"maafkan kami. Kami tidak memasang besi lampu dengan baik." permintaan maaf para staf dan panitia kepada Ying.
Ying yang membantu mengantikan pemeran pangeran dalam pentas drama hampir saja celaka tertimpa besi lampu. beruntung Lin dengan sigap dapat melindungi Ying. Tetapi pada saat melindungi Ying. Tubuh Lin terdorong ke arah Ying dan tidak sengaja mencium bibir Ying. Kini mereka berdua merasa canggung setelah kejadian tersebut.
Hitomi mengajak Ying dan Lin untuk bersantai menikmati kembang api malam ini.
"Ying, ayo ajak Lin bersantai malam ini. Ada perayaan kembang api setelah bazar selesai sebagai penutupan acara." ajak Hitomi.
"Tidak usah diajak. Bukankah dia ada disini dan bisa mendengarmu." jawab Ying.
Sekali lagi mereka berjalan-jalan mengelilingi bazar bersama. Hitomi membeli beberapa cemilan. lalu dia mengandeng tangan Ying sehingga dapat melihat Lin.
"Tuan malaikat. apakah anda mau sesuatu? Takoyaki ini sangat enak." ucap Hitomi sambil memberikan satu tusuk ke arah mulut Lin.
"Dia berkata malaikat itu kuat. Tidak perlu makan dan minum. Kamu tidak perlu menyia-nyiakan tenagamu Hitomi." ujar Ying.
Tetapi di luar dugaan. Lin memakan takoyaki yang diberikan Hitomi.
"APA-APAAN KAU MALAILAT BODOH! KENAPA TADI KAMU TIDAK MAKAN SAAT SAYA MENAWARKAN KEPADAMU?" tanya Ying dengan sangat kesal.
Lin melihat sejenak ke wajah Ying. "yang ini lebih terlihat enak dari yang kamu tawarkan tadi." jawab Lin.
"Apa bedanya??? Bukankah ini di penjual yang sama. Dasar bodoh." marah Ying.
Malam pun tiba. Sebentar lagi akan ada kembang api di akhir acara. Hitomi mengajak mereka sekedar bermain kembang api batangan terlebih dahulu menunggu pelepasan kembang api yang besar. "Ying. Saya ada kembang api kecil. Ayo kita bermain bersama sebentar!" ajak Hitomi.
"Malam yang indah." pikir Ying dalam hatinya. telah terjadi banyak hal dalam beberapa waktu terakhir. Dimulai dari mengalami penculikan oleh anggota yakuza. Menghadapi raja gagak Karasu. Ying merilekskan diri sejenak dari semua masalahnya. Sementara Lin masih merasa canggung karena terpikir kejadian saat drama.
"Ying." panggil Lin disertai ledakan kembang api di langit malam yang indah. "DUARRR" bunyi kembang api yang terdengar di seluruh penjuru sekolah. Sungguh indah kembang api malam ini. Tiba-tiba sebuah ingatan singkat muncul dalam pikiran Lin. Sebuah kenangan yang memperlihatkan wajah Ying dihadapannya dan disertai latar kembang api di belakangnya. Menunjukkan Ying yang tersenyum bahagia. Dan seketika ingatan tersebut hilang lagi dengan berakhirnya ledakan kembang api di udara.
"Kenapa muncul wajah Ying di ingatanku? Apa artinya semua ini?" gumam Lin dalam pikirannya.
Malam pun cepat berlalu. Lin melihat Ying yang tertidur pulas di rumahnya. Setelah melihatnya beberapa saat Lin pergi meninggalkan Ying yang tertidur.
Pagi pun telah tiba. Ying bangun dan merasa Lin tidak berada bersamanya. "kemana malaikat bodoh itu ya? Kenapa saya tidak melihat dia?" pikir Ying.
Hari ini Ying berencana untuk ke rumah sakit. Dia terpaksa harus bekerja paruh waktu di rumah sakit atas perbuatannya yang mencuri dan merusak mobil saat menyelamatkan Lin dari Karasu.
Setibanya di rumah sakit. Ying bertugas mengantar sarapan untuk pasien yang berada di kamar. Tiba-tiba gagak Karasu datang. "Ying. Tolong Lin, dia sedang terluka." ucap Karasu.
"Apa yang terjadi? Dimana dia sekarang?" tanya Ying yang sangat cemas.
"Saya membawanya di kamar kosong pasien. Kemarin dia mengatakan akan pulang menemui raja. Tapi entah kenapa pagi ini dia kembali ke rumahmu dengan badan terluka parah." jelas Karasu.
Ying segera menuju tempat Lin. saat masuk ke dalam kamar. Dia melihat tubuh Lin yang babak belur penuh luka lebam dan sayatan yang penuh darah.
"Hey.. Apa yang terjadi kepadamu Lin. Kenapa kamu jadi seperti ini." tanya Ying dengan mata berair yang menandakan dia akan menangis sebentar lagi.
"Pergilah... Larilah Ying. Jangan dekati aku. menjauhlah dariku." perintah Lin.
Tak lama setelah itu Lin pingsan tidak sadarkan diri. Ying tidak menunjukkan niatnya untuk lari. Dia berusaha merawat luka Lin. Ying mengambil beberapa obat dan membalut badan Lin yang terluka.
"Saya tidak mengetahui apakah obat akan bekerja pada tubuh malaikat. Tapi setidaknya akan saya coba." ujar Ying.
Setelah seharian Lin mulai sadarkan diri. Dia melihat tubuhnya sudah dibungkus perban dan disampingnya ada Ying yang sedang tertidur.
Lin berusaha bangkit dan akan pergi. "UHUKKK." suara batuk Lin membangunkan Ying disebelahnya.
"Kau sedang apa? Mau kemana kau?." tanya Ying.
Lin tidak mengubrisnya dan bersiap meninggalkan Ying kembali.
"Heyyy. Mau kemana kau? Tubuhmu sedang terluka parah. Beristirahatlah." Ying menahan Lin yang akan pergi.
"Kamu akan dalam bahaya jika dekat denganku. Menjauhlah." perintah Lin.
"Aku sudah muak dengan tingkah lakumu malaikat bodoh. Aku yang akan menentukan apakah aku akan menjauh darimu atau tidak. Sekarang berbaringlah dan beristirahat." ujar Ying sambil menarik tubuh Lin ke atas kasur.
Ying yang menarik Lin juga terlempar bersamanya ke atas kasur. Terjadi kontak mata antara mereka berdua. Keduanya saling berpandangan cukup lama. tangan Lin tanpa sadar memeluk tubuh Ying dan mendorong kepalanya ke arah dada.
"Aku pergi menjumpai raja malaikat dan mengatakan untuk membiarkanmu hidup. Aku tidak ingin mencabut nyawamu lagi." pengakuan Lin kepada Ying.
Mendengar hal tersebut Ying sangat terkejut. Dia merasakan pengorbanan malaikat ini sudah terlalu besar untuknya.
"Kenapa kamu melakukan itu. Kamu tidak perlu melakukannya untukku. DASAR BODOH." ujar Ying sambil menangis.
"Itu semua adalah kemauanku. Tidak ada hubungannya denganmu. Berhenti menyalahkan dirimu. aku memang sudah capek mencabut nyawa orang." ujar Lin.
Sang gagak Karasu datang. Melihat mereka berdua saling berpelukan diatas ranjang kamar rumah sakit. "apa yang kalian lakukan di situasi begini? Dasar bodoh. Kalau mau bermesraan silahkan lakukan di tempat lain." marah Karasu.
"Saya mendapatkan info dari anak buah gagak saya. Ada seorang malaikat maut lain yang berada di sekitar sini. Sepertinya dia mengincar Ying dan tuan." jelas Karasu.
"Ayo kita menjauh dari sini!" ujar Lin.
Mereka bersiap untuk kabur dari rumah sakit. Sesampainya di depan pintu rumah sakit. Seorang malaikat maut pria turun dari atas langit. "Hai..." sapa malaikat maut dengan rambut pirang dan kulit putih. Wajahnya hampir sama seperti aktor brad pit, Sangat tampan.
"Akulah lawanmu Sean. Lepaskan mereka. Biarkan mereka untuk pergi." ujar Lin yang memasang kuda-kuda untuk bertarung.
Tampak mata malaikat yang bernama Sean tersebut berubah menjadi merah setelah bertemu dengan Ying.
"Maaf ya. Raja memerintahkan aku untuk mencabut nyawa wanita ini dan sekaligus membawa pulang pengkhianat sepertimu Lin." ujar sang malaikat maut Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments