Keadaan hening menyelimuti mobil yang kini tengah melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan. Mobil yang diisi oleh anak dan ayah itu terlihat begitu hening, sang ayah yang hanya diam fokus menyetir sedangkan anaknya tengah tertidur pulas.
"Queena bangun sayang, kita sudah sampai," ucap Carlo saat mereka sudah sampai di area pemakaman. Ya, mereka adalah Carol dan Queena. Sesuai dengan apa yang mereka rencanakan, sepulang sekolah Queena dijemput oleh ayahnya yang mengajaknya untuk pergi ke kediaman terakhir ibu Queena.
Queena membuka matanya dan langsung menatap ke sekelilingnya yang terlihat sepi, jelas saja sepi namanya juga kuburan bukan pasar.
Carlo merangkul pundak anaknya itu untuk menuju makam yang terdapat di tengah pemakaman. Batu nisan yang bertuliskan "Erlinda Hasyim" Menjadi penjelas bahwa mereka sedang berada di makan seorang wanita.
"Assalamu'alaikum sayang, aku dateng nih bareng anak kita," ucap Carlo sambil meneteskan air matanya, sudah 17 tahun berlalu namun ia masih saja merasa begitu kehilangan sosok istri yang sangat disayanginya itu.
Makan tersebut adalah makan ibu kandung Queena. Wanita yang selalu Queena rindukan kehadirannya. Wanita yang selalu menjadi cinta pertama juga mungkin cinta terakhir untuk Carol. Wanita yang posisinya tak akan bisa untuk digantikan oleh siapapun.
"Assalamu'alaikum mommy, Queena dateng loh, oh iya Daddy juga bawa bunga kesukaan mommy," sapa Queena pada sang Mommy. Ia begitu merindukan Mommy yang belum pernah ia lihat secara langsung itu, karena dari kecil Dhisi yang merawatnya dan menjadi sosok mama nya.
Carol meletakkan bunga yang di bawanya pada makan istri pertama nya itu. Mereka memang sering datang ke makan ibu Queena. Sedari kecil Carol sering mengajak Queena ke makan ibunya itu namun Carol belum memberitahu Queena jika Erlinda adalah ibu gadis tersebut karena Carol belum siap untuk memberitahu anaknya jika sebenarnya ibu nya sudah meninggal.
Queena mengelus batu nisan mommy nya dengan sayang, pikirannya melayang pada kenangan masa lalunya sebelum ia mengetahui tentang Mommy nya.
Flashback on
Queena gadis berumur 6 tahun itu menatap sedih sang mama yang tak lain adalah Dhisi yang kini tengah menangis dengan Dewi yang memeluknya dengan erat.
Queena sudah biasa melihat Daddy nya yang cuek dan dingin pada mamanya bahkan tak jarang Daddy nya itu membentak mamanya. Queena selalu menginginkan keluarga harmonis, meskipun ia tak pernah kekurangan kasih sayang keduanya. Namun ia selalu merasa kasihan melihat Mama nya yang sering menangis karena ayah nya. Dan Queena sangat sedih akan hal itu. Namun Queena belum mengetahui jika sebenarnya wanita yang tengah bersimpuh di bawah brankar rumah sakit yang tengah ia tiduri itu adalah ibu tirinya.
“Jika terjadi sesuatu pada anakku aku tak akan pernah memaafkan kalian,” marah Carol dengan begitu tajamnya.
“Ini salah saya Mas, karena tak bisa menjaga anak-anak saat bermain. Jangan marah pada Dewi Mas,” ucap Dhisi dengan tangisnya karena begitu terdengar miris.
Queena kecil dan Dewi kecil tadi bermain kejar-kejaran namun Dewi malah tak sengaja mendorong Querena hingga Queena tenggelam ke dalam kolam. Queena kecil yang tidak bisa berenang, juga Dewi yang sama tak bisa berenang begitu panik.Dewi langsung memanggil ibunya yang tengah menyiram tanaman. Dengan panik Dewi menghampiri Queena dan menolong anaknya itu namun Queena sudah pingsan saat ia menolong anak tersebut.
“Kau sudah berjanji pada ku untuk menjaga Queena dan menganggap Queena sebagai anak mu sendiri Dewi,” marah Carlo yang saat itu sontak membuat Queena yang sebenarnya sudah sadar terkejut mendengarnya.
Walau usianya masih enam tahun namun Queena jelas mengerti apa yang dikatakan oleh ayahnya itu. Ibu yang selama ini ia anggap sebagai ibu nya sendiri ternyata bukanlah ibu tirinya.
Dan semenjak itu Queena tahu jika Dhisi bukanlah ibu kandungnya. Queena mendesak Carol untuk memberitahunya namun Carol hanya memberitahu Queena siapa ibu kandungnya dan mengatakan jika ibu kandung Queena meninggal saat melahirkan Queena.
Carol tak ingin anaknya itu menganggap dirinya tak memiliki ibu oleh karena itu Carol belum memberitahu Queena tentang ibu kandungnya. Namun Carol hanya memberitahu Queena siapa ibunya tanpa menjelaskan lebih lanjut mengapa Carol membenci Dhisi dan mengetahui lebih banyak tentang keluarganya yang terlihat begitu aneh.
Flashback off
“Queen, apa yang kau pikirkan nak?” tanya ayah Queena saat melihat anaknya itu yang hanya diam menatap kosong pada batu nisan milik ibunya itu.
Queena sampai sekarang merasa begitu penasaran dengan keluarganya sendiri, bagaimana bisa Queena dan Dewi jarak umurnya begitu dekat padahal mereka sama-sama anak kandung ayahnya itu. Queena jadi berpikir jika Ayahnya itu mengkhianati salah satu dari Mama nya atau Mommy nya.
Namun sikap ayahnya pada kedua wanita tersebut bahkan terlihat begitu berbeda dan tak seperti mengkhianati satu sama lain. Queena jadi merasa begitu penasaran. Namun Carol tak pernah memberitahu Queena akan kisah apapun di antara orang taunya itu.
“Queen,” panggil Carol lagi saat tak mendapatkan respon dari anaknya itu.
Queena yang terkejut langsung menoleh ke arah Carol dengan mengedipkan matanya lalu menatap ayahnya itu penuh tanya.
“Di kuburan jangan melamun, nanti kalau ada makhluk halus yang mampir gimana?” tanya Carol menakut-nakuti anaknya itu.
“Daddy ih, bikin Queena takut aja,” kesal Queena yang malah membuat Carol terkekeh mendengar ucapan anaknya itu.
“Lagian melamunin apa sih?” tanya Carol menaikkan sebelah alisnya yang hanya dibalas dengan gelengan oleh Queena.
“Bukan apa-apa kok Dad. Mommy liat deh, Daddy kepoan,” ucap Queena yang mengadu pada ibunya itu.
Carol hanya terkekeh sambil menggeleng mendengarnya. Jika saja istrinya itu ada di antara mereka pasti kini begitu bahagia dengan keluarga kecil mereka.
***
"Habisi orang ini, tapi jangan buat dia mati," ucap laki-laki yang berada di depan anak muda yang ditemui nya itu.
Remaja yang berada di depan laki-laki yang mengeluarkan titahnya itu segera mengambil foto yang disodorkan oleh laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menganggukkan kepalanya setelah melihat foto tersebut.
"Berapa bayaran yang saya dapat?" tanya laki-laki yang masih berumur 18 tahun itu dengan wajah datarnya.
Laki-laki yangs sudah mengetahui tabiat dari remaja tersebut hanya bisa terkekeh mendengar pertanyaan tersebut.
"Berapapun yang kau minta Garda," ucap Laki-laki dengan jas di depannya itu. Yang langsung mendapatkan anggukan dari lawan bicaranya yang bernama Garda.
"Saya pergi," ucap Garda sambil menggunakan topinya dan berjalan menjauh dengan senyuman sinisnya. Bahkan dalam kegelapan dengan pakaian gelap pun laki-laki tersebut masih terlihat tampan dengan aura misterius dan aura membunuhnya. Garda berjalan ke arah kedua temannya yang sudah menunggunya di dalam mobil.
"Gimana?" tanya salah satu laki-laki dengan rambut coklat.
"Kita habisi malam ini," ucap Garda pada kedua temannya yang langsung mendapatkan anggukan dari kedua temannya. Dengan segera Garda dan kedua temannya menuju tempatnya untuk beraksi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Rita Riau
makam kali thor 🤔 salah ketik ya Thor makam jadi makan 🤭😬
2024-06-09
1
Haryani Yuliwulansih
makam
2024-06-04
0