih baik kamu ajak istri kamu masuk ke dalam kamar. Sepertinya dia sangat lelah," titah Mommy Sarah.
Syakiel pun mengangguk. Bukan Malika yang lelah, tapi Syakiel yang lelah karena habis mencari keberadaan Malika sampai lupa makan siang.
"Ayo, Sayang. Kita ke kamar," ajak Syakiel kepada Malika.
Dengan terpaksa Malika pun menurut, dirinya teringat akan ancaman Syakiel. Dia tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk kepada orang tuanya nanti.
'Syakiel, Syakiel... resiko punya istri yang masih bocah. Kamu harus ekstra sabar menghadapi istri mu itu. Bukan kamu saja, tapi Mommy juga sama. Sebenarnya apa sih yang sudah terjadi? Sampai kamu menjerat gadis remaja itu dalam ikatan suci pernikahan,' ucap Mommy Sarah di dalam hati. Ia tidak mengetahui alasan Syakiel memilih gadis itu, padahal Mommy Sarah berharap Syakiel menikahi gadis yang usianya setara dengannya.
Syakiel dan Malika sudah berada di dalam kamar. Tak lupa, Syakiel mengunci pintu kamarnya. Batas kesabaran Syakiel sudah mulai menipis, sedari tadi Malika masih tetap diam dan membisu.
"Pak Zaki, nanti datang ke rumah Malika ya. Bawa barang-barang Malika, untuk sementara waktu selama Malika libur sekolah, dia akan tinggal di sini," ucap Syakiel dalam sebuah sambungan telepon. Ia meminta Pak Zaki untuk datang ke rumahnya Malika, mengambil barang-barang Malika.
"Siap, Tuan Kiel." Dengan semangat empat lima, Pak Zaki pun akan menuruti perintah dari Atasannya tersebut.
Syakiel memutuskan sambungan teleponnya, sebelumnya Syakiel juga sudah menghubungi orang tua Malika, memberitahu kalau Malika akan tinggal di sini sementara waktu.
Malika duduk di tepi ranjang, tatapannya terus mendelik. Gadis itu semakin jengah saja, ia semakin merasa terkurung.
"Sekarang kamu harus layani aku. Kamu tidak bisa menolak! Aku ini adalah suami kamu," bentak Tuan Kiel membuat Malika langsung terkejut, tidak biasanya Tuan Kiel membentaknya seperti ini.
"Aku tidak mau!" tolak Malika, dia tetap tidak mau melayani suaminya.
Tuan Kiel terpaksa kasar, karena ia lembut pun Malika selalu acuh.
lantas Tuan Kiel pun melepaskan semua benang yang menempel di tubuhnya, tak peduli jika Malika menolaknya. Ia akan tetap memaksanya karena sekarang Malika sudah sah menjadi miliknya.
"Aw!!" Pekik Malika menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya ketika Malika melihat pemandangan di depannya.
Pemandangan Tuan Kiel uang sudah polos tanpa ada sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Tuan Kiel tersenyum menyeringai, dirinya mendekati Malika dan duduk di tepi ranjang disebelah Malika.
Tangan Tuan Kiel melepaskan kedua tangan Malika yang menutupi wajah gadis itu. "Tidak usah kamu tutup wajahmu, Sayang. Semua milikku, sudah menjadi milikmu sekarang. Begitu pun sebaliknya. Milikmu, menjadi milikku," tutur Tuan Kiel mendorong perlahan tubuh Malika sampai terbaring.
Lantas tangan Tuan Kiel menyentuh wajah Malika dengan lembut.
"T-tuan. Mau ngapain?" Tanya Malika sok polos, padahal dia tahu apa yang akan dilakukan suaminya saat ini.
Tuan Kiel pun tersenyum, lantas dia pun mendekatkan bibirnya dengan bibir Malika, niatnya memang mau mengecup bibir mungil istrinya. Namun, Malika malah membuang wajahnya kesamping, menolak untuk di kecup oleh suaminya.
"Jangan sentuh aku, Tuan. Aku tidak akan sudi melayani mu. Semua milikku ini adalah milik Riki, aku akan memberikannya setelah kelulusan nanti," ucap Malika dengan sinis.
Deg!
Mendengar perkataan Malika seperti itu, membuat Syakiel naik darah. Sudah cukup kesabarannya kali ini.
Tangan Tuan Kiel kini mencengkram mulut Malika, "Apa yang kamu katakan barusan? Hah? Coba ulangi sekali lagi? Beraninya kamu bicara seperti itu kepada suamimu. Hah!" Cengkraman itu begitu kuat sekali sampai membuat Malika kesakitan.
Lantas Syakiel pun mendaratkan sebuah kecupan di bibir Malika, dengan sangat kasar. Syakiel masih kesal dengan perkataan Malika yang mengatakan kalau semua milik Malika adalah milik Riki. Lantas Malika pun tidak membalas semua sentuhan dari Syakiel. Namun, Syakiel tidak menyerah. Dia sampai melepaskan busana Malika dengan sangat kasar bahkan sampai robek. Malika tidak bisa berontak, Syakiel begitu kuat sekali. Apalagi, lidah Syakiel sekarang bermain di buah kembar Malika. Membuat Malika tidak berdaya, tanpa sadar Malika pun mengeluarkan suara erangan panjang yang membuat Syakiel semakin kepanasan.
***
Hampir beberapa jam lamanya, akhirnya tiba juga di puncak pelepasan. Awalnya, Syakiel main kasar. Tapi semakin ke sini mainnya sangat lembut karena Malika tidak berontak lagi. Malika terus menangis, sampai terisak. Sama sekali dirinya tidak menginginkan permainan panas tanpa ada rasa sama sekali. Malika tidur miring membelakangi Syakiel, melihat Malika sedih seperti itu membuat Syakiel merasa bersalah karena sudah bermain kasar dan memaksa Malika untuk melayaninya.
"Maafkan aku, Sayang. Tak seharusnya aku bersikap kasar sama kamu. Aku cemburu, aku tidak suka dengan kata-katamu tadi. Sudah ya, jangan menangis," ucap Syakiel. Laki-laki itu terus mengecup punggung Malika.
"Aku takut hamil. Aku masih ingin sekolah, bahkan aku masih ingin kuliah. Kalau aku hamil bagaimana?" Pekik Malika. Bukan karena mendapatkan perlakuan kasar dari Syakiel yang membuat Malika menangis, tapi gadis itu takut sampai dirinya hamil karena sudah dua kali Syakiel menyentuhnya.
"Tidak akan, Sayang. Kamu tidak akan sampai hamil. Setelah ini, kita ke Dokter. Kita konsultasi sama Dokter," ucap Syakiel mencoba untuk menenangkan Malika.
"Aku tidak akan bisa tenang! Pokoknya aku akan tetap nangis!" pekik Malika.
Tangan Syakiel mengusap punggung Malika, lantas memutar tubuh Malika agar tidak lagi tidur miring membelakangi dirinya.
"Cup ... Pokoknya kamu tenang saja, oke!" Syakiel pun memeluk tubuh Malika, kali ini Malika diam.
"Kamu sih! Kenapa sih tidak sabar sedikit saja? Kenapa harus sentuh aku? Kamu tidak mikirin akibatnya? Kamu lupa? Kalau aku masih sekolah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Gmn Malika blm slese sekolah nya , maik gasak aja Skiel...😞
2023-07-30
0
Lyana Gunawan
ujung mau juga kan kena tongkat ajaib mah langsung kicep
2023-04-18
1
Yulia Prihatin91#SoLo#
ya Tuhan kiel màlikà blum lulus
2023-03-03
0