Part 8

“Tuan Kiel, saya sudah menemukan keberadaan Nona Malika.” Orang suruhan Tuan Kiel pun akhirnya menemukan di mana keberadaan Malika sekarang.

“Di mana?” tanya Tuan Kiel begitu antusias sekali. Ia begitu tidak sabar ingin segera mengetahui di mana keberadaan istrinya.

“Di taman kota, Tuan. Dia sendirian kok di sana,” ujar orang suruhan Tuan Kiel.

Lantas Tuan Kiel pun mematikan teleponnya. Ia akan segera ke taman tersebut.

Malika memang masih di taman, gadis itu masih merenungkan nasibnya. Ia juga tengah memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa terbebas dengan pernikahannya dengan Tuan Kiel. Yang Malika inginkan adalah kebebasan, tak peduli dengan kesuciannya yang sudah tiada.

‘Gimana coba aku bebas darinya? Sedangkan perusahaan Papa sekarang berada di bawah naungannya.' Malika terus bermonolog di dalam hatinya.

Ditengah lamunannya, sosok Syakiel pun datang. Malika sampai tidak menyadarinya karena gadis itu tengah melamun.

Syakiel pun duduk disebelah Malika. "Ternyata kamu di sini. Aku cari-cari kamu, sampai lupa makan siang," celetuk Syakiel.

Sontak membuat Malika membulatkan kedua matanya, ia terkejut dengan sosok Syakiel yang tiba-tiba saja berada disebelahnya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Malika dengan nada suara yang meninggi. Lantas Malika yang tadinya duduk, sekarang beranjak berdiri.

Namun, Syakiel tidak menjawab pertanyaan dari Malika. Laki-laki itu pun ikutan beranjak berdiri. Lantas Syakiel pun meraih tubuh Malika hingga berada dalam pangkuannya. "Aku tidak akan membiarkan kamu lepas begitu saja, istriku."

"Apa-apaan sih! Turunkan, aku!" pinta Malika sampai membentak Syakiel. Malika terus memberontak saking tidak mau berada dalam pangkuan pria dewasa tersebut.

"Aku tidak akan menurunkan kamu." Syakiel tersenyum, kemudian dengan gagahnya Syakiel pun berjalan sembari menggendong tubuh Malika.

"Kamu mau bawa aku ke mana sih?" tanya Malika, gadis itu masih saja marah-marah. Tapi Syakiel masih sabar menghadapi Malika, meskipun dirinya sering di bentak. Ia hanya mencoba untuk mengerti, Malika belum siap dan bekuk terima dengan pernikahan ini.

Syakiel tidak menjawab pertanyaan dari Malika sampai tiba di tempat di mana mobil Syakiel terparkir.

***

"Kamu bawa aku ke mana sih, Tuan?" Tanya Malika, nada suaranya sudah tidak lagi terdengar marah-marah, Malika sudah mulai kalem sekarang.

"Ini adalah rumah orang tuaku. Selama libur sekolah, kamu tinggal di sini. Soal barang-barang kamu, nanti aku akan menyuruh Pak Zaki untuk membawakan barang-barang kamu. Dan satu hal? Kamu jangan membantah. Kalau kamu membantah, kamu akan tahu sendiri akibatnya. Aku bisa melakukan apa yang aku mau. Apalagi membuat orang tuamu celaka," ancam Tuan Kiel, dengan terpaksa agar Malika tidak memberontak lagi. Syakiel ingin jika Malika menuruti dirinya.

"Dasar jahat!" Pekik Malika, kedua tangannya memukul-mukul dada bidangnya Tuan Kiel.

"Maaf, aku terpaksa jahat agar kamu tidak bisa jauh lagi dari aku. Malika, kamu sekarang adalah milikku. Tolong hargai aku sebagai suami kamu. Padahal aku sudah merahasiakan pernikahan ini demi masa depan kamu. Demi sekolah kamu agar tetap jalan," ucap Syakiel, kedua tangannya sekarang memegang pergelangan kedua tangan Malika agar gadis itu tidak lagi memukul-mukul dada bidangnya.

Malika terdiam, tetap saja apa yang Syakiel katakan tetap salah.

"Sekarang kita masuk. Mommy sudah menunggu kamu di dalam," ajak Tuan Kiel.

Malika menepis tangan Tuan Kiel dengan sangat kasar, lantas Malika pun ke luar dari dalam mobil lebih awal, disusul oleh Tuan Kiel.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***