Hari yang ditunggu-tunggu oleh murid kelas 11 dan OSIS pun akhirnya tiba. Acara camping rutin tahunan yang diadakan untuk kelas 11 pun akhirnya tiba, mereka kini tengah sibuk menyiapkan keberangkatan mereka. Anak OSIS tak berhentinya berlalu lalang mengurus segala macam yang diperlukan. Mengingat ini adalah tugas terakhir untuk OSIS kelas dua belas, jadi mereka menyiapkan semuanya dengan baik sebelum acara pemilihan osis baru dua minggu lagi dan acara pelengseran OSIS satu bulan lagi.
Queena bersama sahabat nya kini tengah bercanda sambil menunggu bus yang akan mereka tumpangi datang. Queena dengan koper berwarna pink yang dibawanya, wanita selalu saja begitu pergi hanya tiga hari saja yang dibawa seperti sudah mau pindahan mungkin tradisi ini sudah turun temurun.
Kemarin setelah ayahnya menyiapkan koper nya yang berukuran sedang, Queena kembali mengecek bawaannya. Namun merasa ada yang kurang akhirnya ia mengganti kopen dan menambahkan beberapa potong baju.
"Ini kenapa bus nya lama banget sih datengnya?" gerutu Queena sambil mengerucutkan bibirnya merasa bosan menunggu bus yang tak kunjung datang.
Tangan gadis tersebut memegang kipas mini karena merasa gerah terlalu lama menunggu di luar dengan udara yang kini terasa cukup panas. Queena padahal kini hanya menggunakan kaos juga celana di atas lutut dengan topi yang membalut kepalanya. Namun menambah kesan cantik pada gadis tersebut.
"Tau nih lama banget gak ada kepastian gini, udah kayak Queena yang ngejar-ngejar Arsen padahal gak ada kepastian," ucap Calya sambil mengejek Queena yang sekarang memelototkan matanya merasa kesal mendengar ucapan sahabatnya yang satu itu.
Sedangkan kedua sahabatnya kini sudah tertawa mendengar ucapan Calya yang tengah membully Queena. Mengerjai Queena memang seperti sudah hobi mereka. Apa lagi dengan ekspresi Queena yang terasa begitu menggemaskan saat sedang cemberut seperti itu. Membuat mereka gemas sendiri karena nya.
"Kalo ngomong emang ya tuh mulut gak ada filter," sungut Queena dengan kesal pada Calya yang sudah terkekeh geli melihat Queena yang kesal.
"Gue gak ikutan ya, tenang Queen filter mulut gue masih berfungsi dengan baik," kila Kina namun ia malah masih saja ikut tertawa. Mulutnya saja yang tak ikut menghina Queena dengan kata-katanya namun malah ikut untuk mentertawakan Queena.
"Iya udah, filter mulut Kina emang masih ada sedikit hunian syurga kalo filter mulut Calya kan udah hunian neraka," ucap Queena yang mampu membuat Kina semakin terkekeh dan Calya memelototkan matanya dengan kesal mendengar ucapan Queena.
Memang jika sudah berkumpul begini tak ada yang benar dari ketiga sahabat itu, saling menghina sebagai candaan satu sama lain. Tak ambil hati akan hinaan itu, itu lah yang membuat persahabatan mereka berjalan dengan baik selama enam tahun ini.
Percakapan mereka terhenti mendengar teriakan yang memanggil mereka. Menginterupsi mereka untuk mengalihkan atensinya.
"Itu tiga orang di pojok jadi ikut camping gak? Kalo engga kita tinggal," ucap salah satu laki-laki yang sepertinya anggota OSIS terlihat dari almamater yang digunakan.
Tak ada bedanya saat MOS ataupun sekarang. Para OSIS memang sepertinya selalu bersikap galak dan Queena tak menyukai mereka. Namun tentu Arsen beserta temannya merupakan pengecualian. Karena ia menyukai Arsen, dan teman-teman Arsen yang memang baik-baik.
"Eh iya bentar," ucap mereka dan segera berjalan menuju bus yang ternyata sudah datang. Terlalu asik berbicara hingga mereka tak menyadari jika ternyata bus yang mereka tunggu ternyata sudah datang. Tak ingin membuat para OSIS galak itu semakin marah akhirnya mereka segera menuju ke arah bus tersebut.
Saat mereka memasuki bus ternyata bagian kursi tiga sudah penuh membuat mereka mengerucutkan bibir merasa harus ada salah satu yang terpisah duduk nya. Semua ini karena mereka yang terlalu larut mengobrol hingga tidak mengetahui jika bus sudah datang.
"Yah gimana dong ini? Yang kursi tiga udah penuh," ucap Calya dengan dengusannya.
Mereka bahkan masih berdiri di tengah jalan untuk berpikir di mana mereka akan duduk karena tak ingin untuk berpisah. Namun kursi tiga sudah penuh.
"Em Queena aja deh yang sendiri, tapi kalian di belakang Queena duduk nya," ucap Queena yang langsung mendapatkan anggukan malas dari sahabatnya masih merasa tak rela jika harus ada yang duduk terpisah. Namun karena tak ada solusi lain akhirnya mereka hanya setuju saja.
Mereka mulai duduk di tempat mereka masing-masing dengan Queena yang berada di kursi depan kedua sahabat nya. Tidak seperti kedua sahabat nya yang duduk dengan tenang, Queena malah berlutut di kursi sambil melihat kearah sahabat nya dengan cengirannya.
"Lo kagak cepek gitu mulu?" tanya Kina sambil menggeleng melihat sahabatnya yang kini malah seperti anak kecil itu.
Tingkah Queena memang ada-ada saja. Ia bahkan kini duduk menghadap belakang demi bisa tetap bisa untuk mengobrol dengan nyaman bersama dengan sahabatnya.
"Ya abisnya kita pisah, kalo gini kan kita masih bisa ngobrol sambil tatap tatapan," ucap Queena dengan cengiran nya menampilkan deretan gigi putihnya, sahabatnya hanya menggeleng mendengar ucapan Queena.
Mereka tak perlu lagi heran karena Queena memang aneh bin ajaib. Begitu polos dan selalu bisa membuat mereka gemas dengan tingkah gadis tersebut. Meskipun banyak yang mengatakan jika Queena hanya perempuan murahan yang selalu mengganggu Arsen namun bagi sahabat mereka, Queena adalah gadis naif yang baru mengenal cinta dan langsung ingin mendapatkan orang yang ia cintai.
"Semuanya duduk dengan tenang dan rapi," ucap salah satu anggota osis dengan pengeras suara yang dibawanya, semua duduk dengan tenang kecuali Queena tentunya yang masih saja duduk menghadap ke belakang dengan kakinya yang sudah ia lipat. Ia kini sudah duduk dengan begitu nyaman dengan posisinya itu.
"Queena, duduk dulu benerin," saran Calya yang langsung mendapatkan gelengan dari Queena. Calya menghela nafasnya sambil menggeleng kan kepalanya. Hingga dapat ia lihat osis yang tadi membawa pengeras suara itu sudah berjalan mendekat ke arah mereka untuk memeriksa semua siswa yang ikut sambil mengabsen.
"Queena, kamu bisa duduk dengan benar?" tanya anggota osis itu, yang membuat Queena menoleh sambil memberengut namun tak urung ia juga duduk dengan benar. Namun, tak beberapa lama seorang laki-laki duduk di samping Queena. Queena melihat ke arah laki-laki tampan di sampingnya itu dengan menaikkan sebelah alisnya bingung. Sepertinya mereka berbeda jurusan karena Queena belum pernah melihat laki-laki itu sebelumnya.
"Hai, gue boleh duduk di sini?" tanya laki-laki itu dengan senyumannya, namun baru saja Queena akan menjawab, ucapannya terhenti dengan suara yang lebih dulu menyela pembicaraan mereka.
"Nggak, pindah," ucap seorang laki-laki yang langsung membuat laki-laki yang tadi duduk di samping Queena pergi tergantikan dengan laki-laki yang menyela ucapan Queena.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments