"Permisi Pak, ada apa ya manggil Queena?" tanya Queena dengan kerutan di dahinya.
"Duduk dulu Queen," ucap Pak Asrul kepala sekolah Queena yang langsung di turuti oleh Queena yang duduk di hadapan Pak Asrul.
"Jadi begini, Pak Carol meminta saya untuk mencarikan murid terpintar di sekolah ini untuk menjadi guru privat kamu," ucap Pak Asrul menjelaskan tujuannya memanggil gadis tersebut, yang membuat Queena mendengus jengkel. Daddy nya itu ada-ada saja jika beginikan nanti bisa malu Queena karena ketahuan bodoh walau hanya dalam soal hitungan.
"Ihh Pak, Queena gak mau," ucap Queena merengek pada Pak Asrul.
"Tapi Queena.... " ucapan Pak Asrul terhenti saat seorang mengetuk pintu ruangannya. Setelahnya Pak Asrul mempersilahkan orang tersebut untuk masuk, hingga terdengar suara pintu dibuka namun Queena yang sudah kesal tidak memperdulikan lagi siapa yang masuk.
Bahkan kini ia tengah membuat rencana untuk memberi perhitungan pada ayahnya itu karena ide yang dikeluarkan oleh ayahnya itu. Padahal di rumah ia bisa belajar dengan kakaknya namun kini ayahnya malah meminta nya untuk mendapatkan guru privatnya sendiri.
"Nah Queena ini yang nanti akan menjadi guru privat kamu," ucap Pak Asrul yang membuat Queena membalikkan badannya dengan malas guna melihat siapa yang akan menjadi guru privat nya.
Saat Queena melihat siapa orang itu, senyuman Queena langsung mengembang sempurna dan kini kembali menatap Pak Asrul.
"Queena mau Pak kalo kak Arsen yang jadi guru privat Queena," ucap Queena cepat yang terlihat begitu bersemangat dengan senyumannya yang mengembang sempurna, Pak Asrul menatap bingung pada Queena, sedangkan Arsen sudah mendengus kesal karena mulai hari ini Arsen harus siap hidupnya yang sudah berantakan akibat Queena yang selalu mengganggunya kini harus bertambah hancur karena kehadiran Queena yang akan menjadi muridnya.
Jika saja ia bisa menolak mungkin ia akan melakukannya. Namun demi menjaga image baik nya selama di sekolah akhirnya mau tak mau ia menerima tawaran dari kepala sekolah yang secara khusus meminta agar dia menjadi guru privat dari anak pemilik yayasan.
"Ya sudah hanya itu yang akan saya bicarakan, kalian boleh pergi," ucap Pak Asrul pada kedua muridnya itu. Walau ia masih bingung namun ia memilih untuk mengakhirinya karena tak ingin mencampuri urusan kedua remaja di depannya itu.
"Permisi Pak, makasih juga," ucap Queena dengan senyumannya yang masih belum luntur dari wajah cantiknya.
"Iya, kamu belajar yang rajin," pesan Pak Asrul pada Queena yang langsung mendapatkan anggukan semangat dari gadis yang kini sudah menggandeng tangan Arsen.
Pak Asrul hanya bisa menggeleng melihat tingkah Queena, ia kira gosip yang beredar tentang Queena yang suka mengejar-ngejar Arsen adalah gosip semata namun nyatanya semua itu benar adanya. Bahkan kini ia bisa melihatnya sendiri bagaimana murid nya yang satu itu begitu menunjukkan ketertarikannya pada Arsen.
Diluar ruangan kini Queena terus saja menggandeng tangan Arsen dengan manja yang langsung dihempaskan oleh Arsen.
"Besok pulang sekolah di perpus," ucap Arsen singkat dan langsung pergi meninggalkan Queena yang masih menatap nya dengan senyumannya yang tak luntur. Ia sungguh bersyukur karena Arsen yang menjadi guru privat nya, sepertinya setelah ini ia juga harus berterimakasih pada Daddy nya.
Rencananya untuk membuat perhitungan pada ayahnya itu sekarang berubah sebagai rencana untuk berterima kasih pada ayahnya karena memberikan Arsen sebagai guru privat nya.
***
Tak seperti hari-hari sebelumnya, jika sepulang sekolah Queena akan menghampiri Arsen lebih dulu kini tidak. Gadis tersebut malah berlari dengan begitu cepat menuju gerbang sekolah nya karena ia ingin segera pulang dan menemui ayahnya untuk mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan rasa senangnya. Di saat sedang seperti ini memang Queena selalu berbagi kebahagiaannya itu pada ayahnya. Dalam segala situasi memang ayahnya itu selalu bisa untuk Queena andal kan.
Saat melewati parkiran sekolah, Queena dapat melihat Arsen yang kini tengah berkumpul bersama teman-temannya yang lain di depan parkiran sambil bercengkrama dan bercanda bersama. Melihat hal itu Queena menghentikan langkah nya.
Panca yang menyadari keberadaan Queena segera menyenggol Arsen dan mengisyaratkan pada sahabatnya itu untuk menoleh ke arah yang ia lihat. Hingga Queena dapat melihat wajah datar Arsen yang kini tengah menatapnya tak bersahabat.
“Kak Arsen, Queena lagi buru-buru jadi gak bisa ganggu kakak dulu. Kakak pulang nya hati-hati ya. Dadah Kak,” ucap Queena sambil melambaikan tangannya lalu segera pergi dari sana. Dan tentu saja hal tersebut membuat banyak tanda tanya yang kini memenuhi otak orang yang melihatnya.
Bahkan Arsen sendiri kini menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah Queena yang tak seperti biasanya.
“Tumben banget tuh cewek. Biasanya dalam segala kondisi tetep nyempetin diri ganggu lo Ar,” ucap Panca dengan kekehannya yang membuat Arsen mengedikkan bahunya dan memilih untuk mengabaikannya walau tak berbeda jauh dari Panca jika sebenarnya kini ia juga sedikit penasaran.
“Udah bosen kali ganggu Arsan. Dan dapat cowok baru,” ucap Edsel dengan kekehannya yang kini hanya membuat wajah datar Arsen semakin datar.
“Berisik banget,” sarkas Arsen yang setelahnya segera pergi dari sana meninggalkan sahabatnya itu dan menuju ke arah parkiran tempat motornya berada.
Sahabat Arsen kini bahkan di buat kebingungan dengan sikap laki-laki tersebut.
“Kenapa tuh anak?” tanya Panca menaikkan sebelah alisnya bingung sambil melihat ke arah Arsen yang kini sudah berada di atas motornya sambil memakai helm fullface miliknya.
“Cemburu kali,” ucap Edsel acuh sambil mengedikkan bahunya yang kini malah langsung mengundang tawa dari Panca.
“Lawak lo. Modelan kayak Arsen cemburu. Apa lagi sama Queena? Enek iya, dia mah kalau liat Queena,” ucap Panca sambil menoyor kepala sahabatnya itu.
Lalu mengikuti Arsen yang sudah melajukan motornya, Kini Panca berjalan ke arah motronya dan memakai helm nya meninggal kan Edsel yang kini mengelus puncak kepalanya yang terasa begitu sakit akibat dari toyoran sahabatnya itu.
“Siapa yang tahu kali? Namanya juga hati manusia. Lagian siapa yang bisa menolak cewek cantik modelan Queena?” tanya Edsel sinis dan berdecih kesal lalu ia segera menuju ke arah motornya berada dan setelahnya menyusul teman-temannya yang lain.
Di sisi lain kini Queena di dalam mobilnya tak ada hentinya tersenyum dengan begitu cerahnya. Hingga saat ia lewat di toko kue. Ia meminta sopirnya itu berhenti karena ia ingin membeli kue untuk ayahnya itu. Sesekali ayah nya yang kurang manis karena tak pernah tersenyum itu, harus di kasih yang manis-manis biar gak pahit aja wajah nya.
“Daddy suka rasa apa ya? Daddy sih gak pernah ngasih tau atau ngajak Queena makan kue gini kan jadinya Queena gak tau Daddy suka rasa apa,” dengus gadis tersebut sambil mengelilingi toko kue tersebut.
“Macca aja kali ya, Queena kan suka matcha. Pasti Daddy juga suka apa yang Queena suka,” ucap gadis tersebut dengan senyumannya yang setelahnya langsung mengambil kue rasa matcha lalu segera membawanya pada kasir untuk ia bayar.
Senyuman gadis tersebut terus saja mengambang. Rasanya ia tak pernah lelah untuk terus tersenyum.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments