Bab 17 - Janur Kuning

"Bun, Dara pergi sebentar ya." Pamit Dara menyalami Bundanya.

"Kamu mau ke mana, nak?" Tanya Bunda melihat Dara sudah berpakaian rapi.

"Dara mau ketemu Eka, Bun. Sudah lama nggak ketemu dia."

"Ya sudah, hati-hati. Jangan pulang kemalaman.l!" Bunda mengingatkan.

"Siap, Bos. Dara pergi ya, Bun. Ojeknya sudah tiba."

Dalam perjalanan, Dara menghembuskan nafasnya pelan. Ia sudah berusaha menerima Rehan, tapi ada saja masalah yang terjadi. Apa memang ia akan hidup di dunia ini seorang diri? Tanpa suami maupun anak?

'Suamiku... Kamu macet di mana sih?!' Dara meronta dalam hati.

Sementara di sebuah rumah, Yoan sedang berkaca. Memastikan dirinya sudah tampan, cool dan pastinya keren. Walau sudah menginjak kepala 3, Yoan harus tetap menjaga penampilan.

'Baiklah, ayo kita meluncur!!! Nanti Ibu Yumi ngambek lagi.' Yoan terpaksa mau bertemu dengan wanita itu. Agar Mamanya tidak marah lagi.

Datang, makan, lalu cabut!

Begitulah niat Yoan.

"Ibu Yumi, aku pergi dulu." Yoan menyalami Mamanya.

"Temui dia!" Mama masih mengingatkan.

"Baiklah. Demi membuat Ibu Yumi bahagia, apapun akan aku lakukan!" Yoan menundukkan kepalanya.

Bu Yumi cemberut. Yoan sangat pandai berucap. Membuatnya jadi tidak bisa marah dengan putra bandelnya itu.

"Hati-hati di jalan. Mama doai kalian cocok lalu menikah. Amin!" Harap Mama. Yoan harus segera melepas masa lajangnya.

'Nggak Amin!!!' Yoan menjawab dalam hati sambil tersenyum.

Yoan mengendarai mobil menuju tempat lokasi pertemuan. Sepanjang perjalanan ia memutar musik galau.

...

Kau adalah darah ku

Kau adalah jantung ku...

Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku...

'Dara.'

Satu kata itu membuat Yoan jadi mengingat Dara. Pria itu menghembuskan nafasnya panjang.

Yoan tidak mengerti dengan dirinya. Entah dari kapan mulanya, ia sering memikirkan wanita itu.

Pria itu segera menepis pikirannya, mengingat Dara itu adalah calon istri orang. Mungkin sekarang wanita itu sudah bertunangan. Dara pasti sudah diikat pria itu.

Mobil sudah terparkir di depan sebuah kafe. Yoan merogoh ponsel saat satu pesan masuk.

Cantik-kan: Aku sudah sampai. Kamu di mana?

Yoan pun turun dari mobil. Lalu berjalan memasuki kafe. Ia pun mengedarkan pandangan mencari wanita yang bernama Cantik-kan itu.

Pandangan Yoan tertuju pada seorang wanita yang senyum-senyum melihatnya. Ia pun menuju wanita tersebut.

"Apa kamu Cantik-kan... maksudku Cantika?" Yoan memastikan terlebih dahulu.

"Be-benar. Saya Cantika." Cantika mengulurkan tangan.

"Sesuai dengan nama, kamu memang cantik." Yoan membalas uluran tangan wanita itu.

"Si-silahkan du-duduk." Cantika mendadak gugup. Dipuji pria tampan itu.

"Kita pesan saja."

"Baiklah."

Mereka pun memanggil pelayan kafe dan memesan makanan.

"Kamu tinggal di mana?" Tanya Yoan berbasa basi.

"Aku tinggal di..." Cantika pun mengobrol dengan Yoan.

Tak lama makanan datang. Mereka pun makan.

'SMP- Siap Makan Pulang!' Yoan mempercepat makannya. Agar pertemuan yang membosankan ini segera berakhir.

Ting

Yoan meraih ponsel dan membaca pesan masuk.

Mama: Kamu sudah sampai?

Yoan: Sudah Ibu Yumi. Anda tidak perlu khawatir.

Yoan menyimpan ponselnya kembali, lalu ia menenggak air minum dan mengelap mulutnya dengan tisu. Ia sudah selesai makan.

Yoan bangkit dari kursinya. "Sepertinya aku harus segera pu-"

"Kak Dara!!!"

'Dara!' Yoan tidak jadi melanjutkan ucapannya saat mendengar nama tersebut. Ia segera melihat ke arah suara.

Seorang wanita tak jauh dari mejanya melambaikan tangan pada wanita yang baru memasuki kafe tersebut.

Yoan menajamkan pandangannya melihat siapa wanita itu. Apakah wanita bernama Dara itu, wanita yang sering melintas dalam pikirannya?

Dan...

Deg

Deg

Deg

Hati Yoan berdebar kencang. Melihat seorang wanita dengan rambut tergerai dan begitu bercahaya. Wanita itu berjalan menghampiri orang yang memanggilnya.

