“Apa kamu merasakannya?” Tanya seorang lelaki tua yang tengah terduduk di singgasananya.
Matanya yang semula terpejam kini terbuka lebar. Tangannya yang mulai renta, mencengkram tongkat yang setia menemani setiap langkahnya.
“Iya tuan, saya merasakannya.” Sahut seorang laki-laki yang menjadi pelayan setianya.
“Siapa yang membebaskannya? Apa kamu bisa melihatnya?” Ia beranjak menghampiri pelayannya yang sedang berdiri di hadapan sebuah bola kristal yang dipenuhi kabut.
Sudah sangat lama ia tidak merasakan energi Xavier yang dikunci tapi hari ini, ia merasakannya kembali.
“Mohon maaf tuan, saya tidak bisa melihatnya.” Pelayan tua itu tidak berani mengangkat wajahnya. Ia sadar pada ketidakmampuannya.
Tidak lantas mempercayai ucapan pelayannya, lelaki tua bernama Rowley itu beranjak menghampiri bola kristal di hadapannya. Ia ingin melihat sendiri apa yang tampak di sana.
Benar saja, semuanya gelap dan tidak ada yang terlihat selain pekatnya kabut berwarna kehitaman.
“400 tahun adalah waktu yang cukup lama bagi pangeran kita untuk menjalani hukumannya. Aku pikir tidak ada hal yang bisa membuatnya terbebas dari kutukan itu tapi ternyata, dia mampu mendapatkan kembali kekuatannya.” Ucap Rowley seraya menatap beberapa obor yang semula padam kini sudah menyala.
Tepatnya setelah ia merasakan pancaran kekuatan dari Xavier.
“Kita harus menjemputnya. Memintanya kembali dan menduduki posisi raja api warisan mendiang raja.” Dari tempatnya kini, Rowley memandangi kursi peninggalan raja. Kursi yang berada di atas posisinya sebagai penasihat dan kosong selama 400 tahun.
“Tapi tuan, dewa dari kerajaan lain akan memusuhi kita. Mereka akan sangat murka kalau kita memanggil kembali pangeran untuk menempati tahta peninggalan raja.” Ucap pelayan Rowley.
“Pikirmu aku peduli?” Rowley kembali memejamkan matanya, merasakan pancaran energi dari tubuh tuan mudanya. Ia mencoba merasakan, sejauh apa jaraknya dengan sang tuan muda.
“Kerajaan kita akan selalu diselimuti salju kalau tahta ini tidak ada yang menempati. Kita juga akan kehilangan kekuatan dan mungkin kerajaan lain sedang bersiap menyerang kita demi merebut kekuasaan tertinggi di langit.”
“Aku tidak bisa membiarkannya.” Tegas laki-laki itu.
“Panggil Asher. Dia harus menemukan keberadaan pangeran api.” Titahnya seraya menghentakkan tongkat di tangannya.
“Ba-baik tuan.” Kalau sudah begini, seorang pelayan hanya bisa patuh.
Di dalam Goa, Thea masih bersembunyi di balik batu dan menjauh dari Xavier. Ia lihat nyala api di tubuh Xavier mulai meredup, seperti laki-laki itu sudah bisa mengendalikan energinya yang baru terbebas.
Saat ini hanya bersisa kilatan api di matanya yang semakin lama semakin meredup.
“Bagaimana kamu melakukannya Thea? Bagaimana bisa kamu melepas kutukanku? Apa kamu memantraiku?” Xavier menatap batu di hadapannya, tempat Thea bersembunyi.
“Kamu bisa melihatku?” Thea sedikit mengintip dari tempat persembunyiannya. Sekarang ia bisa melihat sosok asli Xavier yang terlihat layaknya manusia normal dengan kekuatan super.
“Tentu saja, aku bisa melihat energi dari tubuhmu.” Ucap Xavier dengan penuh keyakinan. Ini salah satu kemampuan yang tidak dimiliki orang lain dan terkunci cukup lama.
Setelah sekian lama menjadi sosok serigala, baru kali ini ia berubah kembali menjadi sosoknya yang asli. Seorang pangeran dari kerajaan api yang dikutuk dan diusir dari langit. Perlahan kekuatannya seperti kembali walau belum seluruhnya.
Thea adalah manusia pertama yang ditemuinya. Ia melihat energi biru di tubuh Thea yang menunjukkan manusia itu hidup. Setiap mahluk hidup memiliki energi yang biasanya berwarna oranye. Namun energi Thea berwarna biru, mungkin karena ia bukan berasal dari dunia ini.
“Keluarlah, aku tidak akan membunuhmu.” Ujar Xavier agar Thea tidak ketakutan.
Thea pun keluar dari persembunyiannya. Ia bisa melihat sosok Xavier dengan utuh. Laki-laki yang memiliki tinggi sekitar 71 inci dengan posturnya yang gagah tampak kontras dengan dirinya yang memiliki tinggi hanya 65 inci saja.
Sosoknya yang sempurna dengan tubuh tegap dengan barisan otot kuat yang terlihat dibalik bajunya yang berwarna hitam.
“Kamu tentu bukan manusia Xavier, mahluk apa sebenarnya dirimu?” Thea terlihat penasaran dengan sosok Xavier.
