Bab 12 - Pulang Kampung

"Aku pergi ya, Din. Sampai jumpa lagi." Dara pamitan dengan Dina yang mengantarnya sampai bandara.

Hari ini Dara akan pulang kampung. Ia akan pergi meninggalkan kota itu dan kembali ke kota tempat kedua orang tuanya berada.

"Hati-hati ya, kak. Sampai bertemu lagi. Jangan lupai aku ya!" Ucap Dina sambil memeluk Dara.

"Maaf ya, Din. Jika selama ini aku banyak salah."

"Aku juga minta maaf, kak."

Setelah perpisahan sejenak dengan teman satu kerja dan satu kost-an, Dara pun melangkah pergi.

"Jaga dirimu, Din! Sampai jumpa lagi." Ucap Dara sambil melambaikan tangan.

"Kak Dara juga, ya!" Dina melambaikan tangan sambil mengusap air matanya. Sedih rasanya berpisah dengan Dara.

Kini Dara sedang berada di ruang tunggu bandara. Sambil menunggu, ia menelepon Bundanya. Untuk mengabarkan keberangkatannya. Jadi nanti kedua orang tuanya, tidak kelamaan menunggu dirinya di sana.

"Halo, Bun. Dara sebentar lagi akan naik pesawat."

...

"Baiklah. Ayah sama Bunda hati-hati ya..."

Setelah menelepon, Dara mengambil beberapa foto selfinya dengan berbagai gaya. Ini terakhir kalinya ia berada di kota tersebut. Tak tahu, tah kapan akan menginjakkan kakinya kembali. Jadi Dara harus mengabadikan momen tersebut, untuk menjadi koleksi pribadinya.

'Apa mesti berfoto seperti itu?!'

Tidak jauh dari Dara berada. Ada sepasang mata melihat Dara yang berpose dengan ekspresi wajah yang menurutnya aneh. Tapi...

'Menggemaskan!' Tanpa sadar pria itu menggeleng sambil tersenyum. Ada ya wanita senyam-senyum pada ponselnya.

'Kenapa pak Yoan tersenyum?' Batin El melihat arah mata atasannya itu. Ternyata Yoan sedang memperhatikan wanita yang berselfi ria, tanpa mempedulikan sekitarnya.

Tak lama di dalam pesawat, Yoan duduk di kelas bisnis bersama asistennya. Pria tampan itu terus tersenyum tipis, mengingat wanita yang menurutnya aneh tapi menggemaskan.

'Bagaimana hubungannya dengan Malik?' Yoan masih penasaran percomblangan Malik saat itu. Mengingat tante Lydia yang begitu serius, ingin menjadikan wanita itu menantunya.

El yang berada di sampingnya merasa aneh. Atasannya itu biasanya jika ada hal yang lucu, akan tertawa di saat itu saja. Tapi ini... wajahnya terus tersenyum. Seperti orang yang sedang dimabuk cinta.

"El..." Panggil Yoan.

"I-iya, Pak." Jawab El tersadar dari lamunannya.

"Bisakah kamu berganti tempat duduk?" Yoan menatap El serius.

"A-apa?" Dan El pun melihat Yoan dengan wajah bingung.

\=\=\=\=\=\=

El menghembuskan nafas berkali-kali saat berjalan menuju kelas ekonomi. Ia pun berhenti di dekat kursi seorang penumpang wanita.

"Permisi, mbak. Bisakah anda bertukar tempat duduk dengan Mas ini?" Tanya pramugari ramah.

"Hah?" Jawab Dara bingung. Ia melihat pramugari dan pria itu bergantian.

"Ma-maaf, Mbak. Jadi begini, saya ingin bertukar tempat duduk dengan anda!" Ucap El segera.

"Ke-ke-kenapa?" Tanya Dara gugup. Tiba-tiba ia disuruh pindah.

"Itu-" El tampak berpikir untuk mengarang alasan. "Itu... itu jendela!" Tunjuknya pada jendela.

"Sa-saya ingin dekat jendela!" sambungnya.

"Hah? Tapi-"

"Silahkan, Mbak. Pesawat akan segera lepas landas!" Pramugari pun mengambil alih. Melihat pria dan wanita itu yang saling tanya jawab.

Dara terpaksa mengangguk. Ia pun berjalan mengikuti pramugari menuju tempat duduknya.

'Pak Yoan!!! Sempat-sempatnya pdkt di pesawat!!!' El mendumel dalam hati. Ia terpaksa pindah tempat duduk, karena Yoan ingin duduk dengan wanita itu.

Sementara Dara telah sampai di tempat duduknya.

"Silahkan Mbak, di sini tempat duduk anda!

"Oh iya. Terima kasih, kak." Dara menundukkan kepala pada pramugari yang super ramah tersebut.

Dara perlahan duduk di kursi itu. Kursinya begitu empuk dan kakinya tidak perlu ditekuk. Kelas bisnis dan ekonomi memang jauh berbeda. Pantaslah harganya mahal. Di kelas bisnis sangat nyaman. Tapi... kenapa pria itu malah ingin berganti tempat duduk. Dari kelas bisnis menjadi ekonomi? Dara jadi sedikit merasa aneh dan bertanya-tanya.

'Baiklah. Anggap saja aku sedang beruntung!!!' Dara menepis pikirannya itu. Beranggapan jika ia memang sedang beruntung.

Dara melirik pada seorang pria di sampingnya yang tersenyum. Dara tidak membalas senyuman itu dan malah melihat pria itu dengan ekspresi datar.

Dara lalu meraih ponsel dan mengambil beberapa foto. Nanti ia akan tunjukkan pada Ayah dan Bunda. Jika ia sedang beruntung. Naik pesawat kelas bisnis dengan harga ekonomi.

'Apa dia tidak mengenalku?' Yoan membatin dalam hati. Dara tidak mengenalnya. Wanita itu malah sibuk dengan dunianya.

Pesawat sudah terbang selama 30 menit. Sekitar sejam lagi pesawat akan tiba di bandara.

Mata Dara perlahan mulai terpejam, ia akan tidur sebentar. Menyandarkan kepala di kursi. Tidak butuh waktu lama, Dara sudah terlelap.

'Dilihat-lihat dia cantik juga!' Puji Yoan memandangi wajah yang sudah terlelap itu. Wajah cantik yang begitu sangat polos.

Yoan ikut bersandar sambil terus menatap wanita itu. Menatap mata, turun ke hidung lalu turun ke bibir yang kemerahan.

Yoan sejenak membayangkan menjelajah bibir tersebut.

'Astaga!!! Apa yang kupikirkan?!'

Melihat Dara yang menggeliat, Yoan segera membenarkan posisi duduknya. Ia pun mengambil majalah, seolah sedang sibuk membaca.

Dara bangun dan melihat jam tangannya. Ia sudah tidur setengah jam. Sekitar setengah jam lagi, pesawat akan mendarat.

Mata Dara melihat sekitar dan menautkan alis ketika melihat penumpang di sebelahnya.

Merasa diperhatikan, Yoan pun melihat Dara. "Kamu mau baca ini?"

Dara menggeleng pelan. "Apa anda sedang membaca?" Tanya Dara kembali.

"Iya, saya sedang membaca. Sayakan pegang maja-" Yoan kaget melihat majalah itu. Ia segera menutupnya dan membuang pandangan dari wanita di sampingnya.

Satu kata. MALU.

Dengan pedenya Yoan mengatakan sedang membaca. Membaca majalah yang terbalik.

'Pria aneh!' Dara sedikit menjauh. Ia takut dengan pria aneh itu.

\=\=\=\=\=\=

"Ayah... Bunda..." Dara berlari kecil sambil menggeret koper dan barang bawaan lainnya. Menghampiri kedua orang tua yang sudah menunggunya.

Mereka pun berpelukan melepas kerinduan.

"Dara kangen!"

"Bunda sangat rindu sama kamu. Sudah ya nak, jangan pergi-pergi lagi!"

Dara mengangguk sambil mengusap air matanya. Lalu mata Dara melihat sosok seorang pria di samping ayahnya.

"Dara, ini Rehan teman Ayah kerja. Dan Rehan, ini Dara putri Om." Ayah memperkenalkan keduanya.

Dara terpaksa berkenalan dengan pria itu. Padahal ia sedikit kesal. Baru juga sampai, sudah dijodohkan saja.

"Ayo kita pulang. Bunda sudah masak banyak buat kamu!"

"Ayo, Bunda!" Dara tidak sabar memakan masakan Bunda.

"Biar aku saja yang bawa!" Ucap Rehan tatkala Dara akan menggeret kopernya.

"Ti-tidak usah!"

"Santai saja." Rehan meraih koper Dara dan menggeretnya.

"Terima kasih." Ucap Dara dan pria itu tersenyum.

Mereka pun berjalan ke luar Bandara.

"Nak, bulan depan kamu dan Rehan akan menikah."

"A-apa?" Dara kaget bukan main. Ia melihat Rehan yang malah tersenyum.

"Orang tua Rehan juga sudah setuju sama kamu. Jadi 2 minggu lagi kalian lamaran dan bulan depannya menikah." Jelas Bunda dengan wajah berbinar. Dan Dara malah berwajah bingung.

Sementara tidak jauh dari keluarga Dara, Yoan mendengar semua pembicaraan mereka.

'Dia akan menikah?'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Fatchi

Fatchi

sama yoan 👌

2024-06-09

2

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

wah sdh 4 x bertemu jodoh tu Yoan dan Dara,cm orang tua Dara sdh jodohin Dara sama Rayhan,kl jatuh cinta sama Dara cepat bergerak keburu di ambil Rayhan

2024-03-22

1

khusnul khotimah

khusnul khotimah

gerak cepat Yoan
jangan kalah sama rehan

2023-01-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!