Latihan kedua.

Lin hampir berhasil mengalirkan energinya keluar dari tubuh dan melapisi tubuhnya. Ini merupakan proses latihan Lin yang pertama untuk menjadi lebih kuat. Tetapi Lin belum dapat mempertahankan energinya di luar dalam waktu yang lama.

Sepuluh hari berlalu sejak Lin datang ke dunia paralel milik Omura Oni untuk berlatih menjadi lebih kuat. Kini Lin dan Karasu sudah berhasil melapisi tubuhnya dengan energi dengan sempurna dan bertahan dalam waktu yang cukup lama.

"kalian telah berhasil menyelesaikan latihan pertama. Kini kita akan melanjutkan latihan kedua kita. Perhatikan saya." Jelas Omura Oni.

"Latihan kali ini adalah memusatkan energi yang ada ditubuh kalian ke bagian tubuh tertentu. Lin, saya mendengar dari Karasu sepertinya kamu pernah melakukannya tanpa sadar ketika melawan jenderal Han di istana raja naga" sambung Omura Oni.

"untuk latihan kedua saya ingin kalian memusatkan energi kalian ke mata. Sehingga kalian dapat melihat lapisan energi lawan ataupun kelemahan lawan." jelas Omura Oni sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas.

"nah bisakah kalian melihat ini?" tanya Omura Oni.

Lin dan karasu tidak dapat melihat apapun selain jari telunjuk Omura Oni.

"Sebenarnya saya membentuk sebuah angka dari energi yang saya alirkan keluar di jari telunjuk saya. Tapi sepertinya kalian belum dapat melihatnya." ungkap Omura Oni dengan sedikit kecewa.

"Baiklah. Ini adalah batu yang telah saya tuliskan sebuah pesan menggunakan energi saya. Terdapat beberapa kata sesuai dengan variasi ketebalan energi saya. Jika kalian dapat melihat kata pertama, maka kalian sudah mengalami kemajuan. Dan jika kalian dapat melihat kata kedua dan selanjutnya secara bertahap maka kemampuan kalian semakin meningkat. Setelah dapat membaca pesan pada batu ini. beritahu saya apa isi pesan yang telah saya tuliskan. HA.. HA..." ujar Omura Oni sambil meletakkan batu tersebut di hadapan Lin dan Karasu.

"Bagaimana caranya kami memusatkan energi ke mata?" tanya Lin.

"hampir sama ketika kalian mengeluarkan energi dari dalam tubuh. Butuh konsentrasi yang tinggi untuk mengalirkan energi. Dan silahkan kalian coba menguasai aliran energi pada tubuh kalian sehingga kalian dapat menjadikan itu senjata maupun pertahanan kalian." jawab Omura Oni sambil berjalan meninggalkan mereka.

Lin dan Karasu memulai latihan kedua mereka. Keduanya berkonsentrasi melihat batu tersebut. Tetapi tidak terlihat satu katapun yang tertulis pada batu tersebut. Hari kesepuluh pun berakhir begitu saja tanpa ada kemajuan di Latihan kedua mereka.

"Bagaimana latihan kalian hari ini?" tanya Ying kepada Lin dan Karasu yang baru saja pulang.

"Tidak ada kemajuan sama sekali." jawab Karasu.

"Beristirahatlah terlebih dahulu. Akan kusiapkan makanan untuk kalian." Ujar Ying sembari mempersilahkan mereka berdua duduk di meja makan.

"Seandainya saya dapat membantu mereka." pikir Ying dalam hatinya.

Terlihat ekspresi Lin yang murung bercampur kesal. Setelah makan mereka semua beranjak ke kamar untuk beristirahat.

Malam pun telah sangat larut. sekitar tengah malam Ying terbangun dan hendak ke toilet. Pada saat berjalan menuju toilet, Ying tidak sengaja melihat keluar jendela. Terlihat sosok Lin yang sedang duduk di depan batu tempat dia berlatih. Dengan posisi meditasi mendalam. Melihat Lin disana. Ying berjalan menuju ke tempat Lin. Dengan senyap dia berjalan agar tidak menggangu Lin yang tengah berlatih. Ying duduk di belakang Ying dengan hati-hati. dengan ditemani sinar bulan di langit gelap memerah. Keduanya duduk dengan saling mendukung antar satu dengan lainnya.

"Semangat Lin. Kamu pasti bisa." dukung Ying dalam hatinya kepada Lin.

Pagi pun telah tiba. Terlihat Ying yang tertidur di tempat tidur kamarnya.

"Sepertinya saya tertidur ketika menemani Lin berlatih. Tetapi siapa yang membawaku ke kamar?" pikir Ying dengan keadaan setengah sadar karena baru bangun tidur. Terlihat di samping tempat tidur Ying tertulis sebuah memo kecil. "terima kasih". Melihat memo tersebut. Ying tersenyum-senyum tipis dengan wajah merah merona.

Kembali ke tempat Lin dan Karasu. Terlihat Lin sudah mampu membaca kata pertama pada batu tersebut. "Saya" kata pertama yang terbaca oleh Lin. Sementara Karasu masih terbaca dua huruf saja.

Dari atas langit tanpa Lin dan Karasu sadari. Omura Oni sedang memperhatikan latihan mereka berdua.

"tampaknya mereka berdua sudah ada kemajuan." gumam Omura Oni yang sedang terbang di atas.

memasuki hari ke tiga belas. Lin sudah dapat membaca beberapa kata. "Saya berada di belakang ..." itulah kalimat yang terbaca oleh Lin.

"Sepertinya ini pesan yang menunjukkan tempat Omura Oni berada." gumam Lin.

Sedangkan Karasu juga mengalami peningkatan. Karasu mampu melihat beberapa kata meskipun tidak sebanyak yang dapat dilihat oleh Lin.

Akhirnya hari ke lima belas pun tiba. Kini Lin dapat melihat semua kata yang tertulis di batu tersebut. "Saya berada di belakang air terjun menunggumu". Itulah kalimat yang tertulis di batu tersebut.

Setelah membaca isi pesan tersebut. Lin segera bangkit dan pergi meninggalkan Karasu yang sedang berlatih.

"Sepertinya Lin sudah berhasil. Saya juga pasti bisa!" gumam Karasu.

Lin tiba di depan air terjun. Dia kemudian melangkahkan kakinya menembus air terjun. "WUSSHHH" suara angin dari dalam air terjun. Kini Lin berada disebuah goa yang ada di balik air terjun tersebut. Terlihat sang Omura Oni sedang duduk bersila dan bermeditasi di ujung goa.

"Akhirnya kau tiba Lin." ujar Omura Oni.

Kembali ke Prefektur Kanagawa. Terlihat Hitomi yang sedang membersihkan sisa-sisa dari kekacauan yang terjadi akibat ulah Sean.

"Bagaimana keadaan Ying dan lainnya ya?" gumam Hitomi sambil merapikan tempatnya.

Tanpa sadar Sean telah berada di dekat Hitomi. Tetapi karena Sean adalah malaikat maka Hitomi tidak dapat melihat dan menyadari keberadaannya.

"BRUAAKKK" bunyi suara lemari jatuh. Seketika perhatian Hitomi terarah ke sumber suara tersebut. Terlihat selembar kertas dan sebuah pena melayang di udara. Pena tersebut mulai menuliskan sebuah kalimat di kertas tersebut "Dimana Lin dan Ying berada?"

"Kyahhh... Sa.. Saya tidak tahu." ujar Hitomi yang ketakutan melihat kertas dan pena melayang.

Sean yang kesal dengan jawaban Hitomi kemudian menyerangnya. Dia mencekik leher gadis itu kemudian mengangkat tubuh gadis tersebut.

"HUEKKK. Sa.. Saya benar-benar tidak tahu dimana Ying dan lainnya. Kumohon lepaskan saya." mohon Hitomi sambil mencoba melepaskan cekikan Sean.

Kekuatan Hitomi jelas kalah dengan Sean. Napas Hitomi sudah hampir mencapai batasnya. Tubuhnya perlahan telah kehilangan tenaga dan kesadarannya sudah mulai hilang.

"Apakah aku akan mati hari ini?" pikir Hitomi dengan pandangannya yang mulai kabur.

Menjelang akhir hayatnya tiba-tiba hitomi teringat akan kenangan Ying yang menolongnya dari penculikan Yakuza. Dia sangat ingin membantu Ying dan Lin dari masalah yang mereka hadapi.

"Semoga Kalian bisa tetap hidup dengan damai Ying." gumam Hitomi.

Cerita kembali ke Lin yang berhasil membaca pesan di batu Omura Oni. Dan berhasil menemuinya di balik air terjun.

"Baiklah... Karena kamu sudah berhasil untuk latihan kali ini. Mari kita lanjutkan latihan selanjutnya." Ujar Omura Oni dengan senyum sinisnya. Bersambung ...

Latihan apakah yang akan dijalani Lin selanjutnya? Dan bagaimana nasib Hitomi saat ini? Ayo ikuti terus kisah HAI.. MALAIKAT MAUTKU. Terima kasih sudah membaca. Mohon kritik dan komentarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!