Xavier tidak lantas menjawab, ia lebih memilih menengadahkan tangan kirinya dan tidak lama nyala api terlihat muncul di atas telapak tangannya.
“Aku tidak terbiasa memperkenalkan diriku sendiri.” Ucapnya yang kemudian mengepalkan kembali tangannya dan nyala api pun padam.
Ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Thea karena khawatir gadis ini ketakutan jika ia membuka indentias dirinya yang sebenarnya.
“Obat apa yang kamu berikan di lukaku tadi?” Hal itu lebih membuatnya penasaran.
Bukannya menjawab, Thea lebih memilih memalingkan wajahnya.
“Kamu terlalu egois. Kamu selalu ingin mendapatkan apa yang kamu inginkan sementara kamu tidak memperdulikan keinginan orang lain.” Timpal Thea yang berjalan masuk ke dalam Goa.
Ia mengambil sisa ramuan obat di atas tempat tidurnya dan memindahkannya ke atas tempat tidur Xavier.
“Hey, jawab pertanyaanku.” Tiba-tiba saja sosok Xavier ada dihadapannya. Thea bahkan tidak melihat jeda perpindahan Xavier dari tempatnya sebelumnya.
“Astaga!” Thea sampai terhenyak. Terlebih saat Xavier menatapnya dengan tajam.
Untuk beberapa saat tatapan keduanya saling mengunci. Xavier menatap lekat mata Thea dengan energi kebiruan di dalam tubuhnya sementara Thea melihat nyala kemerahan di mata Xavier yang tidak sepenuhnya padam.
Tanpa ragu, Xavier mengangkat tangannya hendak menyentuh kepala Thea, ia ingin mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Thea. Namun dengan cepat Thea menepis tangan Xavier.
“Akh!” Thea segera mengibaskan tangannya saat merasakan energi tubuhnya seperti bertabrakan dengan Xavier dan membuatnya seperti tersengat aliran listrik.
Thea memegangi tangannya yang mengepulkan sedikit asap lalu menghilang.
Keduanya sama-sama memandangi telapak tangan Thea yang tadi menyentuh tangan Xavier.
“Apa terasa sakit?” Xavier semakin penasaran. Biasanya tidak ada yang terjadi saat ia menyentuh seorang manusia tapi Thea benar-benar berbeda.
“Menjauhlah dariku. Kamu hanya membuatku kesakitan.” Timpal Thea yang memilih menjauh dari Xavier.
Xavier hanya terdiam di tempatnya, memperhatikan Thea yang membuatnya semakin penasaran.
Tertaut pikirannya dengan pikiran Thea membuat Xavier sampai tidak sadar kalau tiba-tiba saja bulu halus di tubuhnya kembali tumbuh.
“Akh..” Perlahan tubuhnya membungkuk dengan sendirinya dan wajahnyapun berubah dari wujud manusia menjadi serigala lagi.
“Aaauuuuu….” Dalam beberapa saat wujud Xavier berubah seperti semula. Seekor serigala dengan bulunya yang tebal dan wajahnya yang menyeringai.
“Kamu berubah lagi?” Thea kembali terkejut. Bagaiman bisa Xavier berubah secepat itu?
Apa yang sebenarnya terjadi pada Xavier? Yang mana sebenarnya wujud Xavier yang asli?
Xavier tidak lantas menjawab, ia masih terkejut dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Tubuhnya pun terasa tidak sekuat tadi. Apa yang membuatnya kembali ke bentuk serigala ini?
“Kamu pakai lagi obatnya, mungkin ini akan membuatmu berubah lagi menjadi manusia.” Thea mengambil inisiatif.
Takut-takut ia membalurkan lagi obat ramuan itu ke atas luka Xavier dan perlahan tubuh Xavier berubah lagi menjadi sosok manusia.
“Obatnya bekerja Xavier.” Ungkap Thea dengan mata membulat saat sedikit demi sedikit bulu di tubuh Xavier menghilang.
“Tunggulah di sini, aku akan membuatkan obat itu lebih banyak lagi.” Thea segera pergi meninggalkan Xavier untuk memetik dedauan yang tadi ia buat ramuan.
Dan saat jarak mereka cukup jauh, bulu-bulu halus di tubuh xavier kembali menebal dan ia tetap dengan bentuknya sebagai serigala.
“Berhenti Thea, bukan obat itu yang membuatku berubah.” Seru Xavier.
Thea menoleh pada Xavier dan benar saja, Xavier tetap di wujudnya sebagai serigala walau obat yang ia oleskan di luka Xavier belum mengering.
“Lantas apa?” Thea balik bertanya.
Xavier beranjak dari tempatnya dan menghampiri Thea.
“Jarak.” Sahut Xavier yang kembali kehilangan bulu-bulu halusnya saat jarak ia dan Thea semakin dekat.
“Jarak?” Thea masih dengan pikirannya yang belum paham seluruhnya. Benarkah jarak ia dan Xavier yang membuat laki-laki itu bisa berubah wujud kapan saja?
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
elvi yusfijar
thea obatnya cuma kamu loh
2023-02-27
1