'Dara-ku!' Batin Yoan sambil tersenyum tipis. Ia begitu senang melihat wanita itu.

Pria itu kembali duduk saat menyadari Dara-ku itu adalah calon istri orang.

"Ka-kamu mau ke toilet?" Tanya Cantika bingung.

"Hah? Tidak." Yoan berusaha tenang. Ia melupakan masih ada si Cantik-kan di hadapannya.

"Kamu mau pesan apa lagi?" Tanya Yoan. Niatnya tadi mau langsung pergi, malah terduduk kembali.

"Aku sudah kenyang." Tolak Cantika dan itu membuat Yoan menggangguk.

'Dara-ku...' Mata Yoan tertuju pada wanita itu.

"Kak Dara... aku merindukanmu!" Eka memeluk Dara dengan erat. Sudah lama mereka tidak bertemu.

"Aku juga. Eka makin cantik ya." Puji Dara. Sudah lama tidak berjumpa, Eka terlihat berbeda.

"Kak Dara itu yang makin kinclong. Aku saja sampai silau." Balas Eka memuji yang membuat Dara jadi tersenyum.

Dara dan Eka mengobrol sambil makan. Membahas semua sambil tertawa-tawa.

"... Jadi kau sudah naik jabatan lah, ka?" Tanya Dara. Eka sudah lama bekerja di perusahaan itu.

"Ya, gitulah kak. Aku asisten kepala devisi." Jawab Eka malu-malu.

"Wah, selamat Eka! Tunggu, apa atasanmu masih Bu Upik?" Tanya Dara memastikan.

"Tidak, Pak Ade kak."

Dara mengangguk saat mengingat.

"Terus si gendut itu masih kerja?" Tanya Dara ingin tahu.

"Bu Upik sudah naik pangkat, kak. Ia jadi asistennya pak Roni." Eka memberitahu.

"Pak Roni?" Nama itu membuat perasaan Dara tidak enak.

"Pak Roni Manajer keuangan, kak."

"Oh."

"Kalau ngga salah, dia masuk setelah kak Dara resign. Bu Upik itu jadi asisten dia."

Dara mengangguk pelan.

"Terus kabarnya, Bu Upik lagi dekati pak Roni. Kebetulan pak Roni seorang duda, Kak." Bisik Eka pelan mulai menggosip.

"Bu Upik ngejar-ngejar pak Roni. Tapi tidak di terge!" Timpal Eka kembali.

"Lho, jadi suaminya si Upik mau dikemanai?"

"Bu Upik sudah bercerai setahun yang lalu, kak. Suaminya itu berselingkuh dengan wanita yang cantik dan juga seksi!" Eka memberitahu semua kabar pada Dara.

"Mampus!" Dara tidak sadar mengumpat lalu segera menutup mulutnya. Dan tak lama tawa Dara terdengar.

"Hush, kak Dara!" Eka menggeleng. Dara begitu bahagia di atas penderitaan Bu Upik. Tapi orang yang pernah sakit hati dibuat Bu Upik, akan potong tumpeng saat mendengar kabar tersebut.

'Apa sih yang dibahas, sampai bahagia begitu wajahnya?!' Yoan masih melamun memandangi Dara. Melihat Dara senang membuat Yoan ikut senang dan jadi tersenyum tipis.

Calon istri orang!!!

Lagi-lagi ia teringat kenyataan pahit itu. Dara sudah milik orang lain. Akan berdosa jika ia terus memikirkannya.

'Selagi janur kuning belum melengkung!!!' Yoan membatin.

Beberapa orang sedang memasang janur kuning yang diikat pada sebatang bambu. Mereka akan meletakkan di depan gang, petanda adanya pesta pernikahan.

Tiba-tiba, seorang pria datang membawa gergaji mesin. Ia pun menggergaji batang bambu tersebut, hingga janur kuning jatuh dan tidak sempat berdiri tegak.

Beberapa orang yang memasang itu kaget dan kebingungan. Lalu pria pembawa gergaji itu berjalan menuju lokasi pesta.

Lalu pria itu menculik pengantin wanita dan membawanya kabur.

'Apa harus seperti itu?!' Yoan tersenyum-senyum membayangkan drama janur kuning dalam pikirannya. Merencanakan menculik Dara di hari pernikahannya.

'Apa dia tidak waras?!' Cantika merasa aneh melihat pria di hadapannya yang senyum-senyum tidak jelas. Pria itu membuatnya jadi merinding.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Zieya🖤

Zieya🖤

Yoan suka ngedrama dalam khayalan 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-09-25

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

hadehhh ampun gayanya suka aku,Dara yg di sebut Pak Roni oleh sahabatmu Eka memang benar Roni mantan pacarmu sekaligus calon suamimu yg batalin dan pergi di hari H pernikahanmu dg sahabatmu Ratu mereka menukah dan cerai

2024-03-22

2

Jade Meamoure

Jade Meamoure

ampun Thor...aq suka gayamu, kalo tiap novel penyajian cerita kayak novel ini yah pasti bakalan banyak penggemar deh

2024-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!