"Gimana Queen?" tanya Calya sambil menahan tawanya karena ia tahu pasti Queena hanya mendapatkan sikap Arsen yang cuek dan dingin. Kini Queena sudah kembali lagi pada sahabatnya setelah mendapatkan penolakan dari Arsen.
"Gak usah ketawain Queena," ucap Queena kesal yang langsung membuat Calya tertawa sedangkan Kina hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu.
Memang di antara mereka bertiga Kina adalah yang paling pendiam dan kalem berbeda dengan Calya yang humoris dan blak-blakan sedangkan Queena? Kalian pasti sudah tahu bagaimana sikap gadis cantik satu itu.
"Queena gak akan nyerah, Queena akan terus memperjuangkan Kak Arsen walau badai menghadang Queena gak akan menyerah," ucap Queena dengan semangat dan begitu hiperbola membuat sahabatnya hanya menggeleng tidak mengerti lagi dengan sikap Queena itu.
“Berlebihan banget,” komentar Kina sambil menggelengkan kepalanya. Queena yang berlebihan memang bukan hal yang baru lagi. Namun tetap saja mereka masih merasa kesal jika terkadang Queena akan begitu berlebihan atau mereka malah ngeri sendiri karena nya.
"Gue doain deh ya," ucap Calya masih tertawa. Queena menganggukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya untuk memberikan semangat pada dirinya sendiri.
"Main kuy nanti," ajak Calya dengan semangat. Saat kini mereka sudah berada kantin tengah menunggu pesanan mereka dibawakan.
"Gak bisa Queena udah janji sama Daddy mau nyamperin Mommy," ucap Queena sambil mengerucutkan bibirnya menyesal karena tidak bisa ikut bersama sahabatnya. Kedua sahabatnya itu memang sudah mengetahui yang sebenarnya tentang Queena juga keluarganya karena Queena pernah menceritakannya pada sahabatnya itu, ia tak ingin ada yang ia sembunyikan dari sahabatnya.
"Ya udah lah gak papa," ucap Kina dengan senyumannya mengerti keadaan dari sahabatnya itu.
***
"Assalamu'alaikum, Queena yang cantik dan Daddy yang ganteng pulang," teriak Queena dengan semangatnya. Dari arah dapur Dhisi berjalan ke arah Queena dengan senyuman manisnya menyambut anak dan suami itu. Carol hanya menatap istrinya itu datar lalu segera pergi dari sana setelah mengecep pucak kepala putrinya sayang.
"Kok baru pulang sayang?" tanya Dhisi kepada Queena yang menyalami tangannya. Meskipun ia begitu terluka melihat sikap suaminya itu namun ia masih saja menampakkan senyumnya dan mau bersikap baik pada Queena terlepas bagaimana sikap suami nya. Ia begitu mencintai Carol, hingga ia masih bertahan di sisi laki-laki tersebut meskipun Carol tampak tak menyukainya.
"Dari Mommy dulu, Ma," ujar Queena dengan senyumannya yang di balas senyuman dan anggukan dari Dhisi, percayalah itu senyuman palsu hatinya juga sakit mendengar ucapan Queena namun ia tahu dan cukup sadar diri untuk kali ini. Melihat bagaimana suaminya yang begitu mencintai ibu Queena dan membencinya jujur saja membuatnya iri. Ibu Queena adalah cinta pertama sekaligus satu-satunya wanita yang laki-laki itu cintainya, dan ia hanya perusak bahagia mereka jadi Dhisi sadar diri untuk tidak mencampuri urusan mereka.
"Ya udah sekarang kamu mandi dulu terus kita makan bareng ya," ucap Dhisi sambil mengusap puncak kepala Queena sayang.
Queena berjalan menuju kamarnya sambil bersenandung ria memasuki kamar luas yang begitu terlihat mewah dan sangat memperjelas bahwa yang memilikinya adalah seorang perempuan. Kasur Queen size dengan bentuk lingkaran dan kepala ranjang seperti mahkota dengan lemari kaca yang penuh boneka, meja rias yang penuh dengan berbagai make up dan alat kecantikan lainnya, meja belajar yang disampingnya terdapat rak buku yang penuh dengan berbagai macam novel dan buku pelajaran, Sofa berwarna pink dengan meja dan tv di depannya, di dekat balkon.
