Lin telah menyelesaikan latihan keduanya. Saat ini Omura Oni akan memberikan latihan selanjutnya kepada Lin. Omura Oni keluar dari dalam air terjun bersama Lin. Terlihat juga Karasu yang menunggu di depan air terjun. Sepertinya Karasu juga sudah berhasil dengan latihan keduanya.
"Sekarang lihatlah dengan mata kalian yang dialiri energi." ucap Omura Oni sembari mengangkat kedua tangannya. Telapak tangan menghadap ke atas. Seketika terlihat aliran energi keluar dari telapak tangan tersebut dan membentuk sebuah tombak. salam sekejap tombak yang awalnya hanya gumpalan energi pun berubah menjadi benda nyata.
"Wahhh." ujar Karasu dengan penuh kagum. Sedangkan Lin tetap seperti biasa yaitu gayanya yang pendiam dan terpana.
"Ini adalah tombak yang terbentuk dari hasil energiku. sekarang ayo kalian berlatih menciptakan gaya bertarung kalian. energi yang kalian alirkan dapat dijadikan objek nyata sesuai dengan keinginan kalian. Caranya adalah alirkan keluar energi kalian dari dalam tubuh ke telapak tangan kalian. Lalu kumpulkan sebanyak yang kalian bisa. Setelah itu energi akan terbentuk secara otomatis sesuai tipe kalian. Seperti yang kalian lihat. Saya menciptakan tombak dengan energi saya. Ini adalah tipe logam. Tetapi kalian bisa menyatukan beberapa elemen." kata Omura Oni yang sedang memegang tombak.
"DRETTT... DRETTT..." terlihat aliran listrik yang mengalir di tombak Omura Oni.
"Inilah yang saya maksud." ucap Omura Oni sambil tersenyum.
"Jadi inilah alasan kenapa sayap Sean bisa menjadi pisau besi yang tajam dan keras." gumam Lin setelah melihat kemampuan Omura Oni.
Latihan pun dimulai. Lin dan Karasu tidak latihan bersama agar mereka lebih mudah berkonsentrasi.
Lin berlatih di tengah hutan. Sedangkan Karasu berlatih di tempat penuh rawa.
Cerita beralih ke Karasu. Terlihat karasu yang sedang mencoba berkonsentrasi dengan energinya. Tetapi ketika energi yang mengalir keluar dari tubuhnya lumayan banyak, maka Karasu akan kelelahan dan kehilangan konsentrasinya.
"Aaahhh.. Melelahkan sekali latihan ini. kapan ini akan berakhir." keluh Karasu yang telah terbaring kelelahan di tanah. Terlihat Karasu memandang langit merah kehitaman di dunia yang dibuat Omura Oni.
Karasu teringat kondisinya dulu yang masih menjelma sebagaj monster gagak.
Kembali ke 20 tahun yang lalu. Terlihat seekor gagak di tempat sampah sedang mencari makanan.
"Hushh.. Pergi kau gagak sial**.." ujar seorang pria yang mengusir gagak tersebut dari tong sampah.
"Dasar... Semua sampahnya jadi berserakan." ujar pria itu lagi sambil membereskan sampah yang berantakan.
Setelah diusir. Gagak tersebut terluntang lantung di jalan karena sedang kelaparan. Sangking laparnya gagak yang sedang terbang tersebut jatuh menungkik menghantam tanah.
"BRUAKK" Sang gagak pingsan tak sadarkan diri.
"Hei nak. Mau kamu apakan gagak itu. Badannya sangat kotor. Jangan sentuh dia." ujar seorang ibu melihat anaknya yang sedang mengangkat tubuh gagak yang baru jatuh itu.
"Tapi bu... dia sangat menyedihkan. Bolehkah saya merawatnya bu? Kumohon perbolehkan saya bu..." mohon si anak kepada sang ibu.
Mendengar permohonan anaknya sang ibu sedikit luluh.
"Baiklah. tetapi hanya sampai dia sehat kembali saja ya. Setelah itu kamu harus mengembalikannya ke alam liar. Karena gagak bukan hewan yang cocok untuk di pelihara." ujar sang ibu.
"Hore... Baiklah bu." jawab sang anak kegirangan.
Sesampainya di rumah. Sang anak segera memandikan gagak tersebut. Setelah semua bersih sang anak memberi sedikit nasi kepada gagak tersebut.
"Di rumah tidak ada makanan untuk burung. kamu makan nasi ini dulu ya." ujar sang anak sambil meletakkan beberapa butir nasi di lantai.
Sang gagak yang tengah kelaparan segera menyantap dengan lahap nasi tersebut.
"Wahhh.. Sepertinya kamu sangat lapar. Makanlah pelan-pelan. Saya masih punya banyak nasi." ujar sang anak.
"Oya.. saya belum memperkenalkan diri saya. Nama saya Tomo. Mulai hari ini kita akan berteman. Saya akan memberimu nama. Bagaimana dengan Karasu??? Sepertinya itu nama yang cocok untuk seekor gagak." ucap anak tersebut.
"KUAKK.. KUAKK.." Jawab gagak yang tampaknya menyetujui.
"Sepertinya kamu senang dengan nama itu. Baguslah." ujar Tomo sambil tersenyum.
Karasu dan Tomo menjalani hari-hari dengan damai. Ketika Tomo pergi sekolah Karasu akan menunggu dengan manis di rumah. Gagak yang sangat penurut dan pintar.
Tibalah saat dimana Karasu sudah sehat dan harus dilepaskan ke alam liar. Tomo adalah anak yang penurut dan menepati janjinya. Tomo membawa Karasu ke bukit di belakang rumahnya. Kebetulan lingkungan rumah Tono cukup asri. Terdapat beberapa bukit dan hutan kecil di sekitar rumahnya.
"Nahhh Karasu mulai hari ini kamu akan tinggal di bukit ini." ucap Tomo yang melepaskan Karasu ke tanah.
"Saya akan sering mengunjungi kamu disini. Saya sudah berjanji kepada ibu untuk membiarkan kamu di alam bebas." ucap Tomo kepada Karasu.
Tomo meninggalkan Karasu disana. Terlihat Karasu yang mengerti maksud Tomo. Karasu berkeliling hutan di bukit tersebut. Tersedia banyak makanan disana. Karasu dapat hidup dengan baik.
Sesuai janjinya. Tomo datang mengunjungi Karasu setiap dia pulang sekolah. Dan Karasu selalu menunggu Tomo di tempat Tomo melepaskannya di alam bebas. Mereka bermain hampir setiap hari.
Sampai suatu hari... Tomo seperti biasanya datang hendak mengunjungi Karasu. Karasu juga seperti biasa menunggu Tomo di tempat biasa. Di tengah perjalanan, Tomo yang sedang menuju tempat Karasu melihat pemburu liar yang sedang berkeliling.
"Kenapa ada pemburu disini? Sepertinya mereka orang jahat." gumam Tomo.
Pemburu liar tanpa sengaja melihat Karasu yang sedang menunggu Tomo dari balik semak-semak.
"Ada seekor gagak. Mungkin sebaiknya kutembak mati saja lalu aku jadikan umpan untuk memancing harimau nanti." pikir sang pemburu liar sembari membidik Karasu dengan pistolnya dari balik semak-semak. Pelatuk pistol pun di tarik.
"DUARRR!" Suara tembakan dari pistol pemburu liar. Bukannya senang, sang pemburu sangat terkejut dengan yang terjadi. Peluru yang dia tembak tidak bersarang di tubuh gagak yang dia incar, tetapi bersarang di tubuh seorang anak kecil. Ya! Anak itu adalah Tomo yang berusaha melindungi Karasu dengan menahan peluru menggunakan tubuhnya. Dadanya terluka akibat peluru yang mengenainya. Terlihat darah segar bercucuran.
"Bruak" tubuh Tomo ambruk ke tanah. Karasu terdiam melihat kejadian itu.
"KE..KENAPA ADA ANAK KECIL DISANA?" teriak sang pemburu liar.
Karasu yang melihat sosok pemburu liar sangatlah marah. Segera dia menerjang ke arah pemburu tersebut. Berusaha mecakar dan mematuknya.
"Ahh... PERGI KAU BURUNG JELEK." ujar pemburu sembari berusaha mengusir Karasu yang sedang menyerangnya.
Tiba-tiba... "DOR". Pelatuk pistol tertarik oleh pemburu. Kali ini peluru mengenai dada Karasu. Karasu juga ambruk. Kini kondisinya sekarat. Sedangkan pemburu segera melarikan diri karena telah menembak anak kecil.
Dalam kondisinya yang sekarat dan mencapai ajalnya. dengan pandangan yang kabur terlihat sepasang kaki berjalan mendekati tubuh Karasu yang sudah tidak berdaya. Bersambung...
Siapakah sosok yang mendekati Karasu? Dan apakah Karasu beserta Tomo akan tewas begitu saja? Ayo teman-teman... Ikuti terus cerita Hai.. MALAIKAT MAUTKU.. Mohon kritik dan sarannya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments