Lucas dan Alleen

“Awh, shi^t!” lenguhan kesakitan itu terdengar dari mulut Thea saat ia tersadar dari semaputnya beberapa saat lalu.

Ya, ia sempat tidak sadarkan diri saat tiba-tiba ia merasa jantungnya nyaris copot Ketika ia terjatuh dari ketinggian. Seperti terjatuh ke dalam lubang hitam yang entah dimana dasarnya, tidak bisa ia ukur. Tubuhnya terasa remuk redam dengan beberapa luka di bagian tubuhnya.

Thea melihat keatas sana, entah dari mana ia jatuh karena tidak ada tebing tinggi yang tadi dilihatnya. Hanya langit yang gelap dan diterangi cahaya rembulan bulat sempurna. Ia bukan jatuh dari langit bukan?

Akh benturan di kepalanya rupanya membuat ia berpikir yang tidak-tidak.

“Aiisshhh..” Ia mendesis saat merasakan perih di lututnya kketika berusaha bangkit.

Berbeda dari hutan tadi, tempatnya berada saat ini terasa lebih dingin. Permukaan tanah tertutupi oleh salju tipis yang membuat dedaunan menjadi kaku.

Salju?

Bukankah seharusnya sekarang adalah musim semi?

Thea terdiam sejenak, memandangi daun kering yang kaku di tangannya. Ia jadi mengingat semua kejadian yang menjadi muasal hingga ia berada di tempat ini.

Beberapa jam lalu, Thea yang sedang mengikuti kemah musim semi mendapat tugas mengambil air di danau. Ia membawa senter kecil di tangannya dengan satu buah ember besar di satu tangan lainnya.

Ia menyusuri jalanan setapak yang tertutup daun kering khas musim semi. Suasana hutan yang sepi membuat Thea bisa merasakan ketenangan setelah beberapa saat lalu telinganya di penuhi  suara musik disco yang menghangatkan acara api unggun.

Orang-orang bebas melakukan apapun yang mereka suka. Ada yang asyik berjoget sambil meneguk minumannya di tangannya, ada yang nyaman bernyanyi sambil bertepuk tangan mengitari api unggun dan tidak sedikit yang memilih menepi dari keramaian itu demi untuk bercumbu rayu dengan pasangan kekasih masing-masing.

Kemah musim semi saat ini tidak ubahnya menjadi sebuah perayaan bagi teman-teman Thea yang merasa terbebas dari beban tugas dan rutinitas perkampusan yang menjemukan.

Seperti saat ini, di salah satu sudut ia melihat sepasang kekasih yang sedang bercumbu. Mereka saling ******* bibir satu sama lain lengkap dengan usapan tangan yang sensual menggerayangi tubuh sang gadis.

“Aaahhh…” suara lenguhan dari sang gadis itu membuat Thea mempercepat langkahnya menuju Danau.

Harus kalian tahu, di antara banyaknya pasangan, hanya ia yang sendirian. Mana mungkin ia berani melihat pertunjukan panas itu lebih lanjut.

Ya, ia sudah terbiasa sendirian dan dikucilkan. Beruntung saja karena kali ini komunitas anak-anak muda ini tidak menolak saat Thea ingin bergabung. Kalau saja tidak ada kewajiban bagi mahasiswa bergabung dalam kegiatan ekstrakulikuler, mungkin Thea akan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bekerja paruh waktu. Ya, ini lebih menyenangkan untuknya.

“Hahahaha… Badannya sangat bagus. Aku menyukai kulitnya yang sensual ini.” Sebuah suara terdengar jelas dari sisi kanan jalan.

“Seleramu payah. Kulit putih mengkilatlah yang lebih menyenangkan untuk di sentuh.” Timpal suara lain yang disambut tawa oleh dua atau tiga tawa laki-laki lainnya.

Sudah tidak asing dengan pembicaraan semacam itu. Bukankah memang itu salah satu hal menyenangkan yang biasanya dibahas oleh kaum laki-laki? Memperbandingkan fisik satu perempuan dengan perempuan lainnya.

“Hey! Mau kemana kau?!” seru sebuah suara yang membuat Thea terhenyak.

Gadis itu langsung menghentikan langkahnya mendengar panggilan dari sisi kananya.

Melihat sekilas, ada 4 orang laki-laki yang sedang minum-minum di sana. Mereka duduk di atas rumput tanpa alas.

“Aku mau mengambil air.” Sahut Thea sewajarnya. Ia berniat untuk segera pergi. Dalam pikirnya, lebih baik ia tidak terlibat dengan orang-orang ini.

“Kau Thea kan, gadis kampungan yang selalu di kucilkan?” seorang laki-laki malah mendekat menghampirinya. Membuat Thea terpaksa menghentikan langkahnya.

Laki-laki pecicilan itu bernama Lucas, salah satu laki-laki paling tampan di kampusnya.

Thea hanya mengangguk pada laki-laki itu.

“Iuhhh.. Penampilanmu sangat payah. Kacamatamu terlalu lebar, apa itu kaca jendela atau kaca mobil? Tidak, dari ketebalannya sepertinya itu kaca pembesar. Hhaahaha” ledek Lucas yang mendekat pada Thea seraya memperhatikan kaca mata Thea dari dekat. Sangat tidak fashionable pikirnya.

“Jangan mengganggunya, waktumu terlalu berharga.” Timpal suara lain dari kejauhan.

“Oh ya? Tapi badannya cukup bagus.” Puji Lucas seraya menoleh Allen, sang ketua genk.

Allen menggeleng, dengan isyarat tangan ia meminta Lucas melepaskan gadis itu. Tidak memenuhi standar menurutnya.

“Pergilah!” Lucas memberikan perintah.

Tanpa menyahuti Thea pun segera pergi.

Dari tempatnya, Lucas masih memandangi Thea yang berjalan menuju bibir danau. Tubuhnya yang tidak terlalu kurus dan berlekuk, membuat Lucas penasaran saja.

“Di antara para gadis di perkemahan, sepertinya hanya gadis norak itu yang masih perawan.” Ucap Lucas seraya tersenyum kecil. Ia bisa membayangkan kalau tidak ada laki-laki yang pernah menjamahnya. Tubuhnya saja masih sintal.

“Senjatamu terlalu tajam, jangan sampai dia melakukan aborsi.” Timpal Allen yang kembali meneguk minumannya.

Tidak menghiraukan ucapan Allen, Lucas malah memilih menghampiri Thea dengan langkahnya yang mengendap-endap. Membayangkan gadis itu masih perawan, membuat gairahnya tiba-tiba saja muncul.

“Bodoh! Dia memang paling susah di atur.” Keluh Allen yang terpaksa bangkit dari tempatnya. Ketertarikan Lucas pada lawan jenis selalu berakhir dengan kemalangan, maka ia harus menghentikannya.

“HWA!!!”

“Byur!”

Dengan sengaja Lucas mengagetkan Thea dan diwaktu yang bersamaan gadis itu tercebur, jatuh terduduk di permukaan danau.

“Hahahahahahaha….” Lucas tertawa terbahak-bahak melihat wajah Thea yang terlihat bodoh dan menatapnya kesal. Tidak hanya tubuhnya, ujung rambut panjangnya juga ikut basah.

“Maaf, aku hanya bercanda.” Ujar laki-laki itu seraya mengulurkan tangannya. Sejujurnya ia masih ingin tertawa melihat Thea.

Thea tidak menimpali, baginya candaan Lucas tidak lah lucu. Ia segera bangkit dari dalam air yang tingginya selutut tanpa memperdulikan tangan Lucas yang terulur padanya.

“Sial!” dengus lucas seraya mengusap wajahnya kesal saat gadis bodoh ini mengabaikannya.

“Rupanya kau sangat suka memancingku.” Ucap Lucas yang mendekati Thea saat gadis itu sudah berhasil berdiri sempurna.

Ia memandangi tubuh Thea yang basah kuyup. Bajunya basah semua dan melekat ketat di tubuhnya. Meski Thea mengenakan jacket, namun jacket itu malah membuatnya terlihat seksi karena bagian bahu sebelah kirinya melorot.

"Kau jelek, bukan seleraku sama sekali." Lucas menatap tubuh Thea dari atas ke bawah dengan lidah yang mengusap bibirnya sendiri, menunjukkan ketertarikan pada sosok Thea. Secara penampilan, sosok Thea sangat jauh dari tampilan kekinian. Tapi secara postur tubuh, wanita ini memiliki daya tarik tersendiri.

"Tapi, aku tidak masalah kalau harus membantumu menghangatkan tubuhmu. Kemarilah!" Sebuah tarikan dari tangan Lucas membuat tubuh Thea tersentak dan menubruk tubuh Lucas.

Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan namun pandangan Lucas teralihkan pada sepasang benda sintal di dada Thea.

"Waw, rupanya dadamu cukup besar. Boleh aku menyentuhnya?"

"Brengsek!" Dengan segera Thea mendorong tubuh Lucas. Dorongan Thea yang cukup kuat di tambah Lucas yang setengah mabuk, membuat laki-laki itu terhuyung.

"Sial!" Dengus Lucas yang tidak terima. Ia menarik baju Thea hingga bagian atas bajunya robek dan mempertontonkan setengah dada kirinya yang terbuka.

"Kemarilah kawan-kawan. Kita akan makan malam enak, malam ini." Panggil Lucas.

"Jangan macam-macam Lucas, aku bisa melawanmu." hardik Thea yang ketakutan.

Satu tangannya berusaha menutupi dadanya dan satu tangan lainnya menodongkan ember ke arah Lucas.

"Waaahhh aku sangat takuuttt..." Ledek Lucas.

Belum sempat Lucas mengampiri Thea, Allen sudah lebih dulu mendekat. banyaknya minuman beralkohol yang ia tenggak membuat sosok Thea terlihat sangat cantik.

"Kau mau tidur denganku?" Tanya Allen seraya meraih ujung rambut Thea yang basah. Sangat seksi menurutnya.

"Jangan mimpi!" Tolak Thea dengan tegas.

"Wah, rupanya dia berani padaku." seru Allen yang membuat ketiga kawannya mendekat. Menatap Thea penuh hasrat seperti serigala lapar yang siap menerkamnya.

"Jangan mendekat padaku, aku mohon." Pinta Thea dengan wajah yang mulai ketakutan.

Ia mundur beberapa langkah menjauh dari Allen dan laki-laki itu tampak gemas sendiri.

"Larilah Thea, atau aku akan memakanmu."

"LARILAAHH!!!!" Seru Allen dengan suara yang menggelegar.

Karena ketakutan, Thea segera pergi dari hadapan Allen. ia berlari tidak tentu arah, kemana saja asalkan tidak di dekat Allen.

"Tangkap wanita itu dan kita nikmati tubuhnya." Titah Allen dengan hasrat yang menggebu.

****

Terpopuler

Comments

Evi

Evi

up up up

2023-01-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!