"Mau mampir?" Tanya Dara sambil melepas sabuk pengamannya.
"Lain kali saja deh!" Tolak Abi masih dengan mengumbar senyum.
"Ya sudah, aku turun. Terima kasih sudah mengantarku." Basa basi Nara.
Abi mengangguk dan Dara segera turun. Tal lama mobil pria itu sudah melaju pergi.
Dara menghela nafas. Eka memaksanya untuk pulang diantar Abi. Padahal tadi ia sudah menolak. Firasatnya mengatakan, pria itu bukan pria baik.
"Diantar siapa nih?" Tanya tetangga yang tiba-tiba muncul.
Dara tidak menjawab.
"Ngeri ya seleramu ternyata, Dar. Pria bermobil!" Cibir tetangga seusia Dara tersebut.
Dara tidak mau meladeni, ia pun masuk ke rumahnya.
"Tadi siapa yang mengantar kamu, nak?" Tanya Bunda ingin tahu.
"I-itu gr*b, Bun!" Jawab Dara. Ia taidk mau mengatakan, jika diantar pria yang baru dikenalnya. Yang dikenalkan dari temannya. Pasti Bundanya akan terus bertanya.
"Masa?" Bunda seperti tidak percaya.
"Iya, Bun." Dara mengangguk untuk meyakinkan. Ia pun berjalan menuju kamarnya.
'Pasti Dara lagi dekat dengan seorang pria.' Bunda tersenyum dengan harapannya.
Di dalam kamar, Dara menyisir rambut setelah membersihkan diri.
Ting
Wanita itu meraih ponselnya.
Abi: lagi apa?
Dara pun membalas pesan tersebut.
Dara: Baru makan
Padahal Dara baru selesai mandi.
Abi: makan pakai apa?
Dara: Pakai piring
Abi: 😂😂😂 Maksudnya pakai lauk apa?
Dara: Ayam
Abi: yang hidup apa yang mati?
Dara menaikkan alisnya. Isi obrolan itu seperti ABG saja. Wanita itu tidak mau membalas pesan itu lagi.
Abi: besok ada waktu? Jalan yuk
\=\=\=\=\=\=
Esok sorenya setelah pulang kerja. Abi mengajak Dara menonton bioskop.
"Kamu kenapa belum menikah?" Tanya Abi dengan memelankan suaranya. Ia penasaran dengan wanita itu.
"Kamu sendiri kenapa?" Balik Dara bertanya. Pria di sampingnya juga belum menikah.
"Hmm... laki-laki biasa lama menikah. Tapi, jika wanita bisa jadi perawan tua."
Dara masih fokus pada film, ia malas menanggapi pria di sampingnya itu.
"Dara... aku mau menikah denganmu!" Ucap Abi kembali. "Tapi..."
Dara melihat ke arah Abi. Apa sebenarnya yang mau dikatakan pria itu?
"Tapi, aku mau menikah dengan wanita yang masih perawan. Apa kamu masih perawan?" Abi menaikkan alisnya.
"Menurutmu?" Tanya Dara kembali, lalu kembali mengalihkan pandangan ke layar besar di depan.
"Setelah film selesai, kita ke hotel saja untuk membuktikannya. Jika kamu benar perawan, aku akan menikahimu!" Ucap Abi dengan yakin.
Dara meremas tangannya. Ucapan pria itu sangat kurang ajar. Dan ada maksud yang terselubung.
"Begitu yah?" Dara melihat pria itu. "Kalau ternyata aku bukan perawan bagaimana?"
Abi tampak berpikir. "Aku minta maaf. Sayang sekali berarti kita tidak berjodoh!" Ucap Abi dengan senyuman tipis.
Kan, benar. Ada udang di balik bakwan, maksudnya udang di balik batu.
Byur...
Dara menyiramkan air minum ke wajah Abi. "Dasar pria bajing&n!!! Kau kira aku anak kemarin sore, yang tidak paham dengan modusmu itu!!!"
Abi tidak bisa membalas, semua mata di bioskop itu mengarah ke arahnya.
Setelah mengatakan hal tersebut, Dara pun pergi. Ia tidak peduli pada Abi ataupun film yang belum selesai.
Dara berjalan keluar dari bioskop dengan nafas yang bergemuruh. Abi bukan pria baik-baik. Dia buaya darat yang sedang mencari mangsa.
Berpura-pura mengatakan akan menikahi, hanya untuk bisa tidur dengan wanita secara gratis. Modus!!!
'Eka!!! Kenapa teman kekasihmu seperti itu?!'
Dara merasa kesal sesaat. Lalu ia mengingat temannya itu. Ia pun menghubungi Eka.
Di sebuah kamar kost, suara getaran ponsel tidak terdengar lagi di lantai.
Seorang pria sedang berciuman, dengan seorang wanita. Tangannya merayap akan melepas kancing pakaian sang wanita.
"Apa yang kamu lakukan?" Eka menahan tangan Imran.
"Boleh?"
Eka menggeleng.
"Baiklah. Aku akan menunggu sampai kita sah." Imran kembali menjelajah bibir itu. Lalu mengecupi lehernya memberi sentuhan yang menjalar di tubuh wanita itu.
"Aku serius sama kamu, Ka! Minggu depan orang tuaku ingin bertemu denganmu." Ucap pria itu kembali.
Eka tersenyum bahagia. Ia akan bertemu orang tua dari pria yang dicintainya.
"Imran.." Eka menahan tangan pria yang sudah memegang dadanya.
"Hanya setengah badan saja, sayang." Imran membujuk wanita itu dan akhirnya mendapat anggukan.
Eka merasa meriang merasakan sentuhan tangan Imran pada setengah tubuh polosnya. Menghisap dan memberikan sentuhan dia area kembarnya.
'Malam ini harus berhasil!!!' Pria itu tersenyum samar melihat wanita yang mulai bergairah itu.
Perlahan tangan Imran terulur ke bawah. Ia akan melepaskan celana Eka. Dan kembali wanita itu menahan tangannya.
'Kalau masih pacaran, Ka. Jangan sampai kau menyerahkan keperawananmu sama pacarmu. Walaupun dia bilang sangat mencintaimu. Karena belum tentu dia nanti mau bertanggung jawab.'
Kata-kata Dara terngiang-ngiang saat ini.
Eka mendorong pria itu dan bangkit dari kasur. Ia menutupi setengah tubuhnya dengan pakaiannya.
"Eka... Aku sangat mencintaimu." Ucap Imran lembut.
"Tapi, kita tidak boleh seperti ini!"
"Aku akan bertanggung jawab jika kamu hamil. Lagi pula... aku tidak ingin ada pria lain yang memilikimu." Bujuk pria itu kembali.
"Aku akan memakai pengaman!" Imran menunjukkan bungkusan seperti permen tersebut.
"Aku mau pulang!" Eka akan berjalan ke kamar mandi.
"Apa kamu tidak mencintaiku?" Tanya Imran menahan tangan Eka.
"Aku mencintaimu." Jawab Eka melihat pria itu.
"Terus apa masalahnya? Kita sama-sama mencintai. Kita akan melakukannya dengan saling cinta!" Yakin pria itu kembali.
"Kamu tidak mencintaiku, kan?!" Pria itu melepas pegangan tangannya dari Eka.
"Aku sangat mencintaimu. Tapi... aku tidak mau melakukan hal seperti itu!"
"Sudah jelas... kamu tidak mencintaiku, Eka! Percuma aku mencintai kamu selama ini!" Pria itu mulai memancing emosi Eka.
"Aku mencintaimu, Imran!" Eka sampai menangis mengatakannya.
"Kalau begitu buktikan jika kamu mencintaiku!" Imran ingin pembuktian.
"Tapi, bukan be-"
"Kalau kamu mencintaiku. Turuti apa mauku. Aku hanya ingin kita lebih dekat. Tapi, begitu saja kamu tidak mau. Kamu memang tidak pernah mencintaiku. Sia-sia saja cintaku selama ini padamu..."
Pria itu tersenyum tipis melihat wanita itu yang terdiam dan menundukkan kepala. Seperti merasa bersalah karena telah menolaknya.
"Sayang, maafkan aku. Hanya sekali ini saja!" Imran pun memeluk tubuh Eka yang gemetaran. Perlahan pria itu membaringkan Eka di kasur nya.
"Maaf, aku tidak bisa!" Eka menggelengkan kepala sambil mendorong pria itu. Ia tidak bisa menuruti kekasihnya. Eka dengan cepat memakai pakaiannya.
"Kalau kamu pergi. Berarti hubungan kita akan berakhir! Kamu memang tidak pernah mencintaiku!!!" Ancam Imran saat Eka akan membuka pintu.
Eka tidak peduli dan keluar dari kost-an tersebut dengan berderai air mata.
"Sial-an!!! Dasar wanita penipu!!!" Maki Imran yang kesal, rencananya gagal total.
"Kak Dara!" Eka menelepon temannya sambil menangis terisak-isak. Ia kini berada di sebuah kafe.
"Eka... kau di mana?" Tanya Dara khawatir.
"Kak Dara!" Eka malah makin menangis. "A-aku takut. Aku takut!"
"Tenang... tenang ya. Share lokasimu ya, aku akan ke sana!"
Eka mengangguk.
"Kak, cepat ya!"
"Iya-iya."
Berapa saat kemudian. Dara tergesa-gesa memasuki sebuah kafe dan celingak celinguk mencari temannya.
"Eka!"
"Kak Dara!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zieya🖤
hadewuuu benar² kata² playboy cap kapak 😤😤😤
2024-09-25
0
Lanjar Lestari
modus Mas g mempan Dara bukan wanita sembarangan,pertahankan kesucianmu Eka
2024-03-22
4
Patrick Khan
wah kok gitu smw cwo disini ya..hemmmz minta di gantung di pohon cabe nie cwo2 nya😂😂
2024-03-14
0