Queena berjalan ke arah kamar mandinya dan mulai membersihkan tubuhnya yang terasa lengket setelah ritual mandinya yang hampir satu jam dan segala keperluan lainnya Queena segera turun menuju ruang makan yang sudah ada Mama, Kakak, dan Daddynya.
"Wah makanannya enak semua," ucap Queena dengan semangat membuat orang yang berada di sana tersenyum melihat tingkah lucu Queena begitupun dengan Carol yang tersenyum sangat tipis. Hanya putrinya saja yang bisa membuat senyuman Carol mengmbang.
"Pa, nanti Dewi mau kerumah temen ya, temen Dewi ada yang ulang tahun," ucap Dewi pada Carol sambil sesekali memakan makanannya. Meminta izin pada sang Ayah. Meskipun Ayahnya begitu dingin padanya dan seolah tak memperdulikannya namun ia tahu masih ada sedikit rasa peduli untuknya dan meminta izin pada ayah nya juga merupakan sebuah kewajiban.
"Jangan pulang malem," ucap Carol datar dan Dewi hanya mengangguk mendengar jawaban Papanya, ia sudah biasa dengan sikap datar dan dingin papanya itu. Padahal ia masih anak kandung laki-laki itu namun ayahnya itu malah seperti begitu membencinya.
"Temen kakak yang mana?" tanya Queena yang sudah mulai kepo sambil menyuapkan makanannya.
"Temen SMP kakak," jawab Dewi yang mendapat anggukan dari Queena setelahnya gadis itu kembali memakan makanannya dengan lahap.
“Pelan-pelan Queen,” ucap Carol melihat cara anaknya itu makan yang begitu lahap dan cepat. Mendengar ucapan ayahnya itu Queena hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya. Carlo hanya menggeleng melihat nya.
"Dad, nanti Queena mau ke minimarket depan ya," ijin Queena pada sang Daddy. Ada barang yang harus ia beli untuk tugas sekolah yang lupa ia beli saat pulang sekolah.
"Engga, udah malam Queen," tolak Carol sambil mengelap mulutnya karena ia sudah selesai makan lalu meneguk minumannya hingga tandas.
"Daddy cuma ke depan aja kok, kak Dewi aja di bolehin masak aku enggak. Lagian tuh ada barang yang harus dibawa besok cuma lupa aku beli," ucap Queena sambil memberengut kesal karena Carol sangat protektif pada nya sedangkan pada Dewi ia tidak seperti itu.
"Ok, tapi di anter mang Dede," ucap Carol yang mendapat anggukan dari Queena.
Queena tidak pernah kemanapun sendiri pasti ada saja orang suruhan Daddynya yang mengikutinya entah itu supir, Daddy nya sendiri ataupun bodyguard suruhan Daddy nya. Tak jarang Queena juga merasa risih dengan sikap Daddy nya yang sangat protektif menjaga nya tapi ia tahu Daddy nya sangat menyayanginya.
***
Sesuai yang telah direncanakan oleh Queena. Kini gadis tersebut tengah berada di supermarket untuk membeli keperluan yang harus ia beli. Di belakangnya sang sopir kini ikut masuk dan membawakan belanjaan milik gadis tersebut.
Setelah membeli keperluannya akhirnya Queena memilih untuk membeli makanan ringan terlebih dulu. Gadis tersebut mengambil permen lolipop lalu memasukkannya kedalam keranjang belanjaannya, namun Mang Dede malah mengambilnya dan meletakkannya kembali ke tempatnya yang membuat gadis tersebut kini mengerucutkan bibirnya kesal.
“Gak boleh Non. Nanti kalau Tuan tahu saya yang kena marah,” ucap Mang Dede dengan lembut yang membuat gadis tersebut mengerucutkan bibirnya kesal. Meskipun tak ada ayahnya tetap saja laki-laki itu akan memerintahkan bawahannya untuk menjaga Queena. Akhirnya mereka memutuskan untuk membayar belanjaannya saja dan segera pulang, masih dengan Queena yang kesal karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
Queen baru saja keluar dari supermarket ketika pandangannya mengarah pada laki-laki yang berada di seberang jalan yang sedang menghentikan motornya dan terlihat sedang menelpon, Queena seperti mengenal laki-laki tersebut hingga senyumannya mengembang dengan sempurna setelah mengetahui siapa laki-laki tersebut.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Tri Ulidar
pasti si arsen y Thor
2024-06-03
0