“Hah hah hah hah!” seorang gadis dengan nafas terengah masih berlari di dalam hutan mencari perlindungan di antara pohon dan semak yang merintangi langkahnya. Ia berusaha bersembunyi dari kejaran tiga orang laki-laki dibelakangnya.
Sepasang kaki yang sudah berlari sejak tadi seolah lupa akan rasa lelah yang mengganggunya. Ia hanya tahu kalau ia harus bersembunyi dan tidak tertangkap oleh mereka
“Kretak, Brug!” Sebuah batang pohon merintangi jalannya dan tanpa sengaja membuatnya terjatuh.
“Awh!” Ia jatuh terkurap dan hanya bisa mengaduh lirih merasakan nyeri di kaki dan sikutnya yang kini bertambah.
Tubuhnya yang gemetaran, mencoba bangkit dengan berpegangan pada ranting pohon yang berada di sampingnya. Tidak ada waktu untuk membersihkan dedaunan kering yang menempel di luka, baju dan celananya, ia harus segera bangkit dan kembali bersembunyi.
“BRENGSEK!! Ke arah mana dia pergi?!” Dengus suara seorang laki-laki yang menggema di tengah-tengah hutan yang gelap. Burung-burung beterbangan saat suara keras laki-laki itu mendominasi suara alam yang hening di malam itu.
Sudah sejak tadi ia mengejar gadis itu tapi gadis itu selalu mampu untuk bersembunyi.
“Aku lihat dia berlari ke arah sana!” tunjuk laki-laki lainnya, pada semak belukar yang menutupi sebatang pohon besar.
“Segera cari! Pastikan kalian mendapatkan perempuan itu dalam keadaan hidup! Akan ku nikmati tubuhnya hingga dia menggelepar di bawah tubuhku.” Ucap laki-laki bertubuh tegap dengan mata yang menyalak penuh kemarahan.
Gadis itu hanya bisa terdiam, berlindung di balik pohon besar yang menutupi tubuh mungilnya. Hidungnya kembang kempis mengatur nafas yang menderu karena rasa lelah setelah berlari. Ia begitu ketakutan saat mendengar ancaman laki-laki itu. Ia gemetaran dan tidak berani keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mencengkram kuat baju di dadanya yang di sobek oleh salah satu laki-laki tadi. Ia masih bersyukur karena baju ini masih melekat di tubuhnya walau beberapa bagian sudah sobek.
“Berpencar!!” titah laki-laki bersuara besar pada dua orang temannya.
“Yang menemukannya lebih dulu, aku pastikan kalian bisa ikut menikmati tubuhnya.” Terlihat senyum penuh kegemasan membayangkan tubuh suci wanita itu saat berhasil ia nikmati.
Setelah beberapa saat, suasana mendadak hening. Hanya suara daun yang terinjak binatang melata yang mengisi pendengaran gadis itu. Ia memberanikan diri untuk mengintip di sela pohon dan ternyata ketiga laki-laki itu tidak ada di tempatnya semula.
Sebuah desisan halus terdengar semakin mendekat dan membuat gadis itu menoleh dengan takut.
“Sssttt….” Seekor ular besar berada tepat di hadapannya.
"Argh!!" Gadis itu terhenyak dan segera membekap mulutnya sendiri agar tidak bersuara terlalu keras. Ia bahkan tidak berani bergerak saat ular itu semakin mendekat dan menjulurkan lidahnya dengan jarak yang sangat dekat dengan wajahnya.
Ia hanya bisa terengah dalam tangisnya yang ia coba tahan.
Di luar dugaan, ular itu tidak menggigit atau membelitnya. Ia turun dari batang pohon besar lalu melata melewati kedua kakinya yang gemetar. Ia masih tidak berani untuk bergerak dan membiarkan ular itu lewat lebih dulu dan menjauh.
“HAH!” ia menghembuskan nafasnya kasar untuk membuang semua gas karbon yang beberapa saat di tahannya. Ia terengah-engah untuk menghirup kembali oksigen agar mengisi rongga parunya.
Tanpa tahu arah yang harus ia tuju, cepat-cepat ia melanjutkan langkahnya berlari keluar dari tempat persembunyiannya dan hendak mencari pertolongan.
“HWAH!! Rupanya kau di sini!” seru seorang laki-laki yang mengagetkan gadis itu hingga terhenyak. Ia menjegal langkah gadis yang tampak kebingungan untuk melarikan diri.
“Tolong, jangan lakukan apapun pada saya. Saya mohon..” Dengan kedua tangan yang gemetar ia memohon pada laki-laki bertubuh kurus itu.
Di bawah sinar rembulan, laki-laki itu bisa melihat wajah sang gadis yang begitu ketakutan dan basah karena keringat. Namun penampilannya yang berantakan itu tidak lantas mengurangi gairahnya untuk menikmati tubuh molek berkulit putih yang seolah meminta untuk di sentuh.
Lihat saja belahan dadanya yang terlihat jelas menyembulkan dua gundukan sintal di dada kanan dan kirinya. Sepertinya menyenangkan jika ia bisa menikmatinya seorang diri tanpa perlu berbagi dengan kawannya.
