"Hiks..hiks..," tangis Arumi.
"Sudah, Arumi.
"Kamu jangan menangis." ucap Rani.
"Bagaimana aku tidak menangis, Mbak. di depan mataku suamiku membawa wanita lain." jawab Arumi.
"Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus tegar kamu harus kuat."
Rani mencoba untuk memberi kekuatan kepada Arumi.
Wanita mana yang akan tegar, akan kuat dan akan bisa menerima kalau suaminya bersama wanita lain di depan matanya. Arumi hanya bisa menatap kemesraan mereka berdua, Arumi hanya bisa menekan perasaan yang begitu terluka itu.
Si mbok yang melihat Arumi nampak dia benar-benar begitu terenyuh, tatapan matanya menatap Arumi. hanya pelukan yang mampu diberikan oleh si mbok saat Arumi selalu mendapatkan luka dari suaminya.
"Aku berdoa kepada Allah Semoga kau diberikan yang terbaik, Semoga kamu diberikan ketabahan, kekuatan untuk mampu menghadapi semua ini." ucap si mbok sambil memeluk erat Arumi.
Beberapa menit kemudian suami Rani yang tidak lain adalah orang kepercayaan Satya, Enggar menatap Arumi. pria itu tidak bisa mengatakan apapun, Jika dia berani melawan Satya maka dia akan kehilangan pekerjaan bersama istrinya. Rani dan Enggar tidak mempunyai rumah, mereka berteduh, menumpang dan tinggal di rumah Satya.
Enggar hanya bisa terdiam, pria itu menatap Arumi dengan tatapan mata yang begitu kasihan, apalagi wajah Arumi sangat mirip dengan adik kandung Enggar yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
"Assalamualaikum, Sayang." Enggar yang masuk ke dapur.
"Waalaikumsalam, Mas." jawab Rani.
Enggar mendekati istrinya, menggosok punggungnya dan meminta istrinya itu untuk menenangkan Arumi.
"Kamu mau aku ambilkan makan, Mas?" tanya Rani.
Enggar menganggukkan kepalanya, dia duduk di depan Arumi sembari menepuk salah satu tangan Arumi.
"Yang sabar ya Arumi, pasti gusti Allah akan memberikanmu jalan yang terbaik. pasti suatu saat nanti kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak akan pernah kamu bayangkan."
Enggar terlihat memberikan kekuatan kepada Arumi, wanita muda yang berusia 20 tahun lebih itu nampak hanya bisa meneteskan air matanya. lelah, itulah yang dirasakan oleh Arumi. dua bulan lebih Arumi menjadi istri Satya namun pria itu selalu saja membuat Arumi merasakan sakit.
"Insya Allah Mas, aku pasti akan mendapatkan kebahagiaan suatu saat nanti." jawab Arumi sambil tersenyum kepada Enggar.
*BEBERAPA BULAN KEMUDIAN*
"Ambilkan aku air!!" seru Satya.
"Tuan, tuan Arjuna sudah datang kemari."
salah satu anak buah Satya nampak memberitakan mengenai informasi salah satu rekan kerja Satya yang datang dari Amerika.
"Persilahkan pria itu masuk, aku sudah menunggunya." jawab Satya.
"Baik Tuan." ucap anak buah Satya.
Beberapa saat kemudian salah satu anak buah pria yang bernama Arjuna masuk bersama pria tajir kaya raya dan sangat Playboy itu.
"Selamat siang." sapa Arjuna yang sudah berada di tempat tersebut.
"Selamat datang, tuan Arjuna. Silahkan duduk." Satya yang mempersilahkan Arjuna untuk duduk.
"Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana keadaanmu?" tanya Arjuna kepada Satya.
"Terima kasih, Tuan Arjuna. keadaan saya baik-baik saja. terima kasih karena sudah menanyakan kabar saya." jawab Satya.
TOK..
TOK..
pintu kantor Satya diketok oleh seseorang.
"Masuk!!" seru Satya.
Enggar sudah masuk ke ruangan itu.
"Tuan, salah satu pemegang saham perusahaan datang kemari, kemungkinan besar ada sesuatu yang ingin dibahas dengan anda." ucap Enggar.
"Ya sudah kalau begitu, suruh dia untuk menungguku. sebentar lagi akan menemuinya." jawab Satya.
"Baik Tuan."
Enggar yang kemudian keluar dari kantor Satya.
"Ada apa?" tanya Arjuna kepada Satya.
"Tidak apa-apa, ada sedikit masalah saja." jawab Satya.
"Ya sudah, kalau begitu kamu temui dulu orang itu setelah itu tolong kamu temui aku. karena ada beberapa permasalahan yang ingin aku katakan denganmu." ucap Arjuna.
"Kalau begitu aku akan menemui orang itu sebentar." jawab Satya.
Di salah satu ruangan Satya melihat salah satu pemegang saham perusahaan datang menemuinya, pria itu ingin membicarakan sesuatu.
"Selamat siang, tuan." Panggil Satya.
"Selamat siang, Satya." jawab si pria yang mungkin usianya sekitar 45 sampai 50 tahun.
"Ada apa gerangan tuan ke perusahaan, Apakah ada sesuatu?" tanya Satya.
"Aku ingin berbicara sesuatu denganmu, Satya." jawab si pria.
"Memangnya ada apa?" tanya Satya.
"Aku menemukan sesuatu dari beberapa proyek yang dulu dikerjakan oleh mendiang ayahmu." ucap si pria.
"Memangnya apa itu, Tuan Harun?" tanya Satya kembali.
Tuan Harun nampak memberikan beberapa surat berharga kemudian box yang masih terkunci.
"Apa ini?" tanya Satya.
"Sepertinya almarhum ayahmu meninggalkan ini di salah satu proyek yang kami bangun dahulu, Satya. kemungkinan ini benda berharga karena benda besi ini tidak bisa terbuka." jawab Tuan Harun.
Satya melihat kotak besi tersebut, nampak terbesit di pikirannya kalau dia mempunyai sebuah kunci yang disembunyikan oleh ayahnya di kantornya.
"Apakah hanya permasalahan ini saja, Tuan Harun?" tanya Satya.
"Iya, mungkin ini berkas-berkas berharga dari ayahmu atau tidak aku tidak tahu. aku hanya ingin memberikan ini padamu karena kamu tahu kan aku tidak ingin mempunyai permasalahan denganmu." ucap Tuan Harun yang kemudian pergi meninggalkan Satya.
"Terima kasih, Tuan Harun." Satya yang kemudian menjabat tangan Tuan Harun.
Setelah Tuan Harun pergi Satya menatap kotak besi tersebut, ya mungkin kotak besi itu seukuran kotak berkas atau apalah.
Satya menatap kotak itu kemudian meminta Enggar untuk menaruhnya di mobil, mungkin benar apa kata Tuan Harun kalau kotak itu adalah kotak besi yang mungkin isinya barang-barang peninggalan ayahnya dahulu. setelah menyimpan kotak itu Satya kembali menemui Arjuna teman sekaligus rekan bisnisnya itu.
Arjuna menunggu Satya di kantornya.
"Maaf Arjuna, aku meninggalkanmu." ucap Satya.
"Memangnya ada apa?" tanya Arjuna kepada Satya.
"Ada sedikit masalah, Tidak apa-apa cuma barang peninggalan Ayahku tadi ditemukan oleh temannya." jawab Satya.
Arjuna menganggukkan kepalanya, pria itu menatap Satya dengan tatapan mata penuh dengan ribuan pertanyaan.
"Oh ya, Satya. Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Arjuna.
"Iya kenapa?" tanya Satya.
"Kamu menikah tapi tidak memberitahu aku, seharusnya kamu itu mengundangku saat pernikahanmu." ucap Arjuna yang membuat Satya tersenyum.
"Kalau aku menikah dengan bahagia Mungkin aku akan mengundang seluruh orang-orang yang ada di muka bumi ini. Tapi sayangnya aku menikahi musuhku, tidak mungkin aku mengundang orang-orang elit sekelas mereka." guman Satya dalam hati.
"Pernikahanku mendadak, Arjuna. karena ada beberapa pekerjaan yang mengejarku." jawab Satya.
"Oh begitu ya." ucap Arjuna.
"Oh ya, Kamu tinggal di mana? Kalau kamu belum punya tempat tinggal kamu tinggal di rumahku, Kamu tahu kan aku selalu membuka pintu rumahku untukmu. orang yang selalu membantuku disaat aku susah, orang yang selalu menjadi pendukung ku saat aku membutuhkan segalanya." ucap Satya sambil tersenyum kepada Arjuna.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan hal itu karena kamu tahu kan aku tidak suka tinggal di apartemen ataupun hotel." jawab Arjuna.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- Antara dendam dan cinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments