Terlalu Bodoh

Semua ketahuan ketika ada satu nomor ponsel tak di kenal selalu saja menelpon ke nomor ponsel Hendy. Dan kerap kali kirim chat pesan , supaya Hendy segera menyelesaikan tanggungan hutangnya di Bank dan angsuran Ponsel di salah satu toko elektronik.

Hampir setiap hari, Hendy di terir oleh dua nomor ponsel yang tak ia kenal sama sekali. Kalau sudah begini, ia hanya bisa mengeluh pada Ana dan mengatakan merasa terganggu. Tetapi dulu pada saat di nasehati oleh Ana, ia tidak mendengarkan sama sekali.

Dan giliran terjadi hal yang tak di inginkan, ia hanya bisa mengeluh pada Ana.

"Bun, aku sebel banget sama Iko. Ternyata ia pake foto kopi KTP aku dan tanda tangan aku untuk pengajuan hutang di bank, dan ambil angsuran Ponsel di sebuah toko khusus barang-barang elektronik,' ucapnya kesal.

"Astaga...jadi dari kita pacaran itu. Ayah benar-benar meminjamkan foto kopi KTP dan tanda tangan pula? aku pikir waktu itu, ayah mendengarkan nasehatku,"

Ana merasa kecewa pada saat nasehatnya tak di dengar oleh Hendy. Kejadian sudah satu tahun yang lalu dimana Ana dan Hendy masih berpacaran. Kini mereka sudah menikah dan Ana sedang hamil tua.

Ana tak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya memberikan saran supaya suaminya mengganti nomor ponselnya. Biar aman, tidak di teror terus-menerus.

Hendy menuruti kemauan Ana, dan saat itu juga ia mengganti nomor ponselnya. Pada saat itu Hendy sedang tidak ada pekerjaan, ia menganggur dan tinggal di kampung, tepatnya di rumah almarhumah Embahnya Ana.

Mereka tinggal berdua di rumah yang sudah di wariskan untuk Ana.Dan untuk menopang kehidupan, Ana berjualan kue. Yakni ia membuat kue bolu pisang dan jugakye putu tegal. Sementara Hendy ikut membantunya.

"Ayah, sebentar lagi aku akan melahirkan, jika kita tak punya tabungan sama sekali lantas mau bagaimana?" tanya Ana bingung.

Hendy menyarankan untuk mengajukan angsuran ke bank dengan jaminan BBKB motornya. Dan saat itu juga, mereka ke Bank BRI yang kebetulan tidak jauh dari rumah Ana. Tetapi pengajuan di tolak.

"Bu, kenapa ditolak ya? padahal suami saya tak pernah meminjam uang, saya juga tidak pernah sama sekali," tanya Ana heran.

"Begini, Mba. Di sini terdata bahwa kartu identitas suami anda atau foto kopi KTP suami anda sudah terdaftar hutang di sebuah bank dan juga di sebuah toko khusus kredit elektronik. Jika anda ingin pengajuan, harus di selesaikan dulu yakni di bayar atau di lunasi," ucap petugas Bank.

"Tapi saya tidak pernah meminjam uang, hanya saya pernah meminjamkan KTP saya dan saya juga sempat bertanda tangan waktu itu teman yang meminjam KTP saya," elak Hendy.

"Di kantor tidak ingin tahu tentang siapa yang telah meminjam uang tersebut, yang mereka tahu kartu identitas anda telah terdaftar di dua tempat. Dan jika anda ingin mengajukan suatu pinjaman, anda harus menyelesaikan dulu permasalahan tersebut. Dengan melunasi hutang yang ada di bank dan juga melunasi hutang yang ada di toko elektronik. Setelah itu baru bisa berhutang," ucap petugas Bank tersebut.

"Misalkan saya mengajukan pinjaman tetapi dengan nama saya bukan nama suami, biasakan Bu?" tanya Ana lagi.

"Maaf, Mbak. Tetap tidak bisa, karena pada kartu keluarga Mbak yang tercatat sebagai kepala keluarga kan suami mba ini. Lain kali jangan meminjamkan barang pribadi seperti KTP atau KK. Karena khawatir seperti ini di salah gunakan," saran dari petugas Bank.

Hingga pada akhirnya Hendy dan Ana kembali ke rumah dengan tangan hampa, karena mereka tidak bisa mengajukan suatu pinjaman salah satu bank yang lokasinya dekat dengan rumah, Ana.

Sesampainya di rumah, Ana merasa sangat marah sekali pada Hendy," kamu lihat kan ayah? dulu kamu tidak mendengarkan apa yang aku nasehatkan. Sekarang terjadi seperti ini, dikala kita butuh uang kita tidak bisa untuk pengajuan pinjaman ke salah satu bank!"

Hendy hanya bisa tertunduk lesu," maafkan aku ya Bun? waktu itu aku nggak tega dengannya, karena Iko merengek memohon. Istrinya sedang hamil besar dan waktu itu Iko nganggur."

"Oh...jadi kamu sudah tahu jika foto kopi KTP dan tabda tanganmu itu untuk pinjam uang?" tanya Ana menahan rasa amarahnya.

"Iya, Bun. Tetapi waktu itu Iko janji akan rutin membayarnya dan nggak akan telat. Tapi malah seperti ini jadinya," ucap Hendy masih dengan tertunduk.

"Kenapa tidak kamu perintah dia meminjam pulang dengan kartu identitasnya sendiri saja, kenapa harus melakukan kartu identitasmu?" tanya Ana kesal.

"Kartu identitas dia sudah buat hutang juga," ucap Hendy.

"Astaga.... padahal sudah jelas seperti itu! kamu masih saja mau di peralat! seperti ini kan yang jelek namamu, karena ia pake kartu identitasmu!" ucap lantang Ana.

Dia tak menyangka punya suami begitu bodohnya, bahkan sudah di nasehati masih saja nggak mendengarkan. Ini yang membuat Ana sangat kesal.pada suaminya.

Walaupun Hendy berkali-kali telah meminta maaf padanya, akan tetapi tak menghilangkan rasa kesal dakdm diri Ana. Bahkan di dalam hati Ana terus saja mengumpat akan kebodohan suaminya itu.

Esok harinya, Ana mengajak Hendy untuk membuat BBJS, supaya kelak jika Ana melahirkan biaya tidak begitu mahal. Tapi kembali lagi, Ana harus mrnrldn kekecewaan dan kepahitan.

Pada saat Ana dan Hendy akan membuat BBJS, lagi-lagi nama Hendy sudah terdaftar dan nunggak tak membayar angsuran hingga begitu lamanya.

"Kamu buay BBJS kapan?" tanya Ana menyelidik.

"Aku sama sekali tidak pernah membuat BBJS," jawab Hendy.

Tapi Hendy tetap mengelak karena ia sama sekali belum pernah membuat BBJS.

"Bu, suami saya mengatakan jika belum pernah membuat BBJS. Berarti bisa kan, Bu. Jika buat yang baru?" tanya Ana.

"Maaf, mba. Nggak bisa, karena no NIzk di KTP suami mba sudah terdaftar. Jadi jika harus hapus data yang lama ya harus lunasi dulu kekurangannya, baru bisa buat," ucap petugas BBJS.

"Kalau begitu saya buat sendiri saja, Bu. Punya suami tidak jadi," ucap Ana.

"Sama saja, bu. Jika mba ingin buat kan di KTP mba status menikah. Pasti kan di tanya nomor KK, dan pasti terlampir NIzk kepala keluarga yakni suami, mba."

Lagi-lagi Ana harus menahan rasa kecewanya. Ia pun akhirnya mengeluarkan uang yang tidak sedikit baginya yakni satu juta lima ratus ribu rupiah, untuk membayar tunggakan BBJS yang memakai nama suaminya. Supaya ia bisa membuat BBJS karena penting untuk dirinya yang sebentar lagi akan melahirkan.

'Bun, aku benar-benar nggak tahu dan aku juga nggak merasa pernah buat."

"Pasti temanmu itu, siapa lagi kalau bukan dia?"

#Flash Back Of#

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

jd wanita jgn mau d bofohi, bkn g mau menghargai suami tp sikap suami bisa seenaknya k ustri utk apa d pertahankan rmh tgga yg g ada pindasi yg kuat, duami obh milihnpencitraan sedang istri hanya takut dg oredikat janda 2x ayo bu melek jgn cm takut jd godip tp nyiksa lahor bathin😡😡😡😡

2023-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!