“Ssttt,,, Tenanglah… Aku tidak akan menyakitimu.” Desis laki-laki itu seraya mendekat.
Gadis itu berusaha untuk mengambil langkah mundur, namun baru 2 langkah yang di ambilnya, ia sudah terjeda oleh batang pohon yang melintang di belakangnya.
“Hahahaha.. Rupanya kamu tidak bisa pergi kemana-mana, cantik.” Laki-laki itu mengusap wajah sang gadis dan membuat gadis itu memalingkan wajahnya kesal. Ia berusaha menghindar sambil mencari peluang untuk melarikan diri di sekitarnya. Di tengah ketakutannya, ia masih berusaha untuk tenang.
“Kau serahkan saja tubuhmu cantik, aku akan menikmatinya sendiri. Aku tidak akan mengajak dua temanku itu untuk berpesta di atas tubuhmu. Setelah puas, aku akan membiarkanmu pergi. Bagaimana?” Tawar laki-laki itu tanpa rasa bersalah.
“Tidak, saya mohon jangan.” Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dada, untuk melindungi tubuhnya yang sejak tadi dipandangi laki-laki itu.
Lengan baju kanannya yang sobek, membuat ia sulit mempertahankan tubuhnya agar tetap tertutup.
“Hahahaha… Thea cantik, kau membuatku semakin tertantang sayang.” Tutur laki-laki itu.
Gadis bernama Thea itu melihat kalau laki-laki itu semakin mendekat, sang gadis berusaha berpikir cepat. Ia melihat ada batang kayu yang ada di dekat kakinya. Cepat-cepat ia mengambil kayu itu dan waah, ia nyaris terjengkang karena ternyata kayu itu sangat berat.
Dengan kedua tangan ia memegangi kayu itu.
“Jangan mendekat, atau saya akan memukul anda dengan kayu ini.” Ancam Thea di antara rasa putus asanya. Mungkin tidak ada pilihan baginya selain harus menghantamkan kayu ini kepada laki-laki tersebut.
“Hahahaha…” Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak melihat usaha sang gadis untuk melawannya.
“Tanganmu saja sangat gemetar Thea, apa kau yakin bisa menghantamkan kayu itu ke arahku? Hahaha… Kau memang sangat bodoh! Jangan buang waktumu untuk perlawanan yang sia-sia.” tiba-tiba saja tangan laki-laki itu terulur dan refleks Thea melayangkan kayu ke arah laki-laki tersebut dengan sekuat tenaga.
Pukulan dari sebilah kayu yang berat itu tanpa sengaja mengenai pohon besar di belakangnya dan dalam beberapa saat,
“BRUK!” sepotong kayu kering terjatuh tepat di bahu kanan laki-laki itu.
“AKH! Sial!” Laki-laki itu mengaduh kesakitan hingga bertekuk lutut.
“Maaf Lucas, sudah saya bilang jangan mendekat.” Ucap Thea antara senang dan terkejut saat hutan ini ternyata masih menolongnya.
Cepat-cepat ia membuang kayu itu dan mengambil kesempatan untuk berlari meninggalkan laki-laki itu.
“Hey!! Tunggu wanita brengsek!!! Allen, dia di sini!” seru Lucas yang memanggil temannya.
Di tengah rasa sakit yang mendera, ia berusaha bangkit sambil memegangi bahunya. Sialan, sebatang kayu itu cukup kuat menimpanya.
Langkah gadis itu semakin cepat, mencari celah agar ia bisa pergi kemana pun asal tidak tertangkap ketiga laki-laki tadi.
“Mana gadis itu?!” Tanya laki-laki bernama Allen saat sudah ada di hadapan Lucas. Ia melihat sahabatnya yang terhuyung memegangi bahunya.
“Dia berlari ke sana.” Tunjuk Lucas yang meringis kesakitan.
“Bodoh! Seekor kelinci saja kau tidak bisa menangkapnya. Tidak berguna!” umpat Allen yang bergegas pergi tanpa memperdulikan kawannya.
Malam yang gelap dengan cahaya bulan bulat sempurna yang menerangi langkah gadis itu. Sayangnya langkahnya harus terhenti saat ternyata jalan yang ia ambil buntu.
Di hadapannya hanya ada sebuah tebing dengan sebuah sungai deras yang mengalir di bawahnya. Takut-takut ia mencoba melihat ke bawah, sangat curam dan dalam.
“Akh sial!” dengus gadis itu. Ia melangkah mundur menjauh.
Namun baru dua langkah ia ambil, ia merasakan sesuatu yang kenyal terinjak oleh kakinya.
“Astaga!” Thea segera berbalik.
Alangkah terkejutnya ia saat melihat ternyata seekor ular besar tadi berada di hadapannya. Ular besar yang semakin mendekat dan siap untuk melilit tubuhnya.
Dengan ketakutan, gadis itu bergerak ke samping, mengambil satu per satu langkah diambilnya untuk menjauh.
Dan tiba-tiba,
"Gras!" Gadis itu terperosok.
“AAAARRGGHHH!!!!” hanya teriakannya yang menggema di seisi hutan.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments