Hitomi berkunjung ke rumah Ying. ibu Ying membuka pintu untuk Hitomi. dan mengatakan Ying sedang tidak berada di rumah.
"Ying sedang tidak berada di rumah? Apakah kamu temannya?" tanya ibu Ying.
"Iya tante. Bolehkah saya menunggunya pulang?" tanya Hitomi.
"Boleh. Silahkan masuk." jawab ibu Ying mempersilahkan Hitomi menunggu di dalam rumah.
Sementara itu di dunia milik Omura Oni. Lin dan Karasu sudah menemukan cara bertarung mereka masing-masing.
Sekarang wujud Karasu sudah hampir seperti manusia biasa. Wajahnya seperti pria tampan dengan rambut hitam pekat dan bola mata biru beserta kulit kecoklatan. Tetapi untuk tangannya masih berbentuk sayap hitam dan kakinya masih berupa cakar (mirip seperti monster yunani kuno harpy).
"Wujudnya lebih sempurna daripada sebelumnya." pikir Omura Oni setelah mengamati Karasu.
Sedangkan Lin sudah berhasil menciptakan pedang yang terlihat sangat berkilau berwarna perak. Terlihat di depannya adalah lahan tandus nan gosong. Entah apa yang telah dia lakukan dengan hutan tempat dia berlatih.
Mereka berdua di kumpulkan oleh Omura Oni dan tidak lupa juga dengan Ying yang menemani mereka.
"Kalian berdua telah berkembang pesat. Kini sudah saatnya saya mengembalikan kalian ke dunia manusia." ujar Omura Oni yang berdiri di hadapan Karasu, Lin dan Ying.
"Semoga kalian dapat mengatasi masalah dan melindungi orang yang kalian sayangi dengan kekuatan kalian." lanjut Omura Oni.
"Karasu... Kamu masih mempunyai janji kepada saya. Selama kamu menepatinya, kamu boleh ikut bersama Lin di dunia manusia." ucap Omura Oni mengingatkan Karasu tentang janjinya.
"Baiklah sekarang akan saya kembalikan kalian ke dunia kalian. Bersiaplah." ujar Omura Oni sambil membuka portal.
Sebuah Portal terbuka. Karasu berjalan duluan lalu diikuti oleh Ying, dan terakhir Lin yang menyusul. Ketika berjalan menuju portal, Lin melewati Omura Oni.
"Terima kasih." ucap Lin sambil melewati Omura Oni.
Sang raja iblis hanya tersenyum tipis setelah mendengar itu.
Lin keluar dari portal. Kini mereka bertiga berdiri di depan rumah Ying. Tak berapa lama ibu Ying membuka pintu. Karasu dengan segera berubah ke wujud gagaknya.
"Ehh.. Ying, kamu sudah pulang. Ada temanmu yang datang mencarimu." ucap ibu Ying memberitahu Ying.
"Teman? Apakah ibu tahu namanya?" tanya Ying.
"Kalau tidak salah namanya Hitomi. Dia sedang di dalam menunggumu." ucap ibu menunjuk ke dalam rumah.
Ying pun masuk dan segera pergi ke tempat ruang tamu. Terlihat Hitomi yang duduk menunggunya.
"Hitomi? Ada apa kamu kesini?" tanya Ying.
Hitomi melihat Ying sejenak. Tiba-tiba dia tersenyum.
"Saya kesini untuk membunuhmu." ucap Hitomi dengan senyumannya yang mengerikan.
Mata Hitomi telah berubah menjadi merah.
"Lari Ying. Dia bukan Hitomi." jerit Lin.
Belum sempat berlari. Kayu-kayu yang merupakan dinding rumah Ying semuanya terangkat terbang ke atas. Rumah di pinggir pantai itu habis tidak bersisa.
"Ada apa ini?" tanya ibu Ying yang melihat rumahnya menjadi puing-puing kayu. Karasu dengan sigap menyihir ibu Ying yang kemudian tertidur. Ini salah satu kekuatan baru Karasu.
"Karasu, bawa Ying dan ibunya pergi dari tempat ini." perintah Lin.
"Baiklah." jawab Karasu.
Hitomi dengan mata merahnya mengejar Karasu.
"Tidak akan kubiarkan kamu lari Ying." ucap Hitomi yang mencoba mengejar.
Ketika hendak mengejar dan menerjang Karasu. Lengan Hitomi di tangkap oleh Lin. Kemudian Lin melemparnya ke bibir pantai. Tubuh Hitomi tercampak dan berguling di pasir pantai.
Tak lama berselang. Keluar sosok Sean dari tubub Hitomi. Ternyata Sean merasuki tubuhnya Hitomi. Dan kemudian memanfaatkan wujudnya untuk dapat dilihat manusia dan bertamu di rumah Ying.
"Lama tak bertemu Lin." sapa Sean yang tersenyum.
Melihat Tubuh Hitomi yang tidak berdaya.
"Karasu. Tolonglah Hitomi juga." mohon Ying.
Karasu segera berputar kembali dan dengan cepat mengendong tubuh Hitomi. Kini Karasu dapat bergerak lebih cepat setelah berlatih. Sambil terbang dengan sosok perubahannya. Karasu membawa tiga orang di kakinya. Perlahan-lahan sosok Karasu menjauh dan menghilang di langit.
Lin mencoba menahan Sean.
"Akulah lawanmu Sean." teriak Lin.
"Sepertinya kalian bertambah kuat ya." ucap Sean.
"Tapi tetap saja kalian tidak akan bisa mengalahkanku." sambung Sean yang menerjang ke arah Lin.
Begitu Sean sampai dihadapan Lin.
"BUKKK" sebuah tinju mendarat di pipi kanan Sean. Tubuh Sean terpental karena tinju yang dia terima barusan.
Sean segera bangkit.
"Ha... Ha... Sepertinya kamu berlatih keras. Saya bisa melihat energi di seluruh tububmu." ucap Sean.
"Baiklah kali ini aku akan serius juga." ucap Sean yang mempersiapkan kuda-kuda.
Sean memusatkan energi ke mata. Tampak seluruh energi Sean mengalir ke tubuhnya dan ke sayapnya. Sayap Sean perlahan-lahan berubah menjadi bulu-bulu besi tajam.
"Terimalah ini Lin!!!" ujar Sean mengibaskan sayapnya dan muncul bulu-bulu besi yang terbang ke arah Lin siap melubangi tubuh Lin.
"Tring.. Tring.." bunyi suara besi yang saling bertemu.
Terlihat Lin memegang sebuah pedang di tangannya. Dia menahan semua bulu besi tersebut menggunakan pedang di tangannya.
"Ternyata dia sudah mampu mengendalikan energi di tubuhnya." gumam Sean.
Melihat kemampuan Lin yang berkembang pesat. Sean mencoba langsung menerjangnya. Dia mengabungkan dua ujung sayap ke depan. dua ujung sayap yang bergabung terbentuk tajam seperti ujung tombak.
"TRINGGG.. NGING.. NGING.." bunyi antara sayap Sean dan pedang Lin yang saling berbenturan.
"Saya tidak akan kalah darimu." ucap Sean.
Di tengah pertarungan terlihat Sean yang memikirkan masa lalunya.
200 tahun yang lalu. Masa dimana Jepang masih di pinpim oleh seorang shogun. Saat itu jepang berada di era Tokugawa. Terjadi perang saudara dimana-mana. Masyarakat menjadi miskin dan setiap hari bagaikan neraka. Banyak yang mati kelaparan dimana-mana.
"Berhenti kau pencuri!!" teriak seorang penduduk yang mengejar seorang remaja.
Remaja tersebut berlari sambil memegang dua buah roti di pelukannya. Remaja berlari ke arah gang-gang rumah. Terdapat beberapa keranjang rotan. remaja tersebut memanfaatkan keranjang tersebut untuk bersembunyi. Dia membuka tutup keranjang lalu masuk ke dalam keranjang dan menutupi dirinya.
"Hhh... Hhh... Sial. Cepat sekali bocah itu berlari." ucap penduduk yang mengejar bocah tersebut dengan napas terengah-engah.
"Lain kali tidak akan kubiarkan dia. Bila tertangkap. Akan kugantung dia di depan pasar. Biar dia dipukuli sampai mati." ujar penduduk itu lagi.
Setelah penduduk itu pergi. Remaja tersebut keluar dari dalam keranjang.
"He..He.. Dasar paman lamban. Tidak mungkin kamu bisa mengejar kaki saya yang super cepat ini. Baiklah... Ini cukup untuk hari ini. Saatnya pulang." ucap remaja tersebut.
Remaja tersebut berlari ke sebuah gubuk reot di tepi sungai. Terlihat rumah yang sangat kumuh.
"Bu... Ibu... Saya pulang. Lihatlah apa yang saya bawa bu." ucap remaja tersebut membuka pintu sambil memamerkan roti yang ada di tangannya.
tampak seorang wanita kurus bangun dari tidurnya.
"Uhukk.. Uhuk.. Kamu sudah pulang SEAN?" sambut wanita kurus tersebut.
Bersambung ...
Halo teman-teman... sedikit demi sedikit telah terungkap masa lalu dari tiap karakter. Apakah Lin juga mampu mengingat masa lalunya? Dan apakah Ying ada hubungan dengan masa lalu Lin? Ikuti terus cerita HAI.. MALAIKAT MAUTKU.
Mohon komentar dan kritiknya untuk mengembangkan kemampuan saya. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments