Gadis Manja

Seorang gadis cantik berjalan ke arah ruang makan dengan senyumannya yang mengembang sempurna di wajah cantiknya. Gadis yang selalu membawa energi positif bagi orang di sekitarnya kecuali pada Arsen tentunya, gadis tersebut memang begitu murah senyum. Hingga sulit rasanya untuk melepaskan senyuman di wajah gadis tersebut.

Saat ia sampai di ruang makan, ternyata disana sudah terlihat orangtua dan kakaknya yang sedang makan bersama. Queena memang memiliki seorang kakak perempuan yang jarak usianya hanya berjarak satu hari saja darinya. Tidak, mereka bukan kembar namun memang memiliki jarak umur yang begitu dekat.

"Morning all," sapa gadis itu dengan ceria. Dan segera duduk di sebelah kanan Daddy nya yang duduk di kepala meja. Suasana ruang makan yang awalnya begitu tegang dan dingin itu langsung berubah menjadi cerah kembali setelah hanya ada warna suram sedari tadi di meja makan.

"Morning juga sayang," sapa orang tuanya kompak dengan senyuman yang menghiasi wajah mereka.

"Morning Queena," sapa kakaknya sambil tersenyum. Kakaknya itu ini duduk di samping ibunya dan menikmati makanannya.

"Kamu mau selai apa sayang?" tanya Dhisi- sang Mama menawarkan. Queena terdiam sejenak, berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari ibunya itu.

"Ehm, coklat aja deh mah," jawab Queena yang mendapat anggukan dari Mamanya dan dengan segera sang mama memberikan sarapan untuk anaknya itu sesuai yang Queena inginkan.

Kini gadis tersebut mulai menikmati sarapannya. Sedangkan Dhisi kini menuangkan susu untuk Queena. Tak ada pembicaraan lain di meja makan tersebut. Karena baru akan bersuara jika Queena yang akan berbicara. Hubungan keluarganya memang tidak sebaik itu. Meskipun keluarganya begitu baik pada Queena namun mereka seolah hanya memperdulikan Queena dalam hubungan keluarga tersebut.

"Dad, Queena bawa mobil sendiri aja ya Dad," pinta Queena pada Daddy nya yang sedari tadi hanya diam. Daddy nya memang selalu begitu, sangat irit berbicara. Sikap laki-laki yang menjadi kepala rumah tangga itu memang begitu dingin dan menakutkan. Namun berbeda jika bersama dengan putri bungsunya itu. Sikap laki-laki tersebut akan begitu berubah.

"Gak sayang, kamu tetep Daddy yang anter jemput," ucap Carol- ayah Queena final. Seolah tak menerima penolakan. Queena yang mendengarnya mengerucutkan bibirnya. Ayahnya itu memang begitu tegas dan protektif pada nya hingga terkadang ia iri pada kakaknya yang seolah memiliki kebebasan padahal umur mereka sama saja dan hanya berjarak beberapa bulan.

"Ihh Daddy, kak Dewi juga gak papa bawa mobil sendiri kenapa aku gak dibolehin sih?" tanya Queena dengan mengerucutkan bibirnya kesal dengan sikap Daddy nya yang sangat protective padanya berbeda dengan sikapnya pada kakak Queena yang biasa saja.

"Daddy bilang engga, ya engga Queen." tegas Carol yang membuat Queena kesal. Tak ada yang dapat membantu Queena, mereka semua terlalu takut pada Carol hingga mereka tidak dapat membantu Queena untuk bernegosiasi dengan Carol.

"Ya udah Queen bareng kak Dewi aja," ucap Queena mencoba keberuntungan lain. Setidaknya ia tak perlu mendapatkan sikap protektif papanya. Dan saat pulang sekolah ia bisa memiliki alasan untuk pulang bersama dengan Arsen.

"No, ayo cepet makannya nanti kamu terlambat," ucap Carol yang sudah selesai dengan makanannya. Queena mengerucutkan bibirnya kesal lalu bersalaman pada Dhisi yang di balas kecupan di pipi Queena.

"Aku berangkat," ucap Carol datar berpamitan pada istri juga anak pertamanya. Dhisi mengambil tangan Carol untuk di cium setelahnya Dewi juga melakukan hal yang sama.

Carol merangkul pundak Queena membawa anak gadisnya itu untuk berjalan keluar rumah.

