Bab 16 - Ternyata

"Selamat pagi, Ibu Yumi." Sapa Yoan ramah pada sang Mama yang sedang menghidangkan sarapan untuk papanya.

Mama melirik Yoan, lalu membuang wajahnya. Ia masih sangat kesal. Yoan membohonginya karena tidak menemui Veronika dan tah malah pergi ke mana.

"Hmm." Yoan sengaja berdehem. Mama sudah menghidangkan papa sarapan, tapi dia tidak dihidangkan Mamanya. Padahal semalam Mama begitu semangat menghidangkannya.

"Ma, sarapanku mana?" Tanya Yoan memasang wajah sedih.

"Papa, ini tambah telur mata sapinya lagi." Mama mengacuhkan Yoan dan malah menambah sarapan Papa. Tak peduli sang putra sedang akting memasang wajah sedih. Itu tidak ngaruh.

"Apa aku balik lagi saja ke sana ya?!" Guman Yoan melirik Mamanya.

Mama pun mendengus dan mengambilkan sarapan untuk sang putra.

"Terima kasih Ibu Yumi-ku yang cantik!" Goda Yoan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Mama ingin tersenyum, tapi segera mengalihkan wajahnya. Ia masih marah dengan Yoan.

"Ibu Yumi, tolong maafkan aku." Yoan meminta maaf dengan wajah memelas. Hal itu membuat Mama jadi menatap sendu.

"Ma, nanti sore aku akan bertemu dengan salah satu wanita itu." Ungkap Yoan. Ia akan menuruti Mamanya.

Mama masih menatap tanpa merespon.

"Ibu Yumi, aku sangat serius. Aku akan bertemu dengan-" Yoan berpikir sejenak, mengingat nama wanita-wanita yang mau dikenalkan padanya.

"Cantik. Iya itu si Cantik-kan." Ucap Yoan kembali.

"Cantika." Mama membenarkan. Yoan mengganti-ganti nama orang seenaknya.

"Hah iya. Itulah"

"Nggak usah. Kamu itu pembohong. Paling nanti nggak kamu temui dan tah malah pergi ke mana lagi." Mama tahu, Yoan pasti akan kabur lagi. Putranya tidak mau menemui wanita-wanita itu.

"Aku serius, Mama. Mana nomor ponselnya. Akan ku telepon dia."

Mama melihat Yoan dengan aneh, lalu memberikan nomor ponsel wanita itu.

Yoan menyimpan dan menghubungi nomor tersebut dari ponselnya. Ia juga sengaja menekan speaker. Supaya Ibu Yumi bisa mendengarkannya.

"Halo..." Jawab wanita di tempat lain.

"Hai, Cantik." Sapa Yoan. "Kamu Cantika ya?"

"Iya benar. Ini siapa ya?"

"Ini aku Yoan, anaknya Ibu Yumi." Jawab Yoan sambil melirik Papa dan Mamanya yang menahan senyum.

"Oh iya. A-a-ada apa ya, pagi-pagi menelepon aku?" Tanya wanita yang terdengar mulai salah tingkah.

"Sore ini kamu ada waktu? Aku ingin bertemu kamu." Yoan mengutarakan maksudnya.

"So-sore ini?" Wanita itu memastikan.

"Benar. Apa kamu bisa meluangkan sedikit waktu untuk bertemu denganku?" Tanya Yoan dengan nada yang begitu serius.

"Hah, baiklah. Sore nanti kebetulan aku senggang."

"Baiklah. Nanti aku share lokasi kita bertemu."

"Baiklah." Nada suara wanita itu terdengar bahagia.

"Sampai nanti, Cantik. Aku tidak sabar bertemu denganmu..." Yoan lalu mengakhiri panggilan sambil tersenyum pada Papa dan Mamanya.

'Hanya bertemu saja kok!' Batin Yoan tidak masalah.

Papa menggeleng. Putranya memang penuh gombalan dalam berucap.

"Awas, kalau nanti sore kamu nggak jadi ketemu dia!" Mama masih mengancam Yoan. Putranya itu tidak bisa dipercaya.

"Pak Dana, kenapa istri anda tidak percaya pada anaknya sendiri?!"

\=\=\=\=\=\=

"Bun, Rehan kenapa?" Tanya Dara penasaran. Ia mendatangi Bunda di dapur.

Bunda yang sedang memasak diam saja. Tida mau menjawab pertanyaan Dara.

"Bun, kenapa si Rehan?" Dara memaksa. Ia ingin tahu, kenapa Bundanya bersikap berbeda.

"Kamu tidak usah dekat lagi dengannya ya." Saran Bunda.

"Kenapa, Bun?" Dara ingin tahu. Harus ada alasannya dong.

Melihat wajah Dara yang memelas, membuat Bunda terpaksa harus bercerita.

"Jadi begini. Semalam Ayah sama Bunda bertemu dengan kedua orang tua Rehan. Membicarakan tentang hubungan kalian." Bunda mulai bercerita.

