Bab 15 - Calon Istri Orang

"Apa anda penguntit?"

Yoan melihat sekitarnya, memastikan pria di hadapannya ini sedang berbicara dengan siapa.

"Aku berbicara denganmu!" Rehan menekankan nada bicaranya dan menatap Yoan tidak senang.

"Penguntit? Siapa yang kamu bilang penguntit?" Balik Yoan bertanya dengan wajah yang tidak senang juga. Ia dituduh penguntit, padahal cuma mengikuti saja.

"Untuk apa anda mengikuti aku dan istriku?" Tanya Rehan kembali. Ia sengaja menekankan kata istriku. Agar pria penguntit itu tidak mengganggu Dara.

'Istriku?' Yoan merasa sedikit lucu. Pria di hadapannya mengaku-ngaku wanita itu istrinya. Terlalu berharap.

"Aku tidak mengikutimu, aku mau ke parkiran. Apa ini bukan jalan menuju parkiran mobil?" Tanya Yoan menaikkan alisnya.

Rehan terdiam. Sekarang mereka memang sedang berada di jalan menuju parkiran.

"Maaf kalau begitu. Silahkan lewat!" Rehan segera bergeser dan mempersilahkan Yoan berjalan duluan. Ia dan Dara akan berjalan di belakang pria itu saja. Memastikan pria itu memang bukan pria penguntit.

Yoan menggelengkan kepala melihat Rehan. Ia pun berjalan melangkahkan kakinya menuju parkiran.

'Yoan, sadarlah!!! Itu calon istri orang.' Yoan membatin sambil terus berjalan. Ia tidak mau melihat ke belakang, pasti pria itu akan menuduhnya pria penguntit.

"Dara, ayo!" Ajak Rehan menghampiri Dara.

Dara bangkit dan berjalan beriringan dengan Rehan. Dara lalu merogoh tasnya, karena ada panggilan masuk dari bundanya.

"Halo, Bunda." Jawab Dara.

"Kamu di mana, nak?" Tanya Bunda khawatir.

"Masih di jalan. Ini mau pulang, Bun."

"Ya sudah. Memang sudah dijalankan?" Bunda memastikan.

"Iya, Bun. Kenapa?" Dara merasa aneh.

"Hah tidak. Bunda cuma kangen sama kamu. Sudah langsung pulang ya." Ucap Bunda kembali.

"Baiklah, Bun. Dah Bunda." Dara pun mengakhiri panggilannya.

"Kenapa Bunda menelepon?" Tanya Rehan berwajah cemas.

"Tidak apa-apa. Bunda menyuruh cepat pulang. Mungkin karena sudah malam." Jawab Dara

Rehan melihat arlojinya yang masih pukul 8 malam. "Ayo kita pulang. Sudah malam ternyata."

Selama perjalanan, Dara bergelut dengan pikirannya. Sambil sesekali melirik Rehan. Sejauh ini Rehan baik dan sopan.

'Baiklah!' Dara akan menerima pria itu. Menepis pikiran-pikiran tentang masa lalunya kala itu.

Rehan, pria dewasa dan juga matang. Pembawaannya tenang dan tampak bertanggung jawab. Menurutnya tidak mungkin meninggalkannya di hari H pernikahan.

"Kamu kenapa?" Tanya Rehan yang menyetir.

"Hah? Aku kenapa?" Dara malah balik bertanya.

"Kamu itu dari tadi senyum-senyum sambil menggeleng kepala. Kenapa?" Rehan ingin tahu, apa yang membuat wanita itu senyum-senyum sendiri seperti itu.

"A-ku senyum-senyum? ti-ti-tidak ada." Sanggah Dara yang jadi gugup.

Rehan tersenyum sambil mengelus kepala Dara dengan lembut.

Tak lama Dara telah sampai di rumah. Rehan juga sudah berpamitan pulang. Saat ia akan masuk ke kamar, Bundanya pun menghampiri.

"Dara, tadi kalian ke mana?" Tanya Bundanya.

Dara jadi tersenyum. Bunda ingin tahu saja.

"Kalian ke mana? apa Rehan ada macam-macam sama kamu?" Tanya Bunda berwajah serius. Ia takut Rehan mencari kesempatan pada putrinya.

"Macam-macam apa, Bun?" Dara berwajah bingung, kenapa Bundanya berkata seperti itu.

"Dara..." Bunda masuk kamar mengikuti putrinya. Ia masih penasaran.

"Bunda... kami cuma makan, terus nonton. Nggak ada macam-macam loh."

"Benar?" Bunda masih memastikan.

"Iya loh, Bun!" Jawab Dara yakin. Dara menatap aneh, Bundanya menghela nafas lega.

"Nak, untuk sementara kamu tidak usah bertemu Rehan dulu." Saran Bunda dengan wajah serius.

"Kenapa, Bun?" Dara bingung.

"Jangan bertemu dia, kalau dia telepon nggak usah diangkat, nggak usah balas pesannya juga!" Ucap Bunda mewanti-wanti putrinya.

Dara makin berwajah bingung. "Ada apa, Bun?"

"Nanti kalau dia datang ke rumah, akan Bunda katakan kamu sedang pergi."

Dara makin menunjukkan wajah tidak mengerti. Semalam Bundanya begitu semangat mendekatkannya dengan Rehan. Sekarang malah disuruh menjauh.

"Pokoknya selama seminggu ini, kamu harus acuhkan Rehan. Ingat pesan Bunda!" Bunda masih juga mewanti-wanti.

"Ta-tapi, Bun-"

"Sudah dengarin Bunda. Setelah seminggu baru kita lihat hasilnya. Dia memang pria baik atau bukan!!!"

Dara terpelongo, ia benar-benar tidak mengerti. Bundanya sudah pergi setelah mengatakan hal yang membuat tanda tanya besar di kepalanya.

Ting

Dara meraih ponsel melihat satu pesan masuk. Pesan dari Rehan. Dara pun membacanya.

Rehan: sudah tidur?

Wanita itu meletakkan ponsel di atas nakas, tanpa membalas pesan Rehan. Ia akan menuruti kata Bunda, meskipun belum tahu apa alasan Bundanya menyuruhnya begitu.

'Terserahlah!'

\=\=\=\=\=\=

Yoan menepikan mobil di depan rumah yang tidak jauh dari rumahnya.

Lantaran mengikuti Dara, ia melupakan untuk bertemu dengan wanita yang mau dikenalkan Mamanya.

Yoan meraih ponsel dan melihat ada banyak panggilan dan pesan masuk dari Mamanya.

Pesan dari Mamanya berisi ancaman. Yoan memijat pelipisnya. Begitu sampai rumah, Mamanya pasti akan memarahinya.

'Apa aku menginap di hotel saja?' Yoan bingung mau ke mana. Ia tidak punya teman akrab di sini.

"El." Yoan mengingat asistennya. Ia bisa menumpang di tempat El tinggal.

Saat akan menelepon El, Yoan terdiam sejenak. Pria itu segera menggeleng. Ia harus menghadapi masalah, bukan malah menghindar. Ia harus tegas mengatakan pada Mamanya, jika ia tidak mau dijodoh-jodohkan seperti itu.

"Ma, tolong jangan jodoh-jodohkan aku lagi."

"Kamu harus bertemu dengan si Cinta. Dia wanita yang cantik dan-"

"Stop, ma! Aku bisa mencari wanitaku sendiri."

"Kamu pilih satu dari mereka dan jadikan wanitamu."

"Ma, aku sudah mempunyai wanita yang kusuka."

"Oh ya?! Kalau begitu besok kamu bawa dia ke rumah. Buktikan sama Mama."

"Tapi, Ma-"

"Kenapa tapi-tapi? Wanitamu itu tidak adakan?! Kamu mengarang bebas agar Mama tidak menjodohkanmu lagi!"

"Ada, ma."

"Kalau begitu bawa dia ke rumah."

"Tapi, Ma."

"Tapi apa?"

"Bagaimana aku merebutnya? Dia calon istri orang!"

"Astaga, Yoan!!! Kamu mau jadi pebinor?!!"

Yoan tersentak dari bayangan drama dengan Mamanya. Ia mengusap wajahnya kasar. Mamanya pasti akan mengamuk, jika ia berniat merebut calon istri orang.

Yoan melajukan mobil memasuki garasi rumah. Ia harus pulang dan menghadapi kemarahan Mamanya. Saat turun ia sudah melihat wanita bertanduk dan bertaring tajam, berdiri sambil melipat tangan.

"Ibu Yumi... ini sudah malam, kenapa belum tidur?" Basa basi Yoan setelah turun dari mobil.

"Yoan, dari mana kamu? Kenapa kamu tidak menemui Veronika? kamu ini-"

"Aku mau istirahat, Ma. Selamat malam!" Sela Yoan cepat dan segera mengambil langkah seribu. Ekpresi Mamanya sekarang sedang tidak bersahabat. Bisa-bisa Ibu Yumi akan merepetinya sampai pagi.

"Yoan!!!" Pekik Mama yang benar-benar kesal. Yoan tidak menemui Veronika. Hal itu membuatnya malu pada wanita itu dan keluarganyanya.

'Aduh... Kenapa aku punya anak yang tidak mau menurut?!!!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Zieya🖤

Zieya🖤

makanya jangan maksa bu...

2024-09-25

0

Zieya🖤

Zieya🖤

jadi kebanyakan mikir 🤭🤭🤭

2024-09-25

0

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

sudahlah Bu yumi anakmu itu laki2 panjang langkahnya ga usah dijodoh2kanlah Bu pasti anakmu mendptkan jodohnya kok😊😊😁😁

2024-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!