Bab 8 - Konsumen

Dua tahun kemudian...

"Totalnya 31.500, Om..." Ucap Dara sambil memasukkan barang belanja ke dalam plastik.

Konsumen pun membayar dengan selembar uang 50.000. Dara menerima uangnya.

"Kembaliannya 18.500 ya, Om. Ini struknya dan terima kasih." Dara memberikan struk belanjaan berserta uang kembalian sambil tersenyum. Lalu setelah konsumen pergi, konsumen lain selanjutnya membayar di kasir.

Sudah 2 tahun Dara bekerja di sebuah minimarket di luar kota. Di tempat yang jauh dari kedua orang tuanya. Meskipun berpisah, Dara selalu menyempatkan menelepon dan pulang kampung setiap 6 bulan sekali. Karena biaya tiket pesawat PP yang cukup mahal.

"Dara... Calon menantu Tante apa kabar?" Seorang wanita paruh baya masuk ke minimarket tersebut.

Dara tersenyum melihat wanita paruh baya tersebut. Tante Lydia selalu memanggilnya calon menantu.

"Tante Lydia, Alapa kabar?" Dara menghampiri wanita paruh baya tersebut dan menyalaminya. Karena sudah tidak ada lagi konsumen yang akan membayar.

"Tante baik dong, sayang. Ini untuk kamu!" Wanita paruh baya tersebut memberikan Dara satu bungkusan besar berisi makanan.

"Aduh, kok Dara dikasih sih, Tan?!" Wanita muda itu merasa jadi sungkan. Tante Lydia sering membawakannya makanan. Wanita paruh baya itu sangat baik padanya.

"Kenapa sungkan sih? Kamu kan calon menantu Tante."

"Tante ada-ada saja!" Dara menggeleng.

"Tante serius mau menjodohkan kamu dengan putra Tante. Nanti akan Tante membawa dia kemari, kenalan sama kamu!" Timpal Tante Lydia.

Dara jadi tersenyum. Terserah tante Lydia sajalah. Kontraknya sudah berakhir, tapi tidak pernah ia bertemu dengan anaknya tante Lydia tersebut.

"Dara, saya baru pulang dari Australia." Wanita paruh baya itu memberitahu.

"Wah... bagaimana di sana, Tan? Banyak kangguru, Tan?"

"Kang Bule yang banyak!" Tawa Tante Lydia.

Dara jadi tertawa lalu keduanya pun mengobrol hangat. Tidak lama seorang pria paruh baya masuk.

"Dara, apa kabar calon menantuku?" Pria paruh baya tersebut sama saja dengan istrinya. Memanggil Dara dengan sebutan calon menantu.

Dara tersenyum lalu menyalami pria paruh paya tersebut.

"Tan, lagi ada promo loh..." Dara memberi isyarat temannya untuk bergantian menjadi kasir. Ia mau menawarkan produk-produk kepada konsumen royal kesayangannya.

Om Leo dan Tante Lydia adalah konsumen royal di minimarket tersebut. Dara sangat senang menawari mereka. Karena mereka langsung menurut untuk membeli. Tanpa berpikir panjang kali lebar.

Bekerja di minimarket, selalu ada target penjualan. Seperti event bagi kasir untuk menjual sebuah produk. Dan Dara selalu memenangkan event tersebut. Ya, karena konsumen royalnya ini. Tidak pernah menolak setiap ia menawarkan.

Om Leo dan Tante lydia sangat menyukai Dara. Saat pertama kali mereka berbelanja ke minimarket tersebut. Kesan pertama, Dara anaknya sangat ramah dan sopan. Seminggu sekali atau dalam satu bulan sekali, mereka pasti akan menyempatkan datang untuk berbelanja. Mereka tidak mau ke minimarket lain. Padahal minimarket tempat Dara bekerja, cukup jauh dari tempat tinggal mereka.

Lama kelamaan mengobrol dan mengenal Dara. Baik Om Leo dan Tante Lydia berniat menjodohkan Dara dengan putra mereka. Menurut mereka jika Dara menjadi menantu, pasti akan menyenangkan. Dara sangat baik dan mudah bergaul. Terlebih lagi, sifat Dara yang sangat sopan, membuat penilaian lebih bagi kedua paruh baya tersebut.

"Tan, deterjennya juga lagi promo loh."

"Ya sudah, ambillah."

Dara mengangguk dan mengambil deterjen tersebut. Ia memasukkan ke dalam troli lalu mendorong menuju kasiran.

Dara saat ini bukan seperti karyawan minimarket, tetapi seperti seorang anak yang sedang berbelanja bulanan dengan kedua orang tuanya.

Dina, teman se-shift Dara mulai mentransaksikan barang belanjaan Tante Lydia.

"Tan... kak Dara besok terakhir bekerja." Dina memberitahu.

"Loh, kenapa?" Tanya Tante Lydia mendadak berwajah murung. Berarti Dara tidak akan bekerja lagi.

