Kisah Masa Lalu 1

Ana berani mengatakan banyak hal pada mantan ayah mertua, karena ia dulu merasa terhina pada saat Yunus berusia empat tahun, dimana di saat ia selalu datang untuk menjenguk anaknya. Selalu membawa segala kebutuhan Yunus dan juga uang, tetapi selalu di tolak dengan alasan bisa mencukupi kebutuhan Yunus tanpa bantuan dirinya.

"Sekarang anda butuh saya untuk membantu ekonomi Yunus? lantas kenapa dulu anda dan keluarga tolak kedatangan saya, pada saat saya berniat menjenguk Yunus dengan membawa segala yang Yunus butuhkan? bahkan anda dan keluarga selalu menyembunyikan Yunus untuk tidak di izinkan bertemu dengan saya."

"Sampai sekarang pun, anda datang kemari memang mengajak Yunus. Tetapi anda sama sekali tidak pernah memberikan kesempatan pada kami berdua untuk bercengkrama antara ibu dan anak."

"Dan kamu Yunus, seharusnya kamu itu sudah bisa berpikir sendiri. Mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak seperti ini, mau saja di jadikan alat oleh mbahmu ini."

Mantan ayah mertua sebenarnya sangat. tersinggung dengan perkataan dari Ana. Tetapi saat ini ia benar-benar butuh uang dari Ana, hingga ia pun menahan rasa amarahnya.

"Ana, itu kan dulu. Kami minta maaf atas kesalahan di masa lalu. Saat ini ksni benar-benar mengizinkan dirimu untuk menemui Yunus kapan pun kamu mau. Anak berdua ya di urus berdua, masa iya. cuma di urus oleh ayahnya saja."

Aba tersenyum sinis mendengar apa yang barusan di katakan oleh mantan ayah mertua," sekarang anda mengatakan hal seperti ini? lantas apakah anda sudah lupa dengan kata-kata anda pada saat saya ingin bertemu Yunus? katanya kalian mampu mengurus dan memberikan pendidikan setinggi-tingginya pada Yunus tanpa ada campur tanganku. Dan secara tidak langsung kalian itu memisahkan ibu dan anak karena selalu saja menyembunyikan Yunus jika saya datang!"

Mantan Ayah mertua tidak bisa berkutik lagi, ia mati kutu dan pada akhirnya ia marah," kalau nggak punya uang nggak usah banyak kata! kasih uang untuk anak sendiri saja pelit!"

Tiba-tiba mantan Ayah mertua menarik paksa tangan Yunus dan pergi tanpa pamit dari rumah orang tua Ana.

Ana hanya bisa menghela napas panjang dan menggelengkan kepalanya pada saat melihat akan hal itu. Bahkan ayah Ana sempat melihat kejadian itu, hingga ia penasaran dan bertanya pada Ana.

"An, itu kenapa mantan mertuamu terlihat sewot seperti itu?" tanya Ayahnyw seraya menatap kepergian dari cucu dan mantan besannya.

Ana menceritakan semuanya pada ayahnya tentang apa yang barusan terjadi. Sang ayah sangat geram di buatnya pada saat mendengarnya.

"Jadi selama ini kamu sering kasih uang?" tanya Ayahnya.

"Iya, yah. Itu dulu pada saat aku belum menikah dengan, Mas Hendy. Dan terakhir setelah aku baru menikah. Tetapi setelah aku berumah tangga dengan Mas Hendy, aku hilang kontak dengan Yunus. Nomor ponselnya tak aktif, tadi aku ingin bertanya malah kelupaan," ucap Ana memberikan penjelasan pada ayahnya.

Ayahnya juga bercerita banyak hal tentang Yunus. Seharusnya la sudah bisa berpikir secara dewasa dan sesekali datang saja ke rumah. Pasti keluarga tidak akan menolaknya.

"Ayah, aku juga sempat menyalahkan akan sikap Yunus. Yang aku rasa seperti boneka saja. Tetapi aku berpikir ulang, dimana Yunus berpisah dariku sejak umur empat tahun."

"Dan dulu selalu saja setiap aku memberikan segala yang Yunus butuhkan dan bahkan setiap aku datang untuk menjenguknya pasti di sembunyikan."

"Aku yakin dari kecil, Yunus sudah di hasut dan pada dirinya di tanami racun kebencian padaku. Hingga ia tak pernah datang kemari."

"Atau bisa jadi di ancam atau bagaimana. Karena memang beberapa kali sempat kemari bukan? tetapi setiap baru sampai di sini, pasti tuh si Mbahnya datang dan menarik paksa Yunus untuk pulang."

Sejenak mereka bercengkrama tentang masa lalu Ana. Tentang sikap mantan ayah mertua Ana.

Ana memang dulu pernah menikah dengan seorang pria yang masih tergolong saudara jauh. Ini pun pernikahan karena perjodohan kedua belah pihak dengan alasan untuk mempererat tali persaudaraan.

Hingga di usia Ana yang dulu baru menginjak umur delapan belas tahun sudah menikah. Tetapi pernikahan tidak langgeng. Karena suami Ana selingkuh dengan wanita lain hingga hamil.

Waktu itu Yunus baru berusia empat tahun, dan si Yunus di jadikan alat oleh mantan suaminya untuk terus mengikat Ana. Mantan suaminya membawa paksa Yunus, dengan catatan ia akan mengizinkan Ana bersama dengan Yunus asal saja mau di madu.

Tetapi Ana sama sekali tidak bersedia dirinya di madu. Dia lebih baik berpisah dengannya. Dan pada saat di pengadilan, mantan suaminya mengelabui pihak pengadilan dengan menggantakan akan membiarkan haknasuh anak jatuh pada, Ana. Tetapi ternyata mantan suaminya ingkar janji.

#Flash Back On#

Setelah perceraian, Ana pun memenangkan hal asuh anak. Tetapi pada waktu itu, ia lupa tidak membuat perjanjian hitam di atas putih. Atau sanksi jika melanggar keputusan hakim.

Hingga pihak mantan suami, ingkar janji. Mereka tidak memberikan Yunus untuk di asuh oleh Ana. Bahkan mereka menyembunyikan Yunus.

"Mas, kenapa kamu ingkar janji? bukankah pihak pengadilan telah memutuskan jika hal asuh anak jatuh ke tanganku? sekarang mana Yunus, kenapa malah kemu dan orang tuamu menyembunyikannya?"

Ana menjelajah rumah mantan suaminya itu untuk mencari keberadaan Yunus, tetapi ia sama sekali tidak menemukannya.

"Kamu tidak akan bisa menemukan Yunus, walaupun berpuluh-puluh kali mencarinya. Salah siapa kamu tak mau di madu? aku kan tak pernah mau cerai darimu, tapi kamu tetap berkeras hati mengurus gugatan cerai," ucapnya tanpa ada rasa bersalah.

"Astagaa... jadi seperti ini alasan kamu menyembunyikan Yunus dariku? wanita mana yang mau di Madu, mas? pasti pacarmu itu juga tak mau jika ia menjadi yang kedua," ucap Ana kesal.

"Jangan salah, wanitaku ini mau di jadikan yang kedua. Makanya aku tak akan menceraikan dirimu. Tetsli kamu malah menggugat cerai aku. Jangan salahkan aku jika selamanya aku akan memisahkan dirimu dengan Yunus."

"Sekarang juga kamu pergi dari rumahku, dan jangan pernah datang lagi ke rumahku! karena sampai kapanpun, aku dan keluargaku takkan mengizinkan Yunus bertemu dengan dirimu!"

"Dan ingat satu hal, aku akan meracuni pikiran Yunus sejak usia dini. Dengan mengatakan bahwa ibu kandungnya seorang wanita yang sangat kejam. Supaya selamanya Yunus benci kamu dan keluargamu!"

Mantan suami Ana, saat itu juga menyeret paksa Ana keluar dari rumahnya. Hingga terpaksa Ana pergi begitu saja.

"Jika aku punya banyak uang, pasti aku akan naik banding dan minta hakim bantu aku untuk mendapatkan anakku seutuhnya. Tapi sayang aku sama sekali tidak punya uang sepeserpun." Batin Ana sedih seraya berlalu pergi dari rumah mantan suaminya.

#Flash Back Of#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!