Bab 3 - Mak Comblang

"Dasar anak kurang ajar, berani-beraninya mengatai anakku!" Bunda tampak emosi, setelah mendengar cerita Dara tentang pria ponakan tetangga sebelah.

"Bun, sudahlah... biarkan saja!" Dara menahan Bunda.

"Lepasin Bunda, Dara!!! Masih di sana anak itu kan?" Bunda akan melabrak pria yang berani mengatai anaknya. Ia saja tidak pernah mengatakan hal buruk pada Dara. Lah ini, anak kemarin sore. Lancip sekali mulutnya itu.

"Biarkan saja, Bun." Dara menggelengkan kepala. "Nanti tetangga pada heboh loh, Bun!"

Bunda pun jadi diam. Benar kata Dara, jika dilabrak. Satu kampung pasti akan heboh. Mereka bisa jadi hot news di gang tersebut.

"Kamu nggak apakan, nak?" Bunda mengelus kepala putrinya. Ia jadi khawatir. Perkataan buruk bisa mempengaruhi mental seseorang.

Bukan karena Dara mentalnya tidak kuat atau terlalu terbawa perasaan dengan perkataan seperti itu. Tapi perkataan buruk, jika terus menerus terdengar dengan berbagai versi, bisa mempengaruhi pikiran juga.

"Dara baik-baik saja, Bunda." Wanita cantik itu memeluk sang Bunda. Selama ini Bunda dan juga Ayah yang selalu berada di sisinya. Yang selalu menyayanginya dengan setulus hati.

Kruk...

"Suara apa itu?" Bunda menaikkan alisnya.

"Dara lapar..." Tawanya.

"Ayo, kita makan. Bunda sudah masak ayam goreng kremes kesukaan kamu." Bunda menggandeng Dara menuju dapur.

"Memang Bunda Teope begete deh!"

"Apa itu?"

"Top banget loh, Bun!" Dara mengacungkan dua ibu jarinya.

Bunda jadi tertawa. Ada saja istilah anak-anak zaman sekarang.

\=\=\=\=\=\=

Dara berbaring sambil memandangi langit-langit kamarnya.

'Apa aku coba dekat dengan pria lagi? Kalau mereka sama seperti Roni?'

Masih ada ketakutan di hati Dara. Bagaimana jika nanti ia mencoba kembali serius dengan seorang pria. Lalu pria itu seperti Roni. Meninggalkan dirinya di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia.

Apa dia harus dua kali jatuh di lubang yang sama?

Tapi...

Melihat Ayah dan Bunda yang semakin bertambah usia. Ia tidak ingin kedua orang tuanya terus mengkhawatirkannya.

Dara bangkit dan meraih ponsel di atas nakas. Ia pun mendownload aplikasi pencari jodoh.

'Baiklah, kita coba saja!'

Setelah aplikasi berhasil terdownload, ia mengisi nickname.

"Hmm... Nama Tasha saja. Foto profil... apa harus fotoku?" Dara bingung.

Dara pun memilih foto kucing untuk profilnya.

Ting

Wanita itu terkejut. Sudah ada yang mengiriminya chat.

Rudiganteng: berapa?

Tasha: 30

Rudiganteng: 30 apa?

Dara merasa aneh. Pria ini bertanya tentang apa?

Tasha: 30 tahun

Rudiganteng: wkwkwk... bukan umur

Rudiganteng: 300 st

'Maksudnya apa sih?' Dara mencari di internet, maksud isi pesan tersebut.

'Astaga... Dasar pria kurang ajar!!! Dia kira aku mau jual diri?!'

Wanita itu pun memblokir pengirim chat tersebut.

Ting

Ada pesan masuk lagi.

Abimanyu: 2jt lt

Dara menghembuskan nafasnya kesal. Ia pun segera uninstall aplikasi tersebut.

Dara melempar ponsel ke tempat tidur. Ia pun berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Hari esoknya.

"Perawan tua!" Panggil Bu Upik mendatangi Dara. Dan seperti biasa, Dara mendadak budek.

"Dara, saya memanggil kamu!"

"Oh... ada yang bisa saya bantu, Bu?" Tanya Dara sopan. Karena memanggil sesuai namanya, maka ia akan menanggapi.

"Mana lapo-"

Belum sempat Bu Upik bicara panjang, Dara meletakkan laporan di tangan wanita itu.

"Kertas per-"

Dan lagi Dara meletakkan apa yang wanita itu butuhkan.

"Ada lagi, Bu?" Tanya Dara santai.

Bu Upik mencibir, ia pun melihat hasil kerjaan Dara. Mencari kesilapan, untuk bisa memarahi wanita yang membuatnya selalu kesal.

Tidak menemukan masalah, Bu Upik pun pergi mendatangi anggotanya yang lain.

"Bu Upik." Panggil pak Manajer yang tiba-tiba datang.

"Pak Dirut akan kemari."

Bu Upik mengangguk mengerti. "Kalian semua dengar. Pak Dana, Direktur Utama perusahaan ini akan datang kemari. Rapikan penampilan kalian, jangan buat malu!"

Para karyawan merapikan penampilan mereka. Mereka harus tampil rapi, karena orang nomor satu di perusahaan itu akan datang.

"Mau apa pak Dirut?" Bisik Eka bingung.

Dara menaikkan bahunya tanda tidak tahu. Melihat langsung wajah Dirut itu saja ia tidak pernah.

Tak lama seorang pria yang sudah berumur berjalan masuk dengan istrinya ke ruangan itu.

Pasangan yang sudah berumur tapi masih tampan dan cantik, memberikan senyuman pada para karyawan di devisi tersebut.

Para karyawan pun berdiri di depan meja kerja masing-masing. Untuk menghormati atasan mereka tersebut.

"Terima kasih untuk para karyawan semua, yang telah bekerja keras di perusahaan ini..." Pak Dana berpidato sejenak.

"Kedatangan saya dan istri saya. Untuk mengundang semua karyawan Perdana Group, agar meluangkan sedikit waktu untuk menghadiri pernikahan putra saya." Pak Dana mengundang para karyawannya secara langsung.

"Pada datang ya. Saya dan suami saya menunggu kehadiran kalian semua!" Istri Pak Dana ikut menimpali dengan senyum merekah.

Para karyawan dengan semangat menjawab. Mereka senang diundang langsung oleh atasan mereka.

"Terima kasih semuanya. Saya dan istri harus pergi. Kami mau mengundang karyawan yang lain." Pamit Pak Dana.

Mereka menundukkan kepala saat Pak Dana dan istrinya undur diri.

"Kak... Pak Dana baik banget ya. Jarang ada atasan seperti itu. Padahal sudah mengundang kita secara online. Masih juga menyempatkan mengundang secara langsung." Ucap Eka sangat salut.

"Biar lebih afdol!" Timpal Dara kembali.

"Kak... Kita harus datang. Nanti sore kita beli baju yuk. Kita harus tampil wah di pesta itu. Pesta orang kaya nih!" Eka sangat antusias.

Setelah jam kantor berakhir, Dara dan Eka pergi ke Mall. Eka ingin membeli dress untuk dipakai di pesta pernikahan anaknya pak Dana.

"Kak... ini cocok sama aku, kan?" Eka menunjukkan dress berwarna krim.

"Cocok." Dara mengangguk.

"Nggak cocok, kak!" Eka mengembalikan ke gantungan.

"Kenapa?"

"Harganya nggak cocok. Kita cari yang murah saja yuk!"

Mereka keluar dari butik dress tersebut. Mencari butik dress lain yang harganya miring.

"Kakak nggak beli?" Tanya Eka setelah meninting satu bungkusan berisi dress.

"Nggak, Ka. Masih ada. Pakai yang lama saja."

Eka mengangguk. Ia pun mengambil ponsel di tasnya.

"Kak... kita makan dulu ya." Ajak Eka.

"Sudah mau gelap. Aku makan di rumah saja, Ka." Tolak Dara. Ia harus segera pulang.

Eka tetap memaksa dan menggandeng Dara ke sebuah kafe.

"Eka!" Panggil seorang pria sambil melambaikan tangan.

"Ka..." Dara melihati temannya itu.

"Sudah ayo, kenalan saja dulu!" Eka menggandeng Dara. Ia sudah merencanakan, akan memperkenalkan Dara dengan teman kekasihnya.

"Eka... aku tidak mau!!!" Dara masih menolak.

Eka membawa Dara menghampiri kedua pria yang berada di sana.

"Kenali ini Abi temanku. Dan Ini Dara temannya Eka." Imran memperkenalkan mereka.

Dengan terpaksa Dara berkenalan dengan Abi.

"Eka!!!" Bisik Dara kesal. Eka mendorongnya untuk duduk di samping Abi. Eka sangat senang dengan percomblangan tersebut.

'Cantik juga ini cewek.' Batin Abi melihat wanita di sampingnya.

'Masa sih umurnya 30? Tapi tidak masalah sih. Bisa dipakai nih!'

Pria itu tersenyum manis pada Dara. Dan Dara terpaksa membalas dengan tersenyum tipis.

'Kok merinding aku ya?!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sri

Sri

hati2 bu upik , mulut lemes banget
ntar ketulah kapok

2024-10-19

0

Reeka Rsm

Reeka Rsm

astaga author nya relate banget

2024-09-02

2

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

waduh yg dikenalin k dara PD ga bener nih🤪🤪

2024-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tentang Dara
2 Bab 2 - Perawan Tua
3 Bab 3 - Mak Comblang
4 Bab 4 - Modus Pria
5 Bab 5 - Pengangguran
6 Bab 6 - Awal Bertemu
7 Bab 7 - Merantau
8 Bab 8 - Konsumen
9 Bab 9 - Ancaman
10 Bab 10 - Malik
11 Bab 11 - Ole-Ole
12 Bab 12 - Pulang Kampung
13 Bab 13 - Kenalan Dulu
14 Bab 14 - Penguntit
15 Bab 15 - Calon Istri Orang
16 Bab 16 - Ternyata
17 Bab 17 - Janur Kuning
18 Bab 18 - Hari Pertama
19 Bab 19 - Orang Pintar
20 Bab 20 - Bertemu Kembali
21 Bab 21 - Demam
22 Bab 22 - Cara Berkenalan
23 Bab 23 - Bertemu Dia
24 Bab 24 - Mencari Dara
25 Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26 Bab 26 - Tidak Sabaran
27 Bab 27 - Dua Pria
28 Bab 28 - Mawar Putih
29 Bab 29 - Blokir
30 Bab 30 - Alasannya
31 Bab 31 - Bukan Tipemu
32 Bab 32 - Masih Menunggu
33 Bab 33 - Ingin Kembali
34 Bab 34 - Aku Akan Menikah
35 Bab 35 - Calon Suami
36 Bab 36 - Kesempatan
37 Bab 37 - Kekasih Sebulan
38 Bab 38 - Ratu Pemarah
39 Bab 39 - Semangat Yoan
40 Bab 40 - Ternyata Dia
41 Bab 41 - Menunggu Dara
42 Bab 42 - Tukang Ojek
43 Bab 43 - Menggemaskan
44 Bab 44 - Ditikung
45 Bab 45 - Meminta Restu
46 Bab 46 - Aku Mau
47 Bab 47 - Calon Menantu
48 Bab 48 - Perhatian Yoan
49 Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50 Bab 50 - Gombal
51 Bab 51 - Mas
52 Bab 52 - Niat Baik
53 Bab 53 - Prewed
54 Bab 54 - Keras Kepala
55 Bab 55 - Alasan Yoan
56 Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57 Bab 57 - Bertemu Lagi
58 Bab 58 - Tidak Ingat
59 Bab 59 - Mas Yoan
60 Bab 60 - Fitnah Roni
61 Bab 61 - Aku Mencintaimu
62 Bab 62 - Dara Natasha
63 Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64 Bab 64 - Kartu Undangan
65 Bab 65 - Rasa Manis
66 Bab 66 - Tinggalkan Dara
67 Bab 67 - Lupa Sekitar
68 Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69 Bab 69 - Percaya
70 Bab 70 - Mantan Dara
71 Bab 71 - Meresahkan
72 Bab 72 - Siap Menikah
73 Bab 73 - Keluarga Jauh
74 Bab 74 - Hari H
75 Bab 75 - Sah
76 Bab 76 - Hari Bahagia
77 Bab 77 - Malam Pertama
78 Bab 78 - Sehari Bersamamu
79 Bab 79 - Menghindar
80 Bab 80 - Olahraga Malam
81 Bab 81 - Saran
82 Bab 82 - Dara Hilang
83 Bab 83 - Masa Lalu
84 Bab 84 - Rumah Baru
85 Bab 85 - Kumpul Keluarga
86 Bab 86 - Sakit Perut
87 Bab 87 - Mencintaimu
88 Bab 88 - Jalan-Jalan
89 Bab 89 - Menggali Kembali
90 Bab 90 - Bertemu Maudy
91 Bab 91 - Terbuka
92 Bab 92 - Sudah Berubah
93 Bab 93 - Rasa Cinta
94 Bab 94 - Kelakuan Roni
95 Bab 95 - Mantan Yoan
96 Bab 96 - Teror
97 Bab 97 - Ketakutan Dara
98 Bab 98 - Perihal Jeri
99 Bab 99 - Anak Siapa?
100 Bab 100 - Jujur
101 Bab 101 - Perselingkuhan
102 Bab 102 - Masa Lalu
103 Bab 103 - Masa Lalu 2
104 Bab 104 - Masa Lalu 3
105 Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106 Bab 106 - Berdamai
107 Bab 107 - Mengecek
108 Bab 108 - Hamil
109 Bab 109 - Mundur
110 Bab 110 - Papa
111 Bab111 - Kelakuan Yoan
112 Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113 Bab 113 - Kencan Bertiga
114 Bab 114 - Demi Putriku
115 Bab 115 - Bahagia
116 PROMO
117 Promo
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 - Tentang Dara
2
Bab 2 - Perawan Tua
3
Bab 3 - Mak Comblang
4
Bab 4 - Modus Pria
5
Bab 5 - Pengangguran
6
Bab 6 - Awal Bertemu
7
Bab 7 - Merantau
8
Bab 8 - Konsumen
9
Bab 9 - Ancaman
10
Bab 10 - Malik
11
Bab 11 - Ole-Ole
12
Bab 12 - Pulang Kampung
13
Bab 13 - Kenalan Dulu
14
Bab 14 - Penguntit
15
Bab 15 - Calon Istri Orang
16
Bab 16 - Ternyata
17
Bab 17 - Janur Kuning
18
Bab 18 - Hari Pertama
19
Bab 19 - Orang Pintar
20
Bab 20 - Bertemu Kembali
21
Bab 21 - Demam
22
Bab 22 - Cara Berkenalan
23
Bab 23 - Bertemu Dia
24
Bab 24 - Mencari Dara
25
Bab 25 - Ayo Kita Menikah
26
Bab 26 - Tidak Sabaran
27
Bab 27 - Dua Pria
28
Bab 28 - Mawar Putih
29
Bab 29 - Blokir
30
Bab 30 - Alasannya
31
Bab 31 - Bukan Tipemu
32
Bab 32 - Masih Menunggu
33
Bab 33 - Ingin Kembali
34
Bab 34 - Aku Akan Menikah
35
Bab 35 - Calon Suami
36
Bab 36 - Kesempatan
37
Bab 37 - Kekasih Sebulan
38
Bab 38 - Ratu Pemarah
39
Bab 39 - Semangat Yoan
40
Bab 40 - Ternyata Dia
41
Bab 41 - Menunggu Dara
42
Bab 42 - Tukang Ojek
43
Bab 43 - Menggemaskan
44
Bab 44 - Ditikung
45
Bab 45 - Meminta Restu
46
Bab 46 - Aku Mau
47
Bab 47 - Calon Menantu
48
Bab 48 - Perhatian Yoan
49
Ban 49 - Bertemu Calon Mertua
50
Bab 50 - Gombal
51
Bab 51 - Mas
52
Bab 52 - Niat Baik
53
Bab 53 - Prewed
54
Bab 54 - Keras Kepala
55
Bab 55 - Alasan Yoan
56
Bab 56 - Tidak Tahu Tentangnya
57
Bab 57 - Bertemu Lagi
58
Bab 58 - Tidak Ingat
59
Bab 59 - Mas Yoan
60
Bab 60 - Fitnah Roni
61
Bab 61 - Aku Mencintaimu
62
Bab 62 - Dara Natasha
63
Bab 63 - Yoan Perdana Putra
64
Bab 64 - Kartu Undangan
65
Bab 65 - Rasa Manis
66
Bab 66 - Tinggalkan Dara
67
Bab 67 - Lupa Sekitar
68
Bab 68 - Ke Toko Sepatu
69
Bab 69 - Percaya
70
Bab 70 - Mantan Dara
71
Bab 71 - Meresahkan
72
Bab 72 - Siap Menikah
73
Bab 73 - Keluarga Jauh
74
Bab 74 - Hari H
75
Bab 75 - Sah
76
Bab 76 - Hari Bahagia
77
Bab 77 - Malam Pertama
78
Bab 78 - Sehari Bersamamu
79
Bab 79 - Menghindar
80
Bab 80 - Olahraga Malam
81
Bab 81 - Saran
82
Bab 82 - Dara Hilang
83
Bab 83 - Masa Lalu
84
Bab 84 - Rumah Baru
85
Bab 85 - Kumpul Keluarga
86
Bab 86 - Sakit Perut
87
Bab 87 - Mencintaimu
88
Bab 88 - Jalan-Jalan
89
Bab 89 - Menggali Kembali
90
Bab 90 - Bertemu Maudy
91
Bab 91 - Terbuka
92
Bab 92 - Sudah Berubah
93
Bab 93 - Rasa Cinta
94
Bab 94 - Kelakuan Roni
95
Bab 95 - Mantan Yoan
96
Bab 96 - Teror
97
Bab 97 - Ketakutan Dara
98
Bab 98 - Perihal Jeri
99
Bab 99 - Anak Siapa?
100
Bab 100 - Jujur
101
Bab 101 - Perselingkuhan
102
Bab 102 - Masa Lalu
103
Bab 103 - Masa Lalu 2
104
Bab 104 - Masa Lalu 3
105
Bab 105 - Hanya Masa Lalu
106
Bab 106 - Berdamai
107
Bab 107 - Mengecek
108
Bab 108 - Hamil
109
Bab 109 - Mundur
110
Bab 110 - Papa
111
Bab111 - Kelakuan Yoan
112
Bab 112 - Ke Kantor Yoan
113
Bab 113 - Kencan Bertiga
114
Bab 114 - Demi Putriku
115
Bab 115 - Bahagia
116
PROMO
117
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!