"Tidak, ini tidak mungkin." ucap Satya.
Satya tidak bisa menerima mengenai kenyataan yang barusan dia dapatkan.
"Aku harus mencari keberadaan pria itu, aku yakin semuanya ini adalah kebohongan." ucap Satya.
Setelah mengetahui hal itu Satya memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan teman ayahnya itu.
BRAKKK..
BRAKKK..
Satya mulai membanting barang-barang yang ada di depannya.
"Aaaa!!" teriak Satya.
Enggar yang ada di luar kantor Satya, nampak pria itu mengurungkan niatnya untuk menemui Satya. langkah kaki Enggar terhenti, pria itu mematung di depan kantor Satya. di lantai 1 Farida terus membuat keributan, wanita itu sedang mabuk. dia terus berusaha untuk mencari keberadaan Satya.
"Aku mau menemui kekasihku, biarkan aku masuk!!" teriak Farida.
"Kamu tidak boleh masuk, dasar wanita tidak tahu diri!" seru si mbok.
"Dasar wanita tua, berani sekali kamu menghentikanku. kamu tidak tahu ya kalau aku sebentar lagi akan menjadi istri dari majikanmu!" bentak Farida.
"Dasar wanita tidak tahu diri, bawa wanita ini pergi dari sini. dia selalu saja membuat keributan!" seru si mbok.
Dua penjaga rumah langsung menarik paksa Farida keluar dari rumah itu, entah apa yang terjadi jika Satya tahu Farida membuat masalah di rumahnya. apalagi wanita itu datang dengan kondisi mabuk.
"Jangan berani menyentuhku, dasar kalian ini orang-orang tidak tahu diri. orang-orang miskin!" seru Farida.
"Bawa dia keluar, lempar dia keluar dari sini!" perintah si mbok.
Dua penjaga rumah langsung menarik paksa Farida keluar dari rumah tersebut, wanita itu terus memberontak. dia ingin masuk ke tempat Satya dan menemui pria itu. di lantai 1 Farida membuat masalah, sedangkan Satya sendiri dia benar-benar sangat marah. dia tidak akan pernah mau percaya dengan rekaman suara dari ayahnya dan temannya tersebut.
"Aku tidak akan percaya, aku yakin pria itu sudah membunuh ayahku." ucap Satya. kedua bola mata Satya mulai memerah, dia terus berteriak dan mengatakan tidak percaya dengan semua yang sudah dia dengar.
PRANGGG...
vas keramik di pecahkan oleh Satya.
"Ada apa?" tanya Arjuna kepada Enggar.
"Saya kurang tahu Tuan, kelihatannya ada sesuatu yang membuat Tuan Satya marah." jawab Enggar.
"Pastikan kalau tuanmu itu baik-baik saja, aku yakin kalau dia sekarang ini sedang dalam kondisi tidak baik." ucap Arjuna.
"Terima kasih Tuan." jawab Enggar.
Arjuna bisa mendengar suara keributan di kantor rumah Satya, pasti ada sesuatu yang membuat pria itu sangat marah. Satya akan mencari keberadaan pria yang mungkin dikenal oleh Satya, pria itu harus mencari tahu mengenai kebenaran rekaman suara tersebut.
"Akan kupastikan kalau semuanya hanyalah kebohongan, pria itu adalah pembunuhnya. Aku yakin semua yang aku dengar ini sebuah kepalsuan." ucap Satya.
"Malam itu menjadi Malam yang benar-benar begitu menyesatkan bagi Satya, tiba-tiba saja ada sebuah kebenaran yang muncul. Satya tidak mau menerima kebenaran itu, dia tidak akan pernah mau menerima kebenaran kalau Ayah Arumi bukanlah pembunuh ayahnya.
Pagi sudah menjelang, pagi-pagi Satya sudah pergi bersama Enggar ke suatu tempat. salah satu anak buah Satya sudah memberitahukan mengenai keberadaan pria yang dicari oleh Satya, entah bagaimana cara Satya menemukan pria itu dengan begitu cepat.
Pagi itu Arumi mempersiapkan makanan untuk Arjuna, wanita itu terlihat begitu kelelahan. ada bekas memar di wajahnya, Sultan rokok di salah satu tangannya. Arjuna menatap Arumi dengan begitu intens.
"Siapa namamu?" tanya Arjuna kepada Arumi yang sedang meletakkan masakan di meja makan.
Nampak wanita itu langsung menatap Arjuna.
"Iya, Tuan?" tanya Arumi.
"Siapa namamu?" tanya Arjuna kembali.
"Nama saya Arumi, tuan." jawab Arumi.
"Namamu Arumi siapa? nama panjangmu?" tanya Arjuna.
"Nama saya adalah Arumi Burhanuddin, tuan." jawab Arumi.
Mendengar nama tersebut Arjuna seketika terdiam, ternyata benar apa yang ada di pikiran nya. wanita yang ada di depannya itu benar-benar cinta pertamanya, seorang wanita yang ditinggalkan secara tiba-tiba. wanita yang membuat hatinya begitu merasakan kehangatan, namun sayangnya Arjuna langsung meninggalkan Arumi tanpa mengatakan apapun ketika cinta itu mulai berkembang. Arjuna langsung menghancurkan cinta tersebut.
"Ada apa, tua" tanya Arumi.
"Ti- tidak tidak apa-apa." jawab Arjuna dengan kebingungan yang sangat luar biasa.
Dia tidak mungkin mengatakan kalau dia adalah pria yang dulu sering bersamanya, pria yang selalu bersama bocah kelas 3 SMP, setelah mendengar jawaban dari Arjuna tentu saja Arumi bergegas kembali ke dapur. dia menatap wajah Arjuna, entah mengapa wajah itu sedikit mirip dengan seseorang yang dulu membuat Arumi merasakan cinta yang begitu besar. namun seketika cinta itu hilang tanpa kabar sama sekali.
"Ada apa Arumi?" tanya Rani.
"Tidak apa-apa mbak." jawab Arumi.
"Sudah, cepat kita makan mumpung Satya tidak ada di rumah. kalau Satya ada di rumah nanti dia kan membuat ulah, mulutnya itu akan berbicara tanpa berhenti sama sekali." ucap si mbok yang membuat Rani dan Arumi nampak tersenyum.
Sedangkan di ruang makan nampak terlihat Arjuna menundukkan kepalanya, dia benar-benar merasa bersalah dengan semua yang terjadi kepada Arumi. andai saja saat itu Arjuna mempertahankan Arumi dan membantu gadis muda itu mungkin hari ini dia tidak akan melihat wanita yang dia cintai itu tersiksa.
"Apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan?" guman Arjuna dalam hati.
Ketika pria itu memejamkan matanya, tiba-tiba saja Arjuna melihat beberapa luka di tubuh Arumi.
Di tempat lain Satya bersama beberapa anak buahnya nampak mencari keberadaan seorang pria yang mengetahui mengenai masa lalu ayahnya. Satya terus mengejar pria itu, ternyata pria itu tinggal tidak jauh dari perusahaan Satya. bahkan pria tua itu bekerja menjadi pembersih perusahaan di perusahaan Satya.
"Kalian cari tahu di mana pria itu, kalian harus mendapatkan informasi mengenai pria itu secepatnya. aku tidak mau tahu jika kalian tidak bisa mendapatkan informasi mengenai pria itu jangan harap kalian bisa kembali." perintah Satya.
"Baik, tuan." jawab anak buah Satya.
Sudah beberapa jam Satya dan anak buahnya mencari keberadaan orang itu, namun beberapa jam pula Satya belum mendapatkan keberadaan orang itu.
"Bagaimana, Tuan?" tanya Enggar.
"Kalian cari di mana keberadaan orang itu, Aku tidak mau tahu. yang jelas aku mau orang itu ada di hadapanku." jawab Satya.
Dengan segera Enggar memerintahkan seluruh anak buah Satya untuk mencari pria yang dimaksud oleh Satya. seluruh anak buah Satya berpencar untuk mencari keberadaan orang itu, pasti orang itu berada tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Malam mulai menunjukkan sinarnya, Satya belum juga mendapatkan pria itu. kemarahan dapat dilihat di wajah Satya, Enggar yang melihat kemarahan terpendam dari majikannya, dia nampak tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- aku mencintai isteri yang ku benci
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments