Sore itu Satya sudah kembali dari perusahaan, wajahnya benar-benar terlihat begitu capek. terlihat jelas saat dia berjalan dengan membawa ponsel yang dia genggam di tangannya.
"Mbok, ambilkan aku air dingin!!" seru Satya.
"Iya." jawab Satya.
"Oya, buatkan juga sesuatu." pinta Satya kembali.
Sayang." panggil Farida.
Satya yang ingin pergi ke kamarnya, seketika langkah kakinya terhenti oleh seorang wanita yang sudah berada di tempat itu.
"Kamu." Satya yang sedikit terkejut.
"Mas, ini airnya." Arumi memberikan segelas air dingin untuk suaminya.
Satya nampak menatap Arumi yang memberikan dia segelas air putih, sesaat kemudian pria itu terfikir sebuah rencana penyiksaan yang akan dia lakukan.
"Sayang." Panggil Farida.
Satya menatap Farida begitu pula dengan Arumi, wanita itu juga menatap tamu yang baru datang ke rumah itu.
"Mengapa wanita ini memanggil Mas Satya dengan panggilan sayang?" guman Arumi dalam hati.
Arumi tetap menatap Farida, sesaat kemudian senyum ditunjukkan oleh Satya. pria itu mendekati Farida kemudian menatap Arumi.
"Kamu datang juga?" tanya Satya.
"Memangnya aku tidak boleh datang kemari? datang ke tempat kekasihku, ya?" tanya Farida .
"Tentu boleh, sayang. tentu saja kamu boleh datang ke rumah ini." jawab Satya.
Arumi terus memperhatikan dua orang tersebut, Arumi terus mendengarkan percakapan dua orang itu. dia tidak beranjak dari tempat itu, tatapan matanya terus menatap Satya yang berbicara begitu lembut kepada wanita yang barusan datang.
"Aku sangat merindukanmu, sayang." ucap Farida.
Satya tersenyum, pria itu mendekati Farida kemudian menyentuh pipinya.
"Aku juga sangat merindukanmu, sayang." jawab Satya.
DEG..
DEG..
Seketika jantung Arumi berdebar begitu kencang saat dirinya mendengar panggilan sayang kepada wanita lain yang keluar dari mulut suaminya.
"Mas." Panggil Arumi.
Satya menoleh, pria itu menatap Arumi dengan tatapan mata yang benar-benar ingin mengejek.
"Ada apa?" tanya Satya.
"Siapa wanita ini, Mas?" tanya Arumi yang memberanikan diri.
"Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Satya kepada Arumi.
"Kenapa dia memanggilmu seperti itu, mas?" tanya Arumi kembali.
"Sudah, Pergilah dari sini jangan suka mendengarkan pembicaraan orang lain dan jangan suka menguping." Satya yang memarahi Arumi.
Farida menatap Arumi dengan tatapan mata yang benar-benar ingin menghina.
"Wanita itu..., apakah dia wanita yang kamu nikahi itu, sayang?" tanya Farida.
Satya menganggukkan kepalanya, pria itu tersenyum kemudian memberikan pelukan hangat kepada Farida.
"Iya, dia adalah putri dari pembunuh Ayahku." jawab Satya.
DEG..
Arumi kembali tersentak dengan kata-kata yang diucapkan oleh Satya, pria itu benar-benar membuat Arumi seperti seorang wanita di akui sama sekali.
"Oh ya, Apakah kamu capek atau kamu mau menginap di sini?" tanya Satya.
"Iya, aku sangat merindukan tempat ini. sudah lama aku tidak di sini." jawab Farida.
Seketika dua bola mata Arumi membulat sempurna saat dia mendengar kata-kata yang diucapkan oleh dua orang itu.
"Kamu tidak boleh menginap di sini, ini bukan rumahmu." Arumi yang spontan mengatakan hal itu.
PLAKKK..
satu tamparan langsung mendarat di pipi Arumi.
"Berani sekali kamu mengatakan hal itu, memangnya siapa kamu? apa hakmu di sini hingga kamu tidak memperbolehkan siapapun tinggal di rumahku?" tanya Satya yang marah.
"Mas, dia ini wanita asing. dia bukan istrimu kamu tidak boleh melakukan hal itu." ucap Arumi.
"Seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu, Kamu ini siapa? kamu ini di sini hanyalah seorang pembantu. kamu itu tidak punya hak apapun untuk mengurusi kehidupanku, kamu tidak punya hak apapun untuk mengatakan hal itu padaku!" bentak Satya.
Ketika Arumi hendak membuka mulutnya, salah satu tangan Satya sudah terangkat Arumi benar-benar harus merasakan tamparan dari Satya berulang kali, Arumi benar-benar merasa seperti wanita yang begitu hina, dia bagaikan wanita yang tidak diakui sama sekali oleh suaminya.
"Jangan pernah mengusik hidupku, tugasmu di sini hanyalah seorang pelayan. jangan berani kamu mencoba untuk mengatur apapun mengenai hidupku, kamu tahu. dasar Putri pembunuh!" ucap Satya yang kemudian membawa Farida ke sebuah tempat yang ada di rumah itu.
Mulai dari hari itu waktu akan berjalan, sering sekali Farida pergi ke rumah Satya. Entah dengan alasan apapun Farida selalu menginap di rumah Satya. bahkan wanita itu sering sekali masuk ke dalam kamar Satya. sudah tiga bulan lebih Arumi menjadi istri Satya. selama itu pula Arumi terus disiksa oleh Satya, selama itu pula Arumi mendapatkan tekanan batin juga tekanan secara fisik.
BRAKKK...
suara barang yang dipukulkan.
"Aku sudah bilang kan padamu, lakukan tugasmu jangan berani menyentuh apapun di kamarku!!" teriak Satya.
"Aku tidak menyentuh apapun, Mas. aku hanya melihat buku itu. aku hanya ingin membacanya." ucap Arumi.
Sebuah buku yang sangat tebal nampak terlihat, buku itu dilempar oleh Satya hingga mengenai wajah Arumi. wanita itu mendapatkan memar di salah satu pipinya.
"Aku memperingatkanmu berapa kali, jangan menyentuh apapun di kamarku. kamu itu punya telinga atau tidak?! jika kamu tidak punya telinga maka kamu itu apa? dasar manusia tidak berguna!!" seru Satya.
"Sudah Satya, sudah! Kamu ini kenapa sih selalu saja kamu menyiksa Arumi!!" seru si mbok.
"Jangan ikut campur mbok, Aku tidak suka mbok ikut campur!" bentak Satya.
"Kenapa kamu seperti ini, setiap hari kamu hanya menyiksa istrimu. kalau kamu ingin membunuhnya langsung bunuh saja, kalau kamu membencinya Kenapa kamu tidak langsung tembak dia?! Kenapa kamu selalu menyiksanya!!" seru si mbok.
"Aku pasti akan membunuhnya, aku akan membunuhnya secara perlahan-lahan." jawab Satya.
Arumi hanya bisa menangis, wanita itu memegang pipinya yang memar akibat dilempari oleh Satya dengan buku yang begitu tebal itu.
"Ayo Arumi, kita keluar. Mulai sekarang kamu jangan membersihkan tempat pria itu." si mbok yang kemudian membantu Arumi untuk berdiri.
"Ada apa?" tanya Satya.
Di pagi buta Farida sudah berada di rumah Satya, Satya tidak menjawab wanita pria itu nampak melihat Arumi yang sudah keluar bersama Si mbok.
"Apakah wanita itu melakukan ulah lagi?" tanya Farida.
"Sudahlah jangan bahas wanita itu, Aku benar-benar muak sama wanita itu." jawab Satya.
"Ayolah sayang, kamu jangan seperti itu. lebih baik kamu bersiap-siap, kamu ke perusahaan karena hari ini perusahaanmu dan perusahaanku ada kerjasama, bukan?" tanya Farida.
Satya menganggukkan kepalanya, pria itu langsung mengambil jas kerjanya dan meninggalkan rumah. sedangkan Arumi yang berada di dapur nampak dia menangis sembari memeluk si mbok.
"Apa salahku, mbok. apa?" tanya Arumi.
"Kamu tidak bersalah apa-apa, tapi takdir yang sudah mempermainkanmu hingga seperti ini." jawab Si mbok.
Rina datang dengan membawa beberapa obat-obatan.
"Aku sudah bilang kan biar aku yang membersihkan kamar mas Satya. kamu nggak usah ke sana." ucap Rani.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- Antara dendam dan cinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
lovely
bodohhhh nya tokoh Arumi 0thour di siksa lahir bathin masih bertahan klo gue ogah punya suami ky tampan tapi kejam selingkuh kdrt mending ga punya suami
2023-01-23
1