Dua tahun kemudian...
"Totalnya 31.500, Om..." Ucap Dara sambil memasukkan barang belanja ke dalam plastik.
Konsumen pun membayar dengan selembar uang 50.000. Dara menerima uangnya.
"Kembaliannya 18.500 ya, Om. Ini struknya dan terima kasih." Dara memberikan struk belanjaan berserta uang kembalian sambil tersenyum. Lalu setelah konsumen pergi, konsumen lain selanjutnya membayar di kasir.
Sudah 2 tahun Dara bekerja di sebuah minimarket di luar kota. Di tempat yang jauh dari kedua orang tuanya. Meskipun berpisah, Dara selalu menyempatkan menelepon dan pulang kampung setiap 6 bulan sekali. Karena biaya tiket pesawat PP yang cukup mahal.
"Dara... Calon menantu Tante apa kabar?" Seorang wanita paruh baya masuk ke minimarket tersebut.
Dara tersenyum melihat wanita paruh baya tersebut. Tante Lydia selalu memanggilnya calon menantu.
"Tante Lydia, Alapa kabar?" Dara menghampiri wanita paruh baya tersebut dan menyalaminya. Karena sudah tidak ada lagi konsumen yang akan membayar.
"Tante baik dong, sayang. Ini untuk kamu!" Wanita paruh baya tersebut memberikan Dara satu bungkusan besar berisi makanan.
"Aduh, kok Dara dikasih sih, Tan?!" Wanita muda itu merasa jadi sungkan. Tante Lydia sering membawakannya makanan. Wanita paruh baya itu sangat baik padanya.
"Kenapa sungkan sih? Kamu kan calon menantu Tante."
"Tante ada-ada saja!" Dara menggeleng.
"Tante serius mau menjodohkan kamu dengan putra Tante. Nanti akan Tante membawa dia kemari, kenalan sama kamu!" Timpal Tante Lydia.
Dara jadi tersenyum. Terserah tante Lydia sajalah. Kontraknya sudah berakhir, tapi tidak pernah ia bertemu dengan anaknya tante Lydia tersebut.
"Dara, saya baru pulang dari Australia." Wanita paruh baya itu memberitahu.
"Wah... bagaimana di sana, Tan? Banyak kangguru, Tan?"
"Kang Bule yang banyak!" Tawa Tante Lydia.
Dara jadi tertawa lalu keduanya pun mengobrol hangat. Tidak lama seorang pria paruh baya masuk.
"Dara, apa kabar calon menantuku?" Pria paruh baya tersebut sama saja dengan istrinya. Memanggil Dara dengan sebutan calon menantu.
Dara tersenyum lalu menyalami pria paruh paya tersebut.
"Tan, lagi ada promo loh..." Dara memberi isyarat temannya untuk bergantian menjadi kasir. Ia mau menawarkan produk-produk kepada konsumen royal kesayangannya.
Om Leo dan Tante Lydia adalah konsumen royal di minimarket tersebut. Dara sangat senang menawari mereka. Karena mereka langsung menurut untuk membeli. Tanpa berpikir panjang kali lebar.
Bekerja di minimarket, selalu ada target penjualan. Seperti event bagi kasir untuk menjual sebuah produk. Dan Dara selalu memenangkan event tersebut. Ya, karena konsumen royalnya ini. Tidak pernah menolak setiap ia menawarkan.
Om Leo dan Tante lydia sangat menyukai Dara. Saat pertama kali mereka berbelanja ke minimarket tersebut. Kesan pertama, Dara anaknya sangat ramah dan sopan. Seminggu sekali atau dalam satu bulan sekali, mereka pasti akan menyempatkan datang untuk berbelanja. Mereka tidak mau ke minimarket lain. Padahal minimarket tempat Dara bekerja, cukup jauh dari tempat tinggal mereka.
Lama kelamaan mengobrol dan mengenal Dara. Baik Om Leo dan Tante Lydia berniat menjodohkan Dara dengan putra mereka. Menurut mereka jika Dara menjadi menantu, pasti akan menyenangkan. Dara sangat baik dan mudah bergaul. Terlebih lagi, sifat Dara yang sangat sopan, membuat penilaian lebih bagi kedua paruh baya tersebut.
"Tan, deterjennya juga lagi promo loh."
"Ya sudah, ambillah."
Dara mengangguk dan mengambil deterjen tersebut. Ia memasukkan ke dalam troli lalu mendorong menuju kasiran.
Dara saat ini bukan seperti karyawan minimarket, tetapi seperti seorang anak yang sedang berbelanja bulanan dengan kedua orang tuanya.
Dina, teman se-shift Dara mulai mentransaksikan barang belanjaan Tante Lydia.
"Tan... kak Dara besok terakhir bekerja." Dina memberitahu.
"Loh, kenapa?" Tanya Tante Lydia mendadak berwajah murung. Berarti Dara tidak akan bekerja lagi.
