Satya terus memikirkan apa yang telah dia lakukan kepada Arumi. pria itu tidak tahu apa yang harus dia lakukan, pria itu bingung untuk mengatakan kata maaf. Satya hanya bisa menunjukkan semua egonya tanpa bisa meminta maaf atas apa yang sudah dia lakukan.
"BEBERAPA Hari KEMUDIAN*
"Arumi, bisakah kamu membuatkan aku masakan yang kemarin kamu buat?" tanya Arjuna kepada Arumi.
"Makanan yang mana ya, Tuan?" tanya Arjuna.
"Itu, makanan yang kamu buat kemarin siang itu. makanan agak berkuah serta kamu juga buat nasi campur itu loh." jawab Arjuna.
"Memangnya Tuan Arjuna mau makan itu?" tanya Arumi.
"Iya, Hari ini aku ingin makan itu." jawab Arjuna.
"Nanti saya usahakan memasak itu ya, tuan. karena saya harus ke pasar dulu untuk membeli bahan makanannya." jawab Arumi.
Sudah beberapa hari ini Satya terlihat terus memperhatikan Arjuna yang selalu meminta ini dan itu kepada Arumi.
"Kamu kan bisa makan di restoran atau makanan yang ada di hotel tempatmu, Lalu kenapa kamu meminta wanita ini untuk memasak. masakannya tidak terlalu enak kan." ucap Satya.
"Tidak juga, masakan Arumi sangat lezat. aku menyukainya apalagi semua masakannya sangat cocok di lidahku." jawab Arjuna.
Satya tidak bisa mengatakan apapun, dia tidak mungkin mengatakan tidak boleh kepada Arjuna. sudah beberapa hari ini memang Satya tidak melakukan kekerasan kepada Arumi, namun Arumi sendiri terlanjur sakit hati kepada suaminya itu.
"Selamat pagi!" seru Farida yang sudah ada di rumah Satya.
"Selamat pagi." jawab Arjuna yang menatap Farida sudah berada di rumah Satya.
"Sayang, kamu sedang makan apa?" tanya Farida.
"Apa kamu tidak lihat apa yang sedang kami makan? kamu ini pagi buta seperti ini kenapa sudah ada di rumah orang, Kamu ini tidak punya pekerjaan lain ya." sindir Arjuna yang membuat Farida hanya bisa sedikit tersenyum.
"Kenapa sih, Arjuna. Kelihatannya kamu tidak suka melihat aku di sini?" tanya Farida.
"Ya aku hanya ilfil saja lihat wanita yang selalu ke rumah seorang pria pagi-pagi buta seperti ini, seperti maling saja." sindir Arjuna yang membuat Farida mencibirkan bibirnya.
Satya menatap wajah Arumi, pria itu ingin melihat reaksi wanita yang dia nikahi tersebut. tak ada guratan kecemburuan atau apapun, ya tetap saja bisa dikatakan Arumi benar-benar begitu kecewa. Arumi benar-benar begitu sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh Satya.
Tanpa mengatakan apapun Arumi langsung pergi ke dapur, wanita itu terlihat memasak makanan untuk dirinya sendiri.
"Ayo makan, Arumi." ajak si mbok.
"Sebentar, mbok." jawab Arumi yang terlihat meletakkan beberapa mangkok dan piring di tempat cucian.
"Enak banget jam segini para pembantu sudah makan, kalian ini pembokat tidak tahu diri banget." ucap Farida.
si mbok yang hendak makan itu pun nampak menatap wanita sirik sedunia tersebut.
"Dasar Wanita berhati gelap, kamu ini ngapain sih pagi-pagi buta di rumah ini mengganggu kesehatan orang aja!" seru sih mbok.
"Dasar wanita tua, pagi-pagi begini sudah makan. enak banget sih, seharusnya kalian itu pagi-pagi begini mengerjakan pekerjaan bukannya seperti majikan saja sama-sama makan." jawab Farida.
Arumi tidak ingin menghiraukan Perkataan wanita itu, dia hanya terdiam sembari mempersiapkan piring untuk makan.
"Hei wanita tidak tahu diri, cepat kerjakan pekerjaan itu dong. cuci piringnya dahulu persiapkan aku minuman, buatkan aku kopi!" seru Farida.
Farida benar-benar membuat si mbok begitu marah, seketika wanita itu menghempaskan piringnya.
PRANGG..
