Lin dan Karasu telah berhasil mengalahkan sang gurita raksasa yang menjaga goa tempat jalan menuju istana raja naga. akhirnya Lin dan Karasu tiba di perkarangan istana raja naga yang luas. Di depan mereka terlihat sebuah istana megah dengan banyak ikan yang berenang kemana-mana mengelilingi halaman dan juga istana raja naga. Sungguh seperti atlantis.
"Jadi inikah istana raja naga itu?" gumam Lin.
"Dimana dan bagaimana saya dapat menemukan arak dari istana seluas ini?" tanya Lin kepada Karasu.
"Saya juga pertama sekali kesini. saya tidak mengetahui detail tempat ini." jawab Karasu.
Sekelompok prajurit dengan bentuk badan yang seperti udang dan kepiting sembari memegang tombak datang menghampiri Lin dan Karasu.
"Siapa kalian? bagaimana kalian bisa masuk kemari." tanya salah satu prajurit istana tersebut.
"kami masuk melalui goa yang dijaga oleh seekor gurita raksasa." ujar Lin.
"Dasar gurita tidak berguna." ujar seseorang yang muncul berjalan dari belakang para prajurit dengan kumis lele di wajahnya.
"Hormat kami jenderal!" kata sekelompok prajurit ketika melihat pria tersebut sembari memberikan hormat mereka.
"Perkenalkan namaku Han. Biasanya mereka memanggilku jenderal Han. Ada perlu apa kalian berdua datang ke istana raja naga?". Tanya pria yang mengaku sebagai jenderal Han tersebut.
"Kami mau meminta arak dari istana ini." jawab Lin.
"Arak istana? Apa yang kalian inginkan dari arak itu? Apakah kalian tidak tahu bahwa arak istana itu sangat berharga disini." ujar Jenderal Han.
"Arak di istana raja naga bukanlah arak biasa. Arak ini terbuat dari buah persik yang hanya tumbuh di istana langit. Tidak mudah raja naga untuk mengunjungi istana langit setiap saat. Kalian tidak pantas memilikinya." ujar Jenderal Han kembali.
"Kami tetap harus memilikinya." ucap Lin sambil memegang erat gagang pedangnya menandakan dia siap mengambilnya secara paksa.
Melihat Lin dan Karasu yang berusaha memiliki arak tersebut. Jenderal Han berniat menguji mereka.
"Baiklah kalau kalian tetap menginginkan arak itu. Tetapi kami juga tidak memilikinya. Hanya sang raja saja yang memilikinya sekarang. jadi kalian harus menemukan sang raja naga. saya akan menuntun kalian kesana jika kalian bisa menghibur saya. Tetapi jika kalah. Kalian berdua harus segera pergi dari sini." jelas jenderal Han.
"bagaimana caranya?" tanya Lin.
Sembari tersenyum jenderal Han berkata "ayo kita adu tinju. Tetapi ada peraturan khususnya. Cukup sederhana, Satu orang hanya diberikan satu kesempatan memukul lawannya secara bergantian. Dan sang lawan tidak boleh berpindah tempat sampai salah satu dari kita jatuh ke lantai."
"Baiklah." jawab Lin dengan yakin.
"Untuk menentukan siapa duluan yang akan memukul ayo kita lakukan dengan menebak koin." ucap jenderal Han sambil menunjukkan sebuah koin yang mempunyai dua sisi yaitu gambar kepala dan angka.
"Ayo tentukan pilihanmu!" ujar jenderal Han.
"Kepala." jawab Lin.
Koin pun di lempar ke atas dan segera ditangkap kembali oleh jenderal Han. Setelah dibuka, sisi yang muncul adalah gambar angka menandakan Lin yang kalah dalam pengundian giliran.
"Baiklah ayo kita mulai permainannya." ucap jenderal Han sambil berdiri mendekati Lin.
"BUKKK." hantaman kuat mendarat di wajah Lin. Tangan jenderal Han sangat cepat dan pukulannya sangatlah kuat. pandangan Lin seketika berputar-putar setelah menerima hantaman tersebut. Tetapi Lin berusaha segera berdiri sebelum jatuh ke tanah.
"Kamu harus waspada. Permainan sudah dimulai kawan." ucap jenderal Han.
Sekarang adalah giliran Lin. Lin melancarkan tinjunya sekuat tenaga ke arah wajah jenderal Han. Seketika jenderal Han memiringkan tubuhnya sehingga pukulan Lin tidak mengenainya. Lin pun terkejut.
"Saya berkata tidak boleh berpindah tempat. Tetapi bukanlah tidak boleh menghindar ataupun menangkis serangan." kata jenderal Han dengan kelicikannya.
"Siallll. Saya lengah." gumam Lin dalam pikirannya.
"Baiklah. Sekarang giliranku kembali." ucap jenderal Han.
Jenderal Han mengarahkan pukulan upper cut (tinju dari bawah ke atas) ke Lin. Karena sangat cepat Lin tidak mampu menghindarinya. Lin berusaha menahannya dengan mengabungkan dua lengannya menjadi satu di depan dadanya.
"BRUAKKK." bunyi pukulan jenderal yang ditahan Lin. Meskipun tertahan oleh Lin. Tetapi Lin masih merasakan tenaga dari pukulan jenderal Han. gelombang tenaga yang menembus pertahanan Lin membuat Lin memuntahkan darah dari mulutnya. Lin hampir tumbang. Tetapi sekali lagi dengan ketekadan kuatnya dia berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke tanah.
"Kamu kuat juga ya." puji jenderal Han.
"Gawat. Jika terus begini aku akan segera kalah." gumam Lin.
Lin mengingat kembali ketika sedang bertarung dengan gurita raksasa. Sebuah pedang muncul secara tiba-tiba.
"Saat bertarung dengan monster gurita di depan goa. Pedang muncul secara tiba-tiba. Apakah saya bisa mencoba cara lain untuk mengalahkan jenderal ini?" pikir Lin.
Kemudian Lin berkonsentrasi dan mencoba mengumpulkan energi di tangannya. seketika lapisan energi menyelimuti tangannya bagaikan sarung tinju. Lin memanfaatkan moment tersebut. Dengan segera Lij memanfaatkan kesempatannya mendaratkan pukulan ke wajah jenderal. Kecepatan dan kekuatan tinju Lin bertambah sehingga jenderal Han lengah dan Lin berhasil memukul jenderal Han itu.
"BUKK!" ayunan pukulan Lin mengenai jenderal Han kali ini.
"Awww!" teriak jenderal Han sambil memegang pipinya yang terlihat memar akibat pukulan Lin.
"Pukulan kali ini sungguh menghibur." ucap jenderal Han.
"Baiklah. Kali ini giliranku lagi." kata jenderal Han sambil bersiap mendaratkan pukulannya ke Lin lagi. Untuk kali ini tekanan energi yang dirasakan Lin sangat besar. Terlihat jenderal Han yang mulai serius.
"BAKK!", "BUKK!". suara pukulan demi pukulan terdengar dari kedua pria yang sedang bertarung ini. Untuk kali ini pertarungan terlihat seimbang. Lin beberapa kali mencoba mengkonsentrasikan energinya sebagai serangan dan pertahanan. Lin terlihat sudah mencapai batasnya. Tubuhnya sudah mulai lelah dan lemas. Sedangkan jenderal Han juga mulai kelelahan karena kegigihan Lin yang tidak mau takluk.
"Hebat sekali tekadmu. akan saya akhiri di pukulan terakhir ini." ujar jenderal Han yang mengerahkan kekuatan penuh pada tinju terakhirnya.
"BUKKKK!" bunyi pukulan yang sangat keras mengema di seluruh wilayah istana raja naga.
Menerima pukulan jenderal Han. tubuh Lin melayang jatuh ke tanah. Lin sudah tidak sanggup mengerakkan tubuhnya karena kelelahan dan kehabisan tenaga.
"Ayolah!!! Bangkitlah!!!" teriak Lin dengan tubuh babak belurnya.
"Seandainya saya lebih kuat lagi." sesal Lin.
"Kamu sudah cukup kuat." ujar jenderal Han yang juga terlihat kelelahan.
"Jika kamu bisa bangkit sekarang. Maka bisa di pastikan sayalah yang akan terkapar di tanah ini." ujar jenderal Han sambil berjalan ke arah Lin yang terbaring di tanah.
"Sekarang sesuai janji. Ayo tinggalkan tempat ini." perintah jenderal Han.
"Baiklah." Balas Lin.
Lin bangkit dan mulai berjalan keluar bersama Karasu. Ketika Lin hendak memasuki goa tempat jalur keluar istana kerajaan, seketika terdengar raungan keras "AARRRHHHH". terlihat sesuatu makhluk besar dan panjang terbang diatas istana dan terbang menuju halaman tempat Lin dan Karasu berada. seketika makhluk tersebut mendarat ke tanah dan berubah menjadi sesosok manusia. Siapakah dia??? Apakah dia lawan atau kawan???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Win
Lagi bayangin saat baca => Pandangan Lin segera berputar-putar. 😂😂😂 kayak mana itu ya? 🤣
2023-02-21
1
Win
Kasih lem dulu kakinya biar gak pindah"😂😂😂😂
2023-02-21
1
Indah Batam
Semangat 💪💪💪🥰🥰
2023-02-16
3