BEBERAPA HARI KEMUDIAN
"Siapa yang membersihkan kamarku?!" seru Satya.
"Ada apa den Satya?" tanya si mbok.
"Siapa yang tadi membersihkan kamarku?" tanya Satya kembali.
"Arumi, memangnya ada apa?" tanya si mbok Kembali.
"Kurang ajar, dasar wanita tidak tahu diri." kesal Satya.
"Apa yang salah?" tanya si mbok.
"Dia pasti sudah mencuri cincin itu." jawab Satya.
"Cincin? cincin apa?" tanya si mbok.
"Cincin peninggalan mendiang ibuku, cincin yang selalu ada di kamarku." jawab Satya.
Si mbok tidak mengatakan apapun, wanita tua itu hanya terdiam sembari menatap Satya yang terus mencari keberadaan Arumi.
"Di mana wanita itu mbok?" tanya Satya.
"Arumi ada di belakang, dia sedang menjemur pakaian." jawab si mbok.
"Dasar wanita tidak tahu diri, ayahnya seorang pembunuh dan putrinya seorang pencuri. mereka itu benar-benar keluarga menjijikkan!"
setelah mengatakan itu Satya dia langsung bergegas untuk mencari keberadaan Arumi, Arumi sendiri yang berada di salah satu tempat khusus untuk menjemur pakaian. terlihat wanita itu sibuk dengan begitu banyak pekerjaan, senandung suara lirih Arumi menyanyikan salah satu lagu yang begitu dia sukai.
"Dasar wanita pencuri, di mana cincin itu!" seru Satya yang sudah berada di ruang pengering pakaian.
Arumi langsung menoleh, wanita itu menatap Satya yang sudah berada di tempat itu.
"Iya Mas, ada apa." jawab Arumi.
"Tidak usah basa-basi, katakan di mana cincin yang kamu curi?!" seru Satya.
"Cincin, cincin apam?" Arumi yang kebingungan.
"Jangan pura-pura, cepat katakan di mana cincin itu?!" bentak Satya.
"Memangnya cincin apa Mas?" tanya Arumi kembali.
"Tidak usah terus berpura-pura, katakan di mana cincin itu?!" bentak Satya yang membuat Arumi sedikit terdiam sembari mencerna kata-kata yang diucapkan oleh suaminya itu.
"Maksud mas Satya itu cincin apa?memangnya Mas Satya pernah memberikan aku cincin?" tanya Arumi yang bingung.
Satya yang mendengar kata-kata membingungkan Arumi seolah wanita itu ingin memutar-mutar situasi, dasar wanita tidak tahu diri. ayahmu seorang pembunuh sedangkan kamu seorang pencuri. cepat katakan di mana cincin itu, cincin yang kamu curi dari kamarku tadi?!" teriak Satya.
"Cincin, Aku tidak tahu Mas. aku tidak tahu di kamarmu ada cincin."
Arumi membela diri.
"Dasar wanita murahan, dasar pencuri tidak tahu diri." ucap Satya dengan amarah yang sudah mulai keluar.
"Aku benar-benar tidak mencuri Mas." ucap Arumi.
"Tadi kamu membersihkan kamarku kan?" tanya Satya.
"Iya tadi si mbok memintaku untuk membersihkan kamarmu, Mas." jawab Arumi.
"Sebelum kamu masuk cincin itu masih berada di kamar, tapi setelah kamu masuk dan membersihkan kamarku cincin peninggalan ibuku itu sudah tidak ada!" bentak Satya.
Arumi tidak tahu apa yang harus dia katakan, karena dia tidak tahu menahu mengenai cincin yang dikatakan oleh Satya.
"Demi Allah Mas, aku tidak tahu mengenai cincin itu." ucap Arumi.
"Jangan pernah memakai nama Allah untuk menutupi kebusukanmu itu!" seru Satya.
"Aku tidak mengatakan kebohongan Mas. aku benar-benar tidak mengetahui mengenai cincin itu."
Arumi terus berusaha menjelaskan kepada Satya mengenai dirinya yang tidak tahu mengetahui cincin yang dikatakan oleh Satya.
"Aku katakan sekali lagi dan aku minta kamu katakan di mana cincin itu?" tanya Satya.
"Sumpah Mas aku tidak tahu di mana cincin itu." jawab Arumi tanpa mengatakan apapun.
Satya langsung memberikan gambaran indah di pipi Arumi.
PLAKKK..
Sebuah tamparan langsung membekas di salah satu pipi Arumi.
"Cepat katakan di mana cincinku?" tanya Satya kembali.
"Aku tidak tahu Mas." jawab Arumi.
PLAKKK...
Satu tamparan kembali mendarat di pipi Arumi.
"Dasar wanita menjijikkan, dasar pencuri. cepat katakan di mana cincin itu, jika kamu tidak mengatakan di mana cincin itu maka kamu akan tahu bagaimana rasanya menderita seumur hidupmu." ancam Satya.
Mau menjawab apalagi karena Arumi tidak tahu di mana keberadaan cincin yang ditanyakan oleh Satya. Arumi terus mengatakan tidak tahu, Hal itu membuat Satya langsung murka seketika Satya menjambak rambut Arumi dengan sangat keras.
"Dasar wanita tidak tahu diri, terlahir dari keluarga pembunuh dan kamu menjadi pencuri. hebat sekali kehidupanmu itu."
Satya terus mencibir kehidupan Arumi.
"Ya Allah Mas, aku tidak tahu." ucap Arumi yang benar-benar merasakan kesakitan ketika Satya menarik dengan keras rambut Arumi.
Wanita itu memegang tangan Satya, terasa kepalanya benar-benar seperti mendapatkan siksaan dengan begitu kejamnya. Satya menarik rambut Arumi dan membawa wanita itu menuju ruang tengah rumahnya.
"Sakit Mas..," ucap Arumi.
Satya tidak menghiraukan rintihan kesakitan istrinya itu, pria itu terus menarik rambut Arumi sembari berjalan. tetap saja Satya tidak menghiraukan rintihan kesakitan, Arumi dengan begitu murkanya tangan saat yang menarik rambut Arumi dengan begitu kasar. para pembantu yang ada di rumah itu nampak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Satya.
"Apa yang kamu lakukan, Satya?" si mbok yang terkejut ketika melihat Satya menarik rambut Arumi dan menyeret wanita itu.
"Aku harus memberikan pelajaran kepada pencuri ini, mbok. dia sudah mencuri namun tetap tidak mau mengaku!" seru Satya.
"Ya Allah Mas, aku tidak mencuri aku tidak mencuri cincin itu." ucap Arumi sembari merasakan sakit yang begitu luar biasa di kepalanya.
"Pencuri tetaplah pencuri, Kamu tidak akan pernah mengakui semua yang kamu lakukan. jika kamu bukan yang mencuri Lalu siapa tidak pernah satu kali pun di rumahku ini, kehilangan barang tapi setelah kamu berada di sini. kamu sudah mencuri cincin peninggalan ibuku!" seru Satya.
"Aku benar-benar tidak tahu Mas, aku benar-benar tidak tahu." tetap saja Arumi mengatakan hal itu.
Senyum sinis ditunjukkan oleh Satya, pria itu mencengkram dagu Arumi dengan sangat keras dan kasar.
"Jika kamu bukan pencurinya, lalu Siapa yang mencuri? Kamu kira aku ini seorang pembohong, Kamu kira aku ini adalah pria gila yang menuduhmu? aku kehilangan barang yang begitu berharga, kamu bilang kamu tidak tahu tidak ada yang masuk ke kamarku selain dirimu."
Satya terus menerus mengatakan kata-kata itu, para pembantu yang ada di rumah Satya hanya bisa terdiam. mereka bisa merasakan kesakitan yang dirasakan oleh Arumi, kesakitan luar biasa saat gadis muda itu rambutnya di jambak kemudian dagunya dicengkram dengan kasar, bahkan jari-jari tangan Satya menancap di pipi Arumi hingga mengeluarkan sedikit darah.
"Baiklah kalau begitu, karena kamu tidak mau mengaku akan kuberikan hukuman padamu." Satya yang kemudian menarik tubuh Arumi.
Pria itu membawa Arumi ke sebuah tempat, entah apa yang akan didapatkan oleh wanita itu. sebuah ruangan sudah dituju oleh Satya, pria itu nampak berhenti di depan ruangan itu. salah satu tangannya mengambil kunci yang ada di sakunya, sebuah ruangan yang akan menjadi ruang penyiksaan bagi Arumi.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- Antara dendam dan cinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Priskha
dasar wong gendeng
2024-05-25
0
Ade Suharto
mungkin satya di hasut seseorang
2023-02-03
1
lovely
gilaaa tidak berprikemanusiaan si syta jangan di maafkan Arumi suami lucknut gtu😠
2023-01-23
1