Eps 16

Pagi ini kakak dari selir Ning diseret ke aula pengadilan kerajaan untuk di periksa oleh kepala pengadilan istana negara Qin.

Kepala pengadilan beserta petugas dari pengadilan yang lainpun sudah siap, para pengawal yang akan memberikan pukulan kepada kakak selir Ning saat dia tidak mau menjawab dengan benar juga sudah siap dengan pecutnya.

Saat ini kakak selir Ning tengah berlutut didepan kepala pengadilan dan para petugas lainnya. Tangannya terikat dan kakinya di pasang rantai yang besar.

"Tuan Xi, kau dituduh melakukan kejahatan didalam istana. Kau sengaja meletakkan perangkap yang beracun agar yang mulia permaisuri Yan terkena perangkap itu dan keracunan." Ucap kepala pengadilan kepada kakak selir Ning.

Kakak selir Ning diam mendengar perkataan kepala pengadilan.

"Katakan, siapa yang memerintahkan mu untuk melakukan itu, tuan Xi?" Ucap kepala pengadilan lagi.

Semua orang menatap kearah tuan Xi yang berlutut diatas lantai.

Tuan Xi diam, dia tidak berniat untuk mengatakan apapun kepada semua orang yang ada disana.

Melihat itu, kepala pengawal mengangkat tangannya dan seorang pengawal yang membawa sebuah pecut berjalan mendekati tuan Xi dan mengayunkannya pada tubuh kakak selir Ning.

Meski sudah di pukul beberapa kali, kakak selir Ning tetap diam tidak mau mengatakan yang sebenarnya.

Kepala pengawal kembali mengangkat tangannya, dan pengawal itu menghentikan ayunan pecutnya pada tubuh kakak selir Ning.

"Tuan Xi, apakah anda tahu hukuman karena sudah menyakiti dan ingin membunuh anggota kerajaan?" Tanya kepala pengadilan.

Kakak selir Ning tersenyum sambil menahan rasa sakit, dan menatap nanar kepada kepala pengadilan yang ada didepannya.

Semua yang datang merasa terkejut melihatnya tersenyum seperti itu.

"Kalian hanya penjilat yang ada di dalam istana kerajaan! Kalian bahkan tidak layak untuk memberi hormat pada selir Ning!" Seru kakak selir Ning.

prok

prok

prok

Suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar dari arah pintu aula pengadilan.

Semua orang melihat permaisuri Yan berjalan masuk kedalam aula pengadilan itu sambil tersenyum dan menatap lurus kearah kakak selir Ning.

Kakak selir Ning yang juga melihat permaisuri Yan masuk kedalam aula itu terkejut hingga tersungkur ke lantai.

"Apa kau terkejut melihatku baik-baik saja tuan Xi?" Ucap permaisuri Yan pada kakak selir Ning.

Kepala pengadilan dan petugas yang lain segera berdiri dan berjalan mendekati permaisuri Yan.

"Salam yang mulia permaisuri." Ucap kepala pengadilan dan yang lainnya.

"Kalian lanjutkan saja tugas kalian. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu pada tuan Xi."

"Silahkan yang mulia." Ucap kepala pengadilan mempersilahkan permaisuri Yan.

Permaisuri Yan berjalan mendekati kakak selir Ning dan berjongkok didepannya.

"Tuan Xi, apa kau tahu? jika kau tidak mengakui bahwa itu adalah perbuatanu sendiri, maka yang mulia kaisar akan memberi perintah untuk menyeret adik tersayangmu dan juga seluruh keluargamu untuk ikut denganmu kealam lain. Karena aku mendengar jika yang mulia kaisar sudah mulai mencurigai selir Ning. Apa kau benar-benar ingin melihat selir Ning dan keluarga mu menderita, tuan Xi?" Ucap permaisuri Yan pada kakak selir Ning dengan pelan.

Mendengar perkataan permaisuri Yan, kakak selir Ning menggelengkan kepalanya dengan rasa takut. Dia tentu tidak mau jika keluarganya akan ikut terseret, terlebih selir Ning yang sangat ingin menjadi ratu negara Qin.

Permaisuri Yan yang sepertinya sudah mendapatkan apa yang dia inginkan berdiri dan berbalik.

"Aku sudah mengatakan apa yang ingin aku katakan pada tuan Xi. Aku harap kedepannya kalian tidak akan mendapat kesulitan dalam menangani hal ini." Ucap permaisuri Yan.

"Terima kasih atas kebaikan yang mulia permaisuri." Ucap kepala pengadilan dan semua petugas yang ada disana.

Permaisuri Yan berjalan keluar dari aula pengadilan dengan senyum puas.

"Kali ini aku sudah membantumu menyelamatkan mu dari kematian selir Ning, tapi tentu saja sangat sebanding dengan harga yang harus kamu berikan padaku."

**

Didalam paviliun He, selir Ning terlihat mondar mandir didalam kamarnya sendirian.

Pelayan yang biasa menemani selir Ning sudah dia jual kepada penjual budak di pinggiran kota.

Bagi selir Ning, pelayannya itu sudah tidak berguna lagi dan sudah membuatnya sangat kesal. Jadi dia menjualnya.

"Kakak ku yang bodoh! Walaupun dia melakukannya demi aku, tapi tetap saja. Jika dia berkata aku terlibat dalam hal ini, aku pasti akan ikut bersamanya keliang kubur." Gumam selir Ning.

Tangannya tidak berhenti bergetar karena ketakutan.

"Selir Ning, selir Ning." Seseorang memanggil namanya sambil berlari.

"Ada apa, kenapa kau berlari seperti itu?"

"Kakak anda... kakak anda...."

"Katakan dengan jelas! apa yang terjadi dengan kakak ku?"

"Dia... dia akan di penggal besok di kota Xu."

Selir Ning mematung, tubuhnya tiba-tiba seperti tidak mempunyai tulang dan jatuh diatas lantai.

"Selir Ning."

Air mata selir ning keluar, dia terisak setelah mendengar kabar tentang kakaknya.

Jika besok kakaknya akan di penggal, itu artinya dia telah mengakui kejahatannya dan tidak mengatakan apapun tentang selir Ning yang juga terlibat didalamnya.

"Kakak, kakak. Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Kakak ku.... Dia tidak boleh mati. Kakak!"

Tangisan histeris selir Ning terdengar sampai luar paviliunnya.

Permaisuri Yan yang sengaja melewati paviliun itu tersenyum mendengar suara selir Ning yang berteriak dari dalam paviliun.

"Perlahan, nikmatilah semuanya selir Ning. Karena setelah ini, kaisar Shun yang selalu memanjakanmu juga kan merasakan sedikit permainan dariku."

Permaisuri Yan melangkah pergi dari depan bangunan paviliun He bersama dengan Xiao Wei yang selalu setia bersamanya.

Sementara itu didalam istana raja, kaisar Shun yang sudah mendengar jika kakak dari selir Ning sudah mengaku jika dirinya sendiri yang melakukan kejahatan itu terdiam.

Kaisar Shun masih merasa janggal karena bagaimana pun tuan Xi bukanlah pejabat kerajaan dan tidak mempunyai akses keluar masuk seenaknya di istana. Kecuali seseorang yang ada didalam istana memberikannya izin.

Hal itu yang membuat kaisar Shun curiga dengan selir Ning, jika kakak nya menyelinap masuk dan memasang perangkap itu dimalam hari, tentu saja akanl langsung teratangkap oleh pengawal yang berjaga disana.

"Selir Ning, jika ini berkaitan dengannya. Aku...."

Kaisar Shun yang sangat menyukai dan memanjakan selir Ning tentu tidak akan rela jika harus memberikan hukuman yang sama seperti kakaknya dapatkan besok.

Tangan kaisar Shun mengepal karena dia tidak bisa mengambil keputusan terhadap selir Ning dan permaisuri Yan.

Kaisar Shun yang mendapatkan kertas dari pengadilan kerajaan, menatapnya dengan serius. Kertas itu adalah surat yang menyatakan jika kakak selir Ning telah melakukan kejahatan terhadap anggota kerajaan dan akan mendapatkan hukuman pancung di kota Xu.

Kaisar Shun membuka stempel raja yang berbentuk naga dan terbuat dari emas. Kaisar Shun lalu menempelkan stempel itu diatas kertas dari pengadilan kerajaan, yang artinya dia menyetujui jika tuan Xi itu akan menjalankan hukuman mati besok.

Setelah memberikan stempel diatas surat pernyataan itu, kaisar Shun menyimpan kertas itu. Karena kertas itu akan diambil oleh kepala pengadilan nanti.

(Maaf ya kakak semua, akhir" ini Xia Lin agak sibuk. Jadi belum bisa double up. Besok" jika kerjaan sudah mendingan, Xia Lin bakal selalu double up buat kakak semua. Sambil menunggu kalian bisa baca " The Queen Psycho" dulu. Ceritanya tidak kalah seru 😊. Terima kasih karena selalu mendukung Xia Lin 🙏😁)

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

rasakn kauu,, selir ning...
buah dr kejahatan mu🙄🙄

2024-04-29

0

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

🐊⃝⃟ 🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿᥴꪖꪀ𝓽𝓲𝘬ꪖꪶꫝ

keren bgt karyamu thor

2024-03-17

1

🌸 Airyein 🌸

🌸 Airyein 🌸

Semoga kebahagian kaisar kamvret nih segera enyah

2024-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!