Bab 9 - Ancaman

"Mau ke mana kak?" Tanya Dina melihat Dara sudah berpakaian rapi.

"Tante Lydia mau mengajak bertemu." Jawab Dara meraih tasnya.

"Mau ketemu sama anaknya ya?" Tebak Dina penasaran. Selama ini Tante Lydia selalu mengatakan akan mengenalkan putranya. Mungkin sekarang saatnya, mengingat Dara yang akan pulang kampung.

Dara menggeleng. "Nggak."

"Oh, mau perpisahan ya." Dina pun mengangguk paham.

"Aku pergi dulu ya, Din." Dara pun pamit dan beranjak ke luar dari kost-an tersebut.

Dara pergi naik ojek menuju tempat janjiannya dengan Tante Lydia. Wanita paruh baya itu ingin bertemu dengannya. Seperti perpisahan gitu dan Dara menurut saja.

Sampainya di sebuah kafe, Dara celingak celinguk mencari orang yang akan ditemuinya.

"Dara, sini!!!" Tante Lydia melambaikan tangan dengan wajah bahagia. Wanita itu sudah sampai bersama suaminya.

"Om, Tan... Dara minta maaf ya. Tadi jalanan macet." Dara merasa tidak enak hati. Ia membuat kedua paruh baya itu menunggu dirinya. Merasa sangat tidak sopan.

"Kamu jangan sungkan begitu. Kami juga baru sampai." Lydia membawa Dara duduk di sampingnya. Lalu mereka memesan makanan.

Lydia menyenggol lengan suaminya, seakan memberi isyarat.

"Om mau ke toilet sebentar." Ucap Leo lalu bangkit.

Leo tidak masuk ke toilet dan memilih berdiri di depan toilet sambil menelepon seseorang.

"Halo, Malik. Papa minta kamu datang ke kafe Mahara sekarang juga!" Pinta Leo setelah ponsel menempel di telinga.

"Mau apa, Pa?" Tanya Malik dari seberang sana.

"Sudah datang saja. Ini sangat penting!" Pinta Leo.

"Maaf, Pa. Aku sedang sibuk!" Tolak Malik kembali.

Leo menghembuskan nafasnya pelan. "Malik, kamu harus segera kemari. Atau mau Papa tarik semua aset yang kamu miliki sekarang?"

"Papa!!!" Pekik Malik dari sana. Papanya mengancamnya, pasti ada hubungannya dengan wanita bernama Dara tersebut. "Aku tidak mau bertemu wanita itu, Pa!"

"Papa nggak mau tahu. Kamu harus datang sekarang!!!" Leo pun mengakhiri panggilannya setelah mengancam putra. Ia sengaja begitu, agar Malik mau bertemu Dara sekali saja. Mengingat Dara yang akan pulang kampung.

Sementara Malik yang sedang berada di apartemen sepupunya, menghembuskan nafas berkali-kali. Ia sangat kesal. Kedua orang tuanya benar-benar berniat menjodohkannya.

"Kenapa kau? Seperti mau beranak saja?!" Cibir Yoan, melihat Malik.

"Yoan... Bagaimana ini?"

Yoan menaikkan alisnya, ia tidak mengerti bagaimana apa yang dimaksud Malik.

"Orang tuaku memaksaku bertemu wanita itu!!!" Malik mengusap wajahnya kesal. Ia tidak berniat bertemu wanita yang bernama Dara Dara itu.

"Wanita?" Tanya Yoan.

"Iya. Kasir minimarket itu!" Jelas Malik.

"Oh..." Yoan mulai mengerti. Malik sering bercerita. Orang tua Malik ingin menjodohkan sepupunya itu dengan seorang kasir minimarket.

"Kalau aku nggak datang sekarang. Papa akan menarik semua aset yang diberikannya!" Malik menceritakan ancaman papanya.

"Ya sudah, temui saja sana." Saran Yoan. Hanya bertemu, bukan masalah besar.

"Ogah!" Malik segera menolak. Jika sudah bertemu, pasti akan terus berlanjut. Menurut Malik, ia tidak akan memulai atau memberi jalan untuk perjodohan itu.

"Cuma bertemu saja, Mal. Kalau kau nggak mau, kan nggak apa!" Saran Yoan.

"Yoan, aku tidak yakin cuma bertemu saja. Mereka pasti akan menyuruhku terus menerus bertemu wanita itu!" Malik menggeleng cepat.

"Kalau kau nggak mau, kau bisa menolak. Bisa kau beralasan kalau wanita itu tidak sesuai tipemu, begini begitu..." Yoan memberikan alasan-alasan yang masuk akal pada Malik untuk menolak wanita itu.

"Jadi kau harus bertemu dia dulu. Kalau tidak, mereka akan terus memaksamu. Karena menganggap kau menolak bahkan sebelum bertemu!"

"Aku tidak mau, Yoan!!!" Malik membaringkan diri di sofa. Mau bertemu sekali saja, ia merasa sangat berat.

"Ya sudah terserahmu! Aku hanya menyarankan." Yoan tidak ambil pusing. Ia pun menghidupkan tv.

Ting

"Itu ponselmu!" Yoan memberitahu.

Dengan malas Malik meraih ponsel dan membaca pesan masuk tersebut.

Mama: kalau kamu nggak datang. Akan Mama keluarkan kamu dari kartu keluarga

"Mama!!!" Pekik Malik kesal setelah membaca pesan yang penuh ancaman tersebut.

"Kenapa?" Yoan kaget mendengar pekikan sepupunya itu.

"Ini!!! Kau bacalah!!!"

Yoan meraih ponsel Malik dan membaca pesan tersebut. Dan tidak lama pria itu langsung tertawa.

"Kenapa kau malah tertawa?!" Malik kesal. Yoan malah tertawa. Tertawa di atas penderitaannya.

"Sudahlah kau temui saja. Dari pada kau dikeluarkan dari kartu keluarga! Siapa yang mau menampungmu?!" Ledek Yoan melihat wajah kesal Malik.

"Temani aku ya!" Ajak Malik. Ia tidak mau bertemu berduaan dengan wanita itu.

Yoan menggeleng. "Pergi saja sana sendiri." Pria itu enggan diajak.

"Ayolah, Yoan! Kau temani aku bertemu wanita itu. Hanya sekali ini. Karena ia akan pulang kampung. Ia tidak memperpanjang kontrak kerjanya."

"Aku tidak mau!" Yoan tetap menolak.

"Ayo, Yo! Sebentar saja. Aku nggak mau bertemu dia sendirian! Aku nggak mau berduaan dengannya."

"Aku nggak mau jadi setan!" Ucap Yoan. Jika ada dua orang, berarti orang ketiganya setan.

"Yoan. Temani aku!!!"

"Tidak mau!!!"

"Yoan. Tolong aku!!!"

\=\=\=\=\=\=

"Bagaimana, Pa?" Tanya Lydia setelah Dara permisi ke toilet.

"Sudah Papa paksa, Ma." Ucap Leo memberitahu.

"Papa paksa gimana?" Lydia menatap suaminya. Ia penasaran apa ancamannya.

"Kalau Malik tidak datang sekarang kemari, Papa akan menarik semua aset miliknya!" Ungkap Leo memberitahu ancamannya.

Lydia mengangguk sambil tersenyum. "Semoga Malik datang ya, Pa. Mereka harus bertemu dan ngobrol. Mana tahu Malik dan Dara nyambung terus cocok. Lalu mereka menikah!" Lydia berharap banyak pada putranya. Ia ingin wanita seperti Dara yang menjadi menantunya.

Leo mengangguk. Ia juga setuju dengan pemikiran istrinya. Menurutnya, Dara itu wanita yang cocok dijadikan menantu. Wanita sederhana dan tidak banyak gaya.

"Mama ngapain?" Tanya Leo melihat istrinya meraih ponsel.

"Mama mau kirim pesan sama Malik. Putra kita harus dipaksa dan diancam biar menurut. Biar Malik tahu kita serius!" Lydia mengetik pesan.

"Lihat, Pa!" Lydia menunjukkan pesan ancaman yang telah dikirimnya pada Malik.

Mereka saling melihat sesaat, lalu tertawa. Lalu tawa mereka terhenti saat melihat Dara dari jauh.

"Dara, kamu mau makan apa lagi?" Tanya Lydia. Mereka telah selesai makan ditambah cemilan. Menunggu Malik datang dan sampai sekarang belum menampakkan batang hidungnya.

"Sudah, Tan. Nggak usah lagi. Dara sudah kenyang." Dara menolak dengan halus. Ia sudah kekenyangan. Tante Lydia memesan banyak makanan.

"Oh iya, Tan. Dara minta maaf, sepertinya Dara harus pulang." Pamit wanita itu. Sudah 2 jam ia berada di kafe tersebut dengan konsumen royalnya.

"Nanti dong Dara pulangnya. Tante masih mau mengobrol sama kamu. Kamu mau pulang kampung, tah kapan lah kita akan bertemu lagi." Bujuk Lydia berusaha menahan Dara.

Dara jadi mengangguk. Dan mereka kembali lanjut mengobrol panjang. Mengobrol dipenuhi canda dan tawa.

"Papa, Mama..."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Ahkirnya yg di tunggu tunggu datang jg

2024-03-22

2

Siti Mujimah

Siti Mujimah

eng ing eng

2024-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!