Dara mengangguk sambil mendengar dengan serius.

"Terus ada seorang wanita datang nangis-nangis sambil bawa bayi. Katanya bayi itu anaknya Rehan. Rehan selama ini tidak mau bertanggung jawab padanya." Sambung Bunda kembali.

Dara menutup mulutnya tidak menyangka. Rehan mempunyai anak?

"Jadi bagaimana itu, Bun? Apa benar anaknya Rehan?"

"Itulah yang tidak tahu. Mamanya Rehan tidak terima anaknya dituduh seperti itu. Rehan anak baik tidak mungkin melakukan hal itu. Lalu mereka menganggap jika wanita itu mungkin ingin menjebak anaknya." Bunda menceritakan semuanya.

"Terus dengan yakin, wanita itu berani untuk membuktikannya, melalui tes DNA. Karena wanita itu begitu yakin, orang tua Rehan mulai ragu pada anaknya."

Dara masih mendengar, ia tidak tahu mau merespon apa.

"Makanya Rehan akan dipaksa untuk melakukan tes DNA. Dan dalam seminggu lagi akan ketahuan, wanita itu berkata benar atau tidak."

"Dara..." Panggil Ayah yang tiba-tiba sudah muncul di dapur.

"Iya, Yah." Jawab Dara menoleh ke arah suara.

"Menurut Ayah, kamu tidak usah dekat dengan Rehan lagi. Setelah kejadian semalam, Ayah merasa Rehan bukan pria baik." Firasat Ayah berkata begitu. Mengingat bayi yang dibawa wanita itu begitu mirip dengan Rehan.

"Bunda juga berpikiran begitu, sih." Timpal Bunda merasa tidak percaya dengan Rehan lagi.

Dara mengangguk mengerti dengan kekhawatiran kedua orang tuanya.

"Ayah, Bunda... sudahlah tidak usah menjodohkan Dara lagi." Bujuk Dara berwajah melas.

"Dara baik-baik saja kok. Nanti jika sudah waktunya, Dara pasti akan menikah juga. Ayah dan Bunda tidak perlu khawatir."

Ayah dan Bunda menatap Dara dengan tatapan sendu.

Tok

Tok

Tok

"Biar Dara buka." Dara akan beranjak, tapi ditahan Ayah.

"Sudah, kamu ke kamar saja sana. Biar Ayah saja yang buka pintu."

Dara mengangguk dan berjalan masuk ke kamarnya.

"Se-selamat pagi, Yah." Ucap Rehan setelah pintu terbuka.

Ayah tersenyum tipis dan menyuruh Rehan masuk.

"Jadi begini, Ayah. Wanita itu ingin menjebakku. Aku tidak pernah menyentuhnya." Jelas Rehan.

"Kamu sudah melakukan tes DNA?" Tanya Ayah.

"Setelah dari sini akan kulakukan. Aku akan membuktikan kalau aku memang dijebak wanita itu. Tolong Ayah percaya padaku! Aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu." Rehan meyakinkan calon mertuanya tersebut.

"Ya sudah, kita lihat saja nanti hasilnya. Apa benar anak kamu atau bukan!"

"Ayah, ku pastikan itu bukan anakku. Ayah harus percaya padaku. Wanita itu mantan pacarku, ia hanya ingin merusak hubunganku!" Panjang lebar Rehan menjelaskan.

Ayah mengangguk sebagai respon. Ia tidak mau berkomentar.

"Ayah, aku menyukai Dara. Aku serius ingin menikah dengannya. Jangan karena wanita itu kalian jadi meragukanku."

"Rehan, kita lihat saja hasilnya. Kita tunggu hasil tes-nya. Itu anak kamu atau-"

"Ayah, anak itu bukan anakku!" Rehan menyela dengan cepat ucapan Ayah. "Bayi itu bukan anakku, pasti anak dari pria lain dan ia menuduhku. Aku percaya 100%, Ayah! Karena saat itu dia juga sudah tidak perawan! Dia sudah melakukannya-" Rehan terdiam mencerna ucapannya itu. Ia salah berucap.

Glek

Tatapan mata Ayah sangat tajam. Rehan menyesali ucapannya yang keluar begitu saja.

"Rehan, pulanglah!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

hahahah kenapa deh lu rey

2024-06-29

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

g usah jodoh jodohin Dara biar mengalir sendiri Rayhan pernah tidur dg mantan pacarnya tp mantan pacarnya sdh tdk perawan lg waktu di sentuk Rayhan sialnua mlh hamil dan ada anak🤦‍♀️

2024-03-22

1

meE😊😊

meE😊😊

hmmm... d plihin sma ortu y jg trnyta blm ad yg beres.. udh lah yah bun biarin aja dara ga us d jdoh2n lgi tr jg klo udh wkt y psti dra akn mnikah kok ..buat ap d pksa cpet2 nikah klo ujung2 y tr ga bhgia jga

2023-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!