Bab 4 - Modus Pria

"Mau mampir?" Tanya Dara sambil melepas sabuk pengamannya.

"Lain kali saja deh!" Tolak Abi masih dengan mengumbar senyum.

"Ya sudah, aku turun. Terima kasih sudah mengantarku." Basa basi Nara.

Abi mengangguk dan Dara segera turun. Tal lama mobil pria itu sudah melaju pergi.

Dara menghela nafas. Eka memaksanya untuk pulang diantar Abi. Padahal tadi ia sudah menolak. Firasatnya mengatakan, pria itu bukan pria baik.

"Diantar siapa nih?" Tanya tetangga yang tiba-tiba muncul.

Dara tidak menjawab.

"Ngeri ya seleramu ternyata, Dar. Pria bermobil!" Cibir tetangga seusia Dara tersebut.

Dara tidak mau meladeni, ia pun masuk ke rumahnya.

"Tadi siapa yang mengantar kamu, nak?" Tanya Bunda ingin tahu.

"I-itu gr*b, Bun!" Jawab Dara. Ia taidk mau mengatakan, jika diantar pria yang baru dikenalnya. Yang dikenalkan dari temannya. Pasti Bundanya akan terus bertanya.

"Masa?" Bunda seperti tidak percaya.

"Iya, Bun." Dara mengangguk untuk meyakinkan. Ia pun berjalan menuju kamarnya.

'Pasti Dara lagi dekat dengan seorang pria.' Bunda tersenyum dengan harapannya.

Di dalam kamar, Dara menyisir rambut setelah membersihkan diri.

Ting

Wanita itu meraih ponselnya.

Abi: lagi apa?

Dara pun membalas pesan tersebut.

Dara: Baru makan

Padahal Dara baru selesai mandi.

Abi: makan pakai apa?

Dara: Pakai piring

Abi: 😂😂😂 Maksudnya pakai lauk apa?

Dara: Ayam

Abi: yang hidup apa yang mati?

Dara menaikkan alisnya. Isi obrolan itu seperti ABG saja. Wanita itu tidak mau membalas pesan itu lagi.

Abi: besok ada waktu? Jalan yuk

\=\=\=\=\=\=

Esok sorenya setelah pulang kerja. Abi mengajak Dara menonton bioskop.

"Kamu kenapa belum menikah?" Tanya Abi dengan memelankan suaranya. Ia penasaran dengan wanita itu.

"Kamu sendiri kenapa?" Balik Dara bertanya. Pria di sampingnya juga belum menikah.

"Hmm... laki-laki biasa lama menikah. Tapi, jika wanita bisa jadi perawan tua."

Dara masih fokus pada film, ia malas menanggapi pria di sampingnya itu.

"Dara... aku mau menikah denganmu!" Ucap Abi kembali. "Tapi..."

Dara melihat ke arah Abi. Apa sebenarnya yang mau dikatakan pria itu?

"Tapi, aku mau menikah dengan wanita yang masih perawan. Apa kamu masih perawan?" Abi menaikkan alisnya.

"Menurutmu?" Tanya Dara kembali, lalu kembali mengalihkan pandangan ke layar besar di depan.

"Setelah film selesai, kita ke hotel saja untuk membuktikannya. Jika kamu benar perawan, aku akan menikahimu!" Ucap Abi dengan yakin.

Dara meremas tangannya. Ucapan pria itu sangat kurang ajar. Dan ada maksud yang terselubung.

"Begitu yah?" Dara melihat pria itu. "Kalau ternyata aku bukan perawan bagaimana?"

Abi tampak berpikir. "Aku minta maaf. Sayang sekali berarti kita tidak berjodoh!" Ucap Abi dengan senyuman tipis.

Kan, benar. Ada udang di balik bakwan, maksudnya udang di balik batu.

Byur...

Dara menyiramkan air minum ke wajah Abi. "Dasar pria bajing&n!!! Kau kira aku anak kemarin sore, yang tidak paham dengan modusmu itu!!!"

Abi tidak bisa membalas, semua mata di bioskop itu mengarah ke arahnya.

Setelah mengatakan hal tersebut, Dara pun pergi. Ia tidak peduli pada Abi ataupun film yang belum selesai.

Dara berjalan keluar dari bioskop dengan nafas yang bergemuruh. Abi bukan pria baik-baik. Dia buaya darat yang sedang mencari mangsa.

Berpura-pura mengatakan akan menikahi, hanya untuk bisa tidur dengan wanita secara gratis. Modus!!!

'Eka!!! Kenapa teman kekasihmu seperti itu?!'

Dara merasa kesal sesaat. Lalu ia mengingat temannya itu. Ia pun menghubungi Eka.

Di sebuah kamar kost, suara getaran ponsel tidak terdengar lagi di lantai.

Seorang pria sedang berciuman, dengan seorang wanita. Tangannya merayap akan melepas kancing pakaian sang wanita.

"Apa yang kamu lakukan?" Eka menahan tangan Imran.

"Boleh?"

Eka menggeleng.

"Baiklah. Aku akan menunggu sampai kita sah." Imran kembali menjelajah bibir itu. Lalu mengecupi lehernya memberi sentuhan yang menjalar di tubuh wanita itu.

"Aku serius sama kamu, Ka! Minggu depan orang tuaku ingin bertemu denganmu." Ucap pria itu kembali.

Eka tersenyum bahagia. Ia akan bertemu orang tua dari pria yang dicintainya.

"Imran.." Eka menahan tangan pria yang sudah memegang dadanya.

"Hanya setengah badan saja, sayang." Imran membujuk wanita itu dan akhirnya mendapat anggukan.

Eka merasa meriang merasakan sentuhan tangan Imran pada setengah tubuh polosnya. Menghisap dan memberikan sentuhan dia area kembarnya.

'Malam ini harus berhasil!!!' Pria itu tersenyum samar melihat wanita yang mulai bergairah itu.

Perlahan tangan Imran terulur ke bawah. Ia akan melepaskan celana Eka. Dan kembali wanita itu menahan tangannya.

'Kalau masih pacaran, Ka. Jangan sampai kau menyerahkan keperawananmu sama pacarmu. Walaupun dia bilang sangat mencintaimu. Karena belum tentu dia nanti mau bertanggung jawab.'

Kata-kata Dara terngiang-ngiang saat ini.

Eka mendorong pria itu dan bangkit dari kasur. Ia menutupi setengah tubuhnya dengan pakaiannya.

"Eka... Aku sangat mencintaimu." Ucap Imran lembut.

"Tapi, kita tidak boleh seperti ini!"

"Aku akan bertanggung jawab jika kamu hamil. Lagi pula... aku tidak ingin ada pria lain yang memilikimu." Bujuk pria itu kembali.

"Aku akan memakai pengaman!" Imran menunjukkan bungkusan seperti permen tersebut.

"Aku mau pulang!" Eka akan berjalan ke kamar mandi.

"Apa kamu tidak mencintaiku?" Tanya Imran menahan tangan Eka.

"Aku mencintaimu." Jawab Eka melihat pria itu.

"Terus apa masalahnya? Kita sama-sama mencintai. Kita akan melakukannya dengan saling cinta!" Yakin pria itu kembali.

"Kamu tidak mencintaiku, kan?!" Pria itu melepas pegangan tangannya dari Eka.

"Aku sangat mencintaimu. Tapi... aku tidak mau melakukan hal seperti itu!"

"Sudah jelas... kamu tidak mencintaiku, Eka! Percuma aku mencintai kamu selama ini!" Pria itu mulai memancing emosi Eka.

"Aku mencintaimu, Imran!" Eka sampai menangis mengatakannya.

"Kalau begitu buktikan jika kamu mencintaiku!" Imran ingin pembuktian.

"Tapi, bukan be-"

"Kalau kamu mencintaiku. Turuti apa mauku. Aku hanya ingin kita lebih dekat. Tapi, begitu saja kamu tidak mau. Kamu memang tidak pernah mencintaiku. Sia-sia saja cintaku selama ini padamu..."

Pria itu tersenyum tipis melihat wanita itu yang terdiam dan menundukkan kepala. Seperti merasa bersalah karena telah menolaknya.

"Sayang, maafkan aku. Hanya sekali ini saja!" Imran pun memeluk tubuh Eka yang gemetaran. Perlahan pria itu membaringkan Eka di kasur nya.

"Maaf, aku tidak bisa!" Eka menggelengkan kepala sambil mendorong pria itu. Ia tidak bisa menuruti kekasihnya. Eka dengan cepat memakai pakaiannya.

"Kalau kamu pergi. Berarti hubungan kita akan berakhir! Kamu memang tidak pernah mencintaiku!!!" Ancam Imran saat Eka akan membuka pintu.

Eka tidak peduli dan keluar dari kost-an tersebut dengan berderai air mata.

"Sial-an!!! Dasar wanita penipu!!!" Maki Imran yang kesal, rencananya gagal total.

"Kak Dara!" Eka menelepon temannya sambil menangis terisak-isak. Ia kini berada di sebuah kafe.

"Eka... kau di mana?" Tanya Dara khawatir.

"Kak Dara!" Eka malah makin menangis. "A-aku takut. Aku takut!"

"Tenang... tenang ya. Share lokasimu ya, aku akan ke sana!"

Eka mengangguk.

"Kak, cepat ya!"

"Iya-iya."

Berapa saat kemudian. Dara tergesa-gesa memasuki sebuah kafe dan celingak celinguk mencari temannya.

"Eka!"

"Kak Dara!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

modus Mas g mempan Dara bukan wanita sembarangan,pertahankan kesucianmu Eka

2024-03-22

1

Patrick Khan

Patrick Khan

wah kok gitu smw cwo disini ya..hemmmz minta di gantung di pohon cabe nie cwo2 nya😂😂

2024-03-14

0

Siti Mujimah

Siti Mujimah

kan kan laki tu begitu kebanyakan..jd perempuan emang harus kuat iman.. untung Eka berteman dengan dara yg selalu mengingat kan jangan mudah melepas keperawanan dengan alasan cinta.. bulsyit tau

2024-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!