"Mamah, kakak, aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum," teriak Queena sebelum jauh dari ruang makan. Dhisi hanya menatap kepergian suami dan anaknya dengan senyuman yang sulit diartikan begitupun dia Dewi. Jika Queena berkata iri pada Dewi maka begitu pula dengan Dewi yang merasa iri dengan perlakuan ayah mereka yang begitu berbeda pada adiknya itu.

***

"Dad, nanti jangan telat ya jemputnya aku capek tau nunggu lama. Dan jangan lupa beli bunga Lily putih kesukaan mommy, Daddy udah janji mau ajak aku kerumah Mommy," ucap Queena mengingatkan Daddy nya itu. Carol tersenyum melihat tingkah bawel anaknya itu sangat mirip dengan ibu gadis kecilnya itu.

"Iya sayang, daddy gak akan lupa. Udah sana masuk," ucap Carol setelah mereka sampai di depan gerbang SMA Bumantara. Queena mencium tangan Carol lalu berganti Carol yang mengecup singkat kening anaknya itu.

"Inget ya jangan nakal, belajar yang bener," ujar Carol sambil mengelus puncak kepala Queena sayang.

Queena segera turun dari mobil sang Daddy dan langsung berjalan memasuki area sekolah dan berjalan ke arah kelasnya sampai matanya menatap laki-laki dengan jaket hoodie berwarna putih, rambut disisir rapi, dan pakaian rapi, serta headset yang bertengger di telinganya. Kedua tangan laki-laki itu dimasukkan kedalam celana abu-abunya.

Queena segera berlari mengejar laki-laki itu setelah berada di samping laki-laki tersebut, Queena segera menarik headsetnya membuat laki-laki itu menoleh ke arah Queena dengan tatapan datarnya, merasa kesal dengan Queena yang selalu saja mengganggunya.

"Hai kak Arsen," sapa Queena dengan cerianya. Namun, laki-laki yang tak lain adalah Arsen itu hanya bergeming malas meladeni gadis manja di sampingnya itu.

"Kak Arsen gak boleh sombong tau kalau ada yang nyapa itu dijawab, jangan kayak Daddy nya Queena udah datar, dingin, irit bicara terus kerjaannya cuma kerja doang," ucap Queena kesal mengingat sikap Daddy nya itu. Arsen yang malas mendengarkan celotehan tidak jelas dari gadis di sampingnya itu mempercepat jalannya begitupun dengan Queena yang juga mengikuti langkah lebar dari Arsen namun karena tali sepatunya yang terlepas Queena malah terjatuh.

"Huaaa Kak Arsen," teriak Queena dengan matanya yang berkaca-kaca karena rasa sakit di lututnya yang sudah berdarah. Arsen yang masih belum jauh dan mendengar teriakan Queena langsung menoleh ke belakang dan ia sangat terkejut melihat Queena yang sudah terjatuh, dengan cepat Arsen berjalan ke arah Queena dan berdecak kesal saat gadis itu yang mulai berkaca-kaca.

Meskipun Arsen ingin tak memperdulikannya. Namun hati nuraninya merasa tak tega melihat gadis tersebut, akhirnya ia harus membantunya juga. Bagaimana Arsen masih memiliki hati nurani pada perempuan tersebut.

"Lo tuh udah gede bisa kan gak usah cengeng? Ck manja banget sih," ucap Arsen dan langsung menggendong Queena seperti karung beras. Queena sudah berharap Arsen menggendongnya ala bridal style namun kenyataan berkata lain, laki-laki itu malah menggendong Queena seperti karung beras.

"Kak Arsen kalau gendong itu yang ala bridal style dong masak kayak karung beras gini," protes Queena sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Diem atau turun?" ancam Arsen yang membuat Queena terdiam.

Ia pikir tidak apa lah digendong seperti karung beras yang penting di gendong Arsen. Dan sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian para penghuni sekolah saat melihat King SMA Bumantara menggendong Queena seperti membawa karung beras.

Namun tanpa gadis tersebut tahu kini Arsen menutupi paha mulus Queena dengan jaket nya agar tidak membuat para laki-laki bisa menatap paha mulus Queena dengan seenaknya dan menjadikan paha mulus gadis tersebut sebagai tontonan gratis dan ajang fantasi gila nya.

Saat sampai di UKS Arsen langsung mendudukkan Queena di ranjang UKS dan mulai mengobati lutut Queena. Arsen hanya dian selama mengobati luka Queena. Karena tak ada petugas UKS terpaksa ia lah yang harus mengobati luka di lutut gadis tersebut.

"Kalau kak Arsen baik gini, aku jadi rela deh tiap hari jatuh terus," ucap Queena dengan senyumannya. Tatapan gadis tersebut terus terarah pada Arsen yang tengah mengobati lukanya dengan begitu lembut, bahkan karena terlalu fokus menatap Arsen, gadis tersebut tak menyadari rasa sakit di lututnya.

"Ck bacot," ucap Arsen datar dan setelah selesai membersihkan dan mengobati luka Queena, Arsen langsung pergi meninggalkan Queena tapi sebelum pergi laki-laki itu berkata.

"Balik ke kelas kalau udah bisa jalan, jangan coba-coba untuk bolos,” lanjut Arsen memberikan peringatan pada gadis tersebut yang kini hanya mengangguk sambil tersebut.

“Kakak gak mau anter aku sekalian ke kelas dan mastiin kalau aku gak bolos?” tanya Queena berusaha untuk menggoda Arsen dan mencari kesempatan. Ia jelas tahu jika Arsen tak akan melakukan hal tersebut.

“Mimpi, lo,” ucap Arsen yang setelahnya langsung keluar dari UKS. Queena yang melihat nya hanya tertawa karena baginya Arsen begitu lucu.

***

Terpopuler

Comments

Tri Ulidar

Tri Ulidar

lanjut

2024-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Queena
2 Gadis Manja
3 Dewi
4 Supermarket
5 Masuk Kandang Macan
6 Arsen
7 BadMood
8 Pengganggunya Libur!
9 Berbeda
10 Rindu Mommy
11 Rumah Mommy
12 Terlambat
13 Guru Privat
14 Pulang Bersama
15 Jangan Ganggu Dia!
16 Camping
17 D-Day
18 Hutan
19 Terluka
20 Perbedaan
21 Api Unggun
22 Edsel Nyarik Ribut
23 Posesif?
24 Si Manja
25 Adnan
26 Rasa Bersalah
27 Arsen dan Basket
28 Cafe
29 Cantik
30 Perduli
31 Kakak yang Buruk?
32 Tewasnya Ikan Queena
33 Hanya di Manfaatkan
34 Terungkap
35 Rindu
36 Bahu Arsen
37 Queena Sakit
38 Ingatan Masa Lalu
39 Perhatian Arsen
40 Jalan Bareng Arsen
41 Berbicara Dengan Luka
42 Pilihan Arsen
43 Pawang?
44 Arsen Mode Manja?
45 Pelukan Pertama dan Terakhir
46 Queena Yang Bingung
47 Terkejut
48 Bukan Dia
49 Pilihan Queena
50 Ketegasan Arsen
51 Queena dan Arsen
52 Larangan Bertemu
53 I Love You Queena
54 Harus Memilih
55 Keputusan Akhir Queena
56 Jemputan Pagi
57 Kehebohan sekolah
58 Razia
59 Queena Ngambek
60 Golf
61 Pemilihan Osis
62 Gak Panas Tuh!
63 Dua Pengganggu
64 Ulang Tahun
65 Haruskan Berpisah?
66 Baswara Hanya Akara
67 Haruskah Hancur?
68 Keputusan Akhir
69 Dia Kembali
70 Akan Kah Menjadi Luka
71 Luka Yang Menganga
72 Hanya Rasa Sakit
73 Fakta dan Kebohongan
74 Akhir Yang Sulit
75 Dedemit Alaska
76 Cemburu Kan?
77 Pensi
78 Masih Kecewa
79 Arsen Yang Hancur
80 Akan Jadi Lebih Baik?
81 Ingin Memulai Kembali
82 Kembali Bimbang
83 Akan Berakhir
84 Sebuah Usaha
85 End
86 Ex Part
87 GIVEAWAY!!
88 S2 Rayuan Queena
89 S2 Duda
90 S2 Makan Siang Bersama
91 S2 Cantiknya Arsen
92 S2 Hilang
93 S2 Nasihat Daddy
94 S2 Pengaruh Arsen
95 S2 Tuan Putri
96 S2 Marah
97 S2 Penunggu Kamar Mandi
98 S2 Keras Kepala
99 S2 Manja
100 S2 Hati Yupi
101 S2 Masih Ngambek
102 S2 Bunga
103 S2 Syarat
104 S2 Party
105 S2 Barta
106 S2 Dunia Arsen
107 S2 Time
108 S2 Permintaan
109 S2 Rumah Arsen
110 S2 Calon Mantu
111 S2 Kukis
112 S2 Dewasa
113 S2 Tentang Bisnis
114 S2 Klien
115 S2 Masa Kecil
116 S2 Kejutan
117 S2 Rahasia Arsen
118 S2 Berubah
119 S2 Penjelasan
120 S2 Permintaan Carol
121 S2 Mulai Menerima
122 S2 Bosan
123 S2 Bertemu Melati
124 S2 Gagal?
125 S2 Hukuman
126 S2 Membujuk Queena
127 S2 Cantik
128 S2 Info
129 S2 Ide Gila
130 S2 Nekat
131 S2 Tidak Fokus
132 S2 Kekuatan Queena
133 S2 Permohonan
134 S2 Janji Arsen
135 S2 Dirayakan
136 S2 Ulangtahun Dewi
137 S2 Ulang Tahun Queena
138 S2 Makam Erlinda
139 S2 Nasihat Carol
140 S2 Bahagia Barta
141 S2 Permohonan Maaf
142 S2 Darka
143 S2 Kebaikan Arsen
144 S2 Terungkap
145 S2 Merajuknya Arsen
146 S2 Sarah
147 S2 Kehangan Keluarga
148 S2 Tentang Dewi
149 S2 Queena dan Barta
150 S2 Carol
151 S2 Minta Maaf
152 S2 Bagas
153 S2 Queena Selingkuh
154 S2 Karma?
155 S2 Sebuah Saran
156 S2 Ujian
157 S2 Sibuk dan Kecewa
158 S2 Cerita
159 S2 Alasan
160 S2 Carol Menyebalkan
161 S2 Akankah Jadi Nyata?
162 S2 Lebih Memilih Barta
163 S2 Benar Berakhir
164 S2 Kehilangan
165 S2 Hanya Mimpi?
166 S2 Manja
167 S2 Perubahan Arsen
168 S2 Datang Pagi
169 S2 Belajar Bareng
170 S2 Gombalan Arsen
171 S2 Bagas, Dewi, dan Danau
172 S2 Lulus?
173 S2 Permintaan Bagas juga Queena
174 S2 Tentang Permintaan Queena
175 S2 Dirayakan
176 S2 Pertunangan
177 S2 Aku Juga Ingin Dirayakan
178 S2 Karena Rumah
179 S2 Selalu Dirayakan
180 S2 Pesta Dewi
181 S2 Bali
182 S2 Keindahan Bali
183 S2 Sanur
184 S2 Ian
185 S2 Uluwatu
186 S2 Rencana Berlibur
187 S2 Rencana Liburan
188 S2 Daddy Gaul
189 S2 Selalu Diabaikan
190 S2 Bali Mandara
191 S2 Terlambat
192 S2 Hukuman
193 S2 Cerita
194 S2 Barta
195 S2 Akankah Baik-Baik Saja?
196 S2 Pergi
197 S2 Kembalilah
198 S2 Gala Bunga Matahari?
Episodes

Updated 198 Episodes

1
Queena
2
Gadis Manja
3
Dewi
4
Supermarket
5
Masuk Kandang Macan
6
Arsen
7
BadMood
8
Pengganggunya Libur!
9
Berbeda
10
Rindu Mommy
11
Rumah Mommy
12
Terlambat
13
Guru Privat
14
Pulang Bersama
15
Jangan Ganggu Dia!
16
Camping
17
D-Day
18
Hutan
19
Terluka
20
Perbedaan
21
Api Unggun
22
Edsel Nyarik Ribut
23
Posesif?
24
Si Manja
25
Adnan
26
Rasa Bersalah
27
Arsen dan Basket
28
Cafe
29
Cantik
30
Perduli
31
Kakak yang Buruk?
32
Tewasnya Ikan Queena
33
Hanya di Manfaatkan
34
Terungkap
35
Rindu
36
Bahu Arsen
37
Queena Sakit
38
Ingatan Masa Lalu
39
Perhatian Arsen
40
Jalan Bareng Arsen
41
Berbicara Dengan Luka
42
Pilihan Arsen
43
Pawang?
44
Arsen Mode Manja?
45
Pelukan Pertama dan Terakhir
46
Queena Yang Bingung
47
Terkejut
48
Bukan Dia
49
Pilihan Queena
50
Ketegasan Arsen
51
Queena dan Arsen
52
Larangan Bertemu
53
I Love You Queena
54
Harus Memilih
55
Keputusan Akhir Queena
56
Jemputan Pagi
57
Kehebohan sekolah
58
Razia
59
Queena Ngambek
60
Golf
61
Pemilihan Osis
62
Gak Panas Tuh!
63
Dua Pengganggu
64
Ulang Tahun
65
Haruskan Berpisah?
66
Baswara Hanya Akara
67
Haruskah Hancur?
68
Keputusan Akhir
69
Dia Kembali
70
Akan Kah Menjadi Luka
71
Luka Yang Menganga
72
Hanya Rasa Sakit
73
Fakta dan Kebohongan
74
Akhir Yang Sulit
75
Dedemit Alaska
76
Cemburu Kan?
77
Pensi
78
Masih Kecewa
79
Arsen Yang Hancur
80
Akan Jadi Lebih Baik?
81
Ingin Memulai Kembali
82
Kembali Bimbang
83
Akan Berakhir
84
Sebuah Usaha
85
End
86
Ex Part
87
GIVEAWAY!!
88
S2 Rayuan Queena
89
S2 Duda
90
S2 Makan Siang Bersama
91
S2 Cantiknya Arsen
92
S2 Hilang
93
S2 Nasihat Daddy
94
S2 Pengaruh Arsen
95
S2 Tuan Putri
96
S2 Marah
97
S2 Penunggu Kamar Mandi
98
S2 Keras Kepala
99
S2 Manja
100
S2 Hati Yupi
101
S2 Masih Ngambek
102
S2 Bunga
103
S2 Syarat
104
S2 Party
105
S2 Barta
106
S2 Dunia Arsen
107
S2 Time
108
S2 Permintaan
109
S2 Rumah Arsen
110
S2 Calon Mantu
111
S2 Kukis
112
S2 Dewasa
113
S2 Tentang Bisnis
114
S2 Klien
115
S2 Masa Kecil
116
S2 Kejutan
117
S2 Rahasia Arsen
118
S2 Berubah
119
S2 Penjelasan
120
S2 Permintaan Carol
121
S2 Mulai Menerima
122
S2 Bosan
123
S2 Bertemu Melati
124
S2 Gagal?
125
S2 Hukuman
126
S2 Membujuk Queena
127
S2 Cantik
128
S2 Info
129
S2 Ide Gila
130
S2 Nekat
131
S2 Tidak Fokus
132
S2 Kekuatan Queena
133
S2 Permohonan
134
S2 Janji Arsen
135
S2 Dirayakan
136
S2 Ulangtahun Dewi
137
S2 Ulang Tahun Queena
138
S2 Makam Erlinda
139
S2 Nasihat Carol
140
S2 Bahagia Barta
141
S2 Permohonan Maaf
142
S2 Darka
143
S2 Kebaikan Arsen
144
S2 Terungkap
145
S2 Merajuknya Arsen
146
S2 Sarah
147
S2 Kehangan Keluarga
148
S2 Tentang Dewi
149
S2 Queena dan Barta
150
S2 Carol
151
S2 Minta Maaf
152
S2 Bagas
153
S2 Queena Selingkuh
154
S2 Karma?
155
S2 Sebuah Saran
156
S2 Ujian
157
S2 Sibuk dan Kecewa
158
S2 Cerita
159
S2 Alasan
160
S2 Carol Menyebalkan
161
S2 Akankah Jadi Nyata?
162
S2 Lebih Memilih Barta
163
S2 Benar Berakhir
164
S2 Kehilangan
165
S2 Hanya Mimpi?
166
S2 Manja
167
S2 Perubahan Arsen
168
S2 Datang Pagi
169
S2 Belajar Bareng
170
S2 Gombalan Arsen
171
S2 Bagas, Dewi, dan Danau
172
S2 Lulus?
173
S2 Permintaan Bagas juga Queena
174
S2 Tentang Permintaan Queena
175
S2 Dirayakan
176
S2 Pertunangan
177
S2 Aku Juga Ingin Dirayakan
178
S2 Karena Rumah
179
S2 Selalu Dirayakan
180
S2 Pesta Dewi
181
S2 Bali
182
S2 Keindahan Bali
183
S2 Sanur
184
S2 Ian
185
S2 Uluwatu
186
S2 Rencana Berlibur
187
S2 Rencana Liburan
188
S2 Daddy Gaul
189
S2 Selalu Diabaikan
190
S2 Bali Mandara
191
S2 Terlambat
192
S2 Hukuman
193
S2 Cerita
194
S2 Barta
195
S2 Akankah Baik-Baik Saja?
196
S2 Pergi
197
S2 Kembalilah
198
S2 Gala Bunga Matahari?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!