"Kontrak-" Dara mau menjawab. Tapi...

"Kak Dara nggak memperpanjang kontrak!" Sela Dina kembali.

"Iya, Tan." Dara mengangguk mengiyakan.

"Papa... bagaimana ini? Dara calon menantu kita tidak akan bekerja lagi!" Tante Lydia melihat suaminya dengan wajah sedih.

"Jadi kamu mau bekerja di mana, Dara?" Tanya Om Leo ingin tahu.

Dara menggeleng. "Dara akan pulang kampung, Om, Tan."

"Kamu nanti balik lagi kemari, kan?" Tanya Tante Lydia berharap.

"Tidak, Tan. Ayah sama Bunda nggak mengizinkan Dara merantau lagi!"

\=\=\=\=\=\=

"Pa, Mama nggak ikhlas Dara pergi. Mama mau Dara itu jadi menantu kita!" Lydia sangat berharap. Ia sangat menyayangi Dara.

"Mau gimana lagi? Maliknya yang nggak mau, Ma." Ucap Leo sambil menyetir. Pria itu juga seperti istrinya.

"Malik pun. Ketemu Dara saja nggak mau. Anak itulah!" Lydia kesal. Ia ingin menjodohkan Dara dengan putranya. Tapi masih mengatakan rencananya saja, Malik sudah menolak mentah-mentah.

Saat sampai rumah, Lydia menyuruh pekerja rumah menurunkan barang belanjaannya dan membawa ke dalam rumah. Lalu ia masuk rumah.

"Malik oh Malik!" Lydia memanggil putranya.

"Ada apa sih, Ma?" Tanya pria bertubuh tinggi tersebut. Pria itu sedang berolah raga di dalam rumah.

"Mama mau kamu bertemu Dara! Pinta Lydia tanpa basa basi.

Malik menghembuskan nafasnya kasar. Dara lagi, Dara lagi, Dara lagi. Pusing selalu nama itu saja yang didengar.

"Ma, besok-besok nggak usah belanja di sana lagi ya. Aku bosan!" Ucap Malik kesal. Setiap Mamanya sudah dari minimarket itu, pasti menyuruhnya untuk bertemu karyawan yang bernama Dara.

"Dara mau pulang kampung. Ia tidak memperpanjang kontrak kerjanya, Malik!" Ucap Lydia memberitahu dengan wajah murung.

"Ya, baguslah itu, Ma." Malik bernafas lega. Mamanya tidak akan menyuruhnya bertemu dengan kasir mini market tersebut.

"Malik... Mama mau Dara jadi menantu Mama. Jadi istri kamu loh!" Pinta wanita paruh baya itu.

"Nggak mau, Ma! Mama pasti kena pelet kasir minimarket itu, kan." Cibir Malik. Mamanya tidak pernah suka pada wanita-wanita yang dikenalkannya. Tapi pada kasir itu, Mamanya begitu sangat menyukainya.

"Hush... jangan bicara sembarangan! Dara itu nggak ada pelet-pelet Mama. Mama suka dengan Dara. Karena sifatnya, baiknya, ramahnya-"

"Itu namanya strategi marketing, Mama! Supaya konsumen terus berbelanja di minimarketnya, jadi harus ramah dan baik-baiklah." Sanggah Malik cepat. Namanya kasir minimarket, pasti baik dan ramah pada semua konsumen yang berbelanja.

"Malik!!! Pokoknya kamu harus bertemu Dara. Kamu belum kenal dia. Nanti jika sudah ketemu, pasti kamu langsung suka. Dia juga cantik!" Lydia membujuk putranya.

"Aku nggak mau, Ma!" Jawab Malik cepat. Ia tidak berniat bertemu wanita itu. Wanita yang sudah memelet Mamanya.

"Hanya kenalan dulu, Malik. Lalu kalian berteman. Ngobrol-ngobrol saja dulu!" Ucap Lydia. Di mulai dari perkenalan, mana tahu bisa lanjut, lanjut dan lanjut. Lalu menikah deh.

"Nggak, Ma. Aku sangat sibuk. Nggak ada waktu!" Malik mengambil handuk dan mengelap keringatnya. Ia tidak ada waktu untuk bertemu wanita yang mau dijodohkan Mamanya.

"Malik... Kamu harus menikah dengan Dara!"

"Nggak mau, Mama."

"Mama mau dia jadi istri kamu!"

"Aku nggak mau, Ma!"

"Mama nggak mau tahu!!!"

"Ya sudah, Mama saja yang menikah dengannya."

"Malik!!!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Puji Astuti

Puji Astuti

kerja cuma di mini market tapi kok pulang kampung naik pesawat ya gak naik kereta aja yg murah🤣

2025-03-28

0

Zieya🖤

Zieya🖤

🤣🤣🤣🤣
maksa banget mamak nya...

2024-09-25

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

semoga km bahagia Dara dg orang yg tepat

2024-03-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!