Bab 10 - Malik

"Dara... kenali ini Malik putra Tante. Dan Malik... ini Dara, yang sering Mama ceritakan sama kamu loh!" Lydia memperkenalkan kedua sejoli itu dengan wajah yang begitu bahagia. Putranya akhirnya bertemu dengan Dara juga. Walaupun harus diancam terlebih dahulu.

Malik melihat Dara dengan malas. Wanita itu sama sekali bukan tipenya.

Melihat tatapan Malik yang seperti itu, membuat Dara paham. Tante Lydia pasti memaksanya datang untuk menemuinya.

Dara bingung mau mengulurkan tangan atau tidak. Tapi dengan berat hati ia jadi mengulurkan tangan. Dan...

Pria itu malah mengacuhkannya. Dara segera menurunkan tangannya. Sangat malu dan menyesal pastinya. Uluran tangannya ditolak pria itu tanpa basa basi.

"Kamu ngobrol sama Dara ya!" Lydia berniat meninggalkan mereka berdua.

"Yoan, bagaimana kabar Mama kamu?" Tanya Lydia membawa Yoan pergi bersama mereka. Malik bisa-bisanya mengajak sepupunya.

"Kabar Mama baik, Tan." Jawab Yoan sambil akan berlalu pergi.

"Kau mau ke mana?" Tanya Malik menahan lengan Yoan. Ia tidak mau ditinggal berduaan dengan wanita itu.

"Mama mau ngobrol sama Yoan. Dara, kamu nggak apa-apakan mengobrol sama Malik. Kamu jangan takut, malik nggak gigit kok!" Ucap Lydia kembali sambil tertawa.

Mendengar itu Dara jadi terpaksa tersenyum tipis. Ia sebenarnya malas dengan Malik. Tapi mau menolak, ia juga segan dengan Tante Lydia dan Om Leo.

"Yoan... akan tetap di sini, Ma!" Malik masih mencekam lengan sepupunya itu.

"Aku mau mengobrol sama tante Lydia." Ucap Yoan. Ia tidak mau mengganggu percomblangan mereka.

"Ya sudah, kalau Yoan pergi. Aku juga akan pergi!!!" Ancam Malik. Ia tidak peduli melihat ekspresi Dara yang tampak kesal.

'Siapa yang mau mengobrol denganmu?!!' Dumel Dara dalam hati.

"Dara, maaf ya." Tante Lydia merasa jadi tidak enak. Ucapan putranya seakan menolak Dara mentah-mentah.

Tak berapa lama kemudian.

Dara duduk diam sambil menyedot minuman dinginnya. Ia terpaksa harus bersama kedua pria di hadapannya itu.

Yoan meraih ponselnya. Situasi sekarang, ia tidak tahu mau mengobrol apa. Malik terlihat diam saja.

Malik membuang wajahnya ke sisi sampingnya. Ia sangat malas berada di situasi ini. Papa dan Mamanya mengatakan akan pulang. Tapi, mereka duduk tidak jauh dari mereka untuk mengawasi.

"Hmm..." Yoan berdehem.

Sudah sepuluh menit berlalu. Baik Malik maupun Dara tidak ada yang membuka pembicaraan. Mau sampai kapan diam-diaman begini?

Yoan mau cabut, tapi pasti Malik akan menahannya.

'Seharusnya tadi aku menolak!' Yoan menyesal telah menemani Malik bertemu wanita ini.

"Hei..." Akhirnya Malik membuka pembicaraan.

Mata Dara yang dari tadi fokus ke gelas minum, perlahan mulai melihat Malik.

"Kamu memakai pelet, kan?" Tuduh Malik tanpa basa basi.

'Astaga!!!' Yoan menepuk jidat melihat sepupunya itu. Asal jeplak saja.

Dara tersenyum sinis mendengar itu. Pria itu menuduhnya sembarang. Pelet pelet apaan?

"Pelet? Apa pelet seperti ini?!" Dara menjulurkan lidahnya pada Malik.

"Uhuk... Uhuk!" Yoan yang sedang minum jadi tersedak melihat Dara. Itu bukan pelet tapi melet loh, neng.

Yoan berusaha untuk menahan tawanya. Ia ingin tertawa saja, tapi ekspresi Malik sangat tidak senang.

"Kamu!!!" Malik kesal. Wanita itu meledeknya. Benar-benar wanita tidak tahu aturan.

"Hei... Kamu dengar ya! Aku sampai kapanpun, tidak akan mau denganmu. Lihat dirimu itu. Kamu bukan tipeku! Jadi jangan bermimpi terlalu tinggi!" Malik mencibir Dara. Ia melihat fisik Dara yang jauh dari tipe idealnya.

Yoan melihat Malik lalu bergantian melihat Dara. Kedua orang tersebut saling berperang dalam tatapan.

"Sepertinya di sini anda salah paham. Coba anda lihat ekspresiku sekarang! Apa ada wajah-wajahku tertarik dengan anda?! Tolonglah jangan kepedean!!!" Balas Dara kembali. Pria itu sudah membuatnya kesal.

"Aku mengatakannya, agar kamu tidak memaksa orang tuaku lagi! Aku tahu kamu pasti sudah berangan-angan jadi menantu Mamaku, kan?! Menantu keluarga kaya raya!" Malik yakin, wanita ini pasti sengaja mendekati Mamanya, karena tahu orang kaya.

"Hello!!!" Dara menjentikkan jarinya ke wajah Malik. "Aku tidak pernah memaksa siapapun. Jika aku tahu Tante Lydia dan Om Leo berencana akan mempertemukanmu denganku. Aku juga akan menolak. Aku tidak akan mau datang ke tempat ini!" Dara bangkit dari duduknya.

"Dan satu lagi!" Dara menunjuk pria itu. Pria itu harus diberi pelajaran. "Apa anda bukan anak kandung mereka?"

"Apa maksudmu?" Tanya Malik tidak senang.

"Mereka sangat baik. Aku tidak percaya anda anak mereka!" Dara menggelengkan kepala. "Dan soal ingin menjadi menantu keluarga kaya raya, aku juga tidak berminat!!!"

"Kamu mau ke mana?" Tanya Malik yang melihat Dara akan pergi begitu saja.

"Woi... aku tidak punya waktu berbicara denganmu. Anda membuang-buang waktuku!"

"Jangan pergi! Orang tuaku masih melihat kita!" Malik menahan Dara. Ia melihat kedua orang tuanya yang tampak berwajah bingung.

"Astaga!!!" Dara menggeleng melihat pria itu. "Dengar ya... Aku tidak mau bertemu denganmu lagi. Jadi jika aku tetap di sini, orang tuamu bisa berpikir bahwa aku betah mengobrol denganmu. Padahal aku sangat muak!!!"

Setelah mengatakan hal yang membuat Malik tidak bisa berkata-kata. Dara beranjak pergi dan menuju meja orang tua Malik. Bagaimana pun ia harus pamitan pada kedua paruh baya tersebut.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Malik kesal melihat Yoan. Bukannya membantu, sepupunya itu malah antusias menonton perdebatan mereka tadi.

Yoan menggeleng cepat. Ucapan Dara membuat Malik mati kutu. Tadinya ia mengira, Dara akan disudutkan temannya itu. Nyatanya wanita itu bisa membalas dengan versinya.

Sementara Dara segera menghampiri kedua orang tua Malik.

"Om, Tante... Dara permisi pulang ya." Dara izin pamit.

"Dara, maafkan Malik ya!" Sedikit banyak Lydia tadi mendengar pembicaraan putranya. Malik benar-benar tidak mau dijodohkan dengan Dara. Dan malah berkata kasar pada wanita itu.

"Tidak apa kok, Tan." Dara mengangguk mengerti. "Tante sama Om jaga kesehatan ya. Semoga suatu hari nanti, kita bisa bertemu lagi."

Dara sekalian berpamitan saja. Beberapa hari lagi, ia akan pergi meninggalkan kota ini.

"Kamu hati-hati di jalan. Nanti kalau sudah sampai sana, sering-sering telepon Tante ya. Jangan sombong sama Tante!" Lydia memeluk erat Dara. Air matanya mengalir.

Setelah berpelukan dengan Tante Lydia, Dara juga menyalami Om Leo.

"Om Leo dan Tante Lydia. Terima kasih banyak atas kebaikannya selama ini sama Dara. Maaf jika selama ini ada perilaku Dara yang kurang baik dan tidak berkenan..."

Setelah mengucapkan salam perpisahan, Dara pun pergi dari kafe tersebut.

"Malik!!!" Lydia menghampiri putranya yang terlihat kesal.

"Kamu benar-benar ya. Mama tidak pernah mengajarimu untuk tidak sopan!" Wanita paruh baya itu mencubiti perut Malik. Ia kesal dengan sikap putranya yang seperti tidak pernah diajarkan sopan santun.

"Om, Tante... aku permisi. Mal, aku cabut!!!" Yoan pun cabut mencari aman.

"Yoan... tunggu aku!!!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

aku nebaknya sama yoan ya

2024-07-12

2

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

siapa yg akan jd jodoh Dara Malik /Yoan ngebet amat Tante Lidya mau Dara jd menantu Malik aja nolak terus

2024-03-22

1

meE😊😊

meE😊😊

suka sma sikap y dara akan bar bar pada wkt y😁😁

2023-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!