"Kontrak-" Dara mau menjawab. Tapi...
"Kak Dara nggak memperpanjang kontrak!" Sela Dina kembali.
"Iya, Tan." Dara mengangguk mengiyakan.
"Papa... bagaimana ini? Dara calon menantu kita tidak akan bekerja lagi!" Tante Lydia melihat suaminya dengan wajah sedih.
"Jadi kamu mau bekerja di mana, Dara?" Tanya Om Leo ingin tahu.
Dara menggeleng. "Dara akan pulang kampung, Om, Tan."
"Kamu nanti balik lagi kemari, kan?" Tanya Tante Lydia berharap.
"Tidak, Tan. Ayah sama Bunda nggak mengizinkan Dara merantau lagi!"
\=\=\=\=\=\=
"Pa, Mama nggak ikhlas Dara pergi. Mama mau Dara itu jadi menantu kita!" Lydia sangat berharap. Ia sangat menyayangi Dara.
"Mau gimana lagi? Maliknya yang nggak mau, Ma." Ucap Leo sambil menyetir. Pria itu juga seperti istrinya.
"Malik pun. Ketemu Dara saja nggak mau. Anak itulah!" Lydia kesal. Ia ingin menjodohkan Dara dengan putranya. Tapi masih mengatakan rencananya saja, Malik sudah menolak mentah-mentah.
Saat sampai rumah, Lydia menyuruh pekerja rumah menurunkan barang belanjaannya dan membawa ke dalam rumah. Lalu ia masuk rumah.
"Malik oh Malik!" Lydia memanggil putranya.
"Ada apa sih, Ma?" Tanya pria bertubuh tinggi tersebut. Pria itu sedang berolah raga di dalam rumah.
"Mama mau kamu bertemu Dara! Pinta Lydia tanpa basa basi.
Malik menghembuskan nafasnya kasar. Dara lagi, Dara lagi, Dara lagi. Pusing selalu nama itu saja yang didengar.
"Ma, besok-besok nggak usah belanja di sana lagi ya. Aku bosan!" Ucap Malik kesal. Setiap Mamanya sudah dari minimarket itu, pasti menyuruhnya untuk bertemu karyawan yang bernama Dara.
"Dara mau pulang kampung. Ia tidak memperpanjang kontrak kerjanya, Malik!" Ucap Lydia memberitahu dengan wajah murung.
"Ya, baguslah itu, Ma." Malik bernafas lega. Mamanya tidak akan menyuruhnya bertemu dengan kasir mini market tersebut.
"Malik... Mama mau Dara jadi menantu Mama. Jadi istri kamu loh!" Pinta wanita paruh baya itu.
"Nggak mau, Ma! Mama pasti kena pelet kasir minimarket itu, kan." Cibir Malik. Mamanya tidak pernah suka pada wanita-wanita yang dikenalkannya. Tapi pada kasir itu, Mamanya begitu sangat menyukainya.
"Hush... jangan bicara sembarangan! Dara itu nggak ada pelet-pelet Mama. Mama suka dengan Dara. Karena sifatnya, baiknya, ramahnya-"
"Itu namanya strategi marketing, Mama! Supaya konsumen terus berbelanja di minimarketnya, jadi harus ramah dan baik-baiklah." Sanggah Malik cepat. Namanya kasir minimarket, pasti baik dan ramah pada semua konsumen yang berbelanja.
"Malik!!! Pokoknya kamu harus bertemu Dara. Kamu belum kenal dia. Nanti jika sudah ketemu, pasti kamu langsung suka. Dia juga cantik!" Lydia membujuk putranya.
"Aku nggak mau, Ma!" Jawab Malik cepat. Ia tidak berniat bertemu wanita itu. Wanita yang sudah memelet Mamanya.
"Hanya kenalan dulu, Malik. Lalu kalian berteman. Ngobrol-ngobrol saja dulu!" Ucap Lydia. Di mulai dari perkenalan, mana tahu bisa lanjut, lanjut dan lanjut. Lalu menikah deh.
"Nggak, Ma. Aku sangat sibuk. Nggak ada waktu!" Malik mengambil handuk dan mengelap keringatnya. Ia tidak ada waktu untuk bertemu wanita yang mau dijodohkan Mamanya.
"Malik... Kamu harus menikah dengan Dara!"
"Nggak mau, Mama."
"Mama mau dia jadi istri kamu!"
"Aku nggak mau, Ma!"
"Mama nggak mau tahu!!!"
"Ya sudah, Mama saja yang menikah dengannya."
"Malik!!!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Puji Astuti
kerja cuma di mini market tapi kok pulang kampung naik pesawat ya gak naik kereta aja yg murah🤣
2025-03-28
0
Zieya🖤
🤣🤣🤣🤣
maksa banget mamak nya...
2024-09-25
0
Lanjar Lestari
semoga km bahagia Dara dg orang yg tepat
2024-03-22
2