"Dasar wanita tidak tahu diri, kamu ini mengganggu sekali sih! kalau kamu mau minum buat sendiri kalau mau Apapun buat sendiri! ngapain sih sepagi ini sudah membuat orang mau muntah!!" seru si mbok.
Perdebatan dua orang itu hanya dilihat oleh Arumi dan Rani, sedangkan dua wanita itu nampak mengambil makanan dan memakan makanan itu.
"Jangan dihiraukan, Arumi. biarin mereka berantem, kita makan aja biar si mbok mengusir hama wereng itu." ucap Rani yang kemudian mengambil segelas air.
"Hei pembantu, kamu juga enak banget. kamu sudah makan, buatkan aku kopi dulu!!" seru Farida.
"Memangnya kamu itu siapa? Enak banget menyuruhku ini dan itu, kamu itu seharusnya tahu diri. jadi wanita itu jangan sok-sokan, kamu di sini Itu kan jumpa cuma pembuat onar aja, lebih baik kamu pergi jangan membuat onar di rumah ini!!" bentak Rani yang kemudian duduk.
Farida benar-benar kesal dengan semua yang dikatakan oleh orang-orang yang ada di tempat itu, beberapa pembantu yang ada di sana pun melihat Farida yang seperti seorang Nyonya.
"Apa kalian lihat-lihat?! kalian mau aku pecat semuanya!" seru Farida.
"Memangnya kamu siapa berani memecat mereka? Memangnya kamu siapa berani menghina mereka? Memangnya kamu itu majikan kami? Memangnya kamu itu orang yang memperkerjakan kami?" tanya seorang wanita yang mungkin seumuran dengan si mbok namun dia lebih mudah.
"Kalian ini benar-benar berani sekali ya sama aku, kalian ini benar-benar ingin membuat aku marah ya?!" tanya Farida.
BRAKKK..
"Keluar tidak dari sini, Jika kamu tidak mau keluar dari sini akan ku siram kamu itu dengan air panas ini!" seru Si mbok yang membuat Farida bergegas keluar dari ruangan pembantu.
Wanita itu terus mengoceh tidak karuan karena dia tidak dianggap sama sekali di tempat itu.
"Sayang." Panggil Farida.
Arjuna yang sedang makan itu benar-benar dibuat mual oleh kehadiran Farida.
"Oh ya, Satya. Aku pergi dulu ke restoran, Mungkin dua hari ini aku akan pergi dari sini. aku benar-benar tidak bisa menikmati hariku di sini saat melihat wanita pengganggu ini." ucap Arjuna yang kemudian pergi dari rumah Satya.
Setelah semua orang tidak ada di sana Satya menatap Farida, pria itu nampak menatap wanita yang benar-benar menyebalkan tersebut.
"Kamu ini sebenarnya mau apa sih? Apa kamu tidak mempunyai pekerjaan lain selain mengganggu orang? Apa kamu tidak mempunyai sesuatu yang bisa kamu kerjakan?" tanya Satya.
"Tentu saja aku punya pekerjaan, sayang. kamu tahu kan aku mempunyai perusahaan, perusahaanku dan perusahaanmu kan bekerja sama." jawab Farida.
"Lalu kenapa kamu harus kemari? uruslah perusahaanmu, setelah pekerjaan di perusahaanmu sudah selesai baru kamu jalan-jalan. Kamu ini sebenarnya pemilik perusahaan atau kamu ini cuma pegawai di sana?" tanya Satya yang membuat Farida menggelengkan kepalanya.
Terlihat sikap Satya sudah tidak sekejam dulu dengan Arumi, namun sayangnya Satya masih belum bisa mengakui kesalahannya kepada wanita muda itu. Dia terkadang masih berkata kasar, menghina Arumi bahkan mencaci wanita itu di depan orang lain.
Tanpa mengatakan perkataan apapun lagi Satya langsung pergi meninggalkan Farida, pria itu segera mengambil jas kerjanya dan memanggil Enggar.
"Enggar, cepat kita ke perusahaan!" seru Satya .
"Iya, Tuan." jawab Enggar.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- aku mencintai isteri yang ku benci
- my sugar Daddy 2 ( nyonya mafia)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
lovely
knpa Arumi g kluar cerai aja sih sakit hati masih berdiam diri di rumah suami lucnuttt bukan minta maaf ma klkuannya s Satya jadi greget sendiri guee🥵🥵
2023-01-23
3