Muncul seorang malaikat baru di hadapan Lin dan Ying. Malaikat tersebut bernama Sean. matanya memerah ketika melihat Ying.
"Raja memberi perintah untuk mengantikanmu mencabut nyawa gadis itu." ucap Sean dengan senyum bengisnya.
Lin yang sedang terluka juga tidak sanggup untuk melawan Sean saat ini. "Bagaimana ini?" pikir Lin yang sedang kebingungan.
"KARK... KRAK...." sekelompok gagak datang dan mengerumuni Sean.
"Larilah tuan!!!" ucap Karasu yang berusaha menghalangi Sean dengan pasukannya.
Lin memeluk tubuh Ying. Dan langsung terbang membawanya pergi.
Sementara Karasu yang masih mencoba menahan Sean. "BRUAKKK! DASAR HAMA! JANGAN PERNAH KAU MENCOBA MENGHALANGIKU." gertak Sean yang telah mencabik-cabik anak buah Karasu dengan kuku dan sayapnya yang berubah menjadi besi tajam.
Melihat situasi sudah tidak terkendali dan tuannya Lin telah pergi. Karasu memutuskan untuk melarikan diri dari Sean.
Saat akan terbang ke langit, tiba-tiba "JLEB" terlihat tubuh Karasu yang tertembus kuku Sean.
Sementara situasi berpindah ke Lin yang sedang terbang membawa Ying. "mau kemana kita Lin?" tanya Ying.
Tubuh Lin yang sudah tidak kuat langsung menerjang kaca sebuah apartemen. "PRANK" kaca pun pecah dan Lin tergeletak di ruangan apartemen tersebut. ternyata Lin membawa Ying ke tempat Hitomi.
Hitomi bergegas keluar dari kamar setelah mendengar suara kaca pecah dari luar.
"Ada apa ini? Ying? Kenapa kamu berada disini? Apakah Lin juga bersamamu saat ini?" tanya Hitomi.
"Tolong Lin Hitomi. Dia sedang terluka parah. Apakah kamu mempunyai obat luka dan perban?" ucap Ying yang terlihat panik.
Hitomi segera mengambilkan apa yang telah diminta Ying. perban dari luka Lin diganti oleh Ying. Hatinya sangat sedih melihat tubuh Lin yang terluka parah. Dan semua ini karena dirinya. Dia merasa sangat bersalah.
"Bukankah malaikat mempunyai tubuh yang dapat beregenerasi dengan cepat. Kenapa tubuh Lin tidak cepat menyembuhkan lukanya sendiri?" pikir Ying yang sembari membalut Lin.
Kembali ke Sean yang berusaha melacak keberadaan Lin dan Ying. Di tangannya terdapat Karasu yang telah bersimbah darah.
"Gagak ini cukup setia kepada Lin. Dia bahkan tidak mau memberitahu dimana keberadaan mereka. Dia sudah tidak berguna kalau begitu." ucap Sean sambil membuang Karasu di jalan.
"Saya akan keluar membeli obat dan perban lagi. Kalian tetaplah disini." kata Hitomi yang bersiap keluar.
"Bagaimana lukamu Lin? Apakah sudah lebih baik?" tanya Ying.
Lin berusaha bangkit untuk duduk "sudah lebih baik." jawab Lin.
"Kenapa tubuhmu tidak dapat beregenerasi dengan cepat seperti biasanya? Bukankah kamu sembuh dengan cepat ketika bertarung dengan Karasu?" tanya Ying lagi.
"Luka yang dibuat oleh sesama malaikat tidak akan dapat sembuh dengan cepat. Selain itu Sean adalah malaikat senior yang telah hidup ribuan tahun. Saya bukanlah tandingannya." jelas Lin.
"Terima kasih Lin karena sudah melindungiku." ucap Ying dengan volume suara yang kecil dan suara serak seperti orang yang akan menangis.
Tangan Lin perlahan menyentuh kepala Ying. Lalu Lin memeluk Ying yang sedang menangis. langit malam pun hujan seakan mewakili perasaan Ying yang terluka melihat keadaan Lin.
Hitomi dalam perjalanan pulang membeli obat. "KRAK... KRAK..." suara beberapa gagak yang tiba-tiba datang menarik baju Hitomi.
"KYAA... Ada apa ini. Kenapa kalian menarikku". Jerit Hitomi sambil mencoba mungusir gagak-gagak dari hadapannya. Tetapi para gagak tetap menganggunya dan menariknya ke suatu tempat. Sesampainya di tempat yang dimaksud oleh gagak-gagak itu. Hitomi melihat Karasu yang terluka parah.
"Astaga... Bukankah kau Karasu. Kenapa kamu seperti ini." ujar Hitomi sambil mengangkat tubuh gagak Karasu. Hitomi langsung membalut tubuh Karasu dengan obat yang dibelinya. Setelah selesai, Hitomi pulang bersama dengan Karasu yang terluka. Dia tidak mengetahui bahaya apa yang akan mengintainya.
"Aku pulang." suara Hitomi yang menandakan dia telah pulang. Hitomi masuk dengan membawa Karasu. "ohh tuhan... Apa yang terjadi pada Karasu." ucap Ying yang terkejut melihat keadaan Karasu.
Tak selang berapa lama sebuah petir mengelegar di langit dengan kuat. "PRANKK..." bunyi kuat dari petir. Tampak oleh Lin di depan pintu sosok seorang malaikat maut yang mengejarnya. Sean telah berdiri di depan pintu apartemen. dia memanfaatkan Hitomi yang tidak dapat melihat sosoknya dengan mata biasa. Selama ini dia mengikuti Hitomi di jalan sampai ke apartemen ketika dia menolong Karasu.
Sean langsung menerjang ke arah Ying dan berniat mengambil jiwanya. Dengan sigap Lin menahan terjangannya dan melempar Sean keluar dari jendela apartemen. Dan segera Lin menerjangnya dan mengarahkan Sean ke atas langit.
Kini mereka berdua telah berada di atas langit. Sekeliling penuh dengan awan dan suhu dingin.
"Disini kita dapat bertarung dengan leluasa." ucap Lin.
"Ha.. Ha.. Dengan tubuhmu yang penuh luka seperti ini tak akan bisa menandingiku." ujar Sean.
Lin maju dengan kekuatan penuh. Keduanya bertarung dengan sengit. Tetapi Lin bukanlah tandingan Sean. Perbedaan kekuatan mereka terasa sangat jauh.
Akhirnya Lin tidak kuat dan kalah. Tubuhnya terjatuh ke bawah dan menghantam tanah. Ying melihat tubuh Lin terjatuh dari langit. Segera setelah kejadian itu. Dia berlari ke bawah melihat keadaan Lin. Sesampainya di bawah, Ying langsung memeluk Lin.
"Lin. Sadarlah..." ucap Ying yang berusaha membangunkan Lin. tak berapa lama kemudian Sean datang. di tendangnya tubuh Ying sampai terhempas beberapa meter.
"Sekarang giliranmu gadis kecil." kata Sean sambil melangkah menuju tempat Ying.
"Ambilah nyawaku. Tapi lepaskanlah Lin." mohon Ying kepada Sean.
"Kenapa harus satu kalau bisa keduanya. Ha.. Ha..." ujar Sean dengan kejam.
Ying marah kemudian bangkit dan mencoba menyerang Sean. Di arahkan tendangan ke arah Sean. Tapi itu semua percuma. Sean terlalu kuat. Sean mencengkram leher Ying.
"Sampai jumpa di alam baka nona manis." ucap Sean yang perlahan menjulurkan tangannya ke bahu Ying.
"JLEB!" sebuah panah menancap di punggung Sean. mulut Sean mengeluarkan darah setelah menerima serangan itu.
"Siapa... Itu? Beraninya menyerangku dari belakang!!!" teriak Sean melihat ke arah belakang.
Terlihat seorang dengan dua tanduk di kepala seperti banteng dan rambut dengan warna putih perak yang berkilau. Dia memegang busur dan panah.
"Hai... Saya Omura Oni. Sang raja iblis. Saya harap kamu bisa pergi meninggalkan gadis kecil itu dengan damai." ucap pria yang bernama Omura Oni tersebut.
Sean merasakan kekuatan yang hebat dari pria tersebut. Dan berpikir untuk mundur sementara.
"Lebih baik saya memulihkan diri terlebih dahulu." pikir Sean.
Tanpa berkata apa-apa Sean terbang meninggalkan mereka semua. situasi terlihat aman sekarang. Tetapi untuk apa sang raja iblis datang ke tempat Lin dan Ying. Dan apakah Lin masih hidup setelah mengalami pertarungan yang berat